Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak

Di dalam suatu keluarga, pembagian peran (ibu mengurus anak dan rumah, sedangkan ayah bertugas mencari nafkah), dalam kondisi sekarang sudah dianggap jadul alias tidak sesuai lagi dengan tantangan perkembangan yang ada.
Sebagai sebuah keluarga, ayah merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Anak-anak sekarang tumbuh di jaman yang penuh dengan tantangan dan ujian. Mereka butuh sosok yang dapat melindungi dan dijadikan sandaran menghadapi semua itu. Tentu saja yang dimaksud adalah ayah dan ibu. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Tidak boleh saling lepas tanggung jawab atau menyerahklan pengasuhan hanya pada salah satu pihak saja. Jadi, apa saja yang dibutuhkan seorang anak dari ayahnya? 

 Menurut Irwan Rinaldi, seorang aktivis pendamping quality time fathering skill yang menuangkan "Tugas ayah" dalam Majalah Ummi,  mengatakan bahwa tugas ayah selain mencari nafkah juga berperan dalam  loving (mencintai), coaching (membina) dan modelling (memberi contoh).

Loving
Jangan biarkan anak hidup tanpa merasakan cinta dari ayahnya. Sesibuk apapun seorang ayah diharapkan dapat melakukan beberapa hal berikut ini :
  • Memberikan cinta kepada anak dengan tanpa syarat. Beritahukan pada anak, jika ayah mencintai anak, apa pun yang akan terjadi.
  • Tunjukan cinta tidak hanya lewat kata-kata saja. Coba tunjukkan dengna perbuatan. Sediakan waktu untuk bersentuhan secara wajar, karena akan menjadi dasar bagi anak untuk tumbuh dan percaya diri.
  • Perlakukan anak seperti ayah ingin diperlakukan. Mencintai berarti menghargai anak sebagai manusia.
  • Hargai keunikan yang dimiliki setiap anak. Sehingga anak akan bebas mengungkapkan apa saja yang ada di dalam pikiran dan hatinya.
  • Berhenti berobsesi untuk menjadi ayah yang sempurna. Akui kesalahan jika ayah terlanjur gagal mengendalikan emosi atau temperamen. Kejujuran ayah sesungguhnya akan begitu  dihargai oleh anak. Intinya : mendengarkan, mendorong  dan berikan keyakinan pada anak.
Coaching
Seorang ayah harus dapat berperan sebagai seorang pembina sehingga dapat menjadi narasumber yang terbaik bagi anak. Karena anak cenderung bertanya dan meminta bimbingan kepada ayahnya. Dua hal yang harus dilakukan seorang ayah agar bisa melakukan peran coaching dengan baik yaitu, pertama, ayah wajib terlibat dalam seluruh aspek kehidupan anak. Harus menginvestasikan waktunya secara aktif dalam pendidikan anak, turut serta bermain bersama dan bekerja dalam satu proyek.
Kedua, ayah memiliki kesadaran yang penuh jika anak memiliki potensi, minat dan kelemahan yang sama seperti anak yang lainnya. Ketika ayah menyadari hal tersebut, maka akan ada usaha untuk menggali, bukan mendikte potensi yang dimiliki anak.

Modelling
Setiap anak  selalu ingin menjadi seperti ayahnya. Hanya mencontoh ayahnya, bukan yang lain. Tetapi, kenapa anak sekarang banyak yang tidak menjadikan ayahnya sebagai contoh? Barangkali, karena ayah tidak bisa menjadi model dalam kehidupannya. Mengapa demikian?
Pertama, Ayah tidak konsisten dalam mengasuh anaknya Akibatnya anak juga memiliki karakter yang tidak konsisten. Anak menjalani hidupnya tanpa rasa percaya diri, tanpa rasa aman dan nyaman.
Kedua, ayah tidak memiliki value ketika berinteraksi dengan anaknya. Sehingga anak tumbuh menjadi anak yang tidak memiliki prinsip dalam hidup, rendah secara spiritual dan terlambat menemukan jati diri.

Berangkat dari itu semua, peran ayah yang maksimal sangat dibutuhkan oleh istri dan anak-anaknya. Sehingga  anak bisa tumbuh dengan baik di era yang penuh tantangan dan ujian ini.

Post a Comment

8 Comments

  1. Aahhh... Beneerr... benerr bangettt... Ayah harus punya peran yang lebih lagi dlm kepengasuhan ya?

    ReplyDelete
  2. Wah saya jadi makin cinta sama Ayah saya mbak...dan makin pengen ajdi anak yg sholeh, semoga saya bisa punya keluarga sutu hari nanti dan jadi ayah yg baik aamiin ^-^.9 mksih y mbak mencerahkan hati nih tulisannya mantap

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga nanti bisa jadi ayah yang baik buat anak-anaknya ya...aamiin..aamiin

      Delete
  3. Wah bagus nih isi postingannya :D

    ReplyDelete
  4. Saya menyoroti yang terakhir ...
    Modelling ... ini benar sekali.
    Kebetulan saya dikaruniai tiga orang anak ... dan semuanya laki-laki ...
    mereka pasti melihat saya sebagai "referensi" utama. Saya harus senantiasa menjaga sikap, perkataan dan tingkah laku saya ...

    Selamat Hari Ayah ...

    Salam saya
    (14/11 : 9)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Pak..anak-anak gemar meniru, terutama sosok yang paling dekat,seperti ayahnya

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^