9 Ciri Pemilik Gaya Belajar Auditori

9 Ciri pemilik gaya belajar auditori merupakan tulisan lanjutan setelah sebelumnya, saya menceritakan kisah anak laki-laki saya yang memiliki gaya belajar kinestetik. Ya, gaya belajar kedua anak saya berbeda. Mereka memiliki tipe belajar sesuai dengan karakternya masing-masing.

Yang disebut gaya belajar adalah proses belajar yang digunakan seseorang dalam mempelajari sesuatu. 
Jika kita mengetahui gaya belajar yang dimiliki anak kita, maka orang tua dapat dengan mudah mengarahkan anaknya. Membimbing agar anaknya mudah untuk menerima pelajaran dan informasi yang diberikan.
9 Ciri pemilik gaya belajar auditori

Berbeda dengan adiknya yang mempunyai gaya belajar kinestetik, anak perempuan saya lebih cenderung memiliki gaya belajar auditori. Yaitu anak yang memiliki cara belajar lebih mudah menerima dan mengolah informasi melalui indera pendengaran. Dia lebih menyukai belajar sambil mendengarkan

Baca juga artikel terkait : 8 Ciri anak dengan gaya belajar kinestetik

9 Ciri Pemilik Gaya Belajar Auditori


Lalu, bagaimana cirinya anak yang memiliki gaya belajar auditori itu? Ada 9 ciri yang ada pada anak dengan gaya belajar auditori, diantaranya yaitu :

1. Senang mendengarkan musik, sandiwara, debat, diskusi atau siaran radio.

Bisa dibilang anak sulung saya ini, tidak bisa lepas dari musik. Bahkan ketika dia menjalankan tugas mencuci piring pun, dilakukannya sambil mendengarkan musik. Bagaimana dengan di kamar mandi? Wah itu juga sudah jadi kebiasaan dia, bersenandung di kamar mandi.

2. Menyukai apabila dibacakan cerita dengan berbagai intonasi. Dan jika dia membaca, lebih menyukai membaca sambil mengeluarkan suaranya sendiri. Dalam menanggapi instruksi, anak lebih senang memilih insruksi secara verbal. 

Saya jadi teringat sewaktu kakak masih kecil dahulu. Dia paling senang jika dibacakan cerita ketika menjelang tidur. Dia akan tertawa senang, bila saya membacakan dengan intonasi yang lucu. :) Seperti menirukan suara harimau atau suara nenek-nenek.
Sampai sekarang, memasuki bangku SMP, sulung saya ini, selalu mengeluarkan suaranya jika membaca sesuatu.

3. Senang dengan aktivitas yang kreatif seperti berbicara, bernyanyi, berdebat, bercerita, dan diskusi  

Selain senang bernyanyi dan mendengarkan musik, gadis kecil saya senang bercerita. Apabila pulang sekolah, saya harus siap mendengarkan ceritanya yang panjang lebar kali tinggi #eh. 
Lucu, deh, kalau dia bercerita. Sangat ekspresif ..he..he..

4. Apabila belajar, pelajaran akan mudah diserap dengan cara mendengarkan musik atau melalui media musik.

Pernah suatu saat, kakak saya tegur karena terdengar suara musik di kamarnya sepanjang sore itu. Sedangkan sebelumnya saya menyuruhnya untuk belajar. Ternyata ketika saya lihat ke dalam kamar, dia sedang mengerjakan tugas pekerjaan rumah mata pelajaran matematika. Dan dia mengerjakan soal-soal berhitung sambil mendengarkan musik, ternyata soal yang dikerjakannya lebih cepat selesai.

Padahal, saya paling tidak suka bila harus berpikir dalam keadaan hingar bingar. Tapi kakak malah lebih cepat belajarnya bila sambil mendengarkan musik. Ini membuktikan jika gaya belajar setiap orang berbeda-beda. Maka, alangkah tidak bijak jika kita tidak menyamaratakan.

5. Bagus dalam tata bahasa dan bahasa asing.

Untuk soal yang ini, anak pertama saya ini memang sangat menyukai pelajaran Bahasa Inggris. Bahkan dia pun memiliki prestasi ketika ikut dalam perlombaan story teling. Alhamdulillah.

6. Cenderung  dapat mengingat lebih baik  kata-kata atau ide yang pernah dia ucapkan. Termasuk dalam mengingat nama orang. Anak dengan gaya belajar auditori mudah mengingat nama orang dan senang menirukan ucapan orang lain dengan baik.

7. Kadangkala mengungkapkan emosi secara verbal melalui perubahan nada bicara atau intonasi. 
Hmm ... untuk yang satu ini., sulung saya memang memiliki cirinya. Jika dia senang emosi, nada bicaranya bisa naik dan volumenya pun bisa menjadi keras. #tidak untuk ditiru :(

8. Menyerap pelajaran bisa lebih baik dengan cara mendengarkan rekaman. Bisa pula dengan cara merekam suaranya sendiri ketika membaca bahan pelajaran.

Jangan heran, jika kakak sedang belajar, adiknya bisa terganggu aktivitasnya karena suara saudaranya yang keras ketika membaca buku pelajaran. Untuk menyiasati hal ini, saya memilih memisahkan jam waktu belajar mereka. Agar si kinestetik dan auditori tidak saling mengganggu. :)

 9. Ciri pemilik tipe belajar yang mengandalkan alat pendengaran ini, yang terakhir yaitu, sulit diam dalam waktu yang lama.

Sebenarnya ciri ini sudah tidak lagi terdapat pada anak perempuan saya. Barangkali karena dia sudah semakin besar, ya.. jadi tidak seperti waktu dia kecil dahulu yang memang tidak bisa diam dalam waktu yang lama.

Itulah beberapa ciri gaya belajar auditori yang dalam kenyataanya tidak semuanya ada pada anak auditori. Jadi bisa saja, hanya sebagian besar dari ciri tersebut yang dimiliki oleh anak.
 
http://www.nurulfitri.com/2016/05/9-ciri-pemilik-gaya-belajar-auditori.htm
Lalu, bagaimana sikap orang tua menghadapi  anak dengan tipe gaya belajar ini? Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua yaitu :
  1. Bantu anak ketika belajar dengan cara membacakan bahan pelajaran untuk anak yang masih kecil. Atau bantu anak dengan menggunakan musik sebagai sarana belajar.
  2. Untuk memudahkan anak merekam pelajaran yang diberikan di sekolah, bekali anak dengan alat perekam suara, agar anak bisa merekam pelajaran di sekolah dan mengulangnya kembali ketika di rumah. 
  3. Orang tua perlu mencari tahu, tipe guru yang mengajar di sekolah anak. Bila guru mengajar dengan tipe berbeda, maka orang tua perlu melengkapinya di rumah. Karena bila guru mengajar dengan tipe yang berbeda, maka anak akan merasa kesulitan dalam menangkap informasi. Lakukan pengulangan di rumah dengan menambah intonasi cara membacanya.
  4. Lebih sering melibatkan anak dalam diskusi secara verbal. Pilihlan materi yang menarik dan disukai oleh anak. Materi pun tidak perlu harus bahan pelajaran.
  5. Beri penghargaan pada anak untuk meningkatkan motivasi dalam dirinya dan bisa menumbuhkan rasa percaya diri anak.
  6. Ajari anak untuk membiasakan untuk merekam ide atau gagasan sebelum dituangkan dalam bentuk tullisan.  
Nah, setelah mengetahui ciri pemilik gaya auditori beserta cara menghadapinya, orang tua bisa membimbing anak untuk menyerap bahan pelajaran.
Anak menjadi semakin pintar, orang tua pun senang :)
Bagaimana dengan anak teman-teman? Apakah ada ciri yang sama dengan uraian di atas?
 
 

Post a Comment

16 Comments

  1. gaya belajar anak pertamaku juga auditori...saat membaca pasti dia sambil mendengarkan musik bahkan nyalain TV. Anteng gitu, kalo lagi belajar. Lain dengan adiknya yang lebih ke kinestetik...yang cenderung aktif, bahkan kesannya banyak mainnya..hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anak pertama dan anak kedua kita memiliki gaya belajar yang sama ya, Mbak :)

      Delete
  2. anak saya ada yg masuk ciri2 di atas, tapi ada pula yg tdk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang terkadang hanya sebagian ciri-ciri itu ada pada anak. Kita perlu melihat yang dominannya ya mbak...

      Delete
  3. dulu pas gak tahu sial auditori, sempet mencak2 *sebentar doang, tapi yaa udah emang begitu caranya dia mudah memahami pelajaran.Alhamdullilah saya gak kerepotin spt nungguin belajar, ngelesin macem2 dia sendiri udah mandiri malahan nilai latihan ujian kemarin tertinggi di sekolahan. Hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah...kereen, anaknya mbak Tanty dapat nilai tertinggi. Selamat ya mbak :)

      Delete
  4. Wah, ini sama kayak anak pertamaku Mba Nurul. Kalau belajar sambil ndengerin musik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba Ety, ternyata anak pertama kita sama-sama auditori ya.. :)

      Delete
  5. senang mendengarkan juga bercerita,, jangan jangan tipe orang yang suka gosip juga lagi mba hihihii (kalau ibu ibu).. aku suka belajar sambil mendengarkan musik.. tapi belum tentu aku auditori karena belum baca tipe belajar lainnya hihihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi..hi...mbak Asty bukan termasuk yang suka gosip, kan? he..he..he

      Delete
  6. Teh Nurul, anak sulung saya juga tipe auditory. Ciri-cirinya Persis yang ditulis di atas. Tips di atas bisa dilakukan ketika anaknya masih kecil, soalnya kalau sudah besar mau gak mau dia harus membaca banyak buku. Agak susah, jadi saya mengalaminya dengan Cara membaca dengan suaranya nyaring/dikeraskan. Lumayan Teh lama2 mah anaknya bisa belajar dengan Cara ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, untuk membacakan buku, cocoknya untuk anak yang kecil. kalo udah besar, dia harus mau baca sendiri. Anak saya, baca sendiri tapi tetap dengan bersuara he..he.

      Delete
  7. Saya juga senang mendengarkan musik, debat, diskusi dan radio. Dan baru tahu ternyata gaya belajar itu bernama auditory.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, saya lebih suka belajar dengan suasana yang tenang, mbak :)

      Delete
  8. kalau adik aku tipenya audio cara belajarnya, jadi sambil dengerin musik, sama seperti aku,hehehe

    ReplyDelete
  9. Anak kedua saya nih kayaknya auditori. Senang bercerita dan menirukan suara-suara.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^