Tiga
tahun terakhir, sekolah tempat anak saya belajar telah dikunjungi oleh Mahasiswa
Hankuk University. Ketika mahasiswa dari Korea ini datang pertama kali di tahun
2011, siswa dan siswi di SDIT Alamy begitu antusias. Sepertinya mereka menganggap
para mahasiswa itu para selebritis. Terlihat dari sambutan anak-anak SD itu
ketika mahasiswa dari Korea itu menyapa mereka. Begitu heboh!
Selama 4 hari, Mahasiswa Hankuk
University Foreign Study (HUFS), memperkenalkan budaya Korea kepada para guru
dan murid di sana. Mereka memperkenalkan berbagai macam permainan tradisional
Korea seperti Permainan Yutnory (di Indonesia menyerupai permainan ular tangga) dan Permainan
Mungunghwa kkochi piosemida (permainan yang menggunakan bahan sabun colek). Selain
permainan, mereka juga mengajarkan berbagai macam ketrampilan. Membuat alat musik
dari strerofoam, menempel kertas dan
lain-lain. Komunikasi antara mahasiswa, guru dan murid bisa berjalan
lancar. Sedikit-sedikit mengunakan Bahasa Inggris, yang tentunya menggunakan
kata yang paling simple dan bahasa
isyarat untuk berinteraksi.
Pada
hari terakhir Mahasiswa Hankuk University mengajar di SDIT Alamy, diadakan
acara perpisahan. Selain murid, orang tua juga diundang untuk hadir menyaksikan
pertunjukan budaya Korea yang dimainkan oleh para mahasiswa. Mereka menyuguhkan
tarian tradisional Korea Buchaechoom dengan menggunakan kipas sebagai alat
pendukungnya. Formasi tarian yang menyerupai bunga sangat memukau para penonton
saat itu.
Ilmu
beladiri tae kwon do juga dipertunjukkan oleh mereka. Teriakan kagum sesekali
terdengar ketika para mahasiswa itu berhasil memecahkan genteng atau papan
kayu. Yang tidak kalah menariknya ketika para mahasiswa itu memainkan alat musik
perkusi. Sepintas mirip dengan alat musik gendang, rebana dan alat musik musik pukul
lainnya yang dimiliki oleh kebudayaan Indonesia.
Untuk
Fasya anak sulung saya, yang sudah mulai mengenal dunia facebook, kesempatan
untuk terus berhubungan dengan mahasiswa itu dimanfaatkan dengan menjalin
pertemanan di dunia maya. Keuntungannya, anak bisa mempraktekkan Bahasa Inggris
ketika berkomunikasi. Sesekali membuka kamus Bahasa Inggrisnya atau menanyakan
pada kami orang tuanya jika mengalami kesulitan. Dampaknya ternyata tidak hanya
sampai disitu saja. Sekarang anak sulung saya juga telah memilki kamus Bahasa Korea
yang dibelinya sendiri dengan uang tabungannya. Agar lebih lancar berkomunikasi
dengan para mahasiswa dari Korea katanya. Apapun dampaknya, semoga saja
anak-anak bisa lebih mengenal kebudayaannya sendiri melebihi kebudayaan dari negara
lain.
4 Comments
wih korea masuk sekolah ya, hebat ya, maknya juga heboh ga liat orang korea haha, kan sebagian mak2 senang drakor (drama korea)
ReplyDeleteEmaknya heboh di tahun pertama mereka datang aja..tahun selanjutnya ya..udah biasa lagi. Tapi anak-anak mah tetep aja pada heboh. Bener deh mereka dianggap kayak artis-artis di film korea gitu..hi hi...
ReplyDeletewah, anaknya seneng bahasa korea ya bu, sampai nabung buat beli kamusnyaa :D keren! hihi, smg sekaliyan jd torguide klu jalan2 ke korea yah bu..hhihihi
ReplyDeleteiya bu..gara-gara berteman dengan orang korea jadi ingin bisa bahasa korea he..he
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^