4 Prinsip Hidup Umat Islam


Pengajian di Majelis ta'lim Ar Rosidah Hari Sabtu kemarin berbeda dari biasanya. Biasanya ta'lim diisi oleh seorang ustad. Tapi kemarin yang mengisi seorang ustadzah. Saya sempat bertanya-tanya dalam hati, bagaimana cara penyampaian ustadzah ini. Apakah bisa membuat ibu-ibu majelis ta'lim ini bisa mendengarkan tausiahnya hingga akhir tanpa rasa mengantuk? He..he..

Alhamdulillah,penyampaian ibu dengan jilbab lebar itu ternyata tidak membosankan. Kami semua mendengar semua pembahasannya dengan asik. Bahasan yang diberikan Ustadzah Popi H, S.Ag kemarin adalah tentang 4 Prinsip Hidup Umat Islam. Apa saja prinsip hidup yang berdasarkan Hadist Abu Daud itu?
Imam Abu Daud sebagai salah satu dari 7 imam besar dalam Islam mengatakan Prinsip Hidup Umat Islam itu adalah:

1. "Sesungguhnya nilai amal itu adalah tergantung niatnya dan setiap orang pasti mendapatkan (pahala) dari yang ia niatkan." 
 
Jadi, amal seseorang itu tergantung pada niatnya. Dengan amal perbuatannya pula, setiap orang mendapatkan pahala. Perbuatan amal sholeh itu ternyata belum tentu diterima oleh Allah. Mengapa? Karena ciri perbuatan yang akan tercatat sebagai amal sholeh dan diterima oleh Allah yaitu :
  • Niat yang ikhlas karena Allah
  • Sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rosululloh.
Lalu bagaimana kita tahu apa saja yang telah dicontohkan oleh Rosululloh? Kita bisa mengetahuinya dengan belajar. Tidak hanya mendengar saja, tapi harus dibarengi dengan membaca dan mempelajari Al- Qur'an. Sehingga kita bisa melakukakan apa yang telah diajarkan atau dicontohkan oleh Rosul. 
Ustadzah Popi juga menambahkan, ada hal yang dapat merusak niat ibadah kita. Salah satunya perasaan riya. Riya merupakan salah satu perbuatan yang dapat merusak amal perbuatan kita. Perbuatan baik akan menjadi sia-sia ketika kita ingin mendapat pujian dari orang lain. Memperlihatkan kepada umum mengenai apa yang telah kita lakukan adalah perbuatan yang sia-sia. 
 
2. "Sebaik-baik Islam seseorang, meninggalkan apa-apa yang sekiranya tidak bermanfaat bagi dirinya " 
 
Alangkah baiknya jika seorang muslim meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Dengan melakukan hal ini, maka akan meningkatkan prestasi dan ketakwaan seorang muslim. 
 
Ustadzah kemudian memberikan salah satu contohnya. Seperti beberapa anak muda yang hanya menghabisakan waktunya nongkrong di pinggir jalan merupakan hal yang tidak bermanfaat. Carilah kegiatan yang bermanfaat. Dengan begitu, bisa menjadi sebuah pekerjaan dan memilki penghasilan. Seandainya saja, setiap pemuda muslim selalu melakukan hal yang bermanfaat, tentunya bisa mengurangi pengangguran. Membuat pekerjaan sendiri dan tidak hanya menunggu ada pekerjaan.
 
3. "Seorang mukmin tidak akan menjadi mukmin yang baik sampai ia suka atau cinta terhadap saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri."
 
Perlakukan orang lain, seperti kita memperlakukan diri sendiri. Bila kita tidak mau disakiti, maka jangan menyakiti orang lain. 
Keadaan yuang cukup memprihatinkan belakangan ini adalah banyaknya orang yang mengambil keuntungan dengan cara merugikan orang lain. Contohnya, ingin untung banyak, seorang pedagang daging, mencampurkan daging sapi dengan daging babi. Dia tidak bepikir jika dapat merugikan orang lain. Seharusnya, jika dia tidak mau ditipu, maka jangan melakukan penipuan terhadap orang lain. 
 
4. "Sesungguhnya yang halal telah jelas, yang haram pun telah jelas, tetapi diantara keduanya ada perkara-perkara yang masih Syubhat."
 
Syubhat adalah perbuatan yang masih samar dan dipertentangkan hukumnya berdasarkan dalil. Letaknya antara hal yang halal dan yang haram. Hati-hatilah dengan perkara syubhat. Bila hukumnya masih diragukan, lebih baik ditinggalkan saja. 
 
Sebenarnya di dalam Al-Qur'an hanya sedikit sekali menerangkan hal-hal yang dianggap haram. Namun begitu banyak perbuatan yang halal dan dapat kita lakukan. Menyikapi hal ini, alangkah bijaknya jika kita berlomba-lomba melakukan hal yang halal dan telah tertulis dengan jelas di Al-Qur'an. Daripada melakukan hal yang tidak jelas hukumnya seperti syubhat tadi. Contohnya, apabila kita  ragu memakan daging yang dijual di pasar karena proses penyembelihannya, maka lebih baik kita memakan hewan hasil sembelihan sendiri.
 
Mengetahui 4 prinsip hidup ini, membuat kita harus lebih instropeksi diri. Apakah kita sudah menjalani semuanya dengan baik? Tanpa prinsip hidup ini, maka akan semakin banyak koruptor, perbuatan zina, perjudian dan hal-hal yang sangat tidak baik.
 
Apabila seorang muslim memegang prinsip hidup ini dengan teguh, maka akan tercipta sosok muslim yang memilki kualitas yang tinggi. Tentu saja, ini akan menciptakan kesejahteraan dan kedamaian di  masyarakat kita.
 
Sudahkan kita melakukan keempat prinsip hidup ini? 
Salam takzim

 

Post a Comment

0 Comments