Hijrah, itu yang keluarga saya lakukan di awal tahun pelajaran baru kemarin. Ketika anak sulung saya memutuskan untuk menimba ilmu di kota kelahiran saya, membuat kami sekeluarga memilih untuk mengikutinya. Turut pindah ke Kota Bandung.
Pindah ke tempat baru, tentu saja memerlukan banyak penyesuaian. Meskipun sebenarnya Kota Bandung bukanlah tempat yang benar-benar baru bagi saya. Saya lahir dan besar di kota kembang, menuntut ilmu pun, di ibu kota Propinsi Jawa Barat ini. Namun setelah 14 tahun berada di luar kota, kembali ke kampung halaman, setidaknya ada yang beberapa hal yang memerlukan penyesuaian.
Pindah ke tempat baru, tentu saja memerlukan banyak penyesuaian. Meskipun sebenarnya Kota Bandung bukanlah tempat yang benar-benar baru bagi saya. Saya lahir dan besar di kota kembang, menuntut ilmu pun, di ibu kota Propinsi Jawa Barat ini. Namun setelah 14 tahun berada di luar kota, kembali ke kampung halaman, setidaknya ada yang beberapa hal yang memerlukan penyesuaian.
Apa saja yang memerlukan penyesuaian? Tentu saja banyak, karena situasi, kondisi dan temperatur udara antara Kota Bandung dan Kota Subang, banyak perbedaan. Perlu diketahui, kami tinggal di pusat Kota Subang yang tidak jauh dari pantai laut utara. Yang berarti, suhu udara di kota penghasil nanas ini, cukup panas.
Ketika pertama kali pindah ke Kota Subang, terus terang kami tidak nyaman dengan hawa panas kota tersebut. Seiring waktu akhirnya kami pun melakukan penyesuaian, salah satunya dengan memasang AC di rumah.
Dan kini, kami sekeluarga hijrah kembali ke Kota Bandung. Kondisi cuaca dan hawa yang berbeda, membuat kami perlu penyesuaian kembali.
Menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
Kondisi yang ada di kota besar tentu saja berbeda dengan kota kabupaten, tempat keluarga saya tinggal, selama 14 tahun terakhir ini. Kota besar yang memiliki wilayah luas, juga kepadatan penduduknya, membuat mobilitas kota kembang melaju tanpa bisa menunggu siapa pun yang bergerak lamban.
Sebagai perbandingan, ketika hendak menggunakan mobil angkutan umum, masyarakat di kota dituntut untuk lebih berjuang dibandingkan penduduk yang tinggal di daerah.
Misalnya saja, ketika masyarakat kota hendak menggunakan bis kota, mereka dituntut untuk lebih sigap supaya bisa masuk kendaraan, demi mendapatkan tempat duduk. Selain itu, ketepatan waktu sangat diperhitungkan sekali. Apabila tertinggal dan akhirnya harus menggunakan bis yang berikutnya, tentu dapat menyita waktu dan sangat merugikan bagi mereka pelaku mobilitas tinggi.
Memulai hari dengan lebih awal
Pusat Kota Subang, memiliki luas wilayah yang tidak terlalu besar. Sehingga, bila hendak ke kantor atau menuju ke sekolah, tidak memerlukan waktu yang lama.
Semua serba dekat, serba terjangkau. Bisa berada dalam dua tempat, dalam waktu yang singkat. Contohnya saja tempat anak-anak saya menuntut ilmu. Sekolah anak yang sulung, cukup ditempuh dalam jangka waktu sekitar 5 menit hinga 7 menit saja, dari rumah. Anak bungsu saya, membutuhkan sekitar 10 menit hingga 15 menit jarak tempuhnya.
Ketika memutuskan untuk hijrah ke Kota Bandung, kami menyadari jarak tempuh antara sekolah dan tempat tinggal akan lebih jauh dari sebelumnya. Apalagi wilayah Kota Bandung cukup luas. Saya tinggal di daerah Bandung Timur, sedangkan anak sekolah saya di Bandung bagian tengah. Jika menggunakan sepeda motor, untuk menuju sekolah, anak saya membutuhkan waktu sekitar satu jam dalam keadaan lalu lintas yang padat. Untuk menyiasatinya, sulung saya berangkat lebih pagi, saat jam kantor belum mulai. Sehingga cukup menghabiskan waktu sekitar 30 hingga 35 menit saja.
Oleh karenanya, sejak hijrah ke Kota Bandung, saya harus memulai hari lebih awal. bangun lebih awal, maksudnya. Sebelum adzan shubuh, saya harus sudah mempersiapkan sarapan untuk anak-anak. Jadi, ketika mereka berangkat sekolah, anak-anak sudah sarapan dan siap membawa bekal makanan untuk siang hari.
Beradaptasi dengan suhu yang lebih dingin
Satu hal lagi yang harus saya lakukan ketika memutuskan hijrah ke Kota Bandung. Apalagi kalau bukan menyesuaikan diri dengan dinginnya Kota Bandung. Setelah 14 tahun akrab dengan suhu panas di kota yang memiliki tempat wisata sumber air panas itu, hari-hari pertama di Bandung, saya kerap merasakan dingin yang menusuk.
Kadang saya menggigil saat matahari berada di atas kepala. Mungkin ada yang beranggapan, kalau saya agak berlebihan. Hihihi .. tapi memang bener, deh, dinginnya membuat saya mengigil. Di kota yang memiliki julukan kota mode ini, saya tinggal di Bandung bagian timur, tepatnya di kaki Gunung Manglayang.
Yups, bukan di pusat kota yang mulai dipenuhi gedung-gedung tinggi dan dipadati rumah penduduk, tapi di daerah pinggiran yang masih asri dan memiliki udara yang segar. Nah, bayangkan saja, setelah belasan tahun tinggal di daerah bersuhu panas, saya harus tinggal di kaki gunung yang dingin. Bahkan kadang bisa menikmati indahnya pemandangan kaki gunung yang berselimut kabut di pagi hari.
Untuk mengatasi dinginnya udara di sekitar tempat tinggal, saya membutuhkan pakaian yang bisa melindungi tubuh dari tusukan udara yang dingin. Tentu saja, saya butuh jaket, harus beli, nih! Tapi bukan sembarang jaket, dong! Eh, kenapa harus beli, memangnya sebelumnya enggak punya?
Ada, tapi udah mulai kusam dan panjangnya hanya sebatas pinggang. Karena berhijab, saya membutuhkan jaket yang sesuai dengan hijab saya. Inginnya jaket yang bisa menutupi tubuh bagian belakang. Malu aja, kan, depannya tertutup rapi, tapi bagian belakang kemana-mana ... hihihi...
Beruntung saya, mendapatkan info dari beberapa teman di komunitas Blogger Bandung. Ada Hijacket shop yang menyediakan barang yang sedang saya butuhkan. Wah ... cocok dengan keinginan saya. Dari namanya saja kita sudah tahu, hijacket yang berati jaket untuk yang berhijab. Pasti modelnya menyesuaikan, bukan?
Tanpa menunggu lama, akhirnya saya ngubek-ngubek website-nya. Dan apa yang saya temukan? Aiih ... banyak sekali modelnya. Ada Urbanashion, Basic, Twistone dan masih banyak model lainnya. Semuanya, bagus-bagus ...
Setelah bolak-balik melihat, akhirnya saya memutuskan memilih model Urbanashion. Kenapa memilih model Urbanashion? Karena, selain menutupi bagian belakang, model ini memiliki tali di bagian pinggangnya. Saya lebih senang menggunakan jacket pilihan saya ini, dengan menarik talinya hingga berkerut di pinggang. Bisa mengakali juga, sih, agar panjang jaket tidak terlalu menutupi tubuh saya ... hihihi...
Bahannya nyaman dan tentu saja menghangatkan, loh! Biasanya, jaket yang hangat di tubuh, bahannya tebal dan terasa berat, ya, enggak? Hal ini enggak berlaku pada hijacket. Selain menghangatkan, terbuat dari bahan yang lembut dan tidak terasa berat. Sesuai dengan keinginan saya, alhamdulillah.
Barangkali ada teman-teman yang penasaran dengan model Urbanashion yang saya pilih atau ingin melihat model lainnya? Bisa lihat di websitenya ya ... Manggaa ... dipilih ... dipilih ... Jaket yang ada di Hijacket ini, selain modelnya pas untuk yang berhijab, harganya pun aman di kantong. Apalagi kantongnya emak-emak macam saya ^~^
Akhirnya saya bisa memiliki jaket yang nyaman, dan modelnya yang menyesuaikan dengan hijab yang saya gunakan. Maka ... dinginnya udara di sekitar kaki Gunung Manglayang pun, akhirnya bisa saya taklukan dengan menggunakan jaket dari Hijacket. #eheem!
Memang selalu ada hal yang perlu dilakukan ketika kita memutuskan untuk berhijrah. Menyesuaikan segala sesuatu yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Kepindahan keluarga saya ke Bandung pun membutuhkan banyak penyesuaian. Dan alhamdulillah, satu persatu sudah bisa kami tangani.
Bagaimana dengan teman-teman, pernah mengalami hijrah? Baik secara fisik maupun psikis? Memerlukan banyak penyesuaian untuk menjalaninya, bukan?
52 Comments
Haii Teteh berjacket meraaaah..
ReplyDeleteHalagh Teteh pindah ke Bandung Timur ya, dketan atuh kita.
Hayu ahh kita mit ap di batu kuda manglayang, aku sering jalan ke sana kalo lagi pas di Rumah Mama..
Haaiii... Teteeeh.. #dadah-dadah
DeleteWaah, ternyata kita deketan, ya? Hayuuk! kita mit ap, Teh ..
Haneut ya teh jaketnya, cocok untuk udara Bandung yang dingin
ReplyDeleteBetul, Teh. Cocok pisaan!
DeleteInsya Allah, besok kami mau ke benua tetangga mba. Walaupun katanya di sana lagi musim panas, cuma karena daerahnya di tepi pantai jadi kayanya tetep perlu bawa jaket, soalnya liat di apk agak windy. Sayang, telat tahunya jaket ini.
ReplyDeleteWaah...asiiik, dong! Eh, masih bisa order dari sana, kan? Nyaman untuk cuaca yang windy, Mbak :)
DeleteSemoga hijrahnya berlimpah berkah ya Mbak ..Aamiin
ReplyDeleteSaya sekeluarga juga sering hijrah, tapi bukan karena kehendak sendiri ini. Lantaran harus ikut mutasi kantor suami hihihi..Tapi paling tidak semua sama seperti yang disebutkan di atas. Butuh penyesuaian di setiap tempat baru nanti
Aamiin .. makasih, Mbak.
DeleteSemua perubahan, pastinya butuh penyesuaian ya...
Wahhh asyikk ya mbak, tempat baru, suasana baru... Jaket baru juga... Jd bisa info ke saudara dan temen yang berhijab. Mkasih ya mbak info-nya!
ReplyDeleteHihihi..iya, Mbak..serba baru, jadi butuh penyesuaian.
DeleteMeski nggak berhijab tapi jaketnya lucuu.
ReplyDeleteMau ah liat2 ke websitenyaa
Iya Kak Ajen, bisa digunakan juga untuk yang gak berhijab. Modelnya bagus.
DeleteAku juga tinggal di kaki gunung mbak. Gunung ungaran. Sepertinya cocok nih jaket. Apalagi skrg lagi sering berkabut.
ReplyDeleteBrr...kebayang dinginnya ya, Mbak :)
DeleteJaketnya cocok nggak tuh kalo dipake ke luar negeri kak *lagaknya kek mau ke mana aja*.
ReplyDeleteAku nggak berhijab, tapi suka deh sama model jaketnya itu. :3
Cocok, Kak Bulan...buat dipakai saat musim salju ya ...hehehe
DeleteBerpindah tempat tinggal penyesuaian pasti awalnya tak mudah, saya pun pernah tinggal di Jakarta dan harus pindah ke Kalimantan Barat. Tinggal di daerah khatulistiwa suhunya amat sangat panas melebihi Jakarta, akan sulit tidur jika tanpa AC. Model jaketnya keren ya, membuat tampil terlihat lebih gaya dan trendy.
ReplyDeleteBetul... Pindah ke tempat yang berbeda suhunya, butuh penyesuaian
DeleteWaktu masih di bandung, saya suka koleksi jaket dan sweater. Giliran sekarang di Jogja, pakenya kaos kutung 😁😁😁
ReplyDeleteEniwei.. semoga hijrahnya terus membawa berkah ya Teh...
Waah..ternyata kita terbalik ya... Mbak Bety malah pindah ke Jogja yang hawanya panas. Pasti butuh AC ya? :))
DeleteKalau kata orang Jawa itu namanya "NGalahin anak" :D
ReplyDeleteTetanggaku jg ada yg gtu mbak, punya rmh di Jkt tapi demi pendidikan anak rela pindah Depok :D
Wow jaketnya bagus2 dan styhlish ya, cocok kalau dipakai ke daerah dingin :D
heheh,,iya Mbak,,,ngalah demi anak :)
Deletesemoga cepat beradaptasi di kota Bandung yang memang dingin mba. Saya juga masih inget 3 tahun lalu hijrah dari kota berhati Nyaman alias Jogja ke kota yang katanya lebih kejam daripada ibu tiri alias Jakarta, rasanya berat. Tapi setelah 3 tahun ya pelan-pelan sudah mulai terbiasa hidup disini.
ReplyDeletebtw, jaketnya keren euy, modis banget mba
Ya, Mas Tomi, butuh penyesuaian dengan dinginnya Kota Bandung, nih!
DeleteAku juga pernah mbak, dari pinggir pantai pindah ke daerah dingin (pegunungan)
ReplyDeleteBrrr4
Pagi-pagi tu berasap mbak, jauh sekali dg pantai yg dari pagi saja sudah bersinar haha
Di saat seperti itu jaket sangat dibutuhkan
Butuh jaket untuk menghangatkan ya..
DeleteJaketnya bagus banget mba, cocok banget untuk dicuaca dingin, hijrah ke tempat baru memang selalu bikin degdegan, dan saya termasuk orang yang susah pindah tempat hehehe
ReplyDeleteSaya juga termasuk yang males pindah-pindah, Mbak. Tapi kali ini ke kota asal, jadi nyaman aja..hehehe
DeleteWarna merahnya aku sukaa, design ny jg Bagus, nanti ahh coba liat2 model lainnya, cocok buat di daerah dingin kayak Bandung. Semoga betah ya di rumah yang baru.
ReplyDeleteIya...merahnya cantik ya...
DeleteTerima kasih, Mbak Mude. Semoga kami sekeluarga betah ya..
Aku ngebayangin, tempat tinggal sekarang pasti adem, asri dan tenang ya teh. Huhu jadi kangen Bandung yang dingin.
ReplyDeleteBtw jacket merahnya bikin gak fokus, jadi pengen hahahahah
Bandung emang ngangenin, Mbak...adem dan asri tempatnya :))
DeleteJacket nya keren
ReplyDeleteSy jg hampir tiap hari memakai jaket krn pergi kerja naik motor sejauh 10 km
Tp sy belum punya jacket spt ini
Nti coba beli jugalah
Nyaman digunakan untuk naik motor, juga. Bahannya ringan, adem, loh!
DeleteIkutan mitaappp...ikutaaan....bareng teh Nchie.
ReplyDeleteWaah..senangnya pindah ke Bandung.
Betah, in syaa Allah...ya teh.
hayuu atuuh...kita mitaap ditunggu ya...
DeleteHihi pindah ke kota baru, suasana baru, lingkungan baru memang perlu penyesuaian bangt ya mba... kitanya juga harus siap denhan segala kemungkinaj baru... termasuk kalau kota dingin... beli jaket baru deh... :D
ReplyDeleteBetul Mbak, butuh penyesuaian untuk lingkungan dan suasana baru.
DeleteHijrah itu memang tidak mudah ya mbak tapi pasti bisa. Kalau saya malah udah kadung nyaman di Bandung hihihi rasanya kalo disuruh pindah ke kota kelahiran di Garut pasti bakal ngerasain rasa yg sama kaya mbak Nurul
ReplyDeleteBetul Wid, gak mudah, perlu banyak penyesuaian
DeleteGue kalo ke Bandung agak menghindar dari daerah Lembang karena alasan dingin, gak begitu suka panas tp gak begitu suka dingin juga. gimana tuh? wkwkwkwkw
ReplyDeleteAah..Kak Oky mah ngebingungin hihihi
DeletePasti rasany berat ya mba untuk hijrah klo udh nyaman begitu. Tapi,mau gamau sih harus beraniin pindah untuk hidup yang lebih baik. Semangat mba
ReplyDeleteIya Dikki, mencari yang lebih baik.
DeleteJaketnya kece mba, cocok untuk tempat cuaca dingin. Hijrah memang memerlukan adaptasi, dan saya juga termasuk yang susah move on, jadi kalau mau pindah ke tempat baru suka banyak khawatirnya
ReplyDeleteKalau pindah ke tempat asing, saya juga agak khawatir. Tapi ini pindah ke tempat asal, jadi malah senang aja, Mbak hehehe
DeleteSenang sekali bisa hijrah ke Bandung. Aku pengen pulang ke sana. Emang bandung dingin ya, ampe harus ganti skincare ini kadang
ReplyDeleteNah iya, salah satunya perlu penyesuaian kosmetik yang kita pakai, ya, Teh
DeleteWah bandung timur ya. Asyik sebenarnya kalau cuaca dingin, gue banget hehe.. ga suka panas2 :D :D
ReplyDeleteLebih suka dingin, daripada panas ya...
DeleteTernyata banyak yang harus dipersiapkan ya untuk pindah, nggak asal pergo gitu aja, harus prepare sama semuanya dan menyiapkan mental,
ReplyDeleteDuh jadi kepikiran buat hijrah juga keluar dari kota Semarang, heheheh
Jaketnyaaaa lucuuukk!!!
Yang jaket meraaah jangan sampe lepaaazz
Iya, harus ada persiapan yang banyak. Mau pindah kemana Mbak Erina? Kalau lebih baik, kenapa, enggak? He he he
DeleteIyaa...jaketnya lucu ya...
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^