Berbahayakah Menggendong Bayi Sambil Mengendarai Motor?

Di Indonesia, pemandangan orang tua yang menggendong bayi sambil mengendarai motor masih sering ditemui, entah karena alasan praktis, jarak dekat, atau tidak ada pilihan transportasi lain. Namun, kebiasaan ini sebenarnya sangat berbahaya dan memiliki risiko besar, baik bagi pengendara maupun bayi. Terlepas dari jenis motor yang digunakan, apakah itu motor besar, bebek, atau skutik seperti Honda Scoopy, menggendong bayi saat berkendara tetap bukan pilihan yang aman. 
Mengapa demikian?

 
Berbahayakah Menggendong Bayi Sambil Mengendarai Motor

1. Risiko Kecelakaan Lebih Tinggi

Saat menggendong bayi, keseimbangan tubuh pengendara tidak lagi optimal. Motor membutuhkan stabilitas agar tetap aman dikendalikan, sementara membawa bayi di depan atau di samping membuat posisi tubuh tidak simetris. Hal ini menyebabkan:
  • pengendalian motor lebih sulit,
  • reaksi tubuh lebih lambat saat menghindari bahaya,
  • risiko oleng meningkat terutama saat melewati jalan berlubang atau polisi tidur.
Pada motor ringan seperti Scoopy atau skutik lainnya, gangguan kecil pada keseimbangan dapat membuat motor mudah goyah.

2. Bayi Tidak Memiliki Perlindungan Fisik

Bayi, terutama usia di bawah satu tahun, belum memiliki kekuatan leher dan tulang yang stabil. Mereka sangat sensitif terhadap goncangan dan benturan ringan sekalipun. Saat motor melaju, bayi bisa terguncang, terpapar angin kencang, debu, polusi, hingga resiko benturan jika motor tiba-tiba berhenti mendadak.

Selain itu, bayi tidak mungkin memakai helm sesuai standar. Helm dewasa jelas tidak pas, dan helm khusus bayi belum memenuhi standar keselamatan untuk berkendara motor. Dengan kata lain, bayi benar-benar tidak terlindungi.
 

3. Gangguan pada Fokus Pengendara

Menggendong bayi membuat pengendara harus membagi perhatian antara mengemudi dan menjaga bayi tetap aman. Padahal, berkendara membutuhkan fokus penuh untuk mengantisipasi kondisi jalan, kendaraan lain, serta potensi bahaya.

Saat bayi menangis, bergerak, atau gelisah, pengendara bisa kehilangan fokus dalam hitungan detik, dan itu sudah cukup untuk memicu kecelakaan. Tidak sedikit insiden terjadi hanya karena pengendara lengah sejenak.
 

4. Tidak Sesuai dengan Aturan Lalu Lintas

Secara etika berkendara dan keselamatan jalan, membawa bayi di depan atau menggendongnya melanggar prinsip utama: keselamatan penumpang harus diutamakan. Dalam beberapa daerah, aparat kepolisian juga dapat menegur atau menilang pengendara yang membawa bayi dengan cara tidak aman.

Pada dasarnya, membawa bayi dengan posisi digendong tidak memenuhi standar keamanan kendaraan roda dua karena tidak ada alat keselamatan yang layak digunakan.

5. Paparan Polusi dan Cuaca Ekstrem

Saat berkendara, bayi terpapar polusi, debu, asap kendaraan, panas matahari, serta angin kencang. Kondisi tersebut dapat membahayakan kesehatan mereka, seperti:
  • sesak napas,
  • iritasi mata,
  • pilek dan batuk,
  • risiko hipotermia bila terkena angin malam,
  • atau dehidrasi saat cuaca panas.
Kulit bayi yang masih sangat sensitif juga rentan iritasi akibat paparan langsung sinar matahari.

6. Dampak Guncangan pada Perkembangan Bayi

Motor, termasuk motor nyaman seperti Scoopy, tetap menghasilkan getaran dan guncangan. Jalan yang tidak rata, lubang kecil, atau polisi tidur dapat memberikan hentakan yang tidak baik untuk bayi. Tulang belakang bayi masih dalam tahap perkembangan, dan benturan kecil berulang kali dapat memberi dampak negatif dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, menggendong bayi sambil mengendarai motor jelas sangat berbahaya. Risiko kecelakaan meningkat, bayi tidak memiliki perlindungan, dan pengendara kehilangan fokus. Tidak peduli sejauh apa jaraknya atau jenis motor apa yang digunakan, tindakan ini tetap tidak aman. Motor seperti Scoopy memang nyaman dan praktis, tetapi tidak dirancang untuk membawa penumpang bayi tanpa perlindungan khusus.

Jika terpaksa harus bepergian dengan bayi, jauh lebih aman menggunakan mobil, transportasi umum, atau meminta bantuan orang lain yang lebih aman secara kendaraan. Keselamatan bayi adalah prioritas utama, dan pengorbanan kecil seperti menunggu atau mencari transportasi lain jauh lebih berharga daripada mempertaruhkan nyawa.

Salam takzim
  

Post a Comment

0 Comments