Acara parenting di sekolah anak saya, rutin diadakan setiap bulan sekali. Bagi saya, acara parenting sangat penting untuk diikuti, karena dari kegiatan tersebut saya mendapatkan banyak ilmu tentang bagaimana menjadi orang tua. Apalagi di era digital yang begitu pesat berkembang, peran orang tua untuk mendampingi anaknya sangatlah diperlukan.
Sekolah sebagai tempat belajar untuk jadi anak baik, pinter dan soleh sudah banyak kita temukan. Namun sekolah untuk menjadi orang tua yang baik, masih jarang kita temui. Oleh karena itu, saya sangat antusias jika ada acara parenting. Menimba ilmu untuk bekal mengasuh anak.
Agar ilmu yang di dapat tidak hilang alias kelupaan he he, saya simpan di blog ini agar bisa dibaca lagi di lain waktu dan mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk orang lain yang membacanya.
Acara parenting yang diadakan bulan ini, mengangkat tema, “Membuat Anak Tangguh di Era Digital". Tentu kita menyadari jika teknologi yang semakin canggih saat ini tidak saja dinikmati oleh orang dewasa. Anak pun ikut tertarik menikmati teknologi. Dan aktivitas yang paling banyak diminati oleh anak adalah penggunakan gadget untuk bermain games dan menonton chanel youtube kesukaan mereka.
Agar tidak salah kaprah di dalam penggunaannya, orang tua harus ikut mendampingi mereka dalam melakukan aktifitas tersebut. Saat ini banyak situs-situs di internet yang menampilkan gambar yang tidak layak dilihat oleh anak, dipasang secara tersamar. Kadang terselip diantara games yang dimainkan oleh anak. Ada juga yang terpasang di akhir permainan.
Barangkali orang tua menyangka jika permainan itu memang dikhususkan untuk anak, tapi pernahkan orang tua mengikuti sampai akhir saat anak bermain games? Dampak yang ditakutkan oleh kita yaitu jika anak sering mengkonsumsi gambar-gambar tersebut bisa terganggu perkembangan psikologisnya. Pernah mendengar ada anak kecil yang mengalami penyimpangan perilaku seksual? Hal tersebut bisa saja itu tidak terlepas dari akibat seringnya melihat adegan atau gambar yang tidak baik. Membayangkannya saya jadi ngeri, deh!
Pertama, orang tua semestinya lebih banyak mendengarkan perasaan anak. Gunakanlah 2 telinga lebih sering daripada menggunakan 1 mulut kita. Dengan lebih banyak mendengarkan, kita dapat memahami apa yang dirasakan oleh anak dan apa yang diinginkan oleh mereka. Jangan sampai orang tua selalu banyak bicara tanpa mendengarkan anak. Penting sekali menerapkan komunikasi yang efektif bersama anak.
Yuk, mari intropeksi diri! Apa yang pertama kita tanyakan pada anak ketika mereka pulang sekolah? Menanyakan bagaimana nilai mereka? Bagaimana mereka melalui ulangan di sekolah? Atau menanyakan bagaimana perasaan anak di sekolah? Apakah di sekolah tadi menyenangkan atau ada perasaan lain? Apakah teman-temannya menyenangkan? Dari sekian pertanyaan tersebut, mana yang sering kita tanyakan?
Kedua, sebagai orang tua, kita pun diharapkan bisa tegas dan sabar. Bersikap tegas pada anak, saat kapan saja anak bisa memainkan gadget mereka. Permainan apa saja yang dapat dimainkan oleh mereka pun seharusnya di bawah pengawasan orang tua. Kita juga harus ekstra sabar menghadapi rengekan anak yang menginginkan bermain tanpa ada aturan waktu.
Ketiga, terus tingkatkan kualitas diri sebagai orang tua dengan berbagai macam pengetahuan. Seperti mengikuti seminar, pelatihan, parenting, membaca buku dan lain sebagainya.
Yang terakhir setelah semua upaya kita lakukan, adalah berdoa. Memohon pada yang Maha Kuasa untuk menjaga buah hati kita agar tidak salah jalan. Tugas orang tua mendidik anak, membimbing anak ke jalan yang benar dan memohon pada Allah untuk melindungi buah hatinya.
Lalu bagaimana sikap orang tua untuk menjaga anak yang berada dalam kepungan informasi yang belum tentu baik? Orang tua perlu lebih serius membekali anak dengan orientasi hidup yang jelas. Peran orang tua membangun ketrampilan dan kemampuan kognitif anak. Namun selain itu, orang tua juga perlu menanamkan orientasi hidup yang paling penting yaitu keimanan terhadap Sang Maha Pencipta.
Berdasarkan keimanan, orang tua juga perlu membangun keyakinan yang kuat pada diri anak. Yakin pada Zat yang menciptakannya.
Semoga bermanfaat.
Sekolah sebagai tempat belajar untuk jadi anak baik, pinter dan soleh sudah banyak kita temukan. Namun sekolah untuk menjadi orang tua yang baik, masih jarang kita temui. Oleh karena itu, saya sangat antusias jika ada acara parenting. Menimba ilmu untuk bekal mengasuh anak.
Agar ilmu yang di dapat tidak hilang alias kelupaan he he, saya simpan di blog ini agar bisa dibaca lagi di lain waktu dan mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk orang lain yang membacanya.
Acara parenting yang diadakan bulan ini, mengangkat tema, “Membuat Anak Tangguh di Era Digital". Tentu kita menyadari jika teknologi yang semakin canggih saat ini tidak saja dinikmati oleh orang dewasa. Anak pun ikut tertarik menikmati teknologi. Dan aktivitas yang paling banyak diminati oleh anak adalah penggunakan gadget untuk bermain games dan menonton chanel youtube kesukaan mereka.
Agar tidak salah kaprah di dalam penggunaannya, orang tua harus ikut mendampingi mereka dalam melakukan aktifitas tersebut. Saat ini banyak situs-situs di internet yang menampilkan gambar yang tidak layak dilihat oleh anak, dipasang secara tersamar. Kadang terselip diantara games yang dimainkan oleh anak. Ada juga yang terpasang di akhir permainan.
Barangkali orang tua menyangka jika permainan itu memang dikhususkan untuk anak, tapi pernahkan orang tua mengikuti sampai akhir saat anak bermain games? Dampak yang ditakutkan oleh kita yaitu jika anak sering mengkonsumsi gambar-gambar tersebut bisa terganggu perkembangan psikologisnya. Pernah mendengar ada anak kecil yang mengalami penyimpangan perilaku seksual? Hal tersebut bisa saja itu tidak terlepas dari akibat seringnya melihat adegan atau gambar yang tidak baik. Membayangkannya saya jadi ngeri, deh!
Lalu bagaimana orang tua harus mendampingi anak di era digital?
Pertama, orang tua semestinya lebih banyak mendengarkan perasaan anak. Gunakanlah 2 telinga lebih sering daripada menggunakan 1 mulut kita. Dengan lebih banyak mendengarkan, kita dapat memahami apa yang dirasakan oleh anak dan apa yang diinginkan oleh mereka. Jangan sampai orang tua selalu banyak bicara tanpa mendengarkan anak. Penting sekali menerapkan komunikasi yang efektif bersama anak.
Yuk, mari intropeksi diri! Apa yang pertama kita tanyakan pada anak ketika mereka pulang sekolah? Menanyakan bagaimana nilai mereka? Bagaimana mereka melalui ulangan di sekolah? Atau menanyakan bagaimana perasaan anak di sekolah? Apakah di sekolah tadi menyenangkan atau ada perasaan lain? Apakah teman-temannya menyenangkan? Dari sekian pertanyaan tersebut, mana yang sering kita tanyakan?
Kedua, sebagai orang tua, kita pun diharapkan bisa tegas dan sabar. Bersikap tegas pada anak, saat kapan saja anak bisa memainkan gadget mereka. Permainan apa saja yang dapat dimainkan oleh mereka pun seharusnya di bawah pengawasan orang tua. Kita juga harus ekstra sabar menghadapi rengekan anak yang menginginkan bermain tanpa ada aturan waktu.
Ketiga, terus tingkatkan kualitas diri sebagai orang tua dengan berbagai macam pengetahuan. Seperti mengikuti seminar, pelatihan, parenting, membaca buku dan lain sebagainya.
Yang terakhir setelah semua upaya kita lakukan, adalah berdoa. Memohon pada yang Maha Kuasa untuk menjaga buah hati kita agar tidak salah jalan. Tugas orang tua mendidik anak, membimbing anak ke jalan yang benar dan memohon pada Allah untuk melindungi buah hatinya.
Tantangan Anak di Era Digital
Hal-hal yang dihadapi oleh orang tua di masa kanak-kanaknya tentu saja berbeda dengan tantangan yang akan dihadapi oleh anak-anak sekarang. Peran orang tua sangat dibutuhkan terutama di era yang serba digital dan banyak menyediakan informasi. Berbagai informasi yang baik dan yang tidak baik.Lalu bagaimana sikap orang tua untuk menjaga anak yang berada dalam kepungan informasi yang belum tentu baik? Orang tua perlu lebih serius membekali anak dengan orientasi hidup yang jelas. Peran orang tua membangun ketrampilan dan kemampuan kognitif anak. Namun selain itu, orang tua juga perlu menanamkan orientasi hidup yang paling penting yaitu keimanan terhadap Sang Maha Pencipta.
Berdasarkan keimanan, orang tua juga perlu membangun keyakinan yang kuat pada diri anak. Yakin pada Zat yang menciptakannya.
Betapa pun lingkungan sangat berpengaruh, tetapi yang paling berperan adalah bagaimana orang tua membekalkan nilai-nilai hidup kepada anak. Bukan lingkungan. Bukan zaman saat ia dibesarkan. (Mohammad Fauzil Adhim)
Semoga bermanfaat.
Salam takzim
8 Comments
Memang benar mbak.. Tidak ada ya sekolah yang membentuk menjadi orang tua yang baik
ReplyDeleteya mbak, yang ada sekolah menjadi anak yg baik, pintar dan lain-lain. Tapi sekolah untuk orang tua masih jarang sekali.
DeleteIni kejadian nyata....sejak umur 3 tahunan....keponakan sy dibelikan gadget berupa tablet dan tv plus vcd mini oleh ayahnya..karena senang sekali main games....berimbas pads penglihatan si anak. Ketika duduk di kelas dua SD, tiba- tiba tidak bisa melihat dalam jarak dekat/blank karena seringnya melihat layar d tablet atau tv mini tersebut.saat ini keponakan saya sedang melakukan pengobatan rutin pada ahli mata dan berharap tidak memakai kacamata terlalu dini.Cerminan bagi kita sebagai orang tua agar berhati- hati dalam memberi gadget pada anak karena efeknya ternyata sadngat berbahaya.
ReplyDeletesemoga keponakannya cepet sembuh ya..sekali lagi, semua yg dilakukan anak, butuh perhatian dari orang tua
DeleteBener say, ngeri kalau lihat dampak negatifnya :(
ReplyDeleteYa mbak..
DeleteAnak saya mulai ketularan teman2nya bermain gadget & sering memaksa menggunakan gadget saya/ayahnya. Sejauh ini yg saya sampaikan pada anak bahwa gadget adalah alat komunikasi, bukan untuk dibawa2 main. Bisa juga untuk belajar tapi harus dengan ayah/bunda. Anak saya masih mau menurut siyh tp sayangnya teman2 dia masih ada saja yg bawa gadget mereka untuk bermain.
ReplyDeletesetuju banget mbak, peran orang tua memang diperkukan untuk mendampingi putra putrinya, terlebih lagi pada putra putrinya yang sudah SLTP atau SLTA.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^