Illustrasi : id.wordpress.com |
Bagaimana sebenarnya sistem
pembelajaran anak Sekolah Dasar yang mengacu pada kurikulum 2013 itu? Alhamdulillah, Sabtu
kemarin saya mendapatkan pengetahuan tentang seputar kurikulum 2013 dari acara
parenting yang diadakan di sekolah anak saya. Sebenarnya kurikulum 2013 ini merupakan
pengembangan atau penyempurnaan kurikulum sebelumnya. Tujuan pemerintah
mengaplikasikan sistem pembelajaran ini adalah terwujudnya pembelajar yang
sukses, individu yang percaya diri, warga negara yang bertanggung jawab serta
kontributor peradaban yang efektif.
Sasaran pengimpletasian kurikulum 2013 sedikit berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang fokus pada kecerdasan berorientasi pada nilai. Tapi kurikulum ini lebih pada menciptakan anak yang cerdas secara mental dan spiritual. Menurut Dra Risa Marita Chandra, MM.Pd yang menjadi narasumber di acara parenting kemarin, kurikulum 2013 tidak akan pernah ada artinya tanpa dukungan orang tua dan guru. Itulah sebabnya acara parenting kali ini membahas tentang perlunya dukungan orang tua dalam mensukseskan kurikulum ini.
Sasaran pengimpletasian kurikulum 2013 sedikit berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang fokus pada kecerdasan berorientasi pada nilai. Tapi kurikulum ini lebih pada menciptakan anak yang cerdas secara mental dan spiritual. Menurut Dra Risa Marita Chandra, MM.Pd yang menjadi narasumber di acara parenting kemarin, kurikulum 2013 tidak akan pernah ada artinya tanpa dukungan orang tua dan guru. Itulah sebabnya acara parenting kali ini membahas tentang perlunya dukungan orang tua dalam mensukseskan kurikulum ini.
Mengacu
pada Quantum
Teaching oleh BobbiDe Porter, Mark Reardon dan Sarah S. Nourie, persentase cara belajar setiap orang
belajar adalah :
10 %
belajar dari apa yang dibaca. Apa yang dibaca oleh anak maka akan diserap
sebanyak 10 % saja.
20%
belajar dari apa yang di dengar. Bila guru mengajar dengan cara memberikan
penjelasan/ secara berceramah, maka anak hanya 20 % menyerap pelajaran.
30%
belajar dari apa yang di lihat
50 %
belajar dari apa yang dilihat dan didengar.
70%
belajar dari yang dikatakan
90%
belajar dari yang dikatakan dan dilakukan. Pelajaran yang telah dibaca,
didengar lalu dikatakan serta dilakukan akan membuat anak paham tentang apa
yang dipelajarinya sebanyak 90%.
Hal
inilah yang menjadi dasar pembelajaran kurikulum 2013. Agar proses belajar
lebih efektif, siswa tidak hanya sekedar membaca buku pelajaran dan
mendengarkan penjelasan dari guru, tapi didukung oleh kegiatan siswa yang aktif.
Belajar dengan cara mendorong siswa untuk lebih aktif ini dilakukan dengan
tahap menyenangkan. Disertai permainan
dan kegiatan ketrampilan lainnya, sehingga siswa begitu menyukai proses belajar
mengajar.
Mengapa Tematik Terpadu?
Kurikulum
2013 mempraktekkan cara belajar dengan tematik terpadu dengan tujuannya adalah :
- Mampu mewadahi, menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik dan akademik.
- Diharapkan mampu memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas memori.
Lalu
bagaimana dengan kelebihannya? Adapun kelebihan dipraktekkannya Pembelajaran
Tematik adalah :
- Anak pulang sekolah, membawa pengalaman belajar yang kompetensi masa depan
- Anak mampu berkomunikasi, berpikiran jernih dan kritis
- Anak mampu mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan
- Anak mampu bertanggung jawab, mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda
- Anak memiliki minat yang luas dalam kehidupan
- Memiliki kesiapan untuk bekerja
Semua
kelebihan sistem ini, diharapkan dapat menciptakan anak yang sukses di masa
depannya. Yang perlu diingat, sistem pembelajaran ini tidak akan pernah
berhasil tanpa dukungan semua pihak. Disini pendidikan karakter sangat
diutamakan. Lantas siapa yang begitu berperan dalam mendidik karakter? Tentu
saja orang tua. Jangan pernah menyerahkan pembentukan karakter anak seratus
persen kepada sekolah. Semua memaklumi, jika anak berada di rumah lebih lama
daripada berada di sekolah.
Anak belajar dari apa yang dia lihat, ia
dengar dan ia rasakan. Dari semenjak usia 4 bulan, anak bisa merekam apa saja
yang dilakukan oleh orang tuanya dan akan mempraktekkannya sewaktu-waktu di
masa depan. Dalam menanamkan karakter
pada anak, orang tua adalah guru yang utama. Sekarang yang jadi
permasalahannya, sudah siapkah kita sebagai orang tua menjadi orang terdekat
yang dapat membentuk karakter yang baik pada anak kita?
9 Comments
Syukurlah kalau dapat terlaksana sebagaimana mestinya ya
ReplyDeleteIya, mudah-mudahan bisa terlaksana sebagaimana mestinya
DeleteGuru dan orang tua haru pinter dan kreatif untuk membimbing anak
ReplyDeleteYa Teh..semua harus bisa bekerja sama
Deletepembelajaran menggerakan semua panca indera si anak, jadi tidak hanya menggandalkan otak saja
ReplyDeleteBetul..seimbang semuanya ya
DeleteKereen y Teh Nurul sebenarnya kurikulum 2013..btw ada isu lagi mw dipetisi untuk kembali ke KTSP..waa sayang yaa..:(
ReplyDeleteOh ya Teh..? balik lagi ke KTSP..???
Deletenicepost mbak,
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^