Tips Membangun Karakter Anak Tahan Banting

Setiap pulang sekolah, anak saya selalu antusias menceritakan pengalaman mereka di sekolah tadi. Beragam cerita yang selalu mereka kemukakan. Tapi untuk anak saya yang kecil, Haikal selalu menceritakan hal yang hampir sama setiap hari. Menurut ceritanya, di sekolah hampir setiap hari ada yang menangis. Tidak terkecuali anak lelaki saya ini..haduuuh.. !! :( walaupun hampir terbilang jarang, tapi pernah menangis ketika sedang bermain di sekolah dan secara tidak sengaja tertendang.
"Kenapa adek nangis, malu dong sama temen-temen.." kata saya suatu hari.
"Gak malu ah..soalnya temen-temen juga banyak yang suka nangis." jawab Haikal dengan santai.

Saya bengong sesaat sambil tepok jidat, mencoba memahami karena usia mereka memang masih kecil. Mereka baru duduk di kelas 2 SD. Anak-anak yang memiliki aspek emosi yang belum terlalu kaya. Tapi hal ini tidak bisa dibiarkan terus. Mereka akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang mudah menangis atau cengeng. Yang harus disadari sebagai orang tua adalah tidak perlu terlalu cepat memberi label pada buah hati, apalagi membandingkan dengan teman-temannya. Karena yakinilah bahwa cara anak menghadapi suatu masalah sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia tumbuh dan berkembang.

illustrasi bersumber dari
mutiara hati dot com
Menurut Ike R.Sugianto,Psi dari Potentia Center, anak menghadapi masalah yang dialaminya mengadopsi dari cara orang tuanya menghadapi masalah mereka di kehidupan sehari-hari. Seperti kita ketahui, anak belajar dari apa yang dia lihat, dia dengar dan dia rasakan. Termasuk bagaimana orang tua berkomunikasi dan berdiskusi. Contohnya, ketika anak kehilangan mainannya, bagaimana sikap orang tua seharusnya? Ike menganjurkan untuk menghindari menyalahkan anak, mari bantu anak untuk mencari jalan keluar yang terbaik. Orang tua dapat membimbing anak untuk tetap tenang dan berupaya mencari mainannya sampai ketemu (problem solving) atau menawarkan anak untuk bermain dengan mainannya yang lain (creative problem solving).

Bagaimana agar anak kita bisa tahan banting, punya daya juang dan tidak cepat menyerah? Justin Coulson PhD, ahli parenting dan penulis sekaligus ayah dengan 5 anak ini berbagi tipsnya agar anak menjadi tahan banting di dalam menghadapi setiap permasalahannya yaitu :
  • Orang tua harus dapat mendengarkan dan memberi perhatian penuh sebagai langkah awalnya. Sehingga orang tua menjadi empati, mengetahui perspektif anak dan melihat dunia melalui kaca mata anak. "Memberi nasehat pada saat anak marah, hanya akan membuat mereka merasa frustasi atau bodoh,"  katanya.
  • Biarkan anak memilih cara untuk mengatasi kesulitan tapi tetap dukung keputusan mereka. "Mereka perlu dibimbing pada tindakan yang tepat. Tapi tidak perlu menilai, mengkritik atau mencari kesalahan mereka. Hargai dan ungkapkan bahwa mereka sangat berguna di mata orang tua" ujarnya. Jadi anak memiliki rasa percaya diri dalam mengatasi setiap masalah mereka.
  • Saat anak mengambil langkah terbaik, jangan ragu untuk memberikan pujian kepadanya. Sehingga anak merasa didukung oleh orang tua.
  • Beri kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuannya. Agar anak makin kompeten. Kekuatan di musik, olahraga dan sebagainya akan membangun ketahanan pada anak.
  • Terakhir, Justin menegaskan bahwa mengambil pelajaran dari kesalahan adalah kesempatan untuk belajar. " Ajarkan anak untuk terus berusaha dan belajar dari kesalahan sehingga kemunduran tidak lagi dilihat sebagai hal yang menakutkan. Anak-anak menjadi lebih tangguh dan bersedia mengambil resiko.
Semoga saja, saya dan orang tua yang lain bisa belajar memahami anak-anak kami dan membantu mereka menjadi pribadi yang tahan banting dan tidak mudah menyerah. Bagaimana dengan anda? Ada tips lain yang bisa anda tambahkan agar anak tahan banting?
Salam Takzim


Post a Comment

7 Comments

  1. Tips yang menarik mba. Terimakasih Sharingnya.. di tunggu artikel berikutnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih udah mampir...tunggu yang berikutnya ya..he..he

      Delete
  2. nice artikel..n bisa dterapkan juga bagi guru ktika mereka dskolah y mbk..aq prnh jdi guru SD kls 2 jga n emang WOW..super sekali..hehe

    ReplyDelete
  3. Uwoooo.... komplit!
    Makasiii ya mak. insyaAllah siap kita praktikkan bareng :))

    ReplyDelete
  4. Ulasannya begitu detail mba Nurul, jadi pedoman baik untuk orangtua bijak dalam mengarahkan kebaikan pada putra-putrinya :)
    Keep Happy Blogging

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^