Mengetahui fakta yang tertera di banner tersebut, sebagian orang mungkin bisa enggak percaya bahkan akan terbengong-bengong. Nah, loh, sebanyak itukah wanita bisa berbicara dalam sehari? Etapi, memang seperti itu kenyataannya. Saya pernah melihat fakta bahwa memang wanita itu berbicara bisa bertahan dalam waktu yang lama.
Kebetulan saya tinggal di sebuah komplek perumahan yang ibu-ibunya kompak sekali. Kabarnya ada arisan setiap bulannya. Kabarnya? Iya, karena saya enggak ikut acara rutin tersebut. Jika ada yang sakit, ibu-ibu dengan usia setengah baya ke atas itu, bersama-sama menjenguk dengan membawa buah tangan hasil sumbangan bersama.
Dan saking kompaknya, ibu-ibu itu, kalau ngobrol bisa panjang, deh! Kayaknya dari pembahasan A sampai Z, diobrolin sampai tuntas. Bahkan bisa jadi, balik lagi ke topik A, B dan seterusnya. Kebetulan mereka sering berkumpul di rumah tetangga yang letaknya di seberang jalan. Jadi saya bisa lihat keasyikan mereka ngobrol bareng, dari pagi hingga siang.
Saya kadang takjub dengankekuatan mereka saat berbincang usai melepas anak-anaknya ke sekolah. Bayangkan saja, ibu-ibu itu pernah berbincang bersama dari jam tujuh pagi hingga jam sepuluh pagi. Bagi saya, itu waktu yang cukup lama. Selain itu, mereka melakukannya sambil berdiri, loh! Enggak pegel, apa? Hihihi ..
Yang jadi permasalahannya di sini, kalau acara ngobrolnya bermanfaat, atau ada yang bisa diambil hikmahnya, tentu sah-sah saja. Tapiii ... kalau lebih banyak ngomongin orang? Bukankah itu namanya bergosip atau gibah?
Ketika Ibu A, B, dan C berkumpul bersama, mereka terdengar membicarakan ibu D yang tinggal di ujung komplek. Saya kira, Ibu A, B, dan C sahabat dekat yang memiliki pandangan dan pemikiran sama. Sehingga mereka tidak akan saling membicarakan di belakang temannya. Tetapi, bukan seperti itu kenyataannya.
Saat Ibu A, C dan E berkumpul, giliran ibu B yang mereka bicarakan. Kok, saya jadi berpikir, jangan-jangan siapa pun yang tidak ada di saat mereka berbincang bersama, pasti akan dibicarakan. Saya malah jadi berpikir, mungkin saja, saya juga termasuk yang mereka perbincangkan. Apalagi saya jarang keluar rumah atau berkumpul dengan mereka.
Kebiasaan membicarakan orang lain atau bergosip, sebenarnya sangat merugikan. Bisa mengganggu pikiran, perasaan bahkan kesehatan badan kita. Cara saya dengan tidak terlalu sering keluar rumah, merupakan salah cara agar terhindar ikut bergosip ria. Tapi bagaimana kalau sudah terlanjur bertemu dan berbincang dengan orang-orang yang senang bergosip?
Nah, sebaiknya lakukan 6 cara berikut ini agar terhindar dari kebiasan bergosip :
Satu, selalu mengingat hadist yang melarang kita untuk bergosip. Karena membicarakan orang lain, meskipun itu sesuai dengan kenyataan, tetap saja termasuk gibah. Apalagi bila yang dibicarakan salah, maka itu sudah termasuk fitnah. Dan fitnah itu adalah dosa besar.
Dua, ketika hendak membicarakan orang lain, coba posisikan diri kita menjadi orang yang sedang digosipkan. Nah, siapa yang mau? Pasti enggak mau, kan? Maka dari itu, berhenti bergosip!
Tiga, membicarakan yang baik saja sudah termasuk gibah, apalagi bicara tentang keburukan. Sebelum itu terjadi, lebih baik instropeksi diri, apakah keburukan orang lain itu, ada di diri kita? Atau malah justru keburukan kita lebih banyak dari orang lain?
Keempat, ketika hendak menyampaikan berita, selalu selidiki kebenarannya. Jangan sampai tergesa-gesa menyampaikan, apabila ternyata cerita yang disampaikan tidak benar.
Kelima, alangkah baiknya jika kita bisa menutupi aib orang lain. Bukankah itu termasuk perbuatan baik yang mendatangkan pahala? Bahkan Allah akan menutup aib yang kita miliki jika kita bisa menutup aib orang lain.
Keenam, sibukkan diri kita dengan kegiatan yang positif. Dengan sibuk melakukan hal yang baik, maka kita tidak punya waktu untuk bergosip atau membicarakan orang lain.
Dengan keenam cara tersebut, setidaknya kita bisa terhindar agar tidak selalu ingin membicarakan orang lain. Di lingkaran pertemanan mana pun, kemungkinan bergosip sangat besar peluangnya. Tinggal kita sendiri yang berusaha mengontrol diri. Mau ikut bergosip atau melakukan hal lain yang lebih baik lagi.
Saya sendiri, merinding bila mengingat ada ungkapan yang menyatakan, jika kita membicarakan orang lain ibaratnya makan daging bangkai saudaranya sendiri. Naudzubillah .. Jadi lebih baik menghindar dari membicarakan orang lain, deh!
#ALUMNI_SEKOLAHPEREMPUAN
#sekolahperempuan
Kebetulan saya tinggal di sebuah komplek perumahan yang ibu-ibunya kompak sekali. Kabarnya ada arisan setiap bulannya. Kabarnya? Iya, karena saya enggak ikut acara rutin tersebut. Jika ada yang sakit, ibu-ibu dengan usia setengah baya ke atas itu, bersama-sama menjenguk dengan membawa buah tangan hasil sumbangan bersama.
Dan saking kompaknya, ibu-ibu itu, kalau ngobrol bisa panjang, deh! Kayaknya dari pembahasan A sampai Z, diobrolin sampai tuntas. Bahkan bisa jadi, balik lagi ke topik A, B dan seterusnya. Kebetulan mereka sering berkumpul di rumah tetangga yang letaknya di seberang jalan. Jadi saya bisa lihat keasyikan mereka ngobrol bareng, dari pagi hingga siang.
Saya kadang takjub dengan
Yang jadi permasalahannya di sini, kalau acara ngobrolnya bermanfaat, atau ada yang bisa diambil hikmahnya, tentu sah-sah saja. Tapiii ... kalau lebih banyak ngomongin orang? Bukankah itu namanya bergosip atau gibah?
Ketika Ibu A, B, dan C berkumpul bersama, mereka terdengar membicarakan ibu D yang tinggal di ujung komplek. Saya kira, Ibu A, B, dan C sahabat dekat yang memiliki pandangan dan pemikiran sama. Sehingga mereka tidak akan saling membicarakan di belakang temannya. Tetapi, bukan seperti itu kenyataannya.
Saat Ibu A, C dan E berkumpul, giliran ibu B yang mereka bicarakan. Kok, saya jadi berpikir, jangan-jangan siapa pun yang tidak ada di saat mereka berbincang bersama, pasti akan dibicarakan. Saya malah jadi berpikir, mungkin saja, saya juga termasuk yang mereka perbincangkan. Apalagi saya jarang keluar rumah atau berkumpul dengan mereka.
Kebiasaan membicarakan orang lain atau bergosip, sebenarnya sangat merugikan. Bisa mengganggu pikiran, perasaan bahkan kesehatan badan kita. Cara saya dengan tidak terlalu sering keluar rumah, merupakan salah cara agar terhindar ikut bergosip ria. Tapi bagaimana kalau sudah terlanjur bertemu dan berbincang dengan orang-orang yang senang bergosip?
Nah, sebaiknya lakukan 6 cara berikut ini agar terhindar dari kebiasan bergosip :
Satu, selalu mengingat hadist yang melarang kita untuk bergosip. Karena membicarakan orang lain, meskipun itu sesuai dengan kenyataan, tetap saja termasuk gibah. Apalagi bila yang dibicarakan salah, maka itu sudah termasuk fitnah. Dan fitnah itu adalah dosa besar.
Dua, ketika hendak membicarakan orang lain, coba posisikan diri kita menjadi orang yang sedang digosipkan. Nah, siapa yang mau? Pasti enggak mau, kan? Maka dari itu, berhenti bergosip!
Tiga, membicarakan yang baik saja sudah termasuk gibah, apalagi bicara tentang keburukan. Sebelum itu terjadi, lebih baik instropeksi diri, apakah keburukan orang lain itu, ada di diri kita? Atau malah justru keburukan kita lebih banyak dari orang lain?
Keempat, ketika hendak menyampaikan berita, selalu selidiki kebenarannya. Jangan sampai tergesa-gesa menyampaikan, apabila ternyata cerita yang disampaikan tidak benar.
Kelima, alangkah baiknya jika kita bisa menutupi aib orang lain. Bukankah itu termasuk perbuatan baik yang mendatangkan pahala? Bahkan Allah akan menutup aib yang kita miliki jika kita bisa menutup aib orang lain.
Keenam, sibukkan diri kita dengan kegiatan yang positif. Dengan sibuk melakukan hal yang baik, maka kita tidak punya waktu untuk bergosip atau membicarakan orang lain.
Dengan keenam cara tersebut, setidaknya kita bisa terhindar agar tidak selalu ingin membicarakan orang lain. Di lingkaran pertemanan mana pun, kemungkinan bergosip sangat besar peluangnya. Tinggal kita sendiri yang berusaha mengontrol diri. Mau ikut bergosip atau melakukan hal lain yang lebih baik lagi.
Saya sendiri, merinding bila mengingat ada ungkapan yang menyatakan, jika kita membicarakan orang lain ibaratnya makan daging bangkai saudaranya sendiri. Naudzubillah .. Jadi lebih baik menghindar dari membicarakan orang lain, deh!
#ALUMNI_SEKOLAHPEREMPUAN
#sekolahperempuan
51 Comments
Poin dua dan enam yang cukup memotivasiku, selama ini di tempat kerja tak bisa terhindar dari kebiasaan menggunjing ini loh..
ReplyDeleteCuman, ketika ada yang menggunjing kita bisa alihkan topik agar memyelamatkan banyak orang di dosa lidahnya mereka sendiri
Dengan mengalihkan topik,semoga tidak ada yang menggosip lagi,ya...
DeleteKalau saya menghindar ngumpul sama tukang gosip. Etapi yagimana kadang info yg dibawanya juga bermakna. Huhu
ReplyDeleteKalau bermakna dan bukan gibah, tidak perlu menghindar ya, kan?
DeleteDulu saya nggak ikut juga arisannya. Tapi setelah dipikir sebagai perantau, tetangga adalah saudara terdekat kita, jadi saya gabung dengan kegiatan ibu-ibu di komplek. Meski tidak aktif sekali. Tapi saya pikir sebagai ajang silaturahmi penting, apalagi kalau di rumah ada apa-apa. Seperti waktu ini, tetangga ada yang meninggal ternyata tetangga lainnya yang mengurus semuanya :) Just my two cents.
ReplyDeleteBtw Mbak, terima kasih sudah diingatkan untuk tidak membicarakan orang lain..:)
Saya enggak ikut arisan karena baru pindah. Enggak tau, nanti kalau sudah jadi penghuni lama hihihi
DeleteBener banget mba. Klo ada yang mulai bergosip gtu. Jadi saya suka pura-pura kemana dulu. Soalnya suka takut kena dosa ghibah jg jdinya
ReplyDeletePinter-pinter waktu menghindarnya ya...
DeleteWah ini penting banget! Kurasa ga cuma cewe deh yang doyan ngegosip. Cowo juga hahaha..
ReplyDeleteSelain ibu-ibu komplek bahaya laten pergossipan itu datang dari kawan sekantor biasanya. Mereka juga doyan ngegossip. Jadi buat saya yang anak kantoran, kalo udah ada si biang gossip pasti langsung pasang headset buat dengerin lagu. Biar ga terpancing buat ikutan ngegossip sama mereka juga.
Btw, gambarnya kok kecil banget mba? Kalo digedein dikit gambarnya pasti tulisannya di dalamnya kebaca tuh. Rada kurang jelas aja sih menurutku.
Wah ..iya, kadang ada juga cowok yang suka ngegosip ya...
DeleteGambarnya sudah saya perbesar, mudah-mudahan bisa terlihat ya..
Susah ya, gibah kini menjadi kebutuhan tersendiri. Pekerjaanku di media pun sebenarnya juga gibahin orang kan. Sungguh pelik.... xD
ReplyDeleteSudah jadi bagian pekerjaan ya, Mbak Bul...
DeleteAku juga gitu, teh Nurul.
ReplyDeleteUda bagus jarang kumpul sama Ibu-Ibu tetangga di ligkungan rumah, tapi suka dibawain gosip sama khadimat ((yang bantu di rumah)).
Jadi kadang suka kepancing ngomongin juga.
Sadar setelahnya kalau khadimat sudah pulang.
Saya terpekur lamaaa...
Ngapain juga aku nambah-nambahin bumbu ga penting kaya gitu yaa...??
Heeuu....semoga kebiasaan berdzikir ((salah satu)) cara menghindarkan kita dari perkataan yang sia-sia.
Aamiin.
Iya Teh Lendy, perbanyak berdzikir bisa terhindar dari suka bergosip
DeleteKeren mbak tulisannya, mengingatkan kita untuk tidak bergosip. Ia sih, terkadang saat ngumpul agak sudah menghindari gosip, ada saja orang yang jadi bahan omongan hadehhhhh
ReplyDeleteSuka spontan aja ya... hihihi
Delete6 poin ini emang bener banget,tepat sasaran jg. Seiring makin maraknya wanita main medsos, tulisan ini ptg banget buat reminder
ReplyDeleteMedsos juga suka jadi tempat bergosip, ya..
Deletebergosip seperti memakan bangkai saudara sendiri, bahkan jika kita berada ditempat orang yang lagi bergosip hy ikut mendengarkan juga dosa, tpi yg namanya ibu-ibu ...
ReplyDeletesuami sering negur jika saya ceritakan prihal orang lain, dia bilang, "jika benar beritanya namanya ghibah, jika nggak benar itu fitnah" jadi harusnya diam..
Wah ... syukurlah suaminya Mbak Rahayu selalu mengingatkan ya...
DeletePoin satu sampai enam, menurut ku hanya bisa dilakukan bisa seri g piknik. Bila gak sering piknik, semua poin itu gak bakal di terapkan.
ReplyDeleteHeheehehe
Dengan sering berpiknik,gak ada waktu untuk bergosip, ya, Mas :)
DeleteZaman skrng udah gak kumpul2 lg tapi nggosipnya di WAG, duh. Awalnya kdng curhat eh kadang suka nyerempet2 nggosip yaaaaa. Makasih remindernya :D
ReplyDeleteTernyata medsos juga ikut jadi tempat bergosip ya..
DeleteGosip sekarang menjadi hits banget dikalangan wanita dan pria lucu sih memang klo ngegosipin org yg ga ada manfaatnya. Tapi cara diatas perlu dicoba nih buat para gosipers sejati biar engga ngegosipin org lagi
ReplyDelete((gosipers sejati)) hahaha...
Deletebetul betul mba, keenam poin tersebut perlu dilaksanakan agar terhindar dari kebiasaan bergossip.. apalagi sih kalau emak-emak udah ngumpul, biasanya emang banyak gosipnya daripada ngobrolin yg sehat dan bermanfaat hehe..
ReplyDeleteHarus terus diingatkan ya, Mas. Supaya enggak sering bergosip
DeleteGosip ini emang berbahaya banget sebenernya, suatu lingkaran bisa jadi tercerai berai gitu. Saya pernah mengalami di organisasi sih, jadinya nanti kubu2an. Mending kan kalau misal kita nggak suka disampaikan langsung saja yah, lebih baik mah gosip-gosip ide hihi.
ReplyDeleteWah ... efeknya kurang baik kalau di organisasi, ya. Kalau kubu-kubuan kerjasama tim kurang terjalin dengan baik
DeleteKalau udah jarang ngaji ya lupa Mbak mana hadistnya. Kalau di aku paling gampang ya dolan seperlunya. Gak biasain diri rumpi ke tempat orang. Bkn berarti gak mau tetanggaan. Ya lihat perlunya juga. Jam 7-10 itu mah saat yg tepat buat nyuci setrika drpd rumpi
ReplyDeleteNah iya, saya dari jam 7 sampai jam 10 pagi itu, waktunya beres-beres. Waktu pekerjaan rumah beres,eh,itu ibu-ibu masih bergosip ria hihihi..
DeleteUntunglah kelompok main aku bukan yang suka gosippp hehehe tapi aku senduri masih senang berbagi gosip tentang Ayu Tinting huhuhuh
ReplyDeleteBagus nih tulisan mengingatkan kembali untuk tidak membicarakan hal jelek orang lain
Hihihi... Kak Ajen senang sekali membahas Ayu Tingting ya..:))
DeleteHihihi.. Dulu... Awal2 kuliah,aku sempet menjauh dari teman2, umumnya mereka suka nggossip deh. Eh jadinya aku gak punya temen akrab. Sedih sih. Jadinya aku melibatkan diri di kegiatan2 positif, tujuannya banyak sih. Salah satunya untuk menunjukkan ke temen2 kalo masih banyak hal positif yg bisa dilakukan. Eh lamaw mereka dekat dengan aku, terinspirasi gara2 kegiatanku hahaha
ReplyDeleteTuh, kan, yang positif bisa menginspirasi orang lain
DeletePadahal bisa dibilang gosip itu masuk dlm kategori hoax loh. kesal jg dg perilaku demikian.
ReplyDeleteGosip bisa jadi berita yang tidak benar.
DeleteYang paling sedih biasany kalau dengar ada orang yang membongkar aib keluarga sendiri, misal aib suami atau anak atau saudara kandung. Ya Allah, jauhkanlah kami dari sifat yang demikian. Sungguh, gosip sekarang sudah menjadi kebiasaan. Tugas kitalah untuk menjaga mulut masing2 agar tak terlepas perkataan yang mengandung ghibah.
ReplyDeleteIya,semoga kita dijauhlan dari sifat membongkar aib keluarga, aamiin
DeleteCurhat sama gibah itu dua hal yg suliy dipsahkan. Awalnya curhat ternyata ada unsur gibahnya.
ReplyDeleteCurhat yang kebablasan ya, Mbak...
DeleteIni pe er banget kalo udh ngumpul sm temen2, astagfirulloh. Point2 diatas emnang bisa dilakukan agar terhindar dr gosssip, makasih atas pengingatnga mbak.
ReplyDeleteKumpul-kumpul tetap harus waspada ya..
DeleteJangan suka ngumpul dengan tetangga ..ya..kalau cumw nongkrong..ga jelas.diomogin..ending ngumbah2 apa gitu dalam rumah...kerjaan banyak..
ReplyDeleteKalau silaturahminya bermanfaat, kenapa enggak, ya, kan?
DeleteSaya jadi heran dgn org yg suka gosipping berjam2 begitu, apa tidak punya kerjaan apa..
ReplyDeleteItulah yang buat saya heran juga. Jam segitu kan,waktunya beres-beres.
DeleteKlo sekarang trennya mlh bergosip di media sosisl mb, ada yg bikin status rancu, langsung gibah rame2...nah inilah yg psling aku jauhi hihi
ReplyDeleteHarus byk2 mengalihkan ke sesuatu yg bermanfaat ketimbsng buang2 waktu membicarakan hal sia2 yg mb fit
Saya pernah walk out dari arisan karena membahas aib orang. Pertemuan bulan berikutnya hanya membahas kegiatan-kegiatan kampung saja. kadang ketika nasihat sudah tidak mempan, diam lalu pamit pergi kadang lebih efektif. ekstrim gak sih ? :D
ReplyDeleteYak!! Ini tips bagus banget.
ReplyDeleteTapi kemanapun aku pergi selalu denger gosip ini-itu entah gak sengaja terdengar atau gak sengaja terbaca di facebook atau twitter.. -_-
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^