Ingin Persahabatan Langgeng? Hindari 3 Kebiasaan Berikut Ini. Tidak ada orang yang ingin hidup sendirian, tanpa ada seorang teman. Ada sebagian orang yang memiliki teman banyak, namun ada pula yang mempunyai sedikit teman. Bagaimana dengan sahabat? Tak jauh berbeda dengan pertemanan, orang memiliki sahabat juga beragam jumlahnya.
Bersama sahabat kita bisa berbagi semua hal, termasuk hal yang sangat pribadi sifatnya, bahkan mungkin saja, sahabat mempunyai sebagian rahasia di kehidupan kita. Padahal mereka bukanlah orang yang memiliki hubungan darah dengan kita. Namun sahabatlah yang biasanya memahami dan merasakan apa saja yang kita rasakan.
Baca : Lakukan 6 Cara Agar Terhindar Dari Kebiasaan Bergosip
Baca : Lakukan 6 Cara Agar Terhindar Dari Kebiasaan Bergosip
Supaya Persahabatan Langgeng
Sahabat adalah seseorang yang mampu menjadi pendengar setiap kali kita membutuhkan tempat mencurahkan isi hati. Tidak hanya berbagi keluhan, membagikan kebahagiaan pun tercurah bersama sahabat. Ibaratnya sahabat itu bagai kepompong, mengubah hal yang tidak mudah menjadi hal yang terlihat indah.
Namun, persahabatan bisa berakhir dengan hal yang tidak kita harapkan. Hubungan menjadi berantakan, tidak seindah ketika bersama dahulu. Hal buruk yang tidak pernah di harapkan oleh siapa pun juga. Sejatinya semua ingin memiliki hubungan persahabatan bagai kepompong yang selamanya, bukan? Untuk menciptakan persahabatan langgeng, hindari 3 kebiasaan berikut ini :
Berurusan dengan Utang Piutang
Kalau urusan meminjam uang, biasanya orang terdekat yang mampu membantu. Jika urusan pinjam meminjam lancar, dalam artian peminjam, mengembaikan dalam jumlah dan waktu yang tepat, tentu saja tidak akan ada masalah.
Namun masalahnya, saat pihak peminjam tidak bisa mengembalikan dalam waktu dan dengan jumlah yang disepakati, biasanya hubungan pertemanan bisa menjadi renggang.
Bisa dibilang saya dan keluarga pernah merasakan pengalaman seperti itu. Mungkin karena malu atau timbul perasaan tidak enak, sahabat yang biasanya selalu ada bersama dengan kami, perlahan menghilang dari lingkaran pertemanan. Padahal pihak yang memberi hutang tidak pernah bermaksud menagih, tetapi orang yang berhutang cenderung jadi segan untuk bertemu, karena tidak bisa mengembalikan dalam waktu yang telah disepakati.
Bisa dibilang saya dan keluarga pernah merasakan pengalaman seperti itu. Mungkin karena malu atau timbul perasaan tidak enak, sahabat yang biasanya selalu ada bersama dengan kami, perlahan menghilang dari lingkaran pertemanan. Padahal pihak yang memberi hutang tidak pernah bermaksud menagih, tetapi orang yang berhutang cenderung jadi segan untuk bertemu, karena tidak bisa mengembalikan dalam waktu yang telah disepakati.
Baca : Mulia Dengan Menjaga Lisan
Sangat di sayangkan, deh, hubungan persahabat menjadi renggang karena masalah hutang. Mungkin sebaiknya kita tidak usah memberi pinjaman pada sahabat atau teman terdekat yang kita miliki. Jika memang orang terdekat kita itu membutuhkan uang, tidak usah diberi pinjaman. Mungkin lebih baik kita beri dia sejumlah uang untuk membantu, tanpa harus dikembalikan. Berikan jumlah yang sesuai dengan kemampuan kita. Ya ... syukur-syukur sesuai dengan jumlah yang diperlukan oleh sahabat kita. Yang penting ikhlas!
Memanfaatkan Teman
Ada juga, loh, orang yang memanfaatkan sahabat atau temannya sendiri. Misalnya saja, suka minta serba gratisan pada temannya yang berprofesi menjadi seorang pedagang. Jika yang berdagang memang sengaja atau memang diniatkan memberikan barang dagangan secara gratis, ya, enggak masalah. Atau memberikan diskon khusus untuk sahabat, tentu saja tidak menjadi persoalan.
Yang bisa merenggangkan persahabatan sejati itu, jika temannya meminta secara sepihak.
"Iya, deh, iya, kita kan teman! Kita, kan, sahabat! Minta gratisan sedikit, enggak apa-apa, kan?"
Plis, deh! Kalau saja urusan berdagang itu merupakan mata pencahariannya, bagaimana? Tentu dapat mengurangi pendapatan dia, bukan? Bagaimana dengan keluarganya? Tercukupikah biayanya?
"Iya, deh, iya, kita kan teman! Kita, kan, sahabat! Minta gratisan sedikit, enggak apa-apa, kan?"
Plis, deh! Kalau saja urusan berdagang itu merupakan mata pencahariannya, bagaimana? Tentu dapat mengurangi pendapatan dia, bukan? Bagaimana dengan keluarganya? Tercukupikah biayanya?
Yang paling bagus itu, justru orang yang mendukung kegiatan sahabatnya. Saat sahabatnya membutuhkan dana, dengan segera datang membantu. Jika penjualan sahabatnya sedang mengalami penurunan, dengan sigap membantu menjadi marketer atau reseller-nya.
Wah ...kalau ada sahabat yang seperti ini, siapa yang enggak mau, ya, kan? Hehehe ...
Wah ...kalau ada sahabat yang seperti ini, siapa yang enggak mau, ya, kan? Hehehe ...
Tidak Menjaga Profesionalitas
Pernah menjumpai orang yang bekerja satu tempat pekerjaan dengan sahabatnya sendiri? Pasti ada, kan? Karena sahabat itu merupakan orang terdekat yang bisa berbagi, saat ada yang membutuhkan pekerjaan dan ternyata di tempat usaha kita sedang membutuhkan, kenapa enggak memasukkan sahabat sendiri dalam tim kerja kita? Selain bisa membantu sahabat yang sedang butuh, kita juga bisa bekerja sama dengan orang yang karakternya sudah kita kenal dengan baik.
Dan yang jadi persoalan atau bisa merusak hubungan, ketika salah satunya tidak bisa menjaga profesionalitasnya. Pihak yang diberi pekerjaan, tidak melakukan kewajibannya sebagai pekerja dengan baik. Hubungan persahabatan, berdampak si pekerja tidak maksimal melakukan kegiatannya. Terkadang malah lebih santai karena merasa yakin, sahabat yang memberikan pekerjaan, akan merasa segan untuk menegurnya.
Atau justru keadaan yang sebaliknya. Sahabat yang memberikan pekerjaan, tidak memperhatikan hak pekerjanya. Memberi pekerjaan yang berlebihan, karena merasa kawannya tidak akan berani menolak. Atau tidak memberi upah yang sesuai dengan upah minimum, dengan alasan yang sama, meyakini sahabatnya tidak berani meminta lebih.
Kedua kondisi tersebut, sama-sama merugikan salah satu pihak. Akibatnya, pasti ada yang merasa tersakiti dan dikhawatirkan menimbulkan permusuhan.
Semua perlakukan tersebut bisa menghalangi keinginan memiliki hubungan persahabatan bagai kepompong yang langgeng. Kebiasaan-kebiasaan yang justru tidak menghargai sahabatnya sendiri, bisa memicu renggangnya persahabatan. Kalau sudah terjadi, rasanya sulit sekali mengembalikan kepercayaan orang yang pernah dekat dengan kita, bukan?
Sebenarnya masih ada hal-hal lain yang bisa merusak sebuah persahabatan sejati. Tiga kebiasaan di atas merupakan kejadian yang paling sering saya temukan. Bagaimana dengan teman-teman, pernah menemukan kejadian seperti itu? Atau punya pengalaman yang bisa dibagikan? Ceritakan, yuuk !!
36 Comments
Hutang memang bisa merusak segalanya dikasih takutnya nggak dibayar, ditagih nanti takutnya malah marah nggak ditagih makan hati sendiri
ReplyDeleteGara-gara utang, jadi makan hati ya.. duh!
Deletemasalah hutang piutang itu yang agak berat dan paling rawan mbak, apalagi hutang ini dibawa sampai mati. kalau kita masih sama-sama single sih enak, nah kaau sudha berkeluarga? urusan bakalan panjang
ReplyDeleteHutangnya bisa diwariskan ya, Mbak :(
DeleteKadang memang lisan ya yang suka ngga sengaja bikin sakit ati. Tapi mudah2an dengan doa setiap taun, saling maaf memaafkan maka semua hilang. Biasanya sih, kalau jaman sekarang itu via TEKS yang akan beda dari yang baca. Tergantung moodnya. Aku pernah dan masih malas ngobrol sama seseorang karena pernah nulis hal yang "ngga asik" aja tentang kita. Kayak ga butuh teman, suka tersinggung gitu. Jadinya pas ketemu ya cuekin aja. Ga butuh hihi..
ReplyDeleteSaya juga suka hati-hati ngobrol via teks, karena intonasi pembicaraanna gak jelas. Takutnya salah persepsi
DeleteHutang piutang yang suka dan paling sering menjadi benalu
ReplyDeletetermasuk saya, mempunyai beberapa piutang ke teman-teman.
ketika ditagih ada saja alasannya, padahal ngumpet di dalam rumah.
akhirnya matikan saja KWH listriknya dan tunggu dia keluar
HAHA!
hahaha... perlu berbagai macam cara untuk buat dia keluar ya..hihii
DeleteAda juga niih...teh Nurul, anaknya yang berantem, emak-emaknya yang gak bisa memaafkan. Padahal anak-anak mah kalo berantem, 5 menit juga uda lupa.
ReplyDeleteTernyata kita harus belajar sifat mudah memaafkan dari anak-anak.
Nah iya Teh Lendy, kadang malah orangtuanya yang harus belajar sama anak-anak ya..
DeleteKalau menurut saya itu, poin yg paling rawan ya poin soal hutang piutang..
ReplyDeleteYa gimana lagi ya, terkadang di satu sisi kita ingin membantu, namun di satu kita tidak punya uang utk meminjaminya, dan terkadang ketika dipinjami, mereka suka (sengaja) lupa utk mengembalikan uangnya..
Biasanya ketika tagihan pertama, tidak di response baik, mka selanjutnya saya tidak akan menagih lagi, demi hubungan pertemanan tsb..
Dan dampaknya ketika mau minjam uang lagi, dengan sederhana akan saya jawab "maaf kakak, sudah cukup..." tidak akan saya pinjami, dan lebih memilih membantu dengan usaha, dibandingkan dengan dana. Karena saya pun terkadang tidak punya uang lebih utk dipinjamkan..
Tetep, dari segala jenis teman, teman yang sering memanfaatkan teman adalah kriteria teman yang wajib dihindari, ya gimana ya ,mereka itu sering bgt makan hati hahaha
Nah kan, paling gak enak, kalau dimanfaatin kawan sendiri ya...
Deletehuaaaa.. inshaa Allah udah kuterapin kok
ReplyDeletetapi kalau sahabatannya banyak itu... baru terasa sahabat apabila duit hutang muter-muter entah kemana, hahaha
iya juga ya, yang sahabatan satu kantor, si dianya lebih tinggi jabatannya, gak boleh memperlakukan semena-mena ya, karena sahabat juga butuh profesionalitas
Wah..kalau muter-muter kayak gitu,malah pusing ya hihihi
DeleteIa ya utang-piutang itu ngeri banget, jangankan persahabatan, kadang keluarga pun bisa bertikai karena hal ini.
ReplyDeleteNgeri ya ...gara-gara utang, persaudaraan jadi rusak:(
DeleteYang poin satu dah banyak yang ngalami ya. Tapi tidak dialami oleh suami. Mau temennya pinjem berapapun, its okay. Sampai aku heran, masa nggak ada sungkan-sungkannya. Padahal istrinya gatel pengen nagih. 😅😅😂😂
ReplyDeleteTapi, persahabatan mereka terbukti langgeng meskipun ada utang-piutang. Karena memang utangnya buat kebutuhsn, bukan buat hura-hura. Keren ya.
Waah...persahabatan yang keren tuh.. benar-benar tulus ya..
DeleteDari kebanyakan masalah yang sering terjadi saat pertemanan lagi dipuncak biasanya masalah minjem duit ama suka ama orang yang sama. jadi masalah banget tuh. ada beberapa pengalaman yang nyata dan pernah saya temui dan ampe sekarang nggateguran :)
ReplyDeleteItu yang paling ditakutkan, sahabat jadi gak teguran:(
DeleteSetuju dg 3 hal itu
ReplyDeleteBukan hanya sahabat sih Mbak, tp persaudaraan jg. Bicara duit itu sensitif banget deh. Kalau dikit bs diikhlasin, kalau sering ya cape
Jangan sampai niat kita mengikhlaskan malah buat makan hati ya..
DeleteDlam pershbatan past ada aja sih mba hal2 kayak gitu, misal pinjem uang atau manfaatin temen,tp ada yang masih batas wajar ad yg berlebihan nah ug berlebihn ini yg harus dikasih ajar,jgn sampai sikap kek gitu merusak hub pertemanan.
ReplyDeletekalau masih wajar,pasti persahabatannya juga gak akan rusak ya..
DeleteYang paling banyak kejadian tentang perkara duit. Entah itu hutan piutang kek, atau bisnis bareng yg pembagian keuntungannya dirasa enggak fair dari pihak lain.
ReplyDeletePerkara duit memang bisa mengubah segalanya ya..:(
Deleteyaaa, namanya hubungan kadang jalannya gak mulus sih ya. mau hubungan apapun, tergantung kitanya aja gimana menyikapinya wkwkwkw
ReplyDeleteSetuju,Kak Oky...semua tergantung kitanya juga
DeleteBener
ReplyDeleteApalagi ttg hutang piutang
Uang ga mandang sodara...apalagi teman
Di ktr sy ada tuh yg suka minjam uang
Tp sy ga pernah mau
Klu pun sy pinjamkan via uang koperasi dan bln depan langsung dipotong dr gaji
Jd aman dari telat bayar atay mangkir hahaha
Betul, harus di siasati, Dengan sistem potong gaji, pasti aman ya..
DeletePersahabatan, kalo udah ada kata hutangnya.
ReplyDeleteAmbyar.
Awalnya dikit.
Dikit.
Sampe akhirnya lupa.
Dan kitanya dr ikhlas sampe ga ikhlas lagi.
Serba salah ya..
DeleteHuhu...semakin besar semakin kehilangan momen bareng sahabat. Kayak ada di dunia yg beda gitu.
ReplyDeletejadi kangen sama sahabat, ya?
DeletePersahabatan yang langgeng itu sangat langka ya Mbak. Butuh 'pupuk' yang banyak. saya setuju dengan semua pemaparan di atas.
ReplyDeleteNah, itu tuh. Tiga point yang penting banget. :D
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^