Saat liburan panjang kemarin, keluarga saya beserta keluarga teman, bermaksud menikmati keindahan air terjun yang ada di sekitar Kota Subang. Dan pilihan kami, jatuh pada tempat wisata Curug Cibareubeuy yang terletak di Desa Cibeusi, Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang. Ketika menuju lokasi, kami mengambil jalan masuk melalui Palasari yang dekat dengan tempat wisata Ciater. Karena berada di sekitar Palasari, kami mengira Curug Cibareubeuy merupakan tempat wisata milik pemerintahan Kabupaten Subang.
Baca juga : Berendam Air Panas di Ciater
Namun ketika sesampainya di lokasi wisata, tepat di bawah air terjun tersebut, kami mendapati plang yang bertuliskan "Wisata Curug Cibareubeuy KPH Bandung Utara."
Loh, kenapa Bandung? Ternyata, tempat wisata ini secara administratif memang ada di bawah pemerintah Kabupaten Subang, tetapi secara wilayah pengelolaan hutan, air terjun ini termasuk di dalam petak 4 RPH Gn. Karamat BKPH Cisalak KPH Bandung Utara Perum Perhutani Unit III wilayah Jawa Barat dan Banten.
Oh ... begitu, hehehe
Untuk mencapai air terjun di tempat wisata yang berada sekitar 5 km dari jalan utama itu, terdapat dua jalur yang bisa dilewati.
Jalur pertama melalui jalan gunung, menembus hutan pinus dan menyeberangi sungai kecil dengan airnya yang jernih. Rute ini merupakan jalan setapak berupa tanah yang tertutupi dedaunan dan bebatuan.
Jalanan yang melintasi perbukitan ini cukup mendaki. Selain tanah yang datar, ada juga jalan mendaki dengan kemiringan tidak lebih dari 30 derajat. Sepanjang perjalanan kami menjumpai berbagai macam pohon besar dan pohon bambu.
Dalam perjalanan, kami sesekali berpapasan dengan para pria yang menggotong bambu panjang diiringi seekor anjing. Banyaknya pohon bambu yang tumbuh di hutan tersebut, rupanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai sumber penghasilan.
Jalur melalui hutan dan gunung |
Saya rasa melewati jalur hutan lebih nyaman dan menyenangkan. Karena kita bisa berjalan di bawah teduhnya pepohonan yang rimbun sambil menikmati kesegaran udara yang berlimpah di sana.
Selain jalur hutan, Curug Cibareubeuy juga bisa dicapai melalui jalan pesawahan. Jalur pesawahan lebih landai, tidak dijumpai tanjakan yang bisa membuat paha dan betis kita sakit setelah menempuh perjalanan menuju curug. Kita bisa bernapas dengan irama yang teratur, berbeda jika melewati jalur hutan. Namun kekurangannya, jalan pesawahan tidak ada pepohonan yang meneduhkan. Bisa dibayangkan panasnya jika berjalan di tengah hari yang terik, terbakar, deh!
Menurut petugas yang berdinas di sana, perjalanan melewati sawah merupakan jalur yang paling diminati oleh pengunjung. Konturnya yang rata meskipun agak melingkar, ditambah terdapat warung-warung untuk tempat beristirahat, merupakan alasan utama mengapa jalur ini difavoritkan.
Meskipun begitu, saya beserta rombongan lebih memilih melewati jalur hutan untuk menuju air terjun Cibareubeuy. Soalnya kami tiba di Desa Cibeusi sekitar pukul 11 siang. Matahari sedang cantik-cantiknya bersinar dengan terik. Jadi lebih baik kami berjalan melalui jalur hutan, di bawah teduhnya pepohonan pinus.
Baca juga : Wisata Hutan Pinus Cikole Lembang
Jadi kami lebih memilih melalui jalur pesawahan, saat pulang dari air terjun menuju tempat kendaraan kami diparkir. Lagi pula perjalanan melewati hutan dirasakan lebih singkat. Jika kita berjalan santai, maka jalur hutan dapat dilalui sekitar 1,5 jam, sedangkan jalur pesawahan menuju curug di tempuh sekitar 2,5 jam perjalanan. Cukup jauh perbedaannya bukan?
Curug Pandawa 5
Tempat pertama yang dapat dinikmati keindahannya jika melalui jalur hutan, yaitu Curug Pandawa 5. Air terjun kecil ini merupakan perpanjangan aliran dari Curug Cibareubeuy.
Jika saja tempat ini dibiarkan seperti aslinya, saya rasa air terjun Pandawa 5 kurang menarik. Tinggi air terjun yang tidak terlalu tinggi, terasa biasa aja.
Namun masyarakat sekitar curug berinisiatif mengelola tempat itu, dan menjadikannya tempat yang menarik pengunjung, untuk datang menikmati keindahan alam di tempat tersebut.
Masyarakat setempat mengelola area sekitar air terjun dengan sangat alami. Di pintu masuk ke kawasan air terjun, terdapat pancuran kecil yang terbuat dari bambu kecil. Pintu gerbang dan pagar pembatasnya terbuat dari kayu dan jalanan tempat pengunjung berjalan pun, tersusun dari bebatuan yang kokoh ketika dipijak.
Gerbang Pandawa 5 |
Di sekitar curug Pandawa 5, terdapat pondok-pondok kecil yang terbuat dari kayu dan beratapkan ijuk. Bagi pengunjung yang ingin bermalam, tempat ini menyediakan tempat dengan sentuhan tradisional yang menyatu dengan alam. Untuk berlindung dari angin dan hujan, pondok-pondok di sana dipasang tirai plastik sebagai pelindungnya.
Curug Pandawa 5 |
Menurut ibu warung yang ada di salah satu pojok area Curug Pandawa 5, biaya yang dikenakan bagi wisatawan yang akan menginap, diberi harga 50 ribu rupiah. Sedangkan bagi yang ingin menginap, dilengkapi dengan fasilitas dua kali makan serta disediakan kambing guling, pengunjung hanya mengeluarkan biaya 100 ribu rupiah saja perorangnya. Lumayan, murah ya ...
Pondok-pondok tempat beristirahat dan menginap di Area Curug Pandawa 5 |
Menara Cibareubeuy
Setelah kami puas menikmati air terjun Pandawa 5 dan beristirahat sejenak di pondok yang berada di sana, kami pun melanjutkan perjalanan kembali menuju dataran yang lebih tinggi. Hanya sekitar 5 menit perjalanan dari Curug Pandawa 5, di balik bukit terdapat wahana Menara Cibareubeuy.
Bagi penyuka selfie di tempat ketinggian yang memacu adrenalin, Menara Cibareubeuy menyediakan berbagai properti yang bisa digunakan untuk berfoto ria. Ada menara tinggi yang bisa digunakan berfoto, dengan latar belakang Curug Cibareubeuy yang tampak di kejauhan.
Pintu masuk Menara Cibareubeuy |
Tanjakan Kenikmatan, jalan menuju Menara Cibareubeuy dengan kemiringan 45 derajat. |
Seperti tempat wisata lain yang menyediakan spot berfoto di ketinggian, Menara Cibareubeuy juga menyediakan ayunan yang dapat digunakan untuk berayun di ketinggian. Tidak hanya ayunan dengan alas papan seperti biasa, di sana juga terdapat ayunan yang menyerupai kursi kayu.
Ketika mendekati ayunan kursi kayu, ketinggiannya lumayan membuat nyali saya ciut untuk menaikinya. Bukan apa-apa, saya tidak melihat tali pengaman khusus yang bisa melindungi kita bila ada hal yang tidak diinginkan, seperti yang dikenakan oleh pengunjung yang menaiki ayunan papan.
Eh, mungkin saja, karena tidak ada yang menaiki kursi tersebut, maka tidak ada petugas yang datang menjaga dan menyediakan tali pengaman, kali, ya ...
Oh, iya, untuk bisa berfoto-foto ria di kawasan Menara Cibareubeuy, penunjung dikenakan biaya masuk sebesar Rp. 15.000 saja. Cukup, murah.
Kampung Senyum
Setelah puas berfoto ria dan mengumpulkan banyak foto untuk koleksi, kami pun melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan utama. Di tengah perjalanan menuju Curug Cibareubeuy ternyata kami melewati sebuah tempat yang dinamakan Kampung Senyum.
Teman-teman yang mau berkunjung dan melewati kawasan ini, sesuai dengan namanya, diusahakan untuk memberikan senyumannya yang termanis ya ...tshaah!
Karena sesuai dengan salah satu plang yang dipasang di sana, yang bertuliskan "Kawasan wajib senyum. Tapi senyummu harus lucu dan bahagia."
Hmm ... unik juga, ya! Jadi kalau teman-teman memberikan senyum yang dibuat-buat, barangkali bisa lewat jalan lain saja, wkwkwk ...
Selamat datang di Kampung Senyum |
Di kampung senyum, banyak warung makanan yang menyediakan makanan ringan, makanan berat dan ada juga yang menyediakan gula aren. Daerah Cibeusi memang terkenal dengan pengrajin gula arennya. Dan selama di perjalanan, saya juga melihat beberapa pohon aren tumbuh di hutan. Jadi selain pohon bambu, ternyata masyarakat sekitar juga memanfaatkan pohon aren untuk dijadikan gula aren.
Kampung Senyum |
Curug Cibareubeuy Desa Cibeusi Kabupaten Subang
Saya beserta rombongan tidak berhenti lama di kampung senyum, karena kami sudah mendengar suara air jatuh dari ketinggian. Menurut perkiraan, Curug Cibareubeuy sudah tidak jauh lagi. Maka kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Saat berjalan menyusuri hutan, kami pun mulai mendengar sayup-sayup gemericik air semakin dekat. Benar saja, tampak di kejauhan, air terjun dengan ketinggian 40 meter berdiri menjulang di hadapan kami.
Perjalanan panjang yang cukup melelahkan, akhirnya menghasilkan rasa puas dan kagum yang luar biasa. Kemolekan Curug Cibareubeuy sangat memanjakan pemandangan kami. Udara dingin dan basah langsung menerpa wajah dan tubuh kami. Hawanya segeer ...! Alhamdulillah. :)
Oh, iya, apabila teman-teman tidak membawa baju ganti, lebih baik tidak terlalu lama berada dekat dengan air terjun. Cipratan air yang jatuh dari atas, jika terbawa oleh angin, bisa membuat badan kita basah semua. Dan suhu di sekitar air terjun yang berkisar antara 26 derajat celcius, dapat membuat badan menggigil kedinginan, bila berlama-lama di sana. Lebih aman, menikmati keindahan ciptaan Yang Maha Kuasa dari kejauhan aja, masih terasa sensasi kesegarannya, kok!
Eits, hampir lupa. Saat masuk tempat wisata Curug Cibareubeuy, jangan lupa untuk membayar karcis masuk sebesar Rp. 10.000 ya ...
Selain hari sudah beranjak sore, dan mulai terdengar bunyi halilintar di kejauhan, kami pun tidak berlama-lama di sana. Untuk mengantisipasi resiko kehujanan, kami pun bergegas berjalan pulang melewati area pesawahan. Jalannya yang datar membuat langkah kami lebih cepat dan sampai di area parkir sebelum maghrib. Alhamdulillah, bisa terhindar dari hujan.
Baca juga : Wisata di Ciater Highland Resort
Bagi teman-teman yang ingin berkunjung ke tempat ini, kawasan Curug Cibareubeuy berada di Desa Cibeusi, tidak jauh dari tempat wisata air panas Ciater. Cukup tanyakan pada masyarakat di sekitar daerah Ciater atau daerah Palasari, maka teman-teman akan ditunjukan lokasi tepatnya Desa Cibeusi.
Dari arah Kota Bandung, Desa Cibeusi berada di sebelah kanan jalan. Setelah tempat wisata Sari Ater. Cukup mudah, kok! Selamat berlibur!
55 Comments
Duh... jadi kepingin ke subang :)
ReplyDeleteHayuuk!!
DeleteWaaah curugnya panjang banget ya! Baru tau ada yang begini di Subang! Indonesia memang toopp! Kalau ke subang akan mampir nih thx infonyaa
ReplyDeleteIya, tingginya 40 meter, loh!
DeleteMasha Allah....indahnya teh.
ReplyDeletePEmandangannya bikin kita jauh-jauh dari penyakit yaa...
Alami.
Btw,
Curug itu artinya air terjun kah teh?
Iya, curug itu artinya air terjun :)
DeleteWah, tempatnya asri banget ya ini. Cocok banget buat liburan bagi kaum-kaum pekerja kantoran yang ketemunya gedung, komputer, mulu tiap hari kayak aku. Hahaha
ReplyDeleteBetul...ganti suasana ya...jangan liat gedung dan komputer melulu..
DeleteSayang jauh, padahal cobannya bagus banget. Pingin ke sana :).
ReplyDeleteayuuk...ke sini Mbak..
DeleteWih, spot adventure yang bagus nih. :D
ReplyDeletePingin ke sini aa, pasti seru banget deh.
ReplyDeleteSeruu bangeet!
DeleteNama air terjunnya aneh di lidahku yang bukan Sunda. Hehe. Nama Kampung Senyumnya juga unik. Enak ya Mbak berwisata ke sini, bisa mendatangi beberapa objek wisata sekaligus. Mau juga ke sini nanti kalau ke Jawa Barat.
ReplyDeleteHehehe..iya, nama air terjunnya nyunda sekali :)
DeleteTempat wisata yang seru banget ya, mbk. Pemandangannya indah. Banyak tempat photo nya. Apalagi melewati kampung senyum. Buat tambah kebahagiaan perjalanan.
ReplyDeleteSepanjang perjalanan, pemandangannya indah, Mbak
DeleteAdem....
ReplyDeleteAku udah lama gak main di air terjun, pdhal ya pengen. Tiap ke di air terjun jarang main air. Alasan sepele sih, males basah apalagi jalan baliknya penuh perjuangan dan gak bawa baju ganti. Tapi kalau ada baju ganti atau minimal tempat buat nginap, oke banget tuh
Hihihi..kita samaan Mbak, males basah. Jadi hanya lihat dari jauh aja hehehe
DeleteKampung senyumm. Ke sana mesti senyum terus yah mbakk
ReplyDeleteBagussss
Aku sukaaa tempatnyaa
Harus senyum bahagia, Kak :)
DeleteMau jalur sawah atau hutan, pemandangannya OK semua ya mbak. Tapi harus benar2 fit ya kalau mau kesini biar kuat. :)
ReplyDeleteBetul...pemandangan di semua jalurnya bagus. Yang penting harus fit!
DeleteBacanya aja seru
ReplyDeleteApalagi klu kesana langsung
Btw itu plang nyuruh senyum berarti kita disuruh bahagia krn usai melewati perjalanan jauh
Hehehe..bener juga, di suruh bahagia setelah melewati perjalanan panjang ya...
Deletecurug ini sebenarnya kumpulan air yang jatuh dari air terjunnya atau naman lain dari air terjun kak? BTW lagi musim banget buat ayunan di tebing (ketinggian) setelah banyak yangbuat dipantai kemaren
ReplyDeleteCurug itu bahasa Sunda yanv artinya : air dari air terjun, Kak.
DeleteTempat wisata yang membutuhkan banyak tenaga untuk mencapai curugnya itu seru juga ya mba. Apalagi terbayar sudah kelehann nanjak dengan pemandangan yang indah
ReplyDeleteBetul Dik..untuk bisa lihat pemandangan indah di sana, ternyata butuh perjuangan hihihi
DeleteSangat luar biasa inisiatif masyarakat disana yg peduli thd lingkungannya untuk temoat yg layak dikunjungi oleh wisatawan.
ReplyDeleteDari masyarakat untuk masyarakat, Kak, keren ya
DeleteTeteh, adik iparku orang subang, suka cerita curug ini, kayaknya aku jadi pengen nyusul nih..Wisata di daerah2 sekarang makin kece yaaa
ReplyDeleteWah..adik iparnya bisa dijadikan guide,ya, Teh hehehe
DeleteUnik ya pasti adem main air duh lama. Banget ekeu ga ngebolang nih
ReplyDeleteHayo..ngebolang, Mbak 😊
Deleteadem dan seger banget lihatnya mba, :D
ReplyDeleteWah sudah udara dingin, tempat instaable buat foto dan harga murah tiket nya
ReplyDeleteBetul mpo...murah masuknya
Deletejadi pengen nyebur nih.
ReplyDeleteHayuk..teh!
DeleteWaaaaaah keren banget, jadi mupeng pengen kesana :D
ReplyDeleteindahnya ya, tp kalau ke air terjun itu banyaknya hrs traccking dulu ya
ReplyDeleteWisata sekalian olahraga nih yaa, asiknya bisa berkunjung kesana. Penasaran sama penginapannya hihi. Gimana dinginnya ya penginapan di dekat air terjun
ReplyDeleteBetul...sekalian olahraga
DeleteTempatnya indah banget yah Teh, jadi pengen ngajakin anak-anak main ke sana deh :))
ReplyDeleteAnak-anak pasti seneng deh..
DeleteAku ya kepengen ke tempat kayak gini. tapi apa daya si bocils masih unyu banget. Harus bersabar menunggu mereka membesar. (((membesar)))
ReplyDeleteHahahha...iya, tunggu mereka membesar duluu...
DeleteYa ampun indah banget pemandangannya, jadi pengen ngadem rasanya :D
ReplyDeleteMbak apa enggak bisa dibuat akses yang lebih mudah yaa. .Lewat hutan 1.5 jam lewat sawah 2,5 jam.. Wow! Tapi pasti sepadan dengan keindahannya , capek jadi hilang yaaa 😊
ReplyDeletePengennya sih, ada jalan tol, Mbak...hahaha
Deletewaduh adem banget ya ampun
ReplyDeleteBaguuus mba tempatnya. Anak saya suka banget lihat air terjun kaya gitu.
ReplyDeleteseruuu, belum pernah ke sana. next mau coba ke sana ahh, anak-anak kuat ga yaa? hahaha
ReplyDeleteTerima kasih untuk sharingnya mba :)
Trekking ke lokasi air terjunnya ... adem dan masih narural alamnya ya, kak
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^