Upacara nurunkeun adalah upacara adat Sunda yang dilakukan untuk menyambut kelahiran bayi. Terus terang ini pertama kalinya saya tahu tentang adat menyambut kelahiran bayi dengan adat Sunda. Sebelumnya yang saya tahu hanya kebiasaan puput puseur, nenjrag bumi, acara aqiqah, adat cukuran atau upacara turun taneuh.

Kebetulan saya sedang bertamu ke rumah sahabat. Tujuannya ingin menengok kelahiran bayinya dan menjalin silaturahmi, karena sudah lama sekali kami tidak bertemu. Sesampainya di rumah teman yang ada di daerah Pagaden- Kabupaten Subang, saya lihat ada beberapa ibu tua yang sedang berkumpul di samping rumah kawan saya itu. Saya kira hanya kumpulan ibu-ibu yang sedang sedang ngobrol-ngobrol santai.

Ketika saya memasuki rumah, ternyata ada tamu lain yang juga sedang berkunjung ke rumah teman saya. Setelah berkenalan, ibu setengah baya itu adalah paraji atau dukun beranak yang suka mengurus bayi yang baru dilahirkan.

Teman saya tersebut, ternyata sedang berencana melakukan upacara menyambut kelahiran bayinya. Saya kira upacara puput puseur, karena beberapa hari sebelumnya, pusar bayinya sudah puput (terlepas dari perutnya). Ternyata yang akan dilakukan yaitu upacara nurunkeun.

Terus terang saya tidak tahu, bagaimana dan apa saja yang akan dilakukan untuk menjalankan tradisi yang sudah turun temurun di daerah Subang bagian Selatan itu. Karena penasaran, akhirnya saya memutuskan untuk tinggal lebih lama demi menyaksikan upacara yang baru saja saya ketahui tersebut.

Saya pun berjalan ke luar rumah dan tampak beberapa ibu sedang menyiapkan masakan di samping rumah. Ada  yang sedang memasak nasi, ayam bakar, olahan daging kambing, dan makanan lainnya. Tidak berapa lama, setelah makanan sudah siap, ibu-ibu tersebut berkumpul di depan rumah teman saya.

tradisi nurunkeun menyambut kelahiran bayi

Mereka tampak kompak membungkus aneka makanan ringan dan buah-buahan sambil sesekali berseloroh dan tertawa bersama. Begitu terasa kebersamaan mereka. Tidak mau kalah anak-anak kecil yang ingin membantu ibu mereka, membungkus aneka cemilan yang mereka sukai. Setelah dimasukkan ke dalam plastik, bungkusan-bungkusan kecil itu, disambung dengan tali yang panjang.

tradisi nurunkeun menyambut kelahiran bayi

Selanjutnya, bungkusan kecil tersebut digantungkan pada sebuah bambu yang diletakkan melintang di atas teras rumah. Tidak hanya makanan kecil saja, beberapa helai kain batik, celana panjang, serta sarung ikut juga digantungkan di atas bambu. Saya sendiri kurang tahu, kenapa barang-barang itu yang digantungkan. Apakah mungkin karena anak yang baru dilahirkan adalah anak laki-laki? Kalau perempuan barangkali bukan celana panjang tetapi rok atau baju baju untuk perempuan, mungkin hihihi

Nanti kalau bertandang ke rumah teman saya lagi, akan saya tanyakan apa maksud kain-kain tersebut digantungkan ya... :))

tradisi nurunkeun menyambut kelahiran bayi

Di saat yang bersamaan, bayi teman saya di bawa oleh paraji keluar rumah. Ini adalah pertama kalinya bayi di bawa keluar rumah. Tujuan upacara nurunkeun ini, untuk mengenalkan bayi pada lingkungan sekitarnya. Sekaligus memberitahukan pada tetangga mereka, jika bayi sudah bisa dibawa keluar rumah atau sudah bisa dibawa jalan-jalan. 

tradisi nurunkeun menyambut kelahiran bayi

Setelah dibawa berkeliling ke rumah beberapa tetangga, dukun beranak itu pun lalu membawa bayi teman saya kembali ke rumah. Di bawah bambu yang di pasang melintang, sudah disediakan berbagai macam makanan yang telah dimasak bersama-sama. Dengan menggunakan kain panjang, seorang ibu membuat semacam ayunan di atas makanan-makanan tersebut.

tradisi nurunkeun menyambut kelahiran bayi

Setelah semua perlengkapan sudah siap, bayi teman saya itu pun disimpan di atas ayunan kain. Saya lihat, paraji itu membacakan doa untuk sang bayi. Kemudian ayunan pun digerak-gerakkan, agar bayi merasa nyaman di ayun-ayun. Saya lihat, bayi teman saya itu tidak rewel saat menjalani upacara nurunkeun tersebut. Dia diam saja, enggak nangis. Sepertinya dia menikmati semua proses upacara tersebut hehehe...


Saat bayi ditimang-timang dalam ayunan, beberapa anak kecil tampak mendekat ke arah teras rumah teman saya tersebut, Saya kira, mereka hanya ingin menyaksikan upacara tersebut dari dekat. Ternyata, usai semua proses upacara, cemilan yang tadi digantung, boleh dibagikan pada anak-anak yang datang. Mereka tertawa senang, dan terlihat gembira karena bisa menikmati makanan kecil dan buah-buahan yang mereka sukai.

Akhirnya tradisi nurunkeun untuk menyambut kelahiran bayi teman saya, sudah berakhir. Kami yang datang pun dipersilakan untuk menyantap makanan yang sudah disediakan oleh tuan rumah. 
Melihat semua prosesi tersebut merupakan pengalaman pertama bagi saya. Selain berkunjung ke rumah teman ternyata saya juga bisa tahu banyak tentang tradisi Sunda untuk menyambut kelahiran bayi.

Bagaimana dengan yang ada di daerah teman-teman? Ada tradisi apa saja untuk menyambut kelahiran bayi? 
Salam takzim