Bukankah makanan yang mengandung MSG dapat menyebabkan kanker?Bagaimana pengaruh makanan ber-MSG bagi ibu hamil?
Apakah MSG aman dikonsumsi oleh anak-anak?
Fungsi MSG untuk Makanan
Seperti kita ketahui bahwa pengunaan monosodium glutamat atau MSG telah menjadi perdebatan di lingkungan akademis maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini merupakan dampak kurangnya informasi mengenai glutamat. Padahal seharusnya masyarakat bisa menyerap informasi tentang MSG berdasarkan bukti, bukan sekedar rumor yang beredar.
Bagi manusia, makanan berfungsi untuk memberikan zat-zat gizi yang bisa membantu memelihara kesehatan, memperpanjang usia, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya sendiri. Selain itu, makanan juga berfungsi untuk memberi kepuasan bagi seseorang sebagai bagian dari kehidupan sosialnya. Oleh karena itu, seseorang secara alami akan mencari makanan yang bisa memuaskan dan dianggap lezat.
Untuk mengolah makanan yang lezat diperlukan mekanisme pemberian bumbu dengan takaran yang pas. Hal inilah yang menjadi alasan bagi para produsen makanan untuk menggunakan bahan penyedap sebagai pelengkap yang dapat menguatkan rasa pada makanan.
Selama 40 tahun terakhir penggunaan MSG dalam makanan sudah menjadi pro-kontra, terutama di negara Barat. Penyebabnya karena adanya laporan dari masyarakat yang mengalami suatu reaksi setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG, meskipun laporan tersebut tidak secara jelas menjelaskan bahawa penyebabnya adalah MSG.
Kontroversi masalah MSG juga terjadi di Indonesia. Peningkatan kesadaran tentang keselamatan pangan yang menggunakan MSG menjadi perhatian konsumen. Akan tetapi pengetahuan masyarakat tentang MSG masih minim. Sehingga muncul berbagai rumor yang meragukan keamanan MSG dalam makanan.
UMAMI Pelengkap yang Menguatkan Rasa Makanan
Begitu pula dengan saya. Sebagai ibu rumah tangga yang salah satu tugasnya menyediakan makanan untuk keluarga, saya juga harus berhati-hati dalam menyajikan hidangan untuk keluarga.
Pertanyaan aman dan tidaknya menggunakan MSG dalam makanan pun menjadi perhatian saya. Masih banyak pengetahuan yang perlu saya ketahui tentang MSG sebagai pencipta rasa UMAMI.
Dan akhirnya semua pertanyaan itu, bisa terjawab ketika saya mengikuti acara Blogger Gathering "Eat Well Live Well" bersama UMAMI. Workshop ini diselenggarakan berkat kerja sama antara Ajinomoto dan Bandung Hijab Blogger.
Di kesempatan pertama hadir Ahli Teknologi Pangan IPB Prof. Purwiyatno Hariyadi. Sebagai ahli pangan tentu saja beliau paham mengenai MSG sebagai penghasil rasa UMAMI.
Apa sih, rasa UMAMI itu? Barangkali itu yang ada dalam pemikiran teman-teman, ya, kan? Dalam Bahasa Jepang, yang dimaksud UMAMI adalah rasa gurih. Seperti diketahui, ada 5 cita rasa dasar dalam makanan yaitu: rasa asin, manis, asam, pahit dan kelima adalah rasa UMAMI. Rasa gurih inilah yang bisa menciptakan rasa lezat pada makanan.
Rasa asin, manis, asam dan pahit merupakan rasa yang memiliki identitas kuat, sedangkan rasa gurih sulit digambarkan tetapi dapat membuat kenikmatan dalam makanan.
![]() |
www.ajinomoto.com |
Dalam workshop yang diadakan pada tanggal 12 Oktober itu, Prof. Purwiyatno juga menerangkan kepada kami blogger yang hadir, mengenai fungsi makanan bagi manusia, yaitu :
- Fungsi sebagai sumber zat gizi untuk menunjang kehidupan.
- Fungsi makanan sebagai sumber kenikmatan. Menurut ahli teknologi pangan tersebut, makanan yang bergizi tetapi tidak enak, maka useless. Karena tidak akan dikonsumsi meskipun sebagai sumber gizi. Itulah sebabnya makanan itu harus lezat, enak dipandang, dan bertekstur menarik.
- Pangan berfungsi sebagai fungsi kesehatan
Berdasarkan ketiga fungsi pangan tersebut, dapatlah ditarik kesimpulan jika makanan yang akan di konsumsi itu adalah yang rasanya lezat. Untuk menciptakan makanan yang dapat memuaskan perlu bahan yang dapat menguatkan rasa agar menjadi lezat. Salah satu bahan yang dapat melezatkan makanan adalah MSG.
Setidaknya ada 6 fungsi MSG pada makanan yang ada pada buku Review Monosodium Glutamat: How To Understand It Properly (Primer Koperasi Ikatan Dokter Indonesia, 2018), yaitu:
Dalam workshop yang diadakan di Kapulaga Bistro, Bandung tersebut, Prof. Purwiyatno juga menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat tentang MSG.
Menurut beliau, MSG terbuat dari tetes tebu yang difermentasi. Cara fermentasi makanan juga lazim digunakan dalam pembuatan tempe, oncom dan tape. Karena diolah dengan cara alami, maka sebenarnya MSG aman untuk dikonsumsi.
Dalam prakteknya, banyak masyarakat yang menderita suatu penyakit bukan disebabkan dari penggunaan MSG, tetapi karena bahan dan pengolahannya yang tidak higienis. Bahkan kita bisa menemukan rasa UMAMI (gurih) yang dihasilkan oleh MSG pada keju, daging, tomat, asparagus, dan juga di air susu ibu (ASI).
UMAMI di ASI? Iya, ternyata rasa gurih memang ada pada ASI. Nah ... siapa bilang kalau rasa UMAMI tidak aman bagi anak-anak? Bukankah asupan ASI sangat bagus dan makanan paling baik untuk bayi?
Saya sendiri baru tahu jika rasa gurih juga terdapat dalam ASI. Dan ini semakin membuat saya yakin jika penambahan MSG pada makanan, tidaklah berbahaya.
Lalu muncul pertanyaan lagi, dalam takaran berapa banyak MSG aman digunakan untuk makanan? Menurut Prof. Purwiyatno, gunakan MSG dalam batas wajar. Secukupnya saja, tidak perlu berlebihan. Yup, seperti yang kita ketahui, segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik, bukan?
Setidaknya ada 6 fungsi MSG pada makanan yang ada pada buku Review Monosodium Glutamat: How To Understand It Properly (Primer Koperasi Ikatan Dokter Indonesia, 2018), yaitu:
- Memperkuat rasa pada makanan.
- Menambah total intensitas rasa yang terdapat pada makanan. Kualitas rasa yang dihasilkan oleh MSG berbeda dengan 4 macam rasa dasar lainnya.
- Mempertinggi karateristik rasa tertentu pada makanan.
- Memperkuat rasa khas pada makanan jenis daging sapi atau ayam.
- Memiliki efek rasa yang sama pada air kaldu daging meskipun MSG dinyatakan tidak memberi efek aroma.
- Menambah kelezatan pada makanan.
Dalam workshop yang diadakan di Kapulaga Bistro, Bandung tersebut, Prof. Purwiyatno juga menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat tentang MSG.
![]() |
Ahli Teknologi Pangan IPB Prof. Purwiyatno Hariyadi |
Menurut beliau, MSG terbuat dari tetes tebu yang difermentasi. Cara fermentasi makanan juga lazim digunakan dalam pembuatan tempe, oncom dan tape. Karena diolah dengan cara alami, maka sebenarnya MSG aman untuk dikonsumsi.
Dalam prakteknya, banyak masyarakat yang menderita suatu penyakit bukan disebabkan dari penggunaan MSG, tetapi karena bahan dan pengolahannya yang tidak higienis. Bahkan kita bisa menemukan rasa UMAMI (gurih) yang dihasilkan oleh MSG pada keju, daging, tomat, asparagus, dan juga di air susu ibu (ASI).
UMAMI di ASI? Iya, ternyata rasa gurih memang ada pada ASI. Nah ... siapa bilang kalau rasa UMAMI tidak aman bagi anak-anak? Bukankah asupan ASI sangat bagus dan makanan paling baik untuk bayi?
Saya sendiri baru tahu jika rasa gurih juga terdapat dalam ASI. Dan ini semakin membuat saya yakin jika penambahan MSG pada makanan, tidaklah berbahaya.
Lalu muncul pertanyaan lagi, dalam takaran berapa banyak MSG aman digunakan untuk makanan? Menurut Prof. Purwiyatno, gunakan MSG dalam batas wajar. Secukupnya saja, tidak perlu berlebihan. Yup, seperti yang kita ketahui, segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik, bukan?
MSG dalam Ajinomoto
Salah satu penyedap makanan yang telah dikenal di Indonesia adalah Ajinomoto. Bahan baku MSG dalam Ajinomoto juga terbuat dari bahan alami yaitu tetes tebu pilihan dan dibuat melalui proses fermentasi. Produk ini berstandar internasional dan di bawah lisensi Ajinomoto Co, Inc, Jepang sebagai perusahaan pertama yang memproduksi penyedap rasa sejak tahun 1909.
Zat glutamat sendiri ditemukan oleh ilmuwan Jepang bernama Dr. Kikunae Ikeda pada tahun 1908. Ilmuwan tersebut berhasil mendapatkan rasa enak dari komponen utama dalam konbu yang mengandung asam glutamat. Yang disebut konbu yaitu sejenis rumput laut yang menjadi bahan dasar Dashi. Sedangkan Dashi itu adalah kuah yang menjadi pelengkap semua makanan Jepang. Bisa dikatakan Dashi merupakan komposisi makanan utama di negeri sakura tersebut.
Kembali pada proses pembuatan Ajinomoto, penyedap rasa ini pengolahannya melalui proses fermentasi dengan menggunakan mikroba. Kemudian merubahnya menjadi asam glutamat berbentuk kristal MSG. Karena berbentuk kristal kering seperti itu maka tidak akan ditumbuhi mikroba, sehingga Ajinomoto tidak memerlukan pengawet. Bertambah lagi nilai positifnya, bukan?
Satu lagi yang bisa membuat saya sebagai ibu menjadi lebih tenang yaitu ketika mengetahui jika Ajinomoto sudah mengantungi sertifikat Halal dari MUI. Sertifikat yang diperbaharui selama dua tahun sekali. Tidak hanya itu, Ajinomoto juga mempunyai berbagai sertifikat yang telah diakui oleh dunia seperti HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Point) dan ISO 9000.
Dengan semua sertifikat itu, wajar saja jika Ajinomoto telah dipercaya untuk melezatkan masakan di lebih dari 100 negara.
Yess ...makin tenang deh, setelah mendengar penjelasan dari Guru Besar, Rekayasa Proses Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB tersebut.
Tidak hanya penjelasan dari yang ahli, kami para blogger yang datang di Blogger Gathering with UMAMI juga mendapat sharing dari Dhatu Rembulan tentang kesehariannya menyediakan makanan untuk keluarga.
Ibu muda berwajah cantik itu menceritakan kesehariannya saat mengolah makanan pendamping ASI bagi buah hatinya. Diakui oleh istri dari Tria The Changcuter tersebut, bahwa dalam menyajikan makanan untuk anaknya dia juga kerap menambahkan penguat rasa makanan seperti Ajinomoto.
Menurutnya, pemberian penyedap rasa dalam batas yang wajar tentu saja tidak akan menimbulkan dampak buruk bagi anak-anaknya. Sebenarnya saat menyajikan makanan untuk keluarga, yang diperlu diperhatikan adalah bahan makanan, kebersihan bahan makanan, dan juga kebersihan cara pengolahannya. Karena jika tidak terjamin kebersihannya, justru akan membahayakan kesehatan keluarga.
Cooking Class with UMAMI
Setelah mendengar penjelasan tentang bahan penyedap rasa oleh ahli pangan dan sharing penyajian makanan untuk keluarga dari Dhatu Rembulan, kami para blogger yang hadir juga diberikan ilmu cara mengolah makanan dari Chef Deny Gumilang.
Runner Up Master Chef Indonesia season 4 itu memperagakan cara membuat Mie Kocok Bandung dan Steak Ayam Sambal Matah. Tidak lupa dalam pembuatan makanan tersebut, Chef Deny juga menambahkan Ajinomoto dalam setiap masakannya.
Dari pemaparan cara membuat kedua makanan tersebut, terlihat mudah untuk dipraktekan di rumah. Tampilannya pun sangat menggugah selera. Aroma yang tercium sangat wangi, tekturnya pun terlihat menarik dan seakan memanggil untuk dinikmati, deh! Hehehe...
Sejalan dengan pemikiran Dhatu Rembulan, Chef Deny juga mengungkapkan beberapa hal yang penting dalam menyajikan sebuah hidangan. Menurutnya, kita perlu memperhatikan bahan yang akan diolah, kebersihan peralatan memasaknya dan yang tidak kalah penting yaitu cara penyajian yang menarik. Dengan penyajian yang menarik, tentu akan membuat suasana makan menjadi lebih menyenangkan.
Sepulangnya dari acara Blogger Gathering with Umami ini, saya menjadi semakin mengerti. Saat mendapatkan sebuah informasi, harus dicari tahu kebenarannya. Jangan termakan oleh mitos yang seringkali tidak berdasarkan bukti yang kuat.
Semua pertanyaan pun akhirnya terjawab. MSG sudah diakui oleh Badan Kesehatan Dunia dan Departemen Kesehatan RI sebagai bahan penyedap rasa yang aman dan tidak menimbulkan efek samping seperti penyebab penyakit kanker, obesitas dan penyakit lainnya.
MSG juga aman dikonsumsi anak-anak karena komponen utamanya adalah asam glutamat yang ada dalam ASI (50% kandungan protein ASI adalah asam glutamat).
Selain itu, MSG juga aman untuk wanita hamil. Dengan menambahkan penyedap rasa dapat membuat makanan bertambah lezat, sehingga asupan gizi ibu hamil bisa jadi lebih baik.
Well ... akhirnya kita bisa mendapatkan informasi yang berasal dari ahli pangan terpercaya. Jadi kita bisa makan dengan menyenangkan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi, bukan?
Oh iya, teman-teman ingin tahu keseruan acara Blogger Gathering with Umami? Silakan lihat tayangan berikut ini, terima kasih ^~^
Zat glutamat sendiri ditemukan oleh ilmuwan Jepang bernama Dr. Kikunae Ikeda pada tahun 1908. Ilmuwan tersebut berhasil mendapatkan rasa enak dari komponen utama dalam konbu yang mengandung asam glutamat. Yang disebut konbu yaitu sejenis rumput laut yang menjadi bahan dasar Dashi. Sedangkan Dashi itu adalah kuah yang menjadi pelengkap semua makanan Jepang. Bisa dikatakan Dashi merupakan komposisi makanan utama di negeri sakura tersebut.
Kembali pada proses pembuatan Ajinomoto, penyedap rasa ini pengolahannya melalui proses fermentasi dengan menggunakan mikroba. Kemudian merubahnya menjadi asam glutamat berbentuk kristal MSG. Karena berbentuk kristal kering seperti itu maka tidak akan ditumbuhi mikroba, sehingga Ajinomoto tidak memerlukan pengawet. Bertambah lagi nilai positifnya, bukan?
Satu lagi yang bisa membuat saya sebagai ibu menjadi lebih tenang yaitu ketika mengetahui jika Ajinomoto sudah mengantungi sertifikat Halal dari MUI. Sertifikat yang diperbaharui selama dua tahun sekali. Tidak hanya itu, Ajinomoto juga mempunyai berbagai sertifikat yang telah diakui oleh dunia seperti HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Point) dan ISO 9000.
Dengan semua sertifikat itu, wajar saja jika Ajinomoto telah dipercaya untuk melezatkan masakan di lebih dari 100 negara.
Yess ...makin tenang deh, setelah mendengar penjelasan dari Guru Besar, Rekayasa Proses Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB tersebut.
Tidak hanya penjelasan dari yang ahli, kami para blogger yang datang di Blogger Gathering with UMAMI juga mendapat sharing dari Dhatu Rembulan tentang kesehariannya menyediakan makanan untuk keluarga.
Ibu muda berwajah cantik itu menceritakan kesehariannya saat mengolah makanan pendamping ASI bagi buah hatinya. Diakui oleh istri dari Tria The Changcuter tersebut, bahwa dalam menyajikan makanan untuk anaknya dia juga kerap menambahkan penguat rasa makanan seperti Ajinomoto.
Menurutnya, pemberian penyedap rasa dalam batas yang wajar tentu saja tidak akan menimbulkan dampak buruk bagi anak-anaknya. Sebenarnya saat menyajikan makanan untuk keluarga, yang diperlu diperhatikan adalah bahan makanan, kebersihan bahan makanan, dan juga kebersihan cara pengolahannya. Karena jika tidak terjamin kebersihannya, justru akan membahayakan kesehatan keluarga.
![]() |
Cara menyajikan makanan ala Dhatu Rembulan |
Setelah mendengar penjelasan tentang bahan penyedap rasa oleh ahli pangan dan sharing penyajian makanan untuk keluarga dari Dhatu Rembulan, kami para blogger yang hadir juga diberikan ilmu cara mengolah makanan dari Chef Deny Gumilang.
Runner Up Master Chef Indonesia season 4 itu memperagakan cara membuat Mie Kocok Bandung dan Steak Ayam Sambal Matah. Tidak lupa dalam pembuatan makanan tersebut, Chef Deny juga menambahkan Ajinomoto dalam setiap masakannya.
Dari pemaparan cara membuat kedua makanan tersebut, terlihat mudah untuk dipraktekan di rumah. Tampilannya pun sangat menggugah selera. Aroma yang tercium sangat wangi, tekturnya pun terlihat menarik dan seakan memanggil untuk dinikmati, deh! Hehehe...
![]() |
Cooking Class with Chef Deny Gumilang |
Sejalan dengan pemikiran Dhatu Rembulan, Chef Deny juga mengungkapkan beberapa hal yang penting dalam menyajikan sebuah hidangan. Menurutnya, kita perlu memperhatikan bahan yang akan diolah, kebersihan peralatan memasaknya dan yang tidak kalah penting yaitu cara penyajian yang menarik. Dengan penyajian yang menarik, tentu akan membuat suasana makan menjadi lebih menyenangkan.
![]() |
Mie Kocok Bandung dan Steak Ayam Sambal Matah |
Sepulangnya dari acara Blogger Gathering with Umami ini, saya menjadi semakin mengerti. Saat mendapatkan sebuah informasi, harus dicari tahu kebenarannya. Jangan termakan oleh mitos yang seringkali tidak berdasarkan bukti yang kuat.
Semua pertanyaan pun akhirnya terjawab. MSG sudah diakui oleh Badan Kesehatan Dunia dan Departemen Kesehatan RI sebagai bahan penyedap rasa yang aman dan tidak menimbulkan efek samping seperti penyebab penyakit kanker, obesitas dan penyakit lainnya.
MSG juga aman dikonsumsi anak-anak karena komponen utamanya adalah asam glutamat yang ada dalam ASI (50% kandungan protein ASI adalah asam glutamat).
Selain itu, MSG juga aman untuk wanita hamil. Dengan menambahkan penyedap rasa dapat membuat makanan bertambah lezat, sehingga asupan gizi ibu hamil bisa jadi lebih baik.
Well ... akhirnya kita bisa mendapatkan informasi yang berasal dari ahli pangan terpercaya. Jadi kita bisa makan dengan menyenangkan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi, bukan?
Oh iya, teman-teman ingin tahu keseruan acara Blogger Gathering with Umami? Silakan lihat tayangan berikut ini, terima kasih ^~^
50 Comments
Ι have read so many articles concerning the blogger loverѕ but this ρost is trulү a fastidioսѕ post, keep it up.
ReplyDeleteSejak turun temurun saya dan keluarga juga selalu pakai jinomoto untuk bumbu penyedap makanan di rumah.
ReplyDeleteAjinomoto produk yang gak boleh ketinggalan di dapur saya hehe.
ReplyDeleteTernyata aman di konsumsi anak-anak ya, dan kandungannya juga tidak berbahaya.
ReplyDeleteSangat bermanfaat banget nih mbak informasinya, karena pandangan saya untuk bumbu-bumbu seperti ini kadang suka negatif. Tapi ternyata tidak seperti yang kebanyakan orang dan saya fikirkan.
ReplyDeleteWah, gak salah pilih bumbu dapur nih saya :)
ReplyDeleteserunyaaa.. wah ternyata MSG tidak seperti yang dibayangkan ya. terimakasih sharingnya mba :)
ReplyDeleteternyata dari tebu yang difermentasi aku baru tahu ya salam kudet banget dah :D nah kan semuanya aman terkendali y mba :) semoga info ini diketahui banyak pihak
ReplyDeleteWaaah acaranya seru banget mbak, dan dapat banyak pengetahuan baru. Selama ini kasihan si micin, selalu dikambinghitamkan ahahaha. Padahal pada makanan asli pun ada yang mengandung "micin" alami.
ReplyDeleteKalo begitu kasihan banget ya produsen MSG. Sejak beredarnya berita itu kan jadi banyak orang gak pake MSG lagi. Termasuk keluarga besar kami.
ReplyDeletealhamdulillah ya ajinomoto sekarang halal, dulu kan sempat ada isu ga halal
ReplyDeleteSaya sayaa tim provetsin mba. Haha. Dulu sempat jd antivetsin tapi pas nikah sm suami jd provetsin garis keras. Aplg pikiran sdh tercerahkan dg jurnal2 ilmiah kekinian. Intinya takarannya hrs sesuai aj y mb jgn kebanyakan. Thanks infonya.
ReplyDeleteSekarang ajinomoto ganti nama jadi umami kah mba? Oh aku baru tau terbuat dari tetesan tebu, pantesan rasanya seperti ada manis manisnya
ReplyDeleteJadi mengkonsumsi msg ini aman yaa, mbak...tapi dalam batas wajar.aku tuh takut takut tapi kadang juga mengkonsumsi,kadang juga enggak..... Hihuhi
ReplyDeleteAku sih nyebutnya bukan MSG mba, tapi penyedap rasa. Hahaha sama aja sih ya sebenarnya.
ReplyDeleteYang penting pemakaian MSG sesuai takaran ya Teh, ngga berlebihan.
ReplyDeletenaini.. kalo ada info begini kan jadi nyaman hatiku pake penyedap rasa, hihi
ReplyDeleteBaru tau umami itu artinya gurih. Emang sih buat sebagian besar orang makan tuh ada yg kurang rasanya kalo gak pake msg. Kurang gurih kali yaa
ReplyDeleteUntung MSG aman yah Teh, aku soalnya kalo masak tuh senengnya ada yang gurih-gurih gemes gitu hehehe
ReplyDelete*walopun jarang masak*
Emang ya makanan jadi lebih umami kalo pake Ajinomoto, makasih sharingnya Teh
ReplyDeleteMasak jadi tenang ya setelah dapet penjelasan dari pakarnya.
ReplyDeleteWah, jadi gak takut nij pakai MSG, apalagi aman untuk anak. Selama ini aku paling anti pakai MSG.
ReplyDeleteAku setuju kalau MSG diberikan dalam batas yg wajar ya aman2 saja. Kan memang segala sesuatu yg berlebihan nggak baik hasilnya, wortel saja kalau kebanyakan nggak baik :)
ReplyDeleteaku baru tau nih kalau ternyata di ASI ada rasa umami juga
ReplyDeleteUmami adalah rasa khasnya makanan orang asia ya. Kalo gak gurih teh berasa gimana gitu heuheu
ReplyDeleteTernyata tanpa sadar selama ini kita pakai MSG ya?
ReplyDeleteBedanya tanpa meek :D
Wah bener nih, makanan jadi tambah lezat.. Dan kalau pakai sesuai takaran pasti aman deh.. Yg menyalahi tuh kadang ada penjual ngasihnya berlebihan ya mbak
ReplyDeleteAjinomoto ini uda puluhan tahun di indonesia, jadi benar2 sudah di akui kelezatannya. Apalagi ternyata dengan edukasi seperti ini,orang makin merasa nyaman menggunakannya
ReplyDeleteOrg emang mikirnya pokoknya MSG jelek tanpa kroscek dulu. Padahal MSG ya gpp dikonsumsi asalkan gak berlebihan. Kalau gak boleh dikonsumsi udah tutup pabriknya dr dulu hehe. Rasa umami ini aku gk seberapa paham, tapi kyknya emang rasa paling pas buat masakan khas Indoesia :D
ReplyDeleteParah banget sih emang micin selalu disalahin, padahal kenyataannya nggak gitu ya teh. Aku generasi micin yang nggak bisa hidup tanpa micin haha 😁
ReplyDeleteIngat Umami, ingat Mamaku.
ReplyDeleteIngat bagaimana mama selalu ditemani resep resep Umami di dapur supaya kami ga kelaperan.
Ga nyadar bahwa pemahamanku akan MSG masih salah kaprah ih. Baca ini jadi belajar banyak
ReplyDeleteKalo nggak keseringan sih aku rasa masih wajar pakai MSG, btw aku baru tahu Umami ini.
ReplyDeleteMie kocok dan steak ayamnya begitu menggodaaaa:)
ReplyDeletewah senangnya dapat info kalau MSG sudah diakui Badan Kesehatan Dunia dan Departemen Kesehatan RI sebagai bahan penyedap rasa yang aman dan tidak menimbulkan efek samping seperti penyebab penyakit kanker, obesitas dan penyakit lainnya.
Jadi tenang pakinya, asalkan pas dosisnya
Dulu waktu ada isu ajinomoto ada kandungan haram, ibu saya ga pernah pake lagi. Sekarang alhamdulillah dah banyak info mengenai kandungan nya ya. Jadi ga ragu lagi kalo dipake untuk masakan. Karena jujur pake ajinomoto memang membuat makanan lebih lezat hihiii
ReplyDeleteAjinomoto udah terkenal dari jaman dulu ya.., iklan nya S Bagio..cup cup cap mangkuk merah.
ReplyDeleteSekarang juga masih pake...asal gak berlebihan ..masih aman kok di konsumsi..
Ternyata tidak seseram yang diduga selama ini ya. Kami sekeluarga malah sudah blas puasa MSG. Nggak ada sama sekali menyetok penyedap rasa di rumah.
ReplyDeleteSiippp infonya menyakinkan. Ga ragu lagi pake ajinomoto... Thx y mb
ReplyDeletePadahal selama ini kalau masak dirumah menghindari MSG jadi biasanya main dibumbu saja, tapi belum tentu makanan diluar yang kita konsumsi bebas dari MSG ya.
ReplyDeleteKalo udah biasa masak pake MSG, sekalinya nggak mah asa ada yg kurang.
ReplyDeleteSaya pakai msg pas masak tertentu mbak. Maklum kemampuan masak pas-pasan banget😂
ReplyDeleteSaya pakai MSG teh kalau masak, hehe. Tapii bukan Ajinomoto, gapapa kan teh?
ReplyDeleteAcara yg seru ya teh...see u in Karawang... :)
ReplyDeleteUlasan lengkap tambah ilmu nih. Terima kasih
ReplyDeleteMenurut saya perlu ada panduan bijak dalam memakai MSG mungkin ya. Terutama dilihat dari kaca mata kesehatan.
ReplyDeleteAgar masyarakat lebih paham dan tenang.
Ternyata msg atau umami itu aman ya, teh 😊
ReplyDeleteAsal tidak berlebihan juga 😊
Ya semua akan tidak baik jika berlebihan jadi jika dipakai dengan benar akan aman. Hidup udah banyak ga enaknya masak mau makan yang ga bercita rasa juga hehehe
ReplyDeleteDuluu pernah baca dongeng ttg asal muasal ditemukan garam. Garam dianggap sebagai bumbu ajaib. Ribuan tahun kemudian, garam saja tdk cukup. Ada MSG sbg bubuk ajaib :D
ReplyDeleteSaya pun sekarang gak anti MSG. Tapi syg sekali banyak yg gak tahu persis jika MSG tidaklah berbahaya jika digunakan sesuai takaran
ReplyDeleteAku suka banget rasa UMAMI. MSG juga selalu tersedia di rumah. Penggunaannya sesuai takaran ya, Teh :)
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^