Saat ada acara keluarga, salah satu kerabat mengeluhkan perkembangan cara belajar putra bungsunya. Kerabat saya itu memiliki 3 orang buah hati yang memiliki daya serap berbeda saat diberi pelajaran. Dan menurutnya, si bungsu tidak secerdas kakak-kakaknya.
Sulungnya seorang gadis yang selalu memiliki nilai tinggi di kelasnya. Bahkan saat ujian sekolah, dia menduduki peringkat keenam satu angkatan di sekolahnya. Begitu pula dengan anak keduanya, seoang anak lelaki yang pintar berhitung dan menjadi duta olimpiade matematika dari sekolahnya. Sayangnya ibu muda itu justru menganggap anak bungsunya kurang cerdas.
Jika kedua anaknya selalu bisa cepat tanggap ketika diberikan pengetahuan, anak bungsunya kerap memperlihatkan sikap masa bodoh dan tidak mau peduli. Aktivitas belajar di rumah seringkali diwarnai dengan keributan. Ibu yang berusaha keras mengajari, berhadapan dengan anak yang enggan belajar dan memastikan jika dirinya sudah mengerti.
Mengenali Kemampuan Kognitif Untuk Menunjang Cara Belajar Anak
Padahal semua anak itu cerdas. Tidak ada anak yang bodoh. Untuk mendidik anak agar berprestasi, orang tua harus paham betul potensi yang dimiliki anaknya. Di antara 8 bidang kemampuan kognitif yang dimiliki seorang anak, biasanya ada beberapa yang menonjol. Nah, tugas orang tua untuk menggali dan mengetahui potensi mana yang paling dominan dalam diri anak.
Setelah mengetahui kemampuan kognitifnya, selanjutnya orang tua bisa mengetahui cara belajar yang tepat untuk anaknya. Seperti kita ketahui, setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda. Cara belajar yang dirasakan paling pas untuk dirinya. Misalnya saja, anak yang memiliki gaya belajar auditori, akan lebih mudah belajar sambil mendengarkan musik atau belajar melalui musik tersebut.
Lain halnya dengan anak yang memiliki daya ingat kuat akan sesuatu yang pernah dilihatnya. Anak pemilik gaya belajar visual bisa lebih cepat menangkap pelajaran melalui gambar, peta, simbol atau grafik yang menarik. Ketertarikan seorang anak pada sesuatu hal bisa menjadi modal dasar untuk mengajaknya mempelajari sesuatu.
Oleh karena ketertarikan setiap orang berbeda, otomatis cara untuk mempelajari sesuatu pun akan berbeda-beda juga. Kita tidak bisa menyamaratakan kemampuan setiap orang, bukan?
Kembali lagi pada kisah anak kerabat saya tadi, setelah diamati karakter ketiga anak tersebut memang berbeda. Anak yang satu senang musik dan lebih senang berada di dalam rumah dibandingkan main bersama temannya di luar rumah. Satunya lagi senang bermain di luar rumah dan lebih menyukai belajar bersama teman-temannya.
See ... kondisi cara belajarnya saja sudah tidak sama. Ada yang senang belajar sendiri tanpa ada orang lain sambil menikmati musik, tetapi ada juga yang lebih menyukai belajar sambil berdiskusi. Alangkah tidak bijaksananya jika kita memaksakan anak-anak belajar dengan cara yang sama.
Lalu, bagaimana caranya agar orang tua bisa lebih mudah mengenali kemampuan kognitif anak sehingga mengetahui letak kekuatan dan kelemahan berpikir anak dalam belajar?
Kemampuan kognitif anak bisa diketahui melalui inovasi terbaru dari #AJTCogTest. Jenis tesnya sendiri sudah dinormakan untuk anak Indonesia dan disesuaikan dengan standar karateristik bahasa dan budaya Bangsa Indonesia.
Sebagai tes kognitif pertama, AJT CogTest dikembangkan berdasarkan norma Indonesia melalui proses pengembangan yang sistematis dan melibatkan sekitar 250 psikolog Indonesia dan hampir 5.000 anak Indonesia sehingga menciptakan produk tes yang berkelas dunia.
Adapun landasan teori psikologi yang dipakai oleh #TesKognitifAJT adalah teori paling mutakhir dan komprehensif di dunia sekarang ini. Menggunakan AJT CogTest kita bisa mengukur delapan kemampuan kognitif yang dimiliki anak yang berusia antara 5 tahun hingga 18 tahun. Dengan demikian, bisa segera diketahui secara lengkap dan jelas keunggulan serta kelemahan kemampuan berpikir anak ketika belajar.
Mengapa orang tua perlu mengetahui kemampuan kognitif yang dimiliki oleh anaknya? Mengetahui dan mengenali potensi kognitif anak, dapat dijadikan landasan orang tua untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anaknya, sehingga mengantarkan buah hati menjadi pribadi yang berhasil, percaya diri, penuh optimis dan bisa bermanfaat untuk orang lain.
Dalam sebuah acara yang diselenggarakan di Jakarta pada Hari Rabu 20 Maret 2019 yang lalu, Ari Kunwidodo selaku Chief Executive Officer PT Melintas Cakrawala Indonesia mengenai peran AJT CogTest dalam mengenali kecerdasan anak.
Dalam proses belajar terdapat kemampuan kognitif yang berfungsi menerima, mengolah, menganalisis, atau menyimpan informasi. Kemampuan kognitif tersebut dapat diukur sehingga bisa diketahui kemampuan kognitif mana yang memperlambat anak dalam proses belajarnya. Selain mengetahui profil kognitif anak, orang tua juga bisa mengarahkan potensi yang dimiliki anak sehingga dapat menunjang tumbuh kembang anak.
Sepertinya kerabat saya perlu diberi informasi terkait AJT CogTest. Agar dia tidak salah paham dengan kondisi anak bungsunya. Bisa saja cara belajar anaknya yang kurang tepat hingga dia mengalami kesulitan dalam menyerap pelajaran.
Oh iya, barangkali ada teman-teman yang juga ingin mengetahui lebih lanjut mengenai AJT CogTest boleh lihat-lihat di www.melintascakrawala.id dan di akun instagram @melintascakrawalaid. Atau boleh juga kontak di nomer WA 087883258354
So ... untuk menciptakan anak yang cerdas, yang perlu kita lakukan yaitu mengenali cara belajar mereka yang tepat. Dengan cara belajar yang tepat, daya tangkap anak pun akan lebih terfokus. #YukKenaliAnakKita
Salam takzim
Kemampuan kognitif anak bisa diketahui melalui inovasi terbaru dari #AJTCogTest. Jenis tesnya sendiri sudah dinormakan untuk anak Indonesia dan disesuaikan dengan standar karateristik bahasa dan budaya Bangsa Indonesia.
Memahami Cara Belajar Anak Melalui AJT CogTest
Sebagai tes kognitif pertama, AJT CogTest dikembangkan berdasarkan norma Indonesia melalui proses pengembangan yang sistematis dan melibatkan sekitar 250 psikolog Indonesia dan hampir 5.000 anak Indonesia sehingga menciptakan produk tes yang berkelas dunia.
Adapun landasan teori psikologi yang dipakai oleh #TesKognitifAJT adalah teori paling mutakhir dan komprehensif di dunia sekarang ini. Menggunakan AJT CogTest kita bisa mengukur delapan kemampuan kognitif yang dimiliki anak yang berusia antara 5 tahun hingga 18 tahun. Dengan demikian, bisa segera diketahui secara lengkap dan jelas keunggulan serta kelemahan kemampuan berpikir anak ketika belajar.
Mengapa orang tua perlu mengetahui kemampuan kognitif yang dimiliki oleh anaknya? Mengetahui dan mengenali potensi kognitif anak, dapat dijadikan landasan orang tua untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anaknya, sehingga mengantarkan buah hati menjadi pribadi yang berhasil, percaya diri, penuh optimis dan bisa bermanfaat untuk orang lain.
Dalam sebuah acara yang diselenggarakan di Jakarta pada Hari Rabu 20 Maret 2019 yang lalu, Ari Kunwidodo selaku Chief Executive Officer PT Melintas Cakrawala Indonesia mengenai peran AJT CogTest dalam mengenali kecerdasan anak.
"Kami memiliki keyakinan bahwa semua anak Indonesia cerdas, kewajiban kitalah untuk mengenali kecerdasan mereka. MCI memberikan solusi tes kognitif yang paling sesuai dengan anak Indonesia. Karena tes ini menawarkan pengukuran kekuatan dan kelemahan kognitif yang akurat, andal, tervalidasi dan komprehensif. Selain itu, tes ini juga memberikan informasi yang jelas dan lengkap tentang bagaimana anak memperoleh pengetahuan lalu memproses pengetahuan yang dimiliki."Jadi sebenarnya tidak ada anak yang bodoh, tetapi cara belajarnya saja yang masih belum sesuai. Anak mengalami kesulitan belajar, tidak lantas kita sebut bodoh, bukan? Kesulitan yang dialami oleh anak, bisa saja terjadi karena pengaruh kemampuan kognitif atau otak.
Dalam proses belajar terdapat kemampuan kognitif yang berfungsi menerima, mengolah, menganalisis, atau menyimpan informasi. Kemampuan kognitif tersebut dapat diukur sehingga bisa diketahui kemampuan kognitif mana yang memperlambat anak dalam proses belajarnya. Selain mengetahui profil kognitif anak, orang tua juga bisa mengarahkan potensi yang dimiliki anak sehingga dapat menunjang tumbuh kembang anak.
Sepertinya kerabat saya perlu diberi informasi terkait AJT CogTest. Agar dia tidak salah paham dengan kondisi anak bungsunya. Bisa saja cara belajar anaknya yang kurang tepat hingga dia mengalami kesulitan dalam menyerap pelajaran.
Oh iya, barangkali ada teman-teman yang juga ingin mengetahui lebih lanjut mengenai AJT CogTest boleh lihat-lihat di www.melintascakrawala.id dan di akun instagram @melintascakrawalaid. Atau boleh juga kontak di nomer WA 087883258354
So ... untuk menciptakan anak yang cerdas, yang perlu kita lakukan yaitu mengenali cara belajar mereka yang tepat. Dengan cara belajar yang tepat, daya tangkap anak pun akan lebih terfokus. #YukKenaliAnakKita
Salam takzim
11 Comments
Sama dengan kerabat mbak Nurul, aq pun punya 3 anak yang punya 3 gaya belajar, visual, audio dan kinestetis. BTW, artikel kita hampir sama, lho, mbak....gaya belajar
ReplyDeleteWha berarti anakku sudah bisa nih ikut tes AJT ini. Cuss ah liat ig nya, pengen juga ikut deh supaya makin paham di mana letak kekuatan belajar si anak.
ReplyDeleteNah noted teh, setuju kalo gak ada anak yang bodoh yang ada kta sebagai orang tua yang kadang belum paham mengenai kemampuan kognitif anak. Bisa aku share kali yah teh tentang AJT Cogtest ini, siapa tau berguna untuk saudara. Makasi teh sharingnya
ReplyDeleteYes, semua anak itu cerdas. Tinggal orangtua belajar banyak untuk menemukan keunggulan anak di sisi apa lalu asah sampai tajam. InsyaAllah anak akan sukses pada bidang yang dia memang unggul.
ReplyDeleteSetuju teh, semua anak itu unik dan luar biasa. Suka syedih kalau ada orang yang menghakimi seorang anak hanya karena dia nggak "cerdas" secara akademis. Padahal dia pinter di bidang seni atau OR gitu.
ReplyDeleteMengetahui kemampuan anak itu memang sangat penting ya untuk orangtua
ReplyDeleteWah dengan menggunakan AJT CogTest. Kita dapat mengetahui potensi anak ya
ReplyDeleteTernyata mengikuti AJT CogTest juga ada batasan umurnya ya
ReplyDeleteDengan melakukan AJT CogTest kita dapat mengetahui apa saja keahlian anak ya
ReplyDeleteWah bermanfaat sekali nih informasinya. Terima kasih kak
ReplyDeleteKarena Luigi baru 3 tahun, aku masih dalam masa pengamatan dia dominan disebelah mana gaya belajarnya. Sementara masih aku lesin musik, sambil pengamatan. Aku jadi kepo sama AJT CogTest, cuz ah mampir ke IG nya :D makasih banyak infonya Teh, dan aku setuju setiap anak itu unik dengan kecerdasannya masing2 :)
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^