Saya seorang ibu sekaligus istri dari seorang lelaki. Dahulu, semua kegiatan dan aktivitas rumah tangga nyaris menghabiskan waktu hingga 24 jam tanpa ada keinginan untuk melakukan kegiatan lain. Padahal belasan tahun sebelumnya saya bekerja di luar rumah, kerja kantoran istilahnya.
Lama-kelamaan kegiatan di rumah membuat saya bosan dan memilih untuk melakukan sesuatu yang bisa membuat saya tetap sehat pikiran dan sehat jasmani.
Lama-kelamaan kegiatan di rumah membuat saya bosan dan memilih untuk melakukan sesuatu yang bisa membuat saya tetap sehat pikiran dan sehat jasmani.
Akhirnya saya pun memutuskan untuk menekuni kembali hobi menulis yang sudah saya jarang lakukan sejak masuk bangku kuliah. Benar juga apa yang dikatakan oleh orang-orang, kalau menjalani sebuah kegiatan yang disenangi maka tidak akan muncul rasa bosan atau malas ketika melakukannya. Yup, saya akhirnya memilih untuk kembali menulis.
Hobi menulis, membuat aktivitas keseharian saya lebih variatif. Tidak monoton hanya mengerjakan pekerjaan yang itu-itu saja. Selain itu, kegiatan menulis terutama menulis di blog, bisa membuat saya lebih merasa bersemangat dan dituntut untuk terus kreatif. Menekuni hobi juga bisa membuat pikiran dan tubuh menjadi lebih sehat.
Dan tidak terasa kegiatan menulis di blog ini telah saya jalani lebih dari 4 tahun lamanya. Tentu saja semua prosesnya tidak selalu berjalan mulus. Ada kalanya turun naik dan menghadapi masalah.
Meskipun ngeblog tidak semulus kulit telur, tetapi saya juga harus banyak bersyukur dengan kegiatan ngeblog ini. Banyak hal yang peroleh dari menulis di blog, diantaranya bisa mendapatkan banyak teman, bisa mendapatkan pengetahuan dari tulisan teman tentang pengalaman mereka dan juga bisa memiliki penghasilan sendiri.
Penghasilan dari blog? Tentu saja, saat ngeblog saya bisa mendapatkan penghasilan dari kerja sama dengan klien atau saat saya memenangkan sebuah lomba blog. Penghasilan dari royalti buku-buku yang sudah diterbitkan, hingga akhirnya saya juga bisa memiliki penghasilan saat menjadi mentor di kelas kepenulisan. Pencapaian yang tidak pernah saya duga sebelumnya.
Bisakah Kita Menjadi Istri Ideal?
Pencapaian hingga di titik ini, tentu saja tidak lepas dari dukungan orang-orang yang ada di sekitar saya. Dukungan dari suami, anak, orang tua dan adik-adik membuat saya lebih menikmati kegiatan menulis. Terutama dukungan dari suami, sebagai partner dalam menjalani bahtera pernikahan.
Saya sadar betul posisi sebagai seorang perempuan sekaligus seorang istri. Gaya hidup dan ritme kehidupan berbeda ketika masih single. Semua yang saya lakukan haruslah mendapatkan izin dari suami. Sebagai seorang istri saya harus patuh kepada suami. Tentu saja patuh pada hal-hal yang baik, tidak melanggar norma agama atau sesuatu hal yang dapat merugikan kesehatan.
Mengapa saya harus patuh pada suami? Karena ajaran agama saya yang mengajarkan untuk patuh pada pimpinan. Dan dalam rumah tangga, suamilah pimpinannya. Selain itu, meminta izin dari suami bisa menimbulkan rasa aman dan demi kebaikan saya juga. Terutama ketika saya menghadiri undangan beberapa event blogger atau seminar.
Mendapatkan banyak kebebasan waktu dan dukungan dari suami, wajar saja jika saya ingin melakukan segala hal untuk menunjukkan rasa terima kasih pada suami, bukan? Rasanya ingin bisa menjadi istri yang sempurna di mata suami. Meskipun, yang namanya kesempurnaan itu hanya milik Allah semata.
Setidaknya saya ingin bisa terlihat sebagai istri yang ideal bagi suami. Saya sadar betul, menjadi istri ideal itu kayaknya jaraaaaang yang bisa. Maaf, kata "jarang" saya tulis dengan huruf a yang banyak, sebagai penekanan saja, sih, hehehe.
Meskipun sulit untuk menjadi yang serba ideal, tetapi setidaknya kita berusaha untuk mendekati menjadi sosok pendamping yang ideal bagi suami, deh! Irwan SGM dalam bukunya The Winning Children menuliskan ciri-ciri istri yang ideal menurut pandangannya.
Semua kriteria istri ideal tersebut, bisa dijadikan pijakan untuk memperbaiki diri. Karena untuk menjadi istri ideal itu membutuhkan perubahan sikap dan pengetahuan tentang cara menciptakan pernikahan yang baik.
Setidaknya saya ingin bisa terlihat sebagai istri yang ideal bagi suami. Saya sadar betul, menjadi istri ideal itu kayaknya jaraaaaang yang bisa. Maaf, kata "jarang" saya tulis dengan huruf a yang banyak, sebagai penekanan saja, sih, hehehe.
Meskipun sulit untuk menjadi yang serba ideal, tetapi setidaknya kita berusaha untuk mendekati menjadi sosok pendamping yang ideal bagi suami, deh! Irwan SGM dalam bukunya The Winning Children menuliskan ciri-ciri istri yang ideal menurut pandangannya.
Semua kriteria istri ideal tersebut, bisa dijadikan pijakan untuk memperbaiki diri. Karena untuk menjadi istri ideal itu membutuhkan perubahan sikap dan pengetahuan tentang cara menciptakan pernikahan yang baik.
Tidak berusaha mengubah pasangan
Menurut pakar perilaku kita tidak bisa mengubah orang lain. Menurutnya seorang istri jangan pernah punya pikiran untuk mengubah kebiasaan atau sikap suaminya. Yang dapat mengubah sikap dan kebiasaan itu hanyalah dirinya sendiri.
Jadi nih, seandainya istri ngomel-ngomel lihat handuk yang tergeletak di atas kasur atau sepatu yang tidak disimpan pada tempatnya, tidak akan mengubah keadaan. Omelan kita akan dianggap angin lalu, maaak!! Jadi bagaimana, dong?
Cara terbaik menghadapi masalah tersebut yaitu menempatkan rak handuk di tempat yang mudah dijangkau oleh suami. Atau menempatkan rak sepatu di dekat pintu masuk. Cara ini bisa menjadi kompromi sebagai jalan keluar yang terbaik.
Berterus terang
Saya termasuk yang agak sulit untuk bicara segala sesuatunya secara gamblang. Padahal sebagai seorang istri, jika menginginkan sesuatu harus mengungkapkannya dengan cara yang menyenangkan. Jangan sampai membicarakannya dengan wajah cemberut, atau omongannya yang bertele-tele. Harus jujur pada suami, ungkapkan segala sesuatunya secara langsung.
Mengucapkan "Terima kasih"
Jadikan kata terima kasih sebagai ungkapan yang jadi kebiasaan. Ucapkan terima kasih saat suami melakukan sesuatu untuk istrinya. Bahkan untuk hal yang terkecil seperti mau menempatkan pakaian kotor di keranjang atau sekedar menyimpan sepatu pada tempatnya, lebih baik katakan 'terima kasih"
Berikan kebebasan yang cukup
Setiap individu memerlukan waktu untuk dirinya sendiri. Waktu sendiri yang digunakan untuk menyendiri, merenung, menjalani hobi, bersosialisasi bertemu dengan kawan-kawan atau hanya sekedar bersantai.
Jika suami gemar bermain golf sedangkan istri tidak, lebih baik tidak mengganggunya. Sekali-kali beri suami waktu untuk menikmati hobinya. Membebaskan suami banyak berinteraksi dengan kawan-kawan, bisa membuat hidupnya lebih sehat. Jadi biarkan suami tetap berhubungan dengan teman-temannya seperti halnya kita yang sesekali ingin menikmati waktu luang seperti saat masih gadis.
Memprioritaskan suami
Siapa yang selalu sibuk melayani anak dan mengurus kebersihan serta kerapihan rumah? Terlalu sibuk hingga sedikit memberi perhatian pada suami? Menurut Irwan, kebanyakan seorang istri terlalu sibuk mengurusi rumah dan memperhatikan anak-anaknya dibandingkan mengurus suaminya.
Padahal meluangkan waktu sekedar bersantai berduaan itu juga perlu, loh! Meluangkan waktu menemaninya bekerja atau mendampingi saat dia menikmati hobinya, dapat membuat suami merasa diperhatikan. Suami akan merasa jadi prioritas perhatian dari istrinya. Ketika suami merasa menjadi prioritas, otomatis dia akan berusaha untuk menjadi suami yang baik.
Bagaimana dengan penampilan?
Kesibukan mengurus rumah dan mendampingi anak seringkali membuat pawa istri tidak punya banyak waktu untuk mengurus dirinya sendiri. Mempercantik atau menjaga penampilannya agar tetap terlihat menarik. Istri yang terlihat menarik akan membuat suami betah di rumah. Oleh karenanya sebaiknya kita para istri tetap rajin berolahraga agar tetap bugar, makan makanan yang sehat dan melakukan perawatan tubuh agar aura positifnya bisa keluar.
Tubuh yang bugar dengan aura positif yang terpancar dapat melahirkan rasa percaya diri hingga membuat kita tetap bersemangat menjaga keutuhan rumah tangga.
Berusaha untuk bisa menjadi istri yang ideal bisa dijadikan jalan untuk merengkuh restu suami. Seperti kita ketahui bahwa ridha suami adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.
Siapa yang tidak ingin bahagia dunia dan akhirat? Saya berharap bisa bahagia hidup di dunia dan akhirat kelak. Salah satu usaha yang saya lakukan untuk mencapainya yaitu dengan mengharap restu dari suami. Meskipun tidak ada manusia yang sempurna atau istri yang seratus persen ideal, tetapi tentu kita perlu berusaha bisa menjadi istri yang terbaik untuk suami.
Bagaimana dengan teman-teman semua? Apa yang akan dilakukan untuk membuat pasangan hidup kita bahagia? Apapun usaha yang dilakukan, melihat pasangan berbahagia pasti akan menularkan kebahagiaan juga untuk kita, bukan?
Oh iya, teman-teman juga bisa baca-baca tulisannya Mbak Yeni Sovia tentang Cara Menjadi Istri Yang Baik dan tulisannya Mbak Dian Restu Agustina mengenai Cara Menjadi Pasangan yang Menyenangkan, ya ... topiknya mirip, loh!
Salam takzim
Menurut pakar perilaku kita tidak bisa mengubah orang lain. Menurutnya seorang istri jangan pernah punya pikiran untuk mengubah kebiasaan atau sikap suaminya. Yang dapat mengubah sikap dan kebiasaan itu hanyalah dirinya sendiri.
Jadi nih, seandainya istri ngomel-ngomel lihat handuk yang tergeletak di atas kasur atau sepatu yang tidak disimpan pada tempatnya, tidak akan mengubah keadaan. Omelan kita akan dianggap angin lalu, maaak!! Jadi bagaimana, dong?
Cara terbaik menghadapi masalah tersebut yaitu menempatkan rak handuk di tempat yang mudah dijangkau oleh suami. Atau menempatkan rak sepatu di dekat pintu masuk. Cara ini bisa menjadi kompromi sebagai jalan keluar yang terbaik.
Berterus terang
Saya termasuk yang agak sulit untuk bicara segala sesuatunya secara gamblang. Padahal sebagai seorang istri, jika menginginkan sesuatu harus mengungkapkannya dengan cara yang menyenangkan. Jangan sampai membicarakannya dengan wajah cemberut, atau omongannya yang bertele-tele. Harus jujur pada suami, ungkapkan segala sesuatunya secara langsung.
Mengucapkan "Terima kasih"
Jadikan kata terima kasih sebagai ungkapan yang jadi kebiasaan. Ucapkan terima kasih saat suami melakukan sesuatu untuk istrinya. Bahkan untuk hal yang terkecil seperti mau menempatkan pakaian kotor di keranjang atau sekedar menyimpan sepatu pada tempatnya, lebih baik katakan 'terima kasih"
Berikan kebebasan yang cukup
Setiap individu memerlukan waktu untuk dirinya sendiri. Waktu sendiri yang digunakan untuk menyendiri, merenung, menjalani hobi, bersosialisasi bertemu dengan kawan-kawan atau hanya sekedar bersantai.
Jika suami gemar bermain golf sedangkan istri tidak, lebih baik tidak mengganggunya. Sekali-kali beri suami waktu untuk menikmati hobinya. Membebaskan suami banyak berinteraksi dengan kawan-kawan, bisa membuat hidupnya lebih sehat. Jadi biarkan suami tetap berhubungan dengan teman-temannya seperti halnya kita yang sesekali ingin menikmati waktu luang seperti saat masih gadis.
Memprioritaskan suami
Siapa yang selalu sibuk melayani anak dan mengurus kebersihan serta kerapihan rumah? Terlalu sibuk hingga sedikit memberi perhatian pada suami? Menurut Irwan, kebanyakan seorang istri terlalu sibuk mengurusi rumah dan memperhatikan anak-anaknya dibandingkan mengurus suaminya.
Padahal meluangkan waktu sekedar bersantai berduaan itu juga perlu, loh! Meluangkan waktu menemaninya bekerja atau mendampingi saat dia menikmati hobinya, dapat membuat suami merasa diperhatikan. Suami akan merasa jadi prioritas perhatian dari istrinya. Ketika suami merasa menjadi prioritas, otomatis dia akan berusaha untuk menjadi suami yang baik.
Bagaimana dengan penampilan?
Kesibukan mengurus rumah dan mendampingi anak seringkali membuat pawa istri tidak punya banyak waktu untuk mengurus dirinya sendiri. Mempercantik atau menjaga penampilannya agar tetap terlihat menarik. Istri yang terlihat menarik akan membuat suami betah di rumah. Oleh karenanya sebaiknya kita para istri tetap rajin berolahraga agar tetap bugar, makan makanan yang sehat dan melakukan perawatan tubuh agar aura positifnya bisa keluar.
Restu/ridha suami merupakan kunci kebahagiaan dunia dan akhirat bagi seorang istri.
Tubuh yang bugar dengan aura positif yang terpancar dapat melahirkan rasa percaya diri hingga membuat kita tetap bersemangat menjaga keutuhan rumah tangga.
Berusaha untuk bisa menjadi istri yang ideal bisa dijadikan jalan untuk merengkuh restu suami. Seperti kita ketahui bahwa ridha suami adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.
Siapa yang tidak ingin bahagia dunia dan akhirat? Saya berharap bisa bahagia hidup di dunia dan akhirat kelak. Salah satu usaha yang saya lakukan untuk mencapainya yaitu dengan mengharap restu dari suami. Meskipun tidak ada manusia yang sempurna atau istri yang seratus persen ideal, tetapi tentu kita perlu berusaha bisa menjadi istri yang terbaik untuk suami.
Bagaimana dengan teman-teman semua? Apa yang akan dilakukan untuk membuat pasangan hidup kita bahagia? Apapun usaha yang dilakukan, melihat pasangan berbahagia pasti akan menularkan kebahagiaan juga untuk kita, bukan?
Oh iya, teman-teman juga bisa baca-baca tulisannya Mbak Yeni Sovia tentang Cara Menjadi Istri Yang Baik dan tulisannya Mbak Dian Restu Agustina mengenai Cara Menjadi Pasangan yang Menyenangkan, ya ... topiknya mirip, loh!
Salam takzim
33 Comments
kadang pengen sih ya mba jd istri yang bisa banget bisa melayani suami sepenuh hati, tapi gimana, kta hanya manusia biasa yg kadang suka lupa banyak hal
ReplyDeleteWah bener banget tuh ya Mbak, bagaimanapun kita harus tetap tampil kelihatan bugar
ReplyDeleteTernyata banyak juga ya yang harus kita lakukan sebagai seorang istri hehe
ReplyDeleteWah terima kasih Bun informasinya sangat bermanfaat :D
ReplyDeleteDengan mengucapkan terima kasih itu sudah membuat sang suami senang ya
ReplyDeleteWah boleh nih dicoba tipsnya. Terima kasih Mbak tipsnya, sangat membantu
ReplyDeleteTeteh aku paling sukua pas bagian tulisan kita nggak bisa mengubah pasangan kita. Aduh aku jadi pengen belajar ilmunya secara khusus tentang ini. Apa teteh tau bukunya apa ya yg ngebahas soal ini?
ReplyDeleteaku setuju banget dengan memberikan kebebasan yang cukup karena membuat suami terkekang juga akan membuat suami stress
ReplyDeleteKeren mak tipsnya. Semoga saya bisa seperti itu juga. Masih banyak yg harus diperbaiki. Semoga bisa istiqomah.
ReplyDeleteSaling memberi kesempatan masing-masing untuk "me time" mungkin ya... Jadi sama-sama bisa merefresh diri. Apalagi kalau hobinya tidak sama.. Kalau saya dan suami biasanya gitu sih. Saya me time dengan ikut event bloger, suami me time dengan kumpul-kumpul bareng teman kuliahnya..
ReplyDeleteSaya berusaha untuk ikhlas berada di rumah mengasuh dan menemani anak-anak. Insya Allah rejeki saya, pasti akan berpindah ke rejeki suami, apabila isteri ikhlas dan ridhlo dengan permintaaan suami. Saling berdiskusi terhadap hal hal yang ingin dan disuka oleh suami juga sering saya lakukan, ya namanya manusia, kadang kan ndak bisa nebak nebak gitu ya. Jadi, salah satu cara yang paling mudah adalah berkomunikasi dengan baik.
ReplyDeleteSedih rasanya bacanya.. Kayaknya selama ini aku pun masih belajar jauh sekali jadi istri yg baik.. Makasi kak tipsnya
ReplyDeleteTipsnya keren mbak, untuk menjadi istri yang dapat ridha suami. Kuncinya komunikasi dan keterbukaan kali ya mbak bahwa apa yg kita lakukan selalu atas ijin dari suami, tfs mbak 🙏
ReplyDeleteSetuju mba.. pruoritas utama istri adalah suami dan anak2 dirumah.. sisanya hobi dll. Menyesuaikan ya.. sayapun merasakan bosan setelah resign.. tapi alhamdulillah ijin Allah dan acc suami bisa terjun lagi ke dunia menulis
ReplyDeletethx for reminder mba, betul bgt nih tidak merubah pasangan sebaiknya masing-masing berusaha menjd lebiih baik , jd teladan bagi pasangannya. jg lupa doa karena yg bisa merubah seseorang dan membolak balik hati manusia itu Allah
ReplyDeleteMbaa, tulisanmu teap sekali. KAdang kita mau egois tapi sebetulnya kita harus tetap menghormati suami kita yang adalah imam dari rumah tangga
ReplyDeleteWaktu repot ngurus anak-anak, saya sempat cuek dan tidak peduli dengan penampilan. Terus saya sadar kalo suami butuh hiburan di rumah. Salah satunya adalah menatap kecantikan istri ketika di rumah, hehehee
ReplyDeleteAku nggak tau deh mba, baik apa nggak ya di mata suami..tapi aku berusaha ga pernah nuntut yang melebihi kemampuan aja sih intinya...
ReplyDeleteTapi bukan konsep mengabdi juga yang aku anut. Intinya lebih ke partner..jadi setara, dengan peran masing2
Ridha dari suami..dan jangan ngeyel sendiri kek saya ini hiks
ReplyDeleteMakasih sudah dijngatkan lewat tips ini Mbak :)
Ucapan Terimakasih ini yg paling sering banget aku lupakan. Padahal ini adl booster semangat suami ya. Yg pasti ingat cm pas dikasih duit bulanan aj. Duh, istri macam ap diriku
ReplyDeleteSejujurnya aq udah nggak berharap atau memaksa diri untuk jd istri ideal lg sih. Karena menurutku yg ideal itu cuma ada di kepala. Banyak hal yang terjadi ada di luar kontrol kita. Makanya aq pikir alih2 berusaha jd ideal lebih baik aq belajar menjalani peran istri dg bahagia aja sih
ReplyDeleteTerima kasih buat remindernya, aku nih kadang sibuk sendiri, kerjain ini itu jadi suami agak terlupakan hehe, dia mandiri juga orangnya sih..mau jadi istri lebih baik deh
ReplyDeletePingin bgt jadi istri idaman suami agar mendapat ridhanya. Masih terus berproses hingga sekarang.
ReplyDeleteKebetulan saya dan suami sama2 membebaskan untuk berkegiatan bersama teman kami masing2. Kalau pas saya ada keperluan khusus dan harus kumpul dengan teman, tapi pas ga bisa bawa anak, suami bisa gantian jagain. Yaaa meskipun jaganya ya lebih banyak neneknya sih daripada ayahnya hihiii.. bapak bapak mah gituuuu :))
ReplyDeleteSeruju banget enggak berusaha mengubah pasangan, bagaimanapun pasangan dan kita org yang beda dan dari latar belakang beda jg ya mak. Jd ya selama positif2 aja ya gak perlu diubah sih. Kalaupun ada karakter yang gak terllau disuka itulah fungsinya komunikasi antar pasangan.
ReplyDeleteKalau kata suamiku dia akan bahagia kalau aku rajin masak karena suamiku suka masak buatanku hehehe
ReplyDeleteSama seperti saat saya berhenti bekerja lalu suami menanyakan nanti mau dirumah ngerjain apa selain pekerjaan rumah tangga? Setelah berdiskusi akhirnya suami mendukung penuh saat saya minta ijin buat menekuni hobi. Restu suami itu sangat perlu untuk memperlancar apa yang kita kerjakan.
ReplyDeleteMasing2 saling memperbaiki diri agar tercapai tujuan rumah tangga yg sakinah mawaddah warahmah ya mbak
ReplyDeleteMengucapkan terima kasih penting banget nih, apalagi kalau dikasih jatah bulanan ya hhihi.. semoga selalu disayang suami.
ReplyDeleteSetuju banget, dengan ridha suami, insyaAllah bahagia dunia akhirat. Karena prioritasku keluarga, pasti appun izin. Setelah mendapat restu baru deh.
ReplyDeleteMasyaa allah mba, tulisannya bener-bener ningetin aku lagi buat senantiasa minta ijin sama suami tentang hal apapun yang akan dilakukan
ReplyDeleteSama-sama belajar, ku juga ngeblog sambil selalu didukung.
ReplyDeleteYang penting, anak-anak jangan sampai lupa
Aku setuju, Mbak. Restunya suami adalah salah satu hal yang membuat rumah tangga adem. Istri memahami kodratnya dengan selalu mengutamakan suami. Semoga kita senantiasa menjadi istri yang diridhai suami ya. Aamiin.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^