Rasanya semua sudah tidak asing lagi dengan kata milenial bukan? Yup, kini kata milenial menjadi daya tarik sendiri bagi dunia industri. Semua pelaku industri berlomba-lomba untuk merancang produknya agar sesuai dengan para generasi milenial. Yang termasuk di dalam generasi milenial sendiri adalah mereka yang lahir pada tahun 1980 hingga tahun 2000. Mereka juga dikenal sebagai generasi Y.
Di Indonesia populasi generasi milenial sudah mencapai 90 juta orang lebih atau sekitar sepertiga dari jumlah penduduk di Indonesia. Anak saya menjadi bagian dari generasi Z yang merupakan peralihan generasi Y dengan teknologi yang semakin berkembang. Memiliki ciri mirip dengan generasi milenial yang identik dengan generasi yang melek teknologi, kecanduan internet, bebas dan tidak mau terikat, suka berbagi, senang dengan petualangan, kerja cepat dan cerdas, serta memiliki sifat konsumtif alias boros.
Sebagai generasi yang sedang produktif-produktifnya, sepertinya sayang sekali jika mereka tidak memikirkan kehidupan di masa depan nanti, bukan? Seharusnya mereka sudah mempersiapkan investasi untuk meng-cover kehidupan di masa pensiun nanti.
Padahal saat ini generasi milenial menghadapi masalah pengangguran yang tinggi, krisis ekonomi yang lebih sering, harga properti yang tinggi serta ketidaksetaraan pendapatan.
Kepada si sulung, saya berusaha memberi gambaran mengenai pentingnya mempersiapkan masa depan. Saya ceritakan kisah sebuah keluarga, sebut saja keluarga A. Kami bertetangga dengan keluarga yang apik dengan pengelolaan keuangan rumah tangganya. Mereka tahu benar mana skala prioritas untuk pos pengeluarannya. Pintar memilih pengeluaran yang sifatnya kebutuhan dan ketat dengan pengeluaran yang hanya berdasarkan keinginan.
Tidak heran jika kini keluarga A memiliki banyak aset tanah dan rumah sebagai investasi untuk persiapan masa depan anak-anak di keluarga itu. Saat buah hati mereka butuh biaya besar untuk kuliah, keluarga itu terlihat santai karena memang mereka sudah siap dengan dana yang dibutuhkan.
Berbeda dengan keluarga B. Sejak dulu, mereka terlihat begitu menikmati dengan apa yang mereka miliki. Sering melakukan perjalanan wisata ke luar daerah. Wisata kuliner ke tempat yang sedang nge-trend dan memanjakan anak-anaknya dengan berbagai fasilitas. Tentu saja tidak ada yang salah dengan semua itu. Hanya kurang tepatnya yaitu mereka lupa mempersiapkan dana yang akan dibutuhkan di masa pensiun kelak.
Hingga saat ini, saya masih menerima kabar jika keluarga B sering tutup dan gali lubang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Jangankan berinvestasi, untuk biaya pendidikan anak pertama mereka ke perguruan tinggi pun didapatkan dari berhutang.
Bukan tanpa alasan saya menceritakan kondisi kedua keluarga tersebut kepada putri sulung saya. Melalui kisah nyata yang benar-benar terjadi di depan mata, saya harap dia bisa mengerti tentang pentingnya berinvestasi.
Sebagai generasi yang pada umumnya justru terjebak dalam gaya hidup konsumtif dan haus dengan pengalaman, dia harus mulai memikirkan untuk memiliki instrumen investasi agar bisa bertahan hidup sampai dengan masa pensiun.
Sudah banyak instrumen investasi yang bisa dipilih oleh kaum milenial. Investasi yang bisa dipilih meliputi deposito, saham, reksa dana, investasi emas, hingga investasi langsung dalam bentuk kepemilikan properti.
Lalu instrumen investasi mana yang aman dan cocok untuk kaum milenial?
Ivan Jaya selaku Head of Wealth Management & Client Growth Bank Commonwealth mengatakan, sebelum generasi milenial memilih jenis investasi, mereka harus bisa mengelola dan melakukan evaluasi keuangannya dengan ideal. Menurutnya milenial bisa membuat pos pengeluaran berdasarkan pendapatannya dengan porsi 50:30:20. Yaitu 50% untuk memenuhi kebutuhan mereka selama satu bulan, 30% untuk membayar cicilan dan 20% dialokasikan untuk tabungan atau investasi.
Alternatif jenis investasi yang bisa dipilih oleh generasi milenial,yaitu reksa dana. Mengapa reksa dana yang cocok untuk generasi Y?
Bagi mereka yang masih ragu dengan investasi yang konservatif, bisa memilih reksa dana untuk berinvestasi. Reksa dana dikelola oleh manajer investasi sehingga meminimalisir potensi risiko yang bisa terjadi. Anak saya tidak perlu khawatir dengan dengan manajer investasinya karena merupakan profesional yang memiliki sertifikat dalam investasi di pasar modal.
Reksadana merupakan pilihan tepat untuk jangka panjang dan bisa mendapakan keuntungan karena terbawa inflasi yang menguntungkan. Jika di masa depan nanti membutuhkan dana untuk menikah atau membiayai sekolah anak.
Sedangkan bagi kelompok milenial yang bisa dibilang agresif, karena selalu ingin cepat untung besar dalam waktu yang singkat, bisa berinvestasi pada instrumen saham. Namun semuanya perlu dipertimbangkan baik-baik, bukan?
Saya sendiri sih, lebih cenderung menyarankan anak untuk berinvestasi emas. Selain kurang paham dengan jenis investasi lainnya, menabung dalam bentuk emas batangan cukup aman. Setidaknya ada 6 keuntungan yang bisa diperoleh dalam investasi emas batangan.
Apapun pilihan investasi yang akan diambil, sebaiknya dipertimbangkan dengan matang dan rasional. Supaya tidak terjebak pada investasi yang spekulatif. Yang terpenting saya harus menanamkan pengertian pada anak mengenai pentingnya berinvestasi. Agar masa pensiunnya kelak bisa lebih baik.
Bagaimana dengan teman-teman, jenis investasi apa yang akan disarankan untuk para generasi milenial? Sharing yuk!
Salam takzim
Sebagai generasi yang sedang produktif-produktifnya, sepertinya sayang sekali jika mereka tidak memikirkan kehidupan di masa depan nanti, bukan? Seharusnya mereka sudah mempersiapkan investasi untuk meng-cover kehidupan di masa pensiun nanti.
Padahal saat ini generasi milenial menghadapi masalah pengangguran yang tinggi, krisis ekonomi yang lebih sering, harga properti yang tinggi serta ketidaksetaraan pendapatan.
Kepada si sulung, saya berusaha memberi gambaran mengenai pentingnya mempersiapkan masa depan. Saya ceritakan kisah sebuah keluarga, sebut saja keluarga A. Kami bertetangga dengan keluarga yang apik dengan pengelolaan keuangan rumah tangganya. Mereka tahu benar mana skala prioritas untuk pos pengeluarannya. Pintar memilih pengeluaran yang sifatnya kebutuhan dan ketat dengan pengeluaran yang hanya berdasarkan keinginan.
Tidak heran jika kini keluarga A memiliki banyak aset tanah dan rumah sebagai investasi untuk persiapan masa depan anak-anak di keluarga itu. Saat buah hati mereka butuh biaya besar untuk kuliah, keluarga itu terlihat santai karena memang mereka sudah siap dengan dana yang dibutuhkan.
Berbeda dengan keluarga B. Sejak dulu, mereka terlihat begitu menikmati dengan apa yang mereka miliki. Sering melakukan perjalanan wisata ke luar daerah. Wisata kuliner ke tempat yang sedang nge-trend dan memanjakan anak-anaknya dengan berbagai fasilitas. Tentu saja tidak ada yang salah dengan semua itu. Hanya kurang tepatnya yaitu mereka lupa mempersiapkan dana yang akan dibutuhkan di masa pensiun kelak.
Hingga saat ini, saya masih menerima kabar jika keluarga B sering tutup dan gali lubang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Jangankan berinvestasi, untuk biaya pendidikan anak pertama mereka ke perguruan tinggi pun didapatkan dari berhutang.
Bukan tanpa alasan saya menceritakan kondisi kedua keluarga tersebut kepada putri sulung saya. Melalui kisah nyata yang benar-benar terjadi di depan mata, saya harap dia bisa mengerti tentang pentingnya berinvestasi.
Sebagai generasi yang pada umumnya justru terjebak dalam gaya hidup konsumtif dan haus dengan pengalaman, dia harus mulai memikirkan untuk memiliki instrumen investasi agar bisa bertahan hidup sampai dengan masa pensiun.
Sudah banyak instrumen investasi yang bisa dipilih oleh kaum milenial. Investasi yang bisa dipilih meliputi deposito, saham, reksa dana, investasi emas, hingga investasi langsung dalam bentuk kepemilikan properti.
Lalu instrumen investasi mana yang aman dan cocok untuk kaum milenial?
Ivan Jaya selaku Head of Wealth Management & Client Growth Bank Commonwealth mengatakan, sebelum generasi milenial memilih jenis investasi, mereka harus bisa mengelola dan melakukan evaluasi keuangannya dengan ideal. Menurutnya milenial bisa membuat pos pengeluaran berdasarkan pendapatannya dengan porsi 50:30:20. Yaitu 50% untuk memenuhi kebutuhan mereka selama satu bulan, 30% untuk membayar cicilan dan 20% dialokasikan untuk tabungan atau investasi.
Alternatif jenis investasi yang bisa dipilih oleh generasi milenial,yaitu reksa dana. Mengapa reksa dana yang cocok untuk generasi Y?
Bagi mereka yang masih ragu dengan investasi yang konservatif, bisa memilih reksa dana untuk berinvestasi. Reksa dana dikelola oleh manajer investasi sehingga meminimalisir potensi risiko yang bisa terjadi. Anak saya tidak perlu khawatir dengan dengan manajer investasinya karena merupakan profesional yang memiliki sertifikat dalam investasi di pasar modal.
Reksadana merupakan pilihan tepat untuk jangka panjang dan bisa mendapakan keuntungan karena terbawa inflasi yang menguntungkan. Jika di masa depan nanti membutuhkan dana untuk menikah atau membiayai sekolah anak.
Sedangkan bagi kelompok milenial yang bisa dibilang agresif, karena selalu ingin cepat untung besar dalam waktu yang singkat, bisa berinvestasi pada instrumen saham. Namun semuanya perlu dipertimbangkan baik-baik, bukan?
Saya sendiri sih, lebih cenderung menyarankan anak untuk berinvestasi emas. Selain kurang paham dengan jenis investasi lainnya, menabung dalam bentuk emas batangan cukup aman. Setidaknya ada 6 keuntungan yang bisa diperoleh dalam investasi emas batangan.
Apapun pilihan investasi yang akan diambil, sebaiknya dipertimbangkan dengan matang dan rasional. Supaya tidak terjebak pada investasi yang spekulatif. Yang terpenting saya harus menanamkan pengertian pada anak mengenai pentingnya berinvestasi. Agar masa pensiunnya kelak bisa lebih baik.
Bagaimana dengan teman-teman, jenis investasi apa yang akan disarankan untuk para generasi milenial? Sharing yuk!
Salam takzim
37 Comments
Hmm, sangat menarik, sepertinya saya sudah harus bisa memikirkan tentang investasi :D
ReplyDeleteBaru kemarin belajar sekolah pasar modal... bener banget kita harus investasi karena inflasi yang pasti terjadi. Mari persiapkan hari tua lebih baik lagii
ReplyDeleteSetuju mbak. Investasi harus dikenalkan sejak dini krn situasi ekonomi sekarang lebih menantang
ReplyDeleteHihi iya nih bun udah kepikiran untuk mulai investasi di quarter life ini, nanya sana sini juga investasu yang oke dan cakep untuk jangan panjang itu apaa, dan emas emang jadi salah satu nya yaaa, apalagi harga emas yang selalu naikkk
ReplyDeleteDi jaman serba modern saat ini banyak investasi yang bisa dijalankan dengan mudah, praktis dan sistem digitalisasi. Mudah, tapi kita tetap harus waspada terhadap investasi bodong yang alih alih menjamin masa depan yang ada justru mencelakakan. Itu yang saya tanamkan kepada anak-anak jaman now
ReplyDeleteNah setuju ini, Mbak. Harus tau tentang skala prioritas. Seringkali kalau udah urusan duit tergoda hawa nafsu. Segala pengen dibeli saat ada uang. Jadi lupa untuk berinvestasi
ReplyDeleteInvestasi memang harus banget saat ini karena kita tidak tau kapan kondisi ekonomi akan membaik, sejauh ini saya masih invest di Reksadana dan saham
ReplyDeleteAku termasuk yg rada telat kenal investasi. Karena punya banyak anak, jadi harus puter otak gimana cara invest, dan lain2. Tp semangat sih demi anak2 juga. Hehhe
ReplyDeletePenting juga berkonsultasi dg ahlinya sebelum menentukan pilihan investasinya ya mba...
ReplyDeleteAnak saya termasuk gen Z, tapi mulai diajakin melek investasi juga nih. Supaya begitu usianya 18, dia sudah bisa ikutan berinvestasi dan mencoba bisnis2 meski sederhana.
ReplyDeletealhamdulillah udah mulai investasi emas dri 2019 awal aku mbak,, dikit2 sih :D
ReplyDeleteSekarang gencar banget himbauan investasi. Kalau nggak investasi, susah buat generasi sekarang untuk hidup nyaman karena nggak ada yg gratis lagi. Numpang parkir sebentar aja bayar. Belum lagi harga rumah yg melambung jauh tinggi di awan.
ReplyDeleteInvestasi sangat penting dipersiapkan dari awal ya, mba. Apalagi untuk kebutuhan pendidikan dan masa pensiun. Sekarang ini waktu yg sangat tepat bagi generasi milenial memilih satu produk investasi yang cocok.
ReplyDeleteBener banget mba investasi sejak dini itu penting banget dan Alhamdulillah saya udah punya investasi meski ga banyak paling deposito, reksadana sama logam mulia aja.
ReplyDeleteInvestasi kesehatan lalu bisa juga dalam bentuk rumah menurutku.. hehe jadi nanti kao sudah menemukan pasangan yang tepat sudah punya rumah hehe.. nah emas batangan ternyata punya nilai investasi yang menguntungkan ya.. duh bener juga nih mbak.. sip sip aku saranin buat adik aku ya mbak supaya memulai investasi emas batangan
ReplyDeleteAku muali mengenalkan menabung sama anak-anak trus nanti kalau sudah terkumpul katanya mau beli emas, mudah-mudahan mereka mengerti berinvestasi di hal lainnya juga nanti
ReplyDeleteWah iya saya blm mengajarkan ini ke anak2 ..makasih sdh mengingatkan..😍
ReplyDeleteWaduh lihat LM nya aku jadi pengen investasi lagi mbak haha. Masih gadis suka beli LM eh sudah married dijual semua. Kalau pilihan yang tepat untuk sih masih reksadana kalau sekarang mbak.
ReplyDeleteBetul mbak. Sejak dini kita harus mulai berinvestasi agar masa pensiun nanti aman. Kita bisa hidup berkecukupan meski gaji pensiun sudah berkurang dibanding gaji saat masih aktif bekerja.
ReplyDeleteAku ngiler investasi emas batangan mba Nurul hehehe gemes ya kalo udah punya banyak gitu
ReplyDeletesemangat berinvestasi kita. Meski masih bolong2 nabungnya.
Yup dari sekarang memang kita sudah harus mempersiapkan diri untuk masa depan ya Mbak. Minimal kudu punya investasilah biar di hari tua bisa hidup tenang.
ReplyDeleteMelibatkan anak ternyata gak masalah ya. kalau ortu saya dulu gak pernah ngasih tau kondisi ekonomi keluarga misal ayah lagi ga ada uang, dst. Ternyata lebih enak komunikasikan dengan anak ya teh. Biar anak juga jadi paham dan bisa juga mulai dikasih tau tentang penting nya menabung mungkin dari SD kali ya teh?
ReplyDeleteThe sooner we can invest the better indeed.. ayo mulai mbaz I have done my bit
ReplyDeletewah itu emasnya menggoda sekali hihihi. aku baru invest emas sih tp blm kulanjutin lagi, mau penasarn sama reksadana
ReplyDeleteSebenarnya investasi itu gampang, kalau di kampung bisa tuh dengan tanam pohon jati. 10-20 tahun kemudian udah gedhe dan siap jual. Aku gak masalah jika ada keluarga yang suka jalan2. Tapi kalau sampai gali lubang tutup lubang, ya mending diinvest aja ya duit yg buat jalan itu
ReplyDeleteSemua investasi diatas bagus kak, asal kita paham dengan cara kerjanya, tahu resikonya dan tahu keuntungannya. Saya pun memilih menyimpan emas karena lebih gampang diuangkan dan harganya juga terus naik sih hehehe
ReplyDeleteModel investasi mulai menjamur hampir di semua kalangan masyarakat Indonesia. Baik itu yang legal maupun illegal, semua menawarkan benefit yang menjanjikan. Paling kita sebagai calon konsumen hartus benar-benar teliti untuk melihat track record dari penyedia jasa investasi tersebut, bersih atau enggak, ada barangnya atau enggak, terus jaminannya ada atau enggak., ada rekomendasi OJK atau enggak. Jika sudah clear semua, maka kita bisa berinvestasi dengan aman dan nyaman tanpa takut ditipu.
ReplyDeleteMasih nyobain investasi reksadana sama emas, mbak. Kalau reksadana emang resiko kecil dan cocok jika untuk generasi milenial mbak,
ReplyDeleteKaum milenial itu boros, makanya perlu invest agar bisa sedikit ngerem dan punya jaminan. Invest emas sudah paling benar dan mudah, tuh. Setuju!
ReplyDeleteKalau aku sih lebih senang berinvestasi yang terlihat fisiknya. Seperti investasi rumah, emas batangan. Berasa ada gitu produknya.
ReplyDeleteSetuju sama paragraf terakhir. Apapun pilihan investasinya yang penting sudah di pertimbangkan dengan matang
ReplyDeleteSebagai bagian dari generasi milenial, aku menyarankan buat teman-teman semua untuk invest properti. Memang sih butuh modal, tapi nilai yang dihasilkannya itu tetap paling tinggi 👍👍
ReplyDeleteAku senengnya investasi emas.., tapi udah jadi perhiasan. Jadi kapan mau Makai ada ..
ReplyDeletePengen banget lagi investasi jadi juragan kontrakan...heheheh
Investasi emas batang sih kak menurutku cocom untuk generasi milenial, karna lebih mudah dan harga makin naik tiap tahunnya...
ReplyDeleteDuluu zaman kuliah pernah ikut reksadana. Tapi setelah menikah,malah berhenti. Sempat investasi di logam mulia, tapi pas ada keperluan besar yg mendadak, logam2 itu abis. Sekarang belum mulai lagi. Semoga bisa segera kembali berinvestasi. Makasih sharingnya, Teh :)
ReplyDeleteKalau saya masih ragu-ragu untuk investasi yang nilainya tinggi. Jadi ikutan investasi yang nilainya masih tergolong kecil, tetapi hasilnya tidak mengecewakan.
ReplyDeleteSenang sekali ada tulisan mengenai investasi.
ReplyDeletekarena zaman sekarang, uang gak bisa disimpan aja yaa, teh...mesti diberdayakan untuk investasi yang bermanfaat dan sesuai syariah.
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^