3 Tahapan Adaptasi Menghadapi Pandemi Covid-19

Sebulan lebih masyarakat Indonesia melakukan social distancing, membatasi mobilitas dengan diam di rumah untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid-19. Tanpa diduga ternyata proses untuk mencegah penyebaran mata rantai virus tersebut memerlukan waktu yang panjang. Tidak ada yang menyangka jika kini semua orang harus berada di rumah, bahkan kita tidak tahu pasti kapan pandemi ini akan berakhir.
3 Tahapan adaptasi menghadapi pandemi covid-19

Situasi yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya ini akhirnya mengundang berbagai reaksi. Tidak ada yang menyangka jika akan dihadapkan oleh wabah yang merengut banyak nyawa. Semua rencana-rencana yang telah disiapkan, hancur berantakan. Acara dan kegiatan yang akan dihelat, terpaksa dibatalkan. Namun meskipun keadaannya seperti itu, tidak ada yang bisa melawannya dan memilih untuk menghadapi. Seolah semua orang dipaksa untuk menerima kenyataan.

Respon yang dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi Pandemi Covid-19 cukup beragam. Setidaknya ada 3 jenis tahapan adaptasi yang dijalani oleh masing-masing individu.

Tahap Ketakutan
Saat pertama menghadapi pandemi yang berlangsung secara global dan banyak merenggut nyawa membuat masyarakat merasa takut dan mudah marah. Kondisi seperti itu membuat mereka secara tanpa sadar menyebarkan rasa takut dan amarahnya ke mana-mana. Baik kepada lingkungan terdekatnya maupun kepada khalayak luas dengan melalui media sosial yang dimilikinya.

Dalam tahapan ini, sebagian besar orang berlomba-lomba menyebarkan semua informasi sekitar virus Covid-19 baik cara penyebaran virus hingga alternatif pencegahannya. Tidak mau tahu, apakah informasi yang disebarkannya sudah valid atau hoax. Seolah mereka ingin menjadi yang terdepan untuk mewartakan semua informasi terkaid virus corona tersebut.

Selain itu, di tahapan awal ini masyarakat menjadi panik dan melakukan segala hal untuk melindungi diri mereka masing-masing. Tanpa berpikir panjang membeli semua alat kesehatan yang sebenarnya tidak begitu urgent. Memborong masker untuk paramedis dan membeli cairan pembersih dalam jumlah yang banyak. Serta memaksimalkan jumlah stok obat-obat untuk menjaga stamina tubuh.

Tidak hanya alat kesehatan, di awal merebaknya wabah virus Covid-19 , masyarakat juga membeli kebutuhan pokok dalam jumlah yang banyak. Seolah-olah bahan pokok tersebut akan habis tak tersisa. Himbauan untuk diam di rumah disikapi dengan kekhawatiran jika wabah tersebut akan membuat stok makanan akan habis.

Dalam tahapan awal ini, kita tidak hanya dihadapi oleh orang-orang yang takut, panik tetapi juga berhadapan dengan individu yang sering mengeluh. Keadaan yang tiba-tiba mengubah ritme kegiatan sehari-hari menjadi bahan perbincangan.

Tahap Belajar
Seiring waktu, masyarakat mulai terbiasa dengan pengkondisian yang baru pertama kali terjadi dalam 100 tahun terakhir ini. Mereka mulai menerima kenyataan. Mulai mengenal emosi diri dan belajar mengelolanya. 
Di tahapan ini masyarakat beranjak sadar dan berpikir untuk bertindak lebih lanjut. Bukan hanya menyesali permasalahan tetapi sudah mulai memikirkan solusi.

Penyebaran informasi tentang virus corona yang tiada henti di media sosial kian mereda. Masyarakat mulai bisa menahan jarinya untuk tidak terlalu cepat menyampaikan segala informasi yang didapat dari media sosial. Menahan untuk tidak menyebarluaskan informasi yang belum jelas kebenarannya.

Kebiasaan selalu menyalahkan berbagai pihak sudah mulai mereda. Masyarakat pun belajar memahami jika semua pihak sedang berpikir dan berupaya terus, agar pandemi ini tidak meluas dan melakukan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia. 

Proses belajar menerima kenyataan ini berbanding dengan berhentinya kegiatan berbelanja secara berlebihan. Kemudian perlahan mulai memilah bahan bacaan. Bacaan yang sekiranya akan menambah rasa cemas, mulai dihentikan. Pada tahapan kedua ini, masyarakat mulai tenang dan bisa menerima kenaytaan.

Tahap Bertumbuh
Di jenjang adaptasi berikutnya ketika menghadapi wabah Covid-19 ini, masyarakat mulai bertumbuh. Bisa lebih menjaga emosi terutama yang berhubungan dengan pandemi, berusaha untuk tetap bahagia dan menyebarkan optimisme.

Sikap masyarakat di tahapan ini juga mulai mencari cara untuk beradaptasi dengan perubahan. Mulai memikirkan orang lain dan mencari cara untuk membantu yang membutuhkan. Berusaha menggunakan bakat dan kemampuan untuk bisa bermanfaat untuk orang lain.

Masyarakat dalam tahap bertumbuh ini bisa lebih fokus menerima keadaan pandemi dan berkonsentrasi menata masa depan. Mencari kebenaran mengenai virus Covid-19 demi kebelangsungan hidup orang banyak.

Dari 3 tahapan adaptasi menghadapi pandemi Covid-19, termasuk di posisi manakah, teman-teman? Masih dalam tahap belajar atau memasuki tahapan bertumbuh? Sharing, yuk!

    Salam takzim



Post a Comment

8 Comments

  1. Masih ingat ya awal pandemi. Semua orang seperti masuk dalam tahap ketakutan. Dimana ada sebagian orang yang menumpuk hand sanitizer, masker dan lain sebagainya yang sebenarnya tidak butuh untuk ditimbun juga.

    Sekarang mah sudah mulai banyak yang mempelajari dan tidak sedikit yang bertumbuh. Jadi, lebih kondusif sih.

    ReplyDelete
  2. Kayaknya udah masuk tahapan bertumbuh deh mbak, udah realize dan semangat menapak masa depan dengan menyesuaikan pada keadaan. Bismillah kita bisa lalui ini bersama

    ReplyDelete
  3. Kalau saya sejauh ini juga sudah melewati ketiga tahapan itu mbak, cuma untuk yang pertama ketakutan, sepertinya tidak sampai berlebihan, waktu itu cukup paruh saja sama peraturan pemerintah untuk lock down dan menerapkan protokol kesehatan.

    Sekarang sepertinya sudah mulai masuk tahap bertumbuh. Menerima kenyataan dan berusaha berpikir positif, juga melakukan hal positif demi kelangsungan hidup ini. Toh dengan adanya pandemi dan tidak kita harus terus melangkah, untuk menata masa depan.

    ReplyDelete
  4. Awal-awal pandemi, aku memang masuk tahap ketakutan lho. Sampai sakit. Batuk dan GERD. Sekarang udh mulai tenang, walaupun kzl yah, kapan nih pandemi berakhir. Semoga orang-orang sadar dan disiplin yah, supaya pandemi cepat berlalu...

    ReplyDelete
  5. Insya Allah sih sudah di tahap proses bertumbuh mba... Banyak hikmah positif yang bisa diambil dari adanya wabah pandemi ini sih mba... Jadi lebih kreatif, produktif dan bergerak terus meski di rumah aja

    ReplyDelete
  6. InsyaAllah kami sudah sampai pada fase bertumbh, Mbak. Sudah gak ada acara ngeluh-ngeluh lagi. Pokok berdamai dan fokus membuka peluang di masa depan. Anak-anak pun kami siapkan dengan hal sejenis. Pokok no ngeluh, tapi pikirkan apa yang bisa kita lakukan dengan kondisi sekarang.

    ReplyDelete
  7. Tahap ketakutanku sudah dipatahkan saat kmrn hamil dan harus ke rumkit, bahkan ditutup keguguran dan harus opname 2x hahaha, sungguh ya ternyata kita harus mengalahkan ketakutan dan kemudian memberi solusi pada ketakutan.

    ReplyDelete
  8. alhamdulillah saya sudah ada di tahap ketiga mbak, Kalau dipikir loh ya kalau kita takut terus juga gak ada guna. Serahkan aja semua pada Allah SWT sambil terus berikhtiar menjaga kesehatan, gitu kan ya mbak?

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^