Cerdas Menguasai Teknologi Internet

Internet merupakan sebuah teknologi yang bebas nilai. Di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, penguasaan teknologi internet sudah menjadi gaya hidup baru. Gaya hidup yang mesti dijalani karena semua orang merasa kehidupan harus tetap berjalan di tengah merebaknya wabah virus corona. Kondisi yang mengharuskan semua orang diam di rumah tetapi tetap melakukan aktivitas mereka seperti sebelumnya, memaksa semua pihak memilih menggunakan teknologi sebagai solusinya.

 

Teknologi  Internet di Masa Pandemi Covid-19


Bagi mereka yang biasa bekerja di kantor, keberadaan internet menjadi sarana yang memfasilitasi jalannya pekerjaan mereka agar operasional perusahaan tetap berjalan.
Tidak hanya bagi orang dewasa, anak-anak yang masih berstatus pelajar pun harus berinteraksi lebih sering lagi dengan teknologi internet. Mereka melakukan ativitas belajar di rumah dengan bimbingan guru mereka secara online dan didampingi oleh orang tua.

Selain murid-murid yang mendapatkan banyak tugas dan dikerjakan menggunakan teknologi internet, guru-gurunya pun kini lebih intensif mengulik aplikasi di internet sebagai bahan mengajar.


Tips cerdas menguasai teknologi internet
Mendikbud yang memberlakukan sistem online untuk kegiatan belajar, membuat guru juga harus mengubah sistem mengajarnya. Menyediakan materi yang berbeda seperti biasanya. Dan semua itu tentu saja tidak lepas dari teknologi internet. Cerita dari beberapa teman yang berprofesi sebagai guru, sistem belajar jarak jauh membuat mereka belajar lagi. Berkenalan kemudian mendalami aplikasi baru yang sebelumnya belum pernah mereka kenal.

Begitu juga dengan orang tua. Sebagian besar orang tua juga kini harus belajar lagi perihal teknologi internet. Peran orang tua mendampingi anak-anak yang bersekolah online.
 

Penguasaan Internet Bagi Orang Tua dan Anak


Masalahnya tidak semua orang tua paham menggunakan internet. Zaman sekarang, saat perkembangan teknologi begitu pesat, seringkali membuat generasi muda lebih mudah beradaptasi dengan teknologi. Dalam beberapa kasus, justru anak yang lebih pintar daripada orang tuanya.
Seperti yang kita tahui, internet selain memiliki banyak manfaat karena bisa membantu semua lini kehidupan, juga mengandung banyak muatan yang berdampak negatif

Oleh karenanya sudah seharusnya orang tua lebih melek internet untuk mengimbangi kebutuhan anak-anak. Apalagi dunia maya juga menghasilkan konten yang tidak baik untuk anak.

Sedangkan internet begitu mudah diakses, bisa lewat komputer dan juga bisa dengan leluasa diakses lewat hape atau smartphone. Bahkan kini bentuk komputer pun semakin berkembang dengan adanya PC tablet yang lebih praktis dalam penggunaannya. Nah, begitu mudahnya mengakses teknologi informasi internet ini, sehingga anak-anak pun lebih leluasa berselancar di dalamnya.

Memang betul jika ada anggapan bahwa internet itu membantu anak-anak dalam masa belajar di rumah. Hubungan dengan guru mereka dan tugas-tugas yang harus disetorkan pada guru, semua menggunakan internet. Namun kita juga harus waspada, teknologi informasi ini tumbuh pesat beriringan dengan tumbuh kembang anak-anak kita.

Anak-anak kita lahir dan tumbuh berkembang di era digital, mereka berinteraksi dengan gawai sejak usia balita. Sehingga mereka disebut sebagai digital natives. Sedangkan kita para orang tua baru mengenal teknologi internet pada saat telah dewasa yang kemudian dikenal sebagai generasi digital immigrants.

Cerdas menguasai teknologi internet di masa pandemi

Menurut pakar komunikasi, kondisi seperti itu bisa menimbulkan kesenjangan antara orang tua dan anak. Bila kesenjangan semakin lebar, maka bisa menimbulkan resiko yang tinggi, resiko anak terpapar konten negatif. Untuk mencegah hal tersebut, sudah semestinya orang tua harus tetap up to date dengan teknologi.

Bagaimana? Siapkah kita untuk kekinian? :P
Apakah dengan selalu up to date kita bisa menyamai kemampuan anak-anak.

Sayangnya beberapa ahli parenting membantah jika kita bisa menyamai kemampuan anak dalam menguasai teknologi, karena perkembangannya begitu pesat.

Solusi terbaik yang bisa diambil yaitu pembentukan konsep diri anak sedari mereka kecil. Orang tua harus bisa mengajari anak mengenai pentingnya Sang Pencipta. Ada Allah Yang Maha Mengetahui, yang jadi pengawas dalam setiap aktivitas kita. Jangan lupa beri rambu-rambu saat memberikan gawai pada anak.

Selain itu, sejak anak berusia 4 tahun, orang tua mestinya mengajari buah hatinya bagaimana harus bersikap ketika menemukan konten negatif secara praktis. Bimbing anak dengan praktiknya bukan hanya diawang-awang saja.

"Tundukkan pandanganmu, Nak. Lihat tombol-tombol di keyboard dan klik yang lain."

Namun tidak cukup hanya sampai di situ saja. Menurut teori yang saya dapatkan dari pakar parenting, kita selaku orang tua juga diminta untuk selalu membangun komunikasi yang efektif dengan anak. Dan kebiasaan berkomunikasi arsertif dengan anak sebaiknya dijadikan sebagai budaya dalam keluarga. Ketika berdiskusi kita bisa menanyakan pada anak, apa konten yang baik dan apa saja konten yang buruk saat mengakses internet.

cerdas menguasai teknologi internet bagi semua orang

Sudah bukan zamannya lagi jika kita menjauhkan intenet dari anak-anak. Alih-alih ingin menjaga anak agar tidak terkontaminasi konten negatif di internet, tetapi kini internet sangat dibutuhkan bagi mereka. Terutama di tengah kondisi untuk memutus penyebaran virus Covid-19 dengan melakukan semua aktivitas secara online.


Keadaan memaksa semua orang untuk keluar dari zona nyaman. Orang tua pun jadi banyak belajar tentang teknologi. Menjadi pendamping sekaligus pembimbing anak saat mengerjakan tugas sekolah menggunakan teknologi informasi internet. Yang dulunya merasa nyaman menikmati waktu sendiri, saat anak belajar di sekolah, kini banyak orang dewasa yang keluar dari zonanya untuk belajar dan menyesuaikan diri dengan teknologi.

Begitu pula dengan anak-anak. Mereka yang terbiasa bebas bermain dan belajar di luar rumah, kini harus banyak diam di rumah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Setidaknya itulah hikmah dibalik pandemi Covid-19 dan bisa kita syukuri. Diam di rumah akhirnya memaksa semua orang untuk belajar keluar dari zona nyaman. Memaksa diri untuk lebih kreatif dan menambah ilmu agar bisa survive di tengah pandemi.

Apakah teman-teman juga merasakan hal yang sama?

Salam takzim

Post a Comment

50 Comments

  1. Setuju sama paragraf akhirnya.
    Dan bagian ini:
    Menurut pakar komunikasi, kondisi seperti itu bisa menimbulkan kesenjangan antara orang tua dan anak. Bila kesenjangan semakin lebar, maka bisa menimbulkan resiko yang tinggi


    Nah, ini semacam penjelasan mengapa di zaman now sebaiknya anak jangan hanya diasuh nenek. Berbeda halnya kalau ada kondisi mendesak tapi kalau tidak, gap-nya sangat besar.

    Pwngen tahu pakarnya siapa ya yang berpendapat demukian?

    ReplyDelete
  2. Terasa bgt di aku mba.
    Dulu emang aku sengaja ga pasang wifi di rumah krn khawatir ga bs kontrol penggunaanya selama anak2 di rumah n km kerja.
    Sejak WFH dna SFH langsung deh pasang wifi di rumah. Biasanya pake kuota aja

    Sekarang semua berlima harus di depan laptop tiap hari dg tugas masing2. Online semua. mau gak mau deh hahaha... Pake kuota mah jebooollll

    ..
    Tetap ada plus minusnya sih

    ReplyDelete
  3. hooh sama nih...banyak hal baru yang harus kita pelajari ...terutama hal-hal terkait teknologi yang biasa dipakai utk kelas online..heheh

    ReplyDelete
  4. Pastinya teh, ku merasakan hal yang samaa, lebih kreatif..
    Fungsinya banyak ya teh teknologi internet ini kalo kitanya pandai.
    Yuk ah mencari peluang di Internet, biar menghasilkan yang bermanfaat dan pundi2 eeaa

    ReplyDelete
  5. iya bener juga, beberapa orangtua di grup sekolah anakku awalnya pusing karena harus terpaksa mengenal beberapa program untuk belajar anak-anaknya. Apalagi untuk orangtua harus kirim laporan tugas anak.

    ReplyDelete
  6. Sekarang semua jadi dituntut jangan gaptek, ya. Bersyukur saya punya 2 anak remaja. Ketika saya gaptek dengan beberapa teknologi, bisa tanya ke mereka

    ReplyDelete
  7. betul mbak, diam di rumah karena pandemi ini banyak hikmah sebenarnya, kita jadi banyak belajar online dan mau tidak mau harus menguasai teknologi digital biar nggak ketinggalan

    ReplyDelete
  8. Betul banget mbak, kita jadi harus beradaptasi dan berdamai dengan situasi, yang tadinya gagap internet jadi melek, yang ngga bisa masak kayak aku akhirnya rajin masak hihi

    ReplyDelete
  9. Sejak PSBB ini ponakanku sering maen ke rumah (kami tetanggaan) dan mereka betah maen game sampe sore. Kalau di rumahnya ga ada wifi dan kuota terbatas. Kakak-kakaknya betah maen game, akunya yang kebagian ngasuh si bontot sementara emaknya sibuk sama urusan domestik. Anak-anak sekarang cept banget ngertinya soal gadget ya. Jadi emang ortu juga harus terus melek internet buat mendampingi mereka

    ReplyDelete
  10. Iya juga ya, untuk orang tua yang gaptek, kondisi sekarang memaksa mereka keluar dari zona nyaman. Mereka harus belajar teknologi internet. Kayak aku sih nggak ada bedanya, anakku yang bungsu aja yang masih kuliah. Aku udah nggak ngawasi seperti jaman mereka masih SD atau SMA. Meski tetep aja aku pengen tahu, dia lagi ngerjain apa

    ReplyDelete
  11. alhamdulillah ya mba, bersyukur aku saat ujian pandemi covid19 ini Allah hadirkan saat teknologi digital pun lagi canggih-canggihnya. meski di rumah aja masih bisa komunikasi online bersama keluarga dan sahabat terdekat, bahkan bisa menghasilkan hal yang membaikkan juga

    ReplyDelete
  12. iyah sejak banyak waktu di rumah aja, kita tuh ajdi utak atik banyak apliaksi juga sehingga banyak seluncuran entah kemana gitu, nabah ilmu juga

    ReplyDelete
  13. Melek gadget boleh, tapi komunikasi tetap harus dijaga ya, Mba. Biar ga ada kesenjangan sosial baik di dlm keluarga ataupun diluar.

    ReplyDelete
  14. anakku malah jadi sering main hp nih selama pandemik.. aku bingung gimana ngomonginnya

    ReplyDelete
  15. Yang saya ambil pelajaran dari pandemi ini adalah orang-orang yang kehilangan pekerjaan menjadi lebih kreatif dalam mencari nafkah.

    ReplyDelete
  16. Yup mba, menjadi orang tua yang kekinian dengan internet bukan berarti menjadi orang tua yang ikut2an trend. Setidaknya menurut saya begitu. Yang penting itu kita bisa mengembangkan diri untuk bisa menjadi tandem anak2 saat memanfaatkan internet of thing dalam segala kebutuhan ya..

    ReplyDelete
  17. Selama anak-anak sekolah dari rumah ini banyak hal baru yang dipelajari termasuk google class room. Jadi orang tua harus melek internet ya gak boleh gaptek

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju bangeeeet. Orangtua dan guru jadi dipaksa buat melek internet, nggak kalah sama generasi Z. Temenku yang dosen cerita, banyak dosen yang sempat bingung teknis bikin kelas online :).

      Delete
  18. Iya teh...anak-anak kita ini produk digital semua...
    Aku setuju untuk tetap mengenalkan anak dengan dunia digital, namun harus menghasilkan sesuatu yang positif yang bisa disrap dan diambil pelajaran dari penggunaan gawai.

    ReplyDelete
  19. Yup, anak2 kita hidup dan tumbuh di era digital jadi rasany nggak bijak juga kalau mereka harus dijauhkan dari gadget. Justru sedini mungkin anak2 harus dilatih memanfaatkan gadget dengan baik ya. Jadi manfaatnya bisa dioptimalkan.

    ReplyDelete
  20. Bener banget mbak, kita tak mungkin menjauhkan anak-anak dari teknologi karena sekarang memang eranya. Tugas berat orang tua adalah bagaimana membentuk konsep diri anak, sehingga mereka bisa mengendalikan teknologi digital bukan malah sebaliknya dikendalikan oleh teknologi.

    ReplyDelete
  21. Aku sepakat banget, sejak di rumah memicu untuk kreatif dan menjadi diri ini lebih banyakk bersyukur. Masya Allah banyak konflik tapi perlu keluar dari zona nyaman mencoba hal baru.

    ReplyDelete
  22. Setuju sama epilognya. Gara2 covid ini kita dipaksa keluar zona nyaman ya Mba, dipaksa kreatif, dipaksa cari jalan lain. Pokoknya ambil hikmahnya aja buar ga stress

    ReplyDelete
  23. iay nih dirumah aja bikin kami bikin persetujuan baru soal gadget ini, waktunya jadi lebih lama, yang penting untuk hal positif dan didampingi

    ReplyDelete
  24. Nyatanya banyak yg survive di masa covid ini memang yg udah terbiasa dg teknologi internet ya. Yg lg bete bisa nonton film dr internet, yg bosan masak bisa cari referensi menu baru, yg gak ada kerjaan bisa nyoba2 jualan online dan lainnya.

    ReplyDelete
  25. Betul sekali. Sangat tidak logis jika kita menjauhkan anak dari internet. Yang terbaik adalah membekali mereka dengan keterampilan untuk mengelolanya.

    ReplyDelete
  26. Internet memang harus di pahami dan kita kendalikan, jangan sampai kita jadi korban dari kecanggihannya. Apalagi perkembangan perangkat pendungkung seperti gadget sangat pesat.

    ReplyDelete
  27. Saya pun menyadari skrng malah kecanduan inet, karena memang keadaan yang memaksa begitu demi tidak keluar rumah utk mendukung memutuskan penyebaran covid, padahal sebelumnya saya, anak dan adik2 biasanya saya komplain kalo pegang gadget terus, namun skrng semua pelajaran dari sana mau tak mau ya diikutinlah..

    ReplyDelete
  28. Mau nggak mau internet adalah terdepan selama di rumah aja karena banyak sekali aktivitas yang dilakukan dengan mengandalkan jaringan data

    ReplyDelete
  29. banyak orang tua mengeluh, katanya dipaksa jadi guru & ahli IT mendadak. Memang sih, nggak mudah apalagi harus WFH juga.. (buat yg WFH)
    Tapi hikmahnya betul juga, orang tua jadi lebih dekat kepada anak-anak serta dipaksa menguasai media informasi kekinian supaya tidak ada gapapa terlalu besar dengan generasi muda.

    ReplyDelete
  30. semenjak di rumah aja, saya makin eksplore apa yang bisa saya peajari dari internet untuk kebutuhan saya skrg

    ReplyDelete
  31. Bener banget mba, orang tua seharusnya lebih melek internet untuk mengimbangi kebutuhan anak-anak. Apalagi banyak tugas2 anak2 yang kadang belajarnya menggunakan zoom .. awalnya banyak wali murid yang kelabakan deh. Alhamdulillah jadi lebih ngerti sekarang. Walaupun anak2 lebih banyak pegang gadget, tapi tetep dalam pengawasan ortu

    ReplyDelete
  32. Benar sih mbak. Internetnya bak pisau bermata dua. Bisa baik bisa buruk, tergantung pemakainya. Orangtua juga harus mengawasi perkembangan anak karena internet banyak ilmu yang macam2. Jadi ingat pepatah, jika kita bisa menguasai informasi, kita akan kuasai dunia.

    ReplyDelete
  33. Nggak dipungkiri lagi sih mba karena sekarang kan internet udah jadi bagian dalam kehidupan kita. Mau melepasnya juga susah karena semuanya sudah ada di situ. Jadi bener, kita harus bijak dan punya regulasi sendiri terhadap penggunaan internet. :)

    ReplyDelete
  34. Iya sih, keadaan seperti ini otak kita dipaksa mencari cara tetap bisa produktif dan menghasilkan sesuatu tanpa mengabaikan peraturan menjaga kesehatan di tengah pandemi.

    ReplyDelete
  35. Iya banget. Kita selaku orangtua ya nggak bisa serta merta menjauhkan anak anak dari internet alih alih karena sayang dan melindungi mereka. Bukan jamannya lagi soalnya. Lagipula tantangan dunia makin beragam, maka memang pengetahuan berkembang pun melalui internet. Dulu mama papa saya sensi karena saya main internet melulu, bersyukur mereka mulai belajar sekarang.

    ReplyDelete
  36. Kehadiran internet memang tergantung di tangan kita, mau dimanfaatkan dengan baik atau sebaliknya. Demikian yang selalu saya dan suami tekankan ke anak-anak. Apalagi, 4 anak kami sudah remaja dan tidak mungkin untuk tidak mengenalkan dan mengakrabkan mereka dengan teknologi internet.

    ReplyDelete
  37. Makasih sharing ya, teh, saya pun masih membatasi penggunaan internet untuk anak-anak, mungkin karena mereka masih kecil jadi khawatir aja dengan konten-konten yang mungkin bisa mereka lihat tanpa sengaja

    ReplyDelete
  38. aku oun merasa begitu mbak, kayaknya sekarang pada akhirnya banyak orang yang terpaksa melek internet. mau gak mau, kudu berusaha memahami dan beradaptasi. kalo nggak, ya bener2 tergilas oleh zaman dan keadaan.

    ReplyDelete
  39. mau ngga mau dengan maju nya perkembangan zaman, kita harus bisa mengikuti semua perkembangan termasuk teknologi internet yang berkembang. Adaptasi adalah salah satu cara paling bagus untuk bertahan

    ReplyDelete
  40. Kebutuhan berinternet semakin terasa di saat pandemi begini, tetapi juga tetap harus aware utamanya penggunaan "jatah" internet untuk anak-anak, karena full di rumah jadi rentan juga anak-anak over time nge-game. (jadi merasa tjurhat saya ini)

    ReplyDelete
  41. Sisi positif dari pandemi ini, orang tua mau yak mau lebih banyak belajar soal teknologi digital. Soalnya tugas2 sekolah anak mengharuskan ortu utk setidaknya mengenal dasar aplikasi digital

    ReplyDelete
  42. Aku juga bersyukur, Mbak, selama ada wabah yang memaksa kami #dirumahaja kami jadi banyak waktu sama anak-anak. Mereka punya waktu cukup untuk menggunakan gawai buat belajar terutama si bungsu yang suka gambar. Kalau kakaknya pinjam buku di Ipusnas seputar peribahasa yang memikat hatinya. Mau ga mau sekarang kudu paham belantara Internet sebelum anak-anak memasukinya. Semoga wabah segera musnah ya, biar bisa baca buku di perpustakaan daerah kayak dulu.

    ReplyDelete
  43. krn masa pandemi covid-19, mau tidak mau semua orang pada akhirnya harus dan wajib mengerti apa itu teknologi. bagaimana rasanya harus menyelesaikan tugas sekolah si anak secara online, belum lagi jika sebagai pekerja kantor paling tidak bisa melakukan laporan secara online. memang dibalik berbagai macam kerugian akibat wabah ini, tapi tak bisa dipungkiri bahwa ada begitu banyak hikmah yg ki dapat.

    ReplyDelete
  44. Bener banget ini
    Pandemi corona membuat kita semua jadi mau gak mau upgrade diri di bidang teknologi
    Yang tadinya gak cuek atau malah gak ngerti jadi harus belajar deh
    Bisa meeting online, bisa pakai macam-macam aplikasi sesuai kebutuhan
    Termasuk buat kebutuhan sekolah anakanak kita
    Ya intinya semua jadi belajar

    ReplyDelete
  45. Pandemi ini membuat aku dan anakku sama sama belajar beragam teknologi pembelajaran

    ReplyDelete
  46. karena pandemi ini, orang tua yang awalnya mungkin cuek atau tidak sempat berurusan dengan teknologi khususnya internet jadi punya insight baru, karena mau tidak mau harus cakap berinternet demi mendampingi anak-anak dalam belajar, bukan cuma digunakan sebagai medsos saja update status dan saling komen-komen, heeheheh.

    ReplyDelete
  47. Salah satu hikmahnya memang bisa mendalami bentuk komunikasi antara orang tua dan anak ya, bahkan bukan sekalipun anak kecil, saya juga merasa seperti itu. Apalagi kalau untuk pengawasan medsos untuk anak, orangtua harus lebih aware

    ReplyDelete
  48. Aku dan suami memang kerjanya dari rumah dan full internet. Anak-anak akupun dua-duanya aku kenalkan dengan internet dan gadget. Tapi tetap ada batasnya. Masing-msing mereka pun sudah aku beri gadget tapi alhamdulillah tau fungsi gadget itu untuk komunikasi kami ketika mereka menginap dirumah nenek.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^