Akhir Bulan Februari 2020 lalu, sekolah anak saya mengadakan seminar parenting dengan tema Hypnoparenting: Mendidik Anak dengan Mengoptimalkan Pikiran Bawah Sadar. Bahasan tentang pengasuhan anak ini diberikan oleh Dr. Yati Haryati M. Pd secara luwes dan enejik. Kami para orang tua murid yang hadir bisa dengan mudah memahami materi yang diberikan karena disertai dengan contoh kongkrit serta diselingi dengan canda tawa.
Di awal seminar, ibu berbusana merah muda tersebut mengingatkan pada kami bahwa tidak ada anak bermasalah. Semua kesalahan yang dilakukan oleh anak kita itu bukan salah anak kita, tetapi yang salah adalah program yang masuk ke pikiran anak kita.
"Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Majusi atau Nasrani." (HR. Bukhori)
Lalu siapa saja yang mempengaruhi pikiran anak? Lingkungan yang mempengaruhi program pikiran anak di antaranya: orang tua, kakek nenek, teman atau sahabat, guru, buku bacaan, pembantu, kerabat dekat, televisi atau radio, serta internet.
Program Pikiran Anak
Ada penelitian yang mempelajari program pikiran anak menunjukkan data bahwa 77% program anak adalah program yang tidak tepat. Dari mana kita tau bagaimana program yang tidak tepat itu? Kita bisa melihat dari kebiasaan anak melawan orang tua dan kontraprodutif yang ditunjukkan.
Tahukah ayah bunda, kalau emosi orang tua itu menular pada anak dan sebaliknya? Yap, menurut Bu Yati, emosi antara anak dan orang tua itu bisa menular. Hal tersebut bisa terjadi karena DNA yang bekerja.
Misalnya saja, saat orang tua mood-nya sedang tidak baik, saat anak menanyakan sesuatu secara berulang kali secara tidak sadar orang tua menjawabnya dengan nada tinggi. Pertanyaan yang diajukan berulang-ulang membuat kesal orang tua. Bagaimana selanjutnya? Jangan heran dengan reaksi anak yang akan menjawab kembali dengan nada tinggi.
Berbeda situasinya jika kita sebagai orang tua untuk belajar selalu tersenyum. Tanggapi semua tingkah laku anak dengan senyuman. Hmm, gak semudah itu, Marimar! Iya..ya, memang agak susah tersenyum ketika kita sedang kesal, bukan?
Namun kata beliau, jika kita mau berlatih pasti bisa! Selalu tanamkan pada pemikiran, bahwa anak kita itu anak yang luar biasa, pintar dan sholeh/sholehah.
Selalu kita ingat jika anak melihat apa yang ada di sekitarnya. Dia merekam dalam memori apa saja yang dilakukan oleh orang tua. Bagi anak-anak, orang tua adalah panutan dan model yang akan mereka tiru. Apapun ekspresi yang kita tunjukkan, anak-anak akan meresponnya dengan ekspresi yang sama. Beliau mengambil istilah bahwa DNA orang tua akan mengirimkan sinyal kepada buah hati mereka.
DNA itu akan mengirimkan sinyal. Semua yang kita katakan, rasakan dan ekspresikan maka akan direspon oleh orang lain dengan rasa dan ekspresi yang sama.Oh iya, pemateri juga mengingatkan jika zaman sekarang, anak tidak hanya menjadikan orang tuanya sebagai model, tetapi benda persegi yang ada di tangannya. Ya, anak zaman now menjadikan gawai mereka sebagai model. Sinyal gawai itu kencang sekali. Apa saja yang mereka lihat akan ditiru dengan mudah. Untuk itu perlu diberikan rambu-rambu ketika memilih memberikan gawai pada anak.
Peran Hypno Parenting dalam Mendidik Anak
Berasal dari kata hipnosis, hypno parenting itu dikatakan sebagai ilmu memberi sugesti. Penggunaan hypno sendiri bisa diibaratkan seperti pisau. Tergantung kita memanfaatkannya. Bisa menimbulkan hal yang positif atau bahkan malah berdampak negatif.
Hypno Parenting yaitu cara orang tua berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar anak sehingga bisa menghasilkan perubahan kebiasaan karakter, sikap, mind set anak dan lain-lain.
Ibu yang menggunakan kacamata itu mengingatkan pada orang tua yang hadir, sebelum memberi sugesti pada anak sebaiknya melakukan sugesti pada diri sendiri. Cara memberikan sugesti pada diri sendiri itu cukup mudah. Hal yang pertama dilakukan yaitu mengatur napas dengan teratur. Tutup mata dengan rileks dan katakan pada diri sendiri : Aku Bahagia, Kumerasa damai, Aku bersyukur.
Sebagai orang tua kita juga bisa memberi sugesti diri bahwa kita orang tua yang baik, orang tua hebat yang bisa mendidik anak hebat.
Di sela pemberian materi, Ibu Yati mengajak orang tua yang hadir untuk mencoba pemberian sugesti. Kami diminta untuk rileks, mengambil napas secara teratur lalu memejamkan mata. Pemateri meminta kami untuk mengatupkan jari-jari tangan kanan dan kiri di depan dada. Kami diminta membayangkan jika jari kami diberi lem yang kuat. Kemudian dibayangkan jika lem tersebut membuat ujung jari kami menempel satu sama lain.
Setelah beberapa saat, kami diminta membuka mata. Beliau memerintahkan kami untuk melepas jari tangan. Dalam ruangan tersebut, beberapa orang tua tidak bisa melepaskan jari tangannya. Mereka merasakan adanya lem yang kuat di ujung jarinya. Setelah itu kami diminta menarik napas panjang kembali dan diberi sugesti jika lemnya sudah hilang.
Ada kejadian lucu dan unik kala itu. Ada seorang ibu yang duduk di belakang tidak bisa melepaskan jarinya. Ibu itu berteriak sambil tertawa karena tidak bisa melepaskan jemarinya. Kami yang hadir juga jadi ikut tertawa geli bercampur heran. Akhirnya pemateri menghampiri ibu tersebut, menepuk pundaknya sambil memintanya menarik napas panjang. Alhamdulillah, jemarinya bisa terlepas lagi. Hihihi.
Sugesti Pikiran Bawah Sadar
Setelah kejadian itu, kami pun penasaran, mengapa sugesti tidak berlaku sama pada setiap orang? Ada yang benar-benar merasa ujung jarinya menempel (termasuk saya), tetapi ada juga yang tidak merasakan apa-apa. Ternyata efek hypno tidak sama pada setiap orang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti:
- Tingkat fokus. Pikiran yang terpecah mempengaruhi keberhasilan hypno.
- Setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda
- Suasana juga bisa mempengaruhi keberhasilan sugesti yang diberikan
- Kamu anak penakut ....
- Kamu anak pelupa ....
- Kamu anak pemalas ....
- Kamu anak ceroboh ....
Jika perkataan tersebut terus dilakukan secara berulang kali maka konsep atau label tersebut akan tersimpan dalam pikiran bawah sadar anak. Mengapa demikian? Karena pikiran bawah sadar membuat apa yang didengar akan menjadi konsep di diri anak.
Lalu, bisakah konsep negatif pada anak diubah? Bisa. Cara untuk mengubah konsep negatif pada anak yaitu:
- Positifkan dahulu konsep sebagai orang tua yang baik, hebat dan luar biasa.
- Mengubah mindset anak dengan mengatakan konsep positif berulang kali beberapa kali lipat dengan apa yang dikatakan anak.
- Gunakan bahasa tubuh. Beri senyuman sambil mengusap dan memeluk anak.
Contoh mengubah mindset anak, ketika anak mengucapkan "saya malas" (sekali), langsung ditimpali dengan ucapan "kamu rajin" (3 kali)
Selain itu, orang tua juga bisa mengubahnya dengan kalimat mengapresiasi setiap hal baik yang sudah dilakukan oleh anak.
"Kamu sholeh karena sudah membereskan tempat tidur."
"Kamu pintar, sudah sholat tepat waktu."
Setelah membahas tentang hypno parenting dan pikiran bawah sadar beserta contoh-contohnya, pemateri juga memaparkan ada 4 prinsip hypno parenting yang perlu kita ketahui:
- Orang tua dan anak MENYADARI bahwa memang ada masalah yang perlu diatasi
- Orang tua dan anak MENGAKUI bahwa memang ada masalah yang perlu diatasi.
- Orang tua dan anak MENERIMA bahwa memang ada masalah yang harus dipecahkan
- Orang tua dan anak secara bersama-sama MAU mengatasi masalah tersebut demi kebaikan bersama.
Semua yang dipaparkan oleh pemateri di acara parenting day beberapa waktu lalu, membuka wawasan orang tua yang hadir. Bisa diambil kesimpulan bahwa kunci mendidik anak sebenarnya terletak pada kualitas berpikir anak, yang ditentukan oleh proses "pemrograman" pikiran yang dilakukan oleh orang tua dan lingkungan terhadap anak.
Salam takzim
56 Comments
Waaahhh, makasiiii mbaa
ReplyDeleteAku belakangan ini juga lumayan kelimpungan mendidik anak
Jenuh bangeett, baik emak maupun anak.
Semangaatt untuk kita semua!
Orang tua tidak sadar memberi label pada anak dan suka membanding-bandingkan....Duh jleb banget ini, tanpa sadar saya kadang melakukan. Jadi diingatkan lagi, jika kunci mendidik anak ada pada kualitas berpikir anak, yang ditentukan oleh proses "pemrograman" pikiran yang dilakukan oleh orang tua dan lingkungan pada mereka. Seminar parenting bertema daging ini, Mbak...Bagusss temanya
ReplyDeleteSuka gak sengaja keceplosan yaa, kak...
DeleteKalau kaya gini tuh....jadi mesti tahan...tahan, kalau sedang marah.
karena pemilihan katanya suka berbeda dan jauh dari kebaikan.
Aku sekarang ini sebisa mungkin gak pakai kata negatif pada anak. Gak mau lah ngatain dia nakal, gak mau diatur dan sebagainya. Itu semacam jadi cap dan dia akan terkenang itu sampai besar. Jadi orangtua memang gak mudah ya
ReplyDeletehoooo, ternyata hypno parenting itu juga termasuk meyakinkan anak dengan kata positif lebih banyak ya...jangan balas sekali kata-kata anak dengan kata-kata baik, tapi lebih banyak biar lebih tertanam kata-kata tersebu
ReplyDeleteMemang benar-benar tantangan untuk sering (kalaulah tidak bisa menggunakan kata SELALU) sabar sebagai orangtua ^-^
ReplyDeleteTerima kasih sharingnya mbak nurul :)
Aku nih pernah ikutan parenting class hynoparenting untuk anak, jadi dari situ lumayan banget dapat bekal untuk menghadapi anak. Kadang gak sadar dulu waktu masih kerja dan lagi capek banget terus si anak nanya aku suka kesel bawaannya dari situ aku gak mau kayak gitu lagi karena anakku jadi sedih.
ReplyDeletekalo sudah memasukkan sebuah perintah atau advice pada alam bawah sadarnya anak-anak tentu harapan kita kepada mereka untuk jadi generasi emas yg unggul yaa. Dan hypnoparenting ini bisa jadi pilihan untuk mendidik anak jaman now
ReplyDeleteWah, dapet banyak ilmu parenting super bermanfaat mampir ke sini Teh,
ReplyDeleteIya juga yah, kadang kalau kita lagi bad mood pastinya respon kita ketika menghadapi anak jadi terasa kurang sabar dan bakal berpengaruh juga
Aduh, ini jleb banget deh buat saya. Takut deh kalau-kalau saya pernah ngomong jelek, dan kepikiran terus sama anak. Akhirnya jadi dia gak pede. Huhuhu, kudu belajar ngendaliin diri, terutama lisan ke anak ya. Pengen deh ikutan belajar ilmu hypno parenting begini
ReplyDeleteMakasih sharingnya mak... Jadi diingatkan lagi untuk selalu berkomunikasi positif sama anak...
ReplyDeleteAhhh, baca cerita ini aku pun pernah belajar, apalagi ketika latihan sugesti jari2 yang nempel padahal ga ada lemnya yaa. Lucuuu, beneran kekuatan sugesti tuh nempel.
ReplyDeleteSetuju kalo kunci mendidik anak tergantung kualitas berpikir anak dan pemograman orang tuanya jugaa. Semoga kita selalu menjadi orang tua yang tetep bijak dalam mendidik anak. Amiin.
Mbkk.. Makasih banyak sharingnya. Betul banget, kadang kalo kita lagi riweh banget terus anak tanya berulang kali kita jawab seperlunya tp kurang pas jawabannya. Bikin kita emosi, huhu
ReplyDeleteAku juga kalau udah capek, banyak pikiran, anak rewel, diajak ngomong gak merhatiin. Biasanya nada suara trus meninggi, hiks. Belajar sabar memang gak ada habisnya.
ReplyDeleteAku dulu menerapkan beberapa hypno (dg konsul ahlinya) ke anak pertamaku ketika dia ngga mau makan, bahkan nasi sekalipun. Memang manjur sih
ReplyDeleteBener sih ini. Yg jd peer adalah bagaimana memprogram diri sendiri agar berkualitas dulu untuk bs maksimal memprogram anak. Krn kadang orang tuanya lelah duluan, kualitas dirinya udah down duluan. Hiks
ReplyDeleteIntinya dari orangtua harus timbul kesadaran terlebih dahulu ya bagaimana menggunakan kata-kata positif dalam menyemangati anak. No labeling ya, ini malah bikin anak down.
ReplyDeleteSalah satu acara seminar beginian ini bagian yang rileks-rileks gini menyenangkan Mba.
ReplyDeleteJadi ngerti bagaimana masuk ke alam bawah sadar, bergelut untuk mendidik anak emang nggak gampang ya Mba tapi semoga Allah memudahkan kita semua ini
Wah sugesti sampai kuatnya sampai jari si ibu gak bisa lepas ya mbak?
ReplyDeleteAku nih lg baca bbrp buku jg soal hypnoparenting mbak tp aplikasinya suka susah ya huhu. Semoga saja bisa lbh baik lg menerapkannya ke gaya pengasuhan. Soalnya kdng anakku suka ngeluh misal gk bisa mengerjakan sesuatu, trus emaknya ini kurang sabaran malah ikutan mendengus haha :p
Baiklah akansaya coba mengubah mindsetnya :D
gawai jd bagian dr kehidupan. anak saya ajah suka main tab, nonton film. tapi saya pilih yg mendidik dan berbahasa asing, biar sekalian belajar. hihi. pun saya setelkan bacaan al quran, jd belajar ngaji deh
ReplyDeleteAKu baca buku mengenai hypno-parenting ini, teh..
ReplyDeleteTapi gak ada kata terlambatkah kalau anak-anaknya sudah usia SD?
Huhu...kebayang kesalah dari dulu menumpuk di diri anak dan menjadi luka.
penting banget ya mba diasah kemampuan bawah sadar ini dalam menemani tumbuh kembang anak-anak biar ga jadi beban apalagi samapai beban psikologis. padahal bila dilakukan dengan happy dunia parenting itu menurut saya asyik dan penuh cerita ya...
ReplyDeleteAku sering dengar istilah hypnoparenting ini. Dan tertarik banget nyobain
ReplyDeleteUdah ta coba praktekin nih mbak beberapa sarannya
DeleteMendidik anak jaman now memang perlu perjuangan dan harus dimulai dari diri kita. Perlu banget ya, 'memasukan' hal-hal positif ke alam bawah sadar anak agar mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Perilaku tidak menyimpang dan menjadi anak yang berbakti.
ReplyDeletePR banget nih buat saya yang baru jadi ibu, gimana nantinya bakalan mendidik, apalagi bentar-bentar saya mesti buka HP. Duuh, semoga anak tidak kecanduan HP.
Aku pernah praktekin hypnoparenting pas anak-anak masih balita. Emang manjur sih..anak-anak jadi anak manis. Tapi sekarang udah gak praktek lagi..soalnya mereka udah besar dan tidurnya malam-malam, duluan aku tidurnya hehe
ReplyDeleteBanyak butuhin perjuangan nih untuk menerapkan pola didik pada anak yah., susah - susah gampang hehe/
ReplyDeleteMakasih remindernya Teh. Jadi kilas balik nih, ada kayaknya dulu-dulu aku berkata salah ke anak, trus jadi mensugesti gitu kata-kataku. Hiks...Nyesel, dulu kurang sabar. Dulu belum ngerti ada hypnoparenting segala. Semoga orang tua masa depan semakin baik pengasuhan ke anak-anak yah...
ReplyDeleteMemang mengasuh ini butuh kesadaran tingkat tinggi ya. Kadang juga kalau udah capek mulut asal nyeplos aja. Lihat anak gak mau belajar, langsung bilang malas, hehehe itu pengalamanku. Memang gak mudah sih, tapi harus terus dicoba untuk memperbaiki gaya pengasuhan.
ReplyDeletepara orang tua jaman sekarang pasti hebat dan pintar karena bisa memberikan edukasi ke anak dengan tepat dan banyak cara dapat dilakukan dengan cara membaca di blog atau nonton di yt dan tiktok
ReplyDeletenah ini meranik, bagaimana mendidik anak dengan metode Hypnoparenting, Bagaimana agar anak tak merasa di paksa dan kita juga melakukan dengan benar
ReplyDeleteAnak memang itu peniru ulung ya, Mbak nurul. jadi sebagai orang tua, kita memang harus menjaga sikap dan prilaku juga. Karena apa yang kita perbuat, maka akan ditiru oleh anak.
ReplyDeleteNah sepakat, kita juga harus mengusahakan untuk menggunakan kata2 yang positif saat berbicara
ReplyDeletesupaya suasana dan auranya positif
aku juga rencananya kalau udah punya anak, pengen sugesti juga sih, biar tetap semangat dalam belajar
Aku banget tuh, Mbak Nurul, pas lagi spaning kerja, eh anak nanya sesuatu yang serius, apalagi mereka tuh nanya kudu dijawab seketika padahal kita ga siap atau lagi ga mood. Nada tinggi kadang, hisk, menyesal. Beneran jadi mikir habis baca tulisan ini bahwa memang kami dulu yang mesti berbenah biar anak gampang dibentuk.
ReplyDeletesebetulnya kalau belajar hipnoterapi membutuhkan waktu yang lama juga ya, namun sebenarnya dasar-dasarnya bs dipelajari dahulu krn betul alam bawah sadar ini mempengaruhi dlm proses pertumbuhan anak, biasanya ngaruhnya ke inner child nanti hihi jd untuk menghindari bs salah satunya menggunakan teknik ini ya
ReplyDeleteYuk mulai dengan kata positif biar anak sama orangtua tetap semangat. Btw, aku dulu pernah praktekin hypnoparenting simpel pada keponakan waktu masih bayi. Sayang sih gak konsisten
ReplyDeleteTernyata tanpa kita sadari,orang tua yang menciptakan perilaku anak sedemikian rupa. Tapi justru kita sebagai orang tua menyalahkan perilaku anak yang kurang baik terhadap apa yang ia perbuat.
ReplyDeletePenting banget acara seminar ini dihadiri para orang tua ya,agar mindset mereka lebih terbuka.
Keren nih Hypno parenting. Pengen nyobain juga. Orangtua bisa lebih cepat tenang menangani anak kalau pakai teknik ini kali ya.
ReplyDeletepunya pengalaman banget saat kita epot trus anak tanya-tanya terus, untungnya anak-anak juga ngerti. Tapi Harus belajar Hypno Parenting juga nih apalagi anak-anak sudah mulai masuk remaja
ReplyDeleteNah saya butuh ini
ReplyDeleteUntuk anak pertama yang sering takut sama hal hal sepele
Haduuuh...aku mau nangis baca ini. Apalah daku ini orang tua yang harus berjuang mengalahkan diri sendiri.
ReplyDeleteThanks for sharing, mbak. Saya pernah ikut pelatihan hypnotherapy. Memang pernah merasakan sulit krn ga konsen. Dan saya org terakhir di kelas itu yg berhasil. Hahaha...
Dulu ragu, takut, jadi ilmunya ga masuk.
Ya Allah, saya pengen belajar hypno parenting secara khusus bisa berhasil eh ke diri sendiri dulu ... biar bahagia terus lalu praktikin ke anak.
ReplyDeleteRem-ku masih sering blong, Mbak, kadangkala bilang anakku ceroboh pas dia numpahin makanan atau baju yang sudha kurapikan. Terima kasih sudah diberi bocoran bagaimana caranya mengubah itu menjadi yang positif. Semoga aku bisa istiqomah mendidik anakku lagi dengan cara yang tepat pula.
ReplyDeleteSuka bgd sama materinya, mbak. Makasih yak sudah berbagi. Jadi pelajaran soal hypnoparenting, JD pengingat, jadi bahan renungan juga buat aku. Sekali lagi makasih banyak yak.
ReplyDeleteSepakat banget mba kalau suasana tuh sangat mempengaruhi proses hypno ini mba. Aku pernah ikut seperti ini dan kita dibuat lebih tenang jadi terkonsentrasi dengan baik
ReplyDeleteSaya pernah ikutan pelatihan hypnosis dan heran sendiri karena bisa matahin pensil setelah dapat sugesti dari pemateri. Hehe. Seru banget kalau inget itu n malu sendiri.
ReplyDeleteWaaa ini cocok banget buat jaman now Teh. Saat mamak sering punya tanduk gegara kurang plesiran dan harus ngadepin anak belajar di rumah. stress diri sendiri kadang berimbas sama anak yaaa.... Thank you banget tulisannya sangat mencerahkan Teh..
ReplyDeletehuwaaa campur aduk baca ini sampai habis
ReplyDeletekalau lagi bener ya aku bisa senyum ke anak sampai anakku bilang: ibu yaa kalau ditanyai kok cuma senyum aja.
itu artinya aku ga setuju dengan rikues si anak
tapi kadang keceplosan saking sebelnya sama bocah, huhu ...
bener banget mbak, aku pernah ikut nih sesi hypnobirthing, saat itu aku dan suami disuntikkan jarum ke pergelangan tangan, tp ga berasa apa2 krn fokus tadi. Notd nih untuk hypnoparenting. Makasih mbak
ReplyDeletePR banget nih ya mba, yang pertama harus diperbaiki justru diri kita sendiri sebagai orangtua. Setelah beres menata hati, baru bisa menjalankan hypno parenting ini kepada anak. Harus sudah ditata hati agar tak mudah tersulut amarah dan lain sebagainya.
ReplyDeletemakasih sharingnya mba nurul, waktu awal awal punya anak aku sempet belajar soal ini. dan baca postingan ini seperti diingatkan kembali. TFS ya mba
ReplyDeleteIya mbak beberapa waktu ini juga Saya sering mrngikuti hypno terapi karena program sekolah anak. Alhamdulillah jadi belajar mengendalikan pikiran bawah dasar ya mbak danbisa reframing sebuah masalah.
ReplyDeleteBaca artikel ini banyak ilmu dan pelajaran
ReplyDeleteyg didapat khususnya parenting. Saya menyadari terlalu sering melihat anak dengan kacamata sendiri. Thanks ya mbak buat sharingnya.
This is really interesting. I have never tried before but I think our subconscious mind can definitely help
ReplyDeleteHiks..makjleb sama tulisannya. Kapan hari sempat ngomong ke si sulung, karena lambatnya dia tiap kali mengerjakan tugas. Sampai sempat bilang, kakak ini kok gak bisa cepat sih? :( Mesti belajar hypnoparenting nih saya, biar nggak asal ngomong sama anak. Heuheuheu
ReplyDeletelangsung aku bintangin ini untuk bekal nnti klaau sudah dikasih rejeki anak. hihihi
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^