Remaja Indonesia Sehat dan Kuat Bebas Anemia

 "Bu ... kenapa ya, kakak suka ngerasa sering capek dan kadang sesak napas!"

Untuk kesekian kalinya anak sulung saya mengeluhkan tentang pernapasannya yang terasa berat dan sesak. Rasa kurang nyaman tersebut bukanlah satu-satunya keluhan yang akhir-akhir ini dirasakan putri saya. Sebelumnya anak perempuan saya itu mengeluh cepat lemas, letih dan lesu.

remaja-indonesia-sehat-dan-kuat-bebas-anemia

Sebelumnya saya merespon keluhan kakak dengan tenang dan tidak curiga mengarah ke penyakit yang membahayakan. Saya dan ayahnya berasumsi kondisi yang sedang dialami oleh anak sulung kami disebabkan karena dia sedang menjalani kebiasaan baru. Ya, sebagai mahasiswi baru tentu saja semua aktivitasnya tidak sama seperti ketika dia masih memakai seragam putih abu.

Apalagi ditambah ritme belajar secara online yang berbeda dengan pembelajaran tatap muka. Menurut kakak tingkatnya, kuliah online justru lebih banyak memakan waktu. Buktinya anak sulung saya selalu tidur larut karena sibuk mengerjakan tugas kuliah. Bahkan kadang seharian berada di depan laptop untuk mengikuti kuliah online disambung mengerjakan tugas bersama teman-temannya.

Perubahan gaya hidup itulah yang membuat saya dan ayahnya berpendapat jika kakak belum beradaptasi dengan kebiasaan barunya sehingga mengalami stres. Kami menduga kakak stres menghadapi masa perkuliahannya sehingga selalu merasa letih, lemas bahkan merasa sesak napas. Sebagai orang tua, kami berharap kondisi anak kami akan membaik seiring waktu dan dia sudah terbiasa dengan pola belajar anak kuliah.

Gejala Anemia Pada Remaja

Kini sudah satu semester alias enam bulan putri sulung saya menjadi mahasiswi. Selaku orang tua, kami berharap dia sudah bisa beradaptasi sebagai anak kuliah. Namun ternyata keluhan mudah letih dan sesak napas masih kerap dialami oleh putri kami. Lalu selanjutnya saya dan suami hanya bisa menduga-duga kondisi kesehatan buah hati kami yang sebenarnya.

Hingga pada Kamis 28 Januari 2021, ketika saya mengikuti webinar "Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi" pengetahuan saya menjadi terbuka. Webinar ini diadakan oleh Indonesian Nutrition Association (INA) dan Danone Indonesia. Dalam acara tersebut dibahas mengenai Anemia Defisiensi Besi dan semua masalah mengenai kesehatan lintas generasi. 

Pada acara webinar yang diselenggarakan berkaitan dengan Hari Gizi Nasional itu, Ibu Dr. dr. Diana Sunardi, MGizi, SpGK sebagai narasumber memaparkan beberapa gejala anemia yang biasanya terjadi pada masyarakat kita. 


Sebenarnya untuk lebih akurat apakah seseorang menderita anemia atau kekurangan zat besi diperlukan pemeriksaan darah di laboratorium. Gejala anemia didiagnosis dengan melakukan pemeriksaan kadar Hb dalam darah, sedangkan untuk anemia kekurangan zat besi mesti dilakukan pemeriksaan tambahan seperti serum ferritin dan CRP (C- reative protein).

Dan dugaan seseorang terkena anemia kekurangan zat besi bisa ditetapkan ketika kadar Hb dan serum ferritin  yang berada di bawah normal. Berikut inii gejala anemia yang sering terlihat yaitu:

  1. Lesu, letih, lemah, lelah dan lalai (5L)
  2. Sering mengalami keluhan pusing dan mata berkunang-kunang.
  3. Gejala yang terlihat, penderita anemia kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan tampak pucat dan mengalami napas pendek.
  4. Mengalami rasa lelah yang berlebihan dan sulit berkonsentrasi

remaja-indonesia-sehat-dan-kuat-bebas-anemia

Sontak saya ingat dengan keluhan yang sering dialami oleh putri saya. Dia sering merasa lemas dan lesu serta kadang mengalami napas pendek. Keluhan yang sama juga pernah saya alami ketika masih duduk di bangku SMA. Dulu saya hanya diminta untuk istirahat oleh orang tua. Saya tidak menyalahkan orang tua saya, sih, karena maklum informasi tentang anemia tidak semudah didapatkan seperti sekarang.

Dulu saya mengalami anemia, kini anak saya juga mengalami keluhan yang sama. Dalam keluarga saya, anemia bagaikan mata rantai yang semestinya harus diputus. Saat dulu saya hanya disuruh beristirahat, kini saya harus bisa melakukan hal yang lebih baik lagi untuk mencegah dan mengatasi anemia di keluarga kami.

Apakah Anemia Itu?

Sebelum membahas tentang anemia dan kaitannya dengan kesehatan lintas generasi, narasumber terlebih dahulu membahas mengenai definisi anemia. Bagi orang awam, anemia sering dikenal sebagai kondisi kurang darah. Sebenarnya anemia itu suatu penyakit dengan kondisi kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. Dan hemoglobin sendiri merupakan salah satu komponen dalam sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh.

Fungsi oksigen sangat diperlukan oleh jaringan tubuh. Kekurangan oksigen dalam jaringan otak dan otot dapat menyebabkan gejala seperti kurangnya konsentrasi dan terlihat kurang bugar ketika melakukan aktivitas. Hemoglobin terbentuk dari gabungan protein dan zat besi serta membentuk sel darah merah (eritrosit). 

Yang perlu kita ingat, anemia berbeda dengan tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah adalah berkurangnya kemampuan otot jantung dalam memompa darah menuju seluruh tubuh, sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah yang sampai ke otak dan bagian tubuh lainnya.

Apakah Penyebab Anemia Itu?

Pada umumnya anemia yang terjadi di Indonesia disebabkan karena kekurangan zat besi. Fungsi zat besi sebagai unsur gizi yaitu komponen pembentuk Hemoglobin (Hb), sehingga dikenal sebagai Anemia Defisiensi Besi. Beberapa kondisi yang menyebabkan anemia zat besi diantaranya:

1. Kandungan zat besi dalam makanan tidak mencukupi kebutuhan

Makanan yang banyak mengandung zat besi yaitu makanan yang berasal dari hewani seperti ikan, daging, hati dan ayam. Selain itu makanan nabati yang juga kaya akan kandungan zat besi misalnya sayuran berwarna hijau tua. Hanya sayangnya meski kaya zat besi, sayuran berwarna hijau tua hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik oleh usus.

2. Kondisi tubuh yang berbeda

Kebutuhan zat besi pada setiap orang berbeda, tergantung pada kondisi tubuhnya. Kebutuhan zat besi meningkat tajam pada masa pertumbuhan seperti anak-anak dan remaja. Begitu juga dengan ibu hamil, kebutuhan zat besinya meningkat karena zat besi dibutuhkan untuk pertumbuhan janin serta kebutuhan ibu hamil itu sendiri.

Begitu pula pada penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/AIDS, seringkali disertai dengan anemia yang disebabkan kekurangan asupan zat gizi atau akibat dari infeksi itu sendiri. 

3. Pengeluaran zat besi dari tubuh

Pendarahan atau kehilangan banyak darah juga dapat menyebabkan anemia. Kondisi seperti ini bisa terjadi pada orang yang menderita cacingan (terutama cacing tambang). Infeksi yang disebabkan cacing tambang dapat menyebabkan pendarahan pada dinding usus. Meskipun jumlahnya tidak banyak tetapi jika terjadi terus menerus bisa mengakibatkan hilangnya darah atau zat besi.

Bagi wanita dan remaja perempuan, kehilangan darah ketika haid juga berpotensi menyebabkan anemia, karena mengeluarkan zat besi yang ada dalam darah.

Lalu, Mengapa Wanita dan Remaja Putri Sering Terkena Anemia?

Dalam keluarga saya, tanda-tanda anemia kerap dirasakan oleh saya dan putri sulung. Kami berdua sering merasakan letih, lesu, pusing dan rasa lelah yang berlebihan dibandingkan dengan suami dan anak lelaki saya. Setelah diamati ternyata kebiasaan pola makan kami memang berbeda. Saya dan kakak memang lebih sering mengonsumsi makanan nabati dibandingkan hewani. Alasannya tidak lain untuk mempertahankan berat badan yang ideal. Ingin langsing, hehehe.

Padahal makanan hewani dibutuhkan juga untuk mencukupi kandungan zat besi yang diperlukan oleh tubuh. Apalagi kami setiap bulan mengalami siklus haid sehingga kebutuhan zat besi untuk tubuh kami dua kali lebih banyak dibandingkan dengan pria.

Serupa halnya dengan kondisi ibu hamil, kebutuhan zat besi meningkat tiga kali lipat karena terjadi peningkatan kebutuhan jumlah sel darah merah. Ibu hamil membutuhkan sel darah merah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pembentukan plasenta dan perkembangan janin. 

Akibat dari Anemia

Kurangnya kadar hemoglobin dalam darah tidak bisa diabaikan. Kondisi tubuh yang mengalami anemia menimbulkan dampak yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Akibat yang bisa timbul karena anemia di antaranya:

  1. Menurunnya kebugaran dan ketangkasan berpikir karena kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak sehingga menyebabkan seseorang menjadi kurang produktif.
  2. Anemia juga bisa mengakibatkan menurunnya konsentrasi belajar, sehingga bisa menurunkan prestasi belajar.
  3. Penderita akan mudah terkena penyakit infeksi karena menurunnya daya tahan tubuh.
  4. Mengganggu tumbuh kembang sahingga tinggi badan tidak mencapai ukuran yang optimal.
  5. Muka jadi terlihat pucat dan menurunkan kemampuan fisik olahragawan/wati.

remaja-indonesia-sehat-dan-kuat-bebas-anemia

Mata Rantai Anemia di Indonesia

Remaja putri yang menderita anemia memiliki risiko mengalami anemia lagi ketika sedang hamil. Anemia di saat sedang hamil dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta memiliki potensi timbulnya komplikasi kehamilan dan persalinan. Bahkan bisa menyebabkan kematian ibu dan anak. 

Tidak hanya itu saja, ibu hamil yang terkena anemia dapat meningkatkan risiko pertumbuhan janin terhambat, bayi prematur, berat badan lahir rendah, dan gangguan tumbuh kembang anak yang  dilahirkan. Risiko lain yang dapat terjadi yaitu terjadinya pendarahan sebelum dan saat melahirkan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayinya. Bayi yang dilahirkan dengan cadangan zat besi (Fe) rendah akan menderita anemia pula di usianya yang dini.

Risiko anemia yang bisa terjadi kembali di masa yang akan datang dan seakan berulang, sudah semestinya diwaspadai. Jangan sampai terus terjadi lagi, oleh karenanya kita harus memutus mata rantai anemia ini.

Cegah dan Atasi Anemia untuk Generasi Sehat dan Kuat

 Peran Keluarga

Memutus mata rantai anemia di masyarakat kita harus dilakukan oleh semua pihak. Dari jajaran pemerintah hingga bagian terkecil masyarakat yaitu keluarga. Sebagai bagian dari masyarakat yang ingin mengakhiri rantai anemia di Indonesia, saya juga berupaya untuk mencegah dan mengatasi gejala anemia yang terjadi pada anak perempuan kami. 

1. Menyediakan makanan bergizi

Demi mencegah gejala anemia terulang kembali, saya menyediakan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani seperti daging ayam, ikan, daging sapi, telur atau hati. Selain itu saya juga menyediakan makanan nabati yang mengandung zat besi misalnya sayuran berwarna hijau tua.

remaja-indonesia-sehat-dan-kuat-bebas-anemia

 

Selain itu saya juga berusaha untuk menyediakan sayuran dan buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti daun singkong, bayam, jambu biji, jeruk, nanas dan tomat. Semua makanan tersebut sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.

remaja-indonesia-sehat-dan-kuat-bebas-anemia

2. Menambah asupan zat besi ke dalam tubuh. Memberikan asupan dengan cara minum Tablet Tambah Darah (TTD)

3. Mengobati penyakit yang yang dapat memperberat anemia seperti cacingan, malaria dan TBC (tuberculosis atau paru-paru).

Peran Pemerintah

Sejalan dengan usaha saya mencegah anemia, pemerintah juga berupaya agak remaja Indonesia sehat dan kuat bebas anemia. Ada beberapa pendekatan yang dilakukan pemerintah untuk mencegah dan mengurangi kejadian kurangnya zat besi yang dapat menyebabkan anemia. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah yaitu:

1. Memberikan suplemen zat besi

Pemberian tablet penambah darah digunakan untuk memperbaiki kondisi zat besi seseorang secara cepat. 

2. Modifikasi makanan

Pencegahan dilakukan dengan memastikan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang. Hal ini berkaitan dengan kuantitas dan kualitas yang dikonsumsi oleh masyarakat. Apabila ditelusuri  lebih jauh, hal tersebut terkait dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Berhubungan dengan daya beli masyarakat, di mana daya beli yang rendah berpengaruh pada kondisi kesehatan khususnya kekurangan zat besi.

Edukasi tentang kebutuhan zat besi dan faktor yang dapat menghambat penyerapannya harus terus dilakukan kepada masyarakat. Apabila kita tidak menghindari zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi maka tidak akan bisa mendapatkan manfaatnya.

Zat yang dapat menghambat penyerapan besi antara lain kafein, tanin, oksalat, fitat yang terdapat dalam produk-produk kacang kedelai, teh dan kopi. Masyarakat kita terbiasa mengonsumsi teh dan kopi. Padahal di dalamnya mengandung tanin dan oksalat yang dapat menghambat penyerapan zat besi. 

3. Pengawasan penyakit infeksi

Pengobatan penyakit infeksi dan penyakit karena virus, sedikit banyak membantu mengurangi kekurangan zat besi. Dengan pengobatan yang tepat dapat mengurangi lama dan beratnya infeksi sehingga dapat memperburuk kondisi kekurangan zat besi.

4. Penambahan zat 

Penambahan atau fortifikasi zat besi ke dalam makanan yang dikonsumsi secara umum di masyarakat telah dilakukan oleh Indonesia dan negara lainnya, seperti contohnya tepung terigu yang difortifikasi zat besi.

Danone Indonesia Menciptakan Remaja Sehat dan Kuat Bebas Anemia

remaja-indonesia-sehat-dan-kuat-bebas-anemia

Tidak hanya pemerintah dan masyarakat saja yang berusaha memutus mata rantai anemia di Indonesia. Beberapa pihak terkait juga melakukan hal yang sama seperti Danone Indonesia. Strategi dan komitmen Danone Indonesia untuk memelihara penerapan kebiasaan makan dan minum yang lebih sehat, di antaranya:

  1. Meningkatkan kualitas nutrisi dan produk.
  2. Meningkatkan keseimbangan keseluruhan portofolio.
  3. Berinovasi untuk menciptakan dan mempromosikan alternatif yang lebih sehat
  4. Menginspirasi kebiasaan yang lebih sehat melalui program dan layanan.
  5. Mengkomunikasikan informasi yang transparan dan berguna tentang produk Danone.
  6. Memiliki tujuan untuk menunjukkan dampak positif kami pada kebiasaan makan dan kualitas diet.
remaja-indonesia-sehat-dan-kuat-bebas-anemia

Kontribusi Danone Indonesia mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya nutrisi bagi lintas generasi untuk menciptakan Indonesia sehat merupakan salah satu kegiatan dalam merayakan Hari Gizi Nasional serta kepedulian Danone Indonesia kepada gizi dan kesehatan masyarakat

Menurut Bapak Arif Mujahidin selaku Corporate Communication Director Danone Indonesia, pihaknya menyediakan inovasi nutrisi yang dapat membantu terpenuhinya kebutuhan zat besi serta mendukung penyerapan zat besi pada anak. 

Program Danone Indonesia untuk mengedukasi masyarakat tentang gizi dan kesehatan, diantaranya yaitu:
  1. GESID. Melalui Generasi Sehat Indonesia (GESID), Danone Indonesia bertujuan untuk membangun pemahaman dan kesadaran remaja tentang kesehatan dan gizi remaja, pentingnya 1000 hari pertama kehidupan, dan pembentukan karakter. Program tersebut telah menjangkau 2000 siswa di 5 SMP dan 5 SMA.
  2. TAMAN PINTAR. Danone Indonesia selama bertahun-tahun telah mendukung 4 fasilitas pendidikan yang fokus pada bidang kesehatan dan gizi di Taman Pintar, Yogyakarta untuk lebih dari satu juta pengunjung pada setiap tahunnya.
  3. DUTA 1000 PELANGI. Memberikan bantuan kepada karyawan dan masyarakat sekitar tentang masalah gizi dan kesehatan dalam 1000 hari pertama kehidupan dengan menjadikan karyawannya sebagai duta. Karyawan tersebut dilatih dan dibekali pengetahuan tentang gizi seimbang dan materi lainnya yang berhubungan dengan 1000 hari pertama kehidupan.
Danone Indonesia sendiri memiliki 20 pabrik Aqua dan 4 pabrik khusus yang memproduksi produk specialized nutrition seperti Aqua, Aqua Reflections, VIT, ViT Levite, Mizone, Lactamil, SGM Bunda, susu pertumbuhan SGM Eksplor, SGM Soya, Bebelac, Nutrilon Royal dan produk lainnya.

Terjalinnya kolaborasi semua pihak untuk mencegah dan mengatasi anemia, diharapkan kebutuhan zat besi terpenuhi dan anemia bisa hilang dari kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan demikian mata rantai anemia ini bisa diputus dan terciptanya remaja Indonesia yang sehat dan kuat.
 
Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, saya senang sekali bisa turut menciptakan remaja Indonesia sehat dan kuat serta mencegah anemia pada anak remaja, dalam rangka mendukung program dari pemerintah dan badan terkait lainnya. 
Bagaimana dengan teman-teman? Sudahkah turut serta memutus mata rantai anemia di keluarga sendiri?

Salam takzim

Post a Comment

34 Comments

  1. Berarti anemia itu turunan kah? Kalau gitu akan terus lanjut ke generasi berikutnya, kecuali diputus mata rantainya...

    Wah baru tau, ternyata salah satu penyebabnya bisa karena kekurangan makanan hewani ya.

    Semoga program yang dijalankan oleh Danone Indonesia bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat Indonesia dan berkesinambungan.

    ReplyDelete
  2. Pertumbuhan remaja putri terutama memang perlu diawasi, agar tahu kiranya misal ada gejala anemia.

    Efeknya memang jadi mudah letih dan mempengaruhi keseharian anemia ini dan bisa mengganggu. Nah utk suplemen zat besi utk anemia seberapa sering ya Mbak dibandingkan dengan porsi dari asupan makanan yg mengandung zat besi?

    ReplyDelete
  3. Memang anemia itu berbahaya banget, Kak. Kekurangan zat besi pernah terjadi pada anak kami waktu usia 5 tahun, sampai dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. Kekurangan oksigen dan Hb nya turun drastis. Salut sama Danone Indonesia selalu kreatif dan solutif mendukung pencegahan anemia untuk anak Indonesia. tempo hari aku juga nonton program Isi Piringku yang menunjukkan komitmen Danone buat kesehatan dan masa depan anak Indonesia.

    ReplyDelete
  4. Gejala anemia ini harus jadi warning ya Mbak. jangan sampai anak terlihat lemah, lesu, lunglai dikira karena banyak aktivitas. Dan itu zat gizi memang penting sekali dalam tubuh. Jadi walau dalam program diet atau tetap ingin terlihat langsing, teus harus dicari solusinya, agar kebutuhan zat gizi dalam tubuh tetap terpenuhi.

    ReplyDelete
  5. Nah, aku sering babget itu mbak yang namana letih dan lesu. Padahal gak ngapa-ngapain tapi berasa capek terus. Mungkin gejala anemia ya

    ReplyDelete
  6. Jangan anggap remeh anemia karena kurang darah ini ya kak, apalagi buat anak dan remaja dalam masa pertumbuhan serta ibu hamil. Darah membawa semua nutrisi untuk tubuh ya kak. beneran penting diketahui semua orang

    ReplyDelete
  7. Membacanya jadi keringat masa remaja yang boleh dikatakan anemia juga sih, karena pas dewasa sekarang pernah nge-cek HB ternyata daku di bawah normal, jadinya kudu upaya rutin nih biar normal HB nya

    ReplyDelete
  8. Aq banget nih, tiap capek dikit tekanan darah pasti menurun. Kalo udah gitu badan bawaannya lemes, sakit kepala dan terlihat pucat.

    ReplyDelete
  9. Dulu waktu masih sekolah SD banyak lho temanku yg anemia. Dulu sih mikirnya nih anak darahnya dikit banget. Hihi. .
    Maklum jaman dulu ilmu Kesehatan gak kayak sekarang. Apalagi tinggal juga di desa. Hadeww

    ReplyDelete
  10. Keknya dulu waktu remaja, aku juga udah kena anemia deh, tapi nggak terlalu ngeh. Baru ngeh saat udah nikah dan pas lahiran anak pertama. Hb drop beud. Akhirnya harus ditransfusi sampai 2 kantong. Itu pun belum ke angka normal, tapi udah nggak drop banget.

    Dan beberapa waktu lalu saat ada acara dengan sebuah produk suplemen zat besi, hb dicek juga rendah.

    Sungguh anemia memang menyiksa, tiba-tiba bisa kliyengan gitu. Memang keknya harus banyak makan daging merah nih, wkwk.

    ReplyDelete
  11. Mulai dari anak-anak hingga dewasa ternyata anemia jadi permasalahan umum ya kak. Dan memang benar bahwa mata rantai anemia ini harus bisa diputus agar terciptanya remaja Indonesia yang sehat dan kuat.

    ReplyDelete
  12. Iya ya, saya sering kali nemuin cwek kalo upacara waksu sekolah sering pingsan alasannya kurang darah lah, gak sarapan lah. terus mau donor darah di tolak PMI karena darah rendah atau HB rendah aneh bangett

    ReplyDelete
  13. Kalau dulu mesti tiap bulan diberi pil tambah darah buat anak anak cewek di sekolah, tapi sekarang kok gak ada lagi ya program itu?

    ReplyDelete
  14. Sedihnya, anemia ini bisa juga mempengaruhi konsentrasi belajar ya. Wah ternyata dari sayuran berwarna hijau tua juga bisa dapat zat besi walau penyerapannya nggak optimal. Berarti wanita dan remaja putri tetap butuh konsumsi tablet zat besi dong ya.

    ReplyDelete
  15. Sering salah kaprah kalo anemia itu sama dengan tekanan darah rendah. Meski ada kaitannya, tapi ini dua hal yang berbeda ya. Penanganannya pun tak sama.

    ReplyDelete
  16. Dulu saat remaja aku juga sering kena anemia mbak..
    emang rasanya ya 5 L gitu
    anemia emang harus segera diatasi ya mbak

    ReplyDelete
  17. Iya baru tau banget ternyata anemia itu bisa didapat karna faktor genetik. Karena remaja harus dipersiapkan untuk memimpin di masa yg akan datang, makanya harus dijaga benar-benar ya mbak.. Anemia tentu akan mengganggu proses belajar mengajar.

    ReplyDelete
  18. Anakku dulu waktu balita pernah divonis anemia...panik dong. Apalagi googling ngeri juga efek anemia....padahal anakku cuma kurang tidur aja loh

    ReplyDelete
  19. Memang sistem pembelajaran online malah lebih sibuk ya Mbak, bikin stres jadinya.
    Perihal anemia juga bisa jadi penyebabnya karena zat gizi terkait kurang terpenuhi, dan kita akan merasakn ini. Maka setuju jika perlu kerjasama semua pihak agar mata rantai anemia ini bisa diputus dan terciptanya remaja Indonesia yang sehat dan kuat.

    ReplyDelete
  20. Perubaha pola kebiasaan juga dapat berpengaruh ya, Mbak dengan kadar Hb yang ada di dalam darah

    Apalagi jika biasanya nyantai, sekarang dah kuliah jadinya sibuk dan pola istirahatnya menjadi berubah.

    Sehat sehat ya, kita semua

    ReplyDelete
  21. Edukasi dari Danone berguna untuk masyarakat luas nih mba. Anemia kadang yaa nggak digubris..wah sekarang anaknya udah fit kan ya mba mudah2an sehat selalu yaa semuanya

    ReplyDelete
  22. Remaja putri rentan terkena anemia ya makanya pemerintah gencar membagikan suplemen zat besi ke sekolah, salut...

    ReplyDelete
  23. Diawali dari keluarga, serta dengan dukungan pemerintah, insyaallah bisa memutus mata rantai anemia ini ya mbak.
    Lemas, lesu kadang juga banyak yang nggak mikir sampai ke arah anemia ya mbak, kirain capek aja karena banyak aktivitas

    ReplyDelete
  24. Oh iyaya, aku baru ingat kalau SGM ini produksi Danone juga.
    Kompak sama-sama membangun inovasi untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya asupan zat besi untuk anak dalam masa pertumbuhan terutama dan untuk remaja.

    ReplyDelete
  25. Aku semenjak gadis mengalami anemia defisiensi zat besi, setelah di cek ternyata karena volume "tamu bulanan"ku cenderung lebih banyak dari yang seharusnya, akhirnya defisit. Selain itu karena kebiasaanku minum teh tawar sejak kecil (kebiasaan khas Sunda yang ada di Keluargaku). Makanya aku sangat concern jangan sampai anak-anakku mengalami hal yang sama, karena kalau udah kambuh gak enak banget rasanya, huhu. Wajib cek secara berkala dengan Ahlinya.

    ReplyDelete
  26. Saya masih sampai sekarang kalau datang bulan keluhannya pusing, letih dan lesu, dan butuh suplemen penambah darah nih mbak. Edukasi Anemia ini memang penting banget buat semua kalangan masyarakat ya mbak

    ReplyDelete
  27. Remaja yang sehat dan kuat menentukan masa depannya juga ya mba. Soalnya merasakan betul kalau anemia itu bikin ga fokus juga

    ReplyDelete
  28. Enggak nyangka kalau anemia bisa besar efeknya ke kesehatan ya.
    Dulu masih awam mah taunya lemes kurang darah. Makan daging yang banyak biar seger. Eh ternyata bener ya. Makanan hewani memang dibutuhkan untuk suplai zat besi.

    ReplyDelete
  29. Catatan penting banget buat aku nih mbak. Aku sendiri punya anemia, semoga nanti anak2ku aman. Sharingnya bermanfaat bangett

    ReplyDelete
  30. Pantas waktu saya lakukan program diet, hanya makan buah dan sayur tubuh saya lemas, mirip.gejala anemia. Rupanya karena saya jarang makan hewani.
    Duuh, jadi serba salah ini. Mau diet tapi takut kena anemia.
    Hm, harus konsultasi dulu.ini sama ahli gizi.

    ReplyDelete
  31. Kalau dari remaja sudah diantisipasi gejala anemia ini jadi lebih bagus ya mba. Apalagi buat anak perempuan karena bisa mencegah anemia berlarut.. sayang sekali karena akan berdampak banyak untuk kesehatan yang lebih luas ya.

    ReplyDelete
  32. iya, penting banget ya asupan makanan bergizi untuk menghambat anemia pada remaja. karena pada saat ini remaja sedang masa pertumbuhan dan memerlukan zat besi yang seimbang dengan usianya

    ReplyDelete
  33. untuk mencegah anemia pada remaja bisa dimulai dari keluarga ya mbak. Jadi inget aku dulu juga pernah menderita anemia waktu masih SMA tapi keluarga tidak memperhatikan setiap asupan makanan di dalam rumah. ujung-ujungnya ya aku sampai ke dokter .

    ReplyDelete
  34. Salut dengan Danone yang selalu berusaha mengedukasi masyarakat Indonesia tentang pentingnya kecukupan gizi pada keluarga. Tak semata kenyang saat makan ya, namun pemenuhan berbagai unsur gizi harus dilakukan juga. Termasuk pemenuhan zat besi dan vitamin C pada asupan harian keluarga.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^