Cara Mudah Mengatur Keuangan Keluarga

Akhir-akhir ini masyarakat sedang ramai membicarakan masalah resesi yang diprediksi akan terjadi di tahun 2023. Semua merasa khawatir dengan dampak yang akan diakibatkan resesi terhadap keuangan keluarganya. Termasuk saya sebagai ibu rumah tangga yang juga berperan sebagai Menteri Keuangan Keluarga. Mulai ketar-ketir, deh, bagaimana dengan keuangan keluarga saya? Apakah keuangan keluarga saya sudah aman untuk menghadapi masa resesi? 

Cara mudah mengatur keuangan keluarga

Beberapa waktu yang lalu yaitu Hari Rabu 26 Oktober 2022 saya mengikuti Zoom Meeting yang membahas mengenai Cara Mudah Mengatur Keuangan Keluarga (Konsep Hidup Sejahtera). Dalam acara tersebut, hadir Bu Funny Ratnawati Benwibowo selaku pemberi materi  yang merupakan penyedia jasa Konsultan Keuangan di Bandung. Dalam menghadapi resesi, Bu Funny memberikan beberapa pandangan dan tips agar kita tidak ikut panik ketika menghadapi masalah yang akan melanda semua negara di dunia.

Beruntung saya bisa mengikuti pembahasan tentang keuangan yang diberikan oleh Bu Funny Ratnawati. Jadi bisa lebih terbuka pengetahuan saya tentang literasi keuangan. Dan saya yakin, sebagai orang yang dipercaya memegang masalah keuangan dalam keluarga, seorang ibu harus pintar mengatur keuangan. Kalau tidak pintar mengaturnya, keuangan keluarga bisa tidak sehat, bukan?

Konsultan keuangan di Bandung
 

Cara Mengatur Keuangan Keluarga

Nah supaya keuangan keluarga bisa terus sehat dan siap dalam menghadapi resesi atau masalah keuangan lainnya, Bu Funny memberikan beberapa tips untuk mengelola keuangan yaitu: 

Tips mengelola keuangan keluarga bagi IRT

1. Komunikasikan Masalah Keuangan bersama Pasangan

Hubungan dalam rumah tangga akan berjalan baik apabila ada keterbukaan. Artinya semua hal harus didiskusikan secara bersama dengan pasangan, termasuk urusan keuangan. Kita boleh loh, mengungkapkan ekspektasi finansial kepada pasangan. Begitu juga sebaliknya. Dengan begitu, semua jadi sama-sama paham apa yang diinginkan oleh pasangan.

Selain itu perlu ada keterbukaan mengenai penghasilan masing-masing, berapa penghasilan suami dan berapa jumlah penghasilan istri. Setelah itu diskusikan juga pos-pos pengeluaran operasional bulanannya. 

Membahas masalah keuangan memang cukup sensitif dan riskan tetapi dengan membahasnya, kita dan pasangan jadi tahu tanggung jawabnya masing-masing. So, gak akan ada drama saling menyalahkan ketika keuangan keluarga bermasalah.

2. Membuat Catatan Pengeluaran dan Pemasukan

Bagi sebagian orang, membuat catatan pengeluaran dan pemasukan keuangan dianggap sebagai kegiatan yang ribet. Ada kesan malas, bingung atau tidak terbiasa untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran secara rinci. Padahal melakukan pencatatan keuangan itu banyak manfaatnya.

Menurut pendiri Konsultan Keuangan di Bandung itu, kita harus membuat arus kas selama satu bulan. Pengeluaran setiap bulannya harus dicatatkan dalam arus kas keuangan keluarga. Apabila kita selalu membuat catatan arus kas secara detil, akan memudahkan untuk mengetahui seberapa sehat keuangan keluarga kita.

3. Membuat Evaluasi Keuangan

Dengan mengetahui arus keluar masuk keuangan setiap bulannya, kita bisa mengambil langkah selanjutnya. Apa yang mesti dikurangi, bagian pengeluaran mana yang dihilangkan. Atau berdasarkan arus kas tersebut malah ditemukan bahwa justru kita harus menambah penghasilan untuk kesehatan keuangan kita. Catatan itu bisa dijadikan tolak ukur untuk mengevaluasi kesehatan keuangan keluarga.

4. Mengelola Pengeluaran

Apabila ada yang bertanya, pos mana yang harus dikelola? Pos pengeluaran atau pemasukan? Atau keduanya harus dikelola? Menurut Bu Funny Ratnawati, ternyata pengeluaran itu yang harus dikelola, sedangkan pemasukan itu yang harus dijaga. 

Lalu bagaimana caranya mengelola pengeluaran? Dalam sesi sharing malam itu, Bu Funny membagikan tips bagaimana caranya mengelola pos keuangan dengan aturan 10 –20 – 30 – 40. 



Berikut ini pengaturan pos keuangannya berdasarkan aturan 10 –20 – 30 – 40 :

10% untuk rekening kebaikan, misalnya sedekah, zakat, untuk orang tua, menolong untuk sesama

20% untuk rekening masa depan (investasi & asuransi). Biasakan untuk menyisihkan 20% di awal ketika mendapat penghasilan untuk investasi, asuransi dan tabungan masa depan.

30% untuk manajemen utang. Punya utang ataupun tidak punya utang tetap harus menyisihkan untuk pos utang ini. Karena siapa tahu di masa depan kita mau membangun bisnis. Untuk memulai bisnis tentunya dibutuhkan dana yang tidak sedikit, oleh karenanya kita perlu menyisihkan untuk pos tersebut dari pos utang ini. Utang bisnis ini menurut Bu Funny merupakan utang produktif yang positif, berbeda dengan utang konsumtif.

40% untuk biaya hidup, misalnya mulai dari keperluan dapur, pendidikan anak hingga kebutuhan me time. Seorang ibu juga butuh me time untuk melepas penat setelah sibuk dengan urusan rumah. Berkumpul dengan teman itu juga perlu untuk menyambung silaturahmi. Selain itu menjalin hubungan dengan teman juga bisa jadi modal untuk menjalin relasi bisnis.

Selain pola 10 –20 – 30 – 40  ada juga yang menerapkan aturan pos keuangan dengan perbandingan 50 - 20 – 30. Pembagian pengeluarannya hampir mirip dengan pola yang pertama, hanya persentase pengeluarannya saja yang berbeda.

50% untuk biaya hidup yaitu biaya dapur sehari-hari, dana pendidikan anak, biaya listrik, internet, PDAM hingga keperluan liburan.

20% untuk tabungan, investasi dan asuransi sebagai tabungan masa depan.

30% untuk keinginan, misalnya me time, dan keinginan-keinginan lain.

Kesimpulannya, untuk mengelola keuangan itu harus dilakukan dengan sistem MENYISIHKAN bukan MENYISAKAN. Sisihkan dulu pos-pos pengeluaran di awal ketika mendapat penghasilan.

 5. Memiliki Rekening SIP & Dana Darurat

Cara mengatur keuangan keluarga yang berikutnya yaitu membuat rekening SIP atau Saving, Investment dan Protection serta Dana Darurat.

 a. Saving, investment, protection

 

Pengelolaan keuangan keluarga

  b. Dana Darurat

Dana darurat merupakan bagian penting dalam mengatur keuangan keluarga. Terutama untuk menghadapi masa sulit seperti kondisis resesi. Bu Funny mengatakan bahwa kita tidak perlu khawatir dalam menghadapi resesi selama memiliki dana darurat dan memiliki sumber penghasilan lebih dari satu.

Bagi yang masih singel, dana darurat yang harus dipersiapkan yaitu sebanyak 6 x pengeluaran rutin perbulannya. Bagi pasangan yang sudah menikah tetapi belum memiliki anak, persiapan dana daruratnya sebesar 9-12 x pengeluaran. Sedangkan bagi pasangan yang sudah memiliki anak, dana darurat yang harus disisihkan sebesar 12-24 x pengeluaran rutin perbulannya.
 

6. Menambah Sumber Penghasilan

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, supaya keuangan kita tetap sehat, sebaiknya dipersiapkan untuk memiliki sumber penghasilan lebih dari satu. Dengan memiliki beberapa sumber penghasilan dapat mencegah kita dari kebangkrutan.

“Jangan pernah bergantung pada hanya satu sumber pendapatan, berinvestasilah untuk menciptakan sumber kedua.” (Warren Buffet)

Pembahasan mengenai cara mengatur keuangan meliputi juga pemahaman tentang piramida keuangan. Piramida keuangan yang baik dan kokoh adalah yang bawahnya lebar. Jadi perbaiki dahulu pos yang ada di paling bawah, baru mengeluarkan untuk pos di atasnya.

Artinya supaya keuangan aman, yang harus dipersiapkan pertama kali yaitu mempersiapkan tabungan, asuransi dana darurat, dan pinjaman. Setelah semua itu dipersiapkan baru boleh memiliki investasi seperti saham, reksadana, membeli rumah atau mempersiapkan dana pendidikan anak. Hingga akhirnya bisa mempersiapkan rencana pensiun dan rencana distribusi kekayaan.

Piramida Keuangan Keluarga

Belajar Mengatur Keuangan Keluarga

Kesimpulannya, jangan sampai dana yang mendasar seperti tabungan, dana darurat, dan dana sejenisnya belum disiapkan terlebih dahulu tetapi sudah merencanakan memiliki investasi. Tentu saja pengelolaan keuangan seperti itu akan membahayakan keuangan, loh! Lebih baik disiapkan dana yang berada di bagian bawah piramida keuangan dulu baru naik ke atas, lakukan dengan pelan-pelan tapi pasti.
 
Well, untuk mengatur keuangan keluarga secara detil dan benar, tidak bisa dipelajari dalam waktu yang singkat. Perlu pembahasan lebih mendalam lagi untuk bisa membuat rancangan keuangan keluarga yang sehat. Nah, Bu Funny Ratnawati sebagai penyedia layanan Konsultan Keuangan di Bandung menyediakan kelas manajeman keuangan yang bisa dimanfaatkan untuk mengulik lebih jauh bagaimana cara mengelola pengeluaran dengan baik. 

Apakah ada teman-teman yang tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai cara mengatur keuangan keluarga? Silakan mengikuti kelasnya yang akan dilaksanakan pada tanggal 8-10 November 2022. Mari kita sama-sama belajar, ya...
 
Kelas manajemen keuangan keluarga

 Salam takzim

Post a Comment

4 Comments

  1. Keuangan memang hal yang diperbincangkan setiap harinya bahkan dalam keluarga sudah jadi topik pembuka saat akan makan. Memang penting untuk menerapkan manajemen keuangan yang baik untuk mengatur terpenuhinya kebutuhan anggota keluarga. Terima kasih sharingnya!

    ReplyDelete
  2. Oh. Jadi punya atau nggak punya utang, persentase pengeluaran untuk utang tetap harus ada ya, Kak. Kupikir kalau nggak punya utang, maka kita kita bisa mengalihkan nya untuk hal lain. Dasar akuh.. Hrhehe

    ReplyDelete
  3. Mencatat pengeluaran nih yang masih suka lalai. Kalau pemasukkan insyaAllah rajin. Haha...namanya juga masuk, supaya terlihat banyak gitu. Semoga kita bisa menghadapi resesi yg ditakutkan banyak orang itu ya...

    ReplyDelete
  4. Tips mengatur keuangan keluarganya oke banget nih dan bisa diterapkan. Aku masih sering miss nih untuk masalah pembagiannya. Kadang persentase keinginan dan me time lebih tinggi dari tabungan. Harus bergegas untuk ubah nih biar ga jebol melulu.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^