Setiap anak memiliki potensi kecerdasan dan kemampuan bawaan yang beragam, apapun latar belakang dan kondisi keluarganya. Di antara sekian banyak kecerdasan yang dimiliki anak, biasanya terdapat beberapa yang menonjol. Supaya anak mudah beradaptasi dalam menjalani kehidupannya, sebaiknya orang tua mengasah kemampuan yang dominan tersebut.
Kemampuan seorang anak yang perlu diasah tidak terbatas pada kemampuan di bidang pengetahuan dan teknis (hard skill) saja, tetapi juga harus memperhatikan kemampuan soft skill-nya. Yang dimaksud soft skill ini yaitu perilaku yang berhubungan dengan sesama manusia.
Apa Analisis Soft Skill itu?
Kemampuan untuk mengelola diri sendiri (intrapersonal) dan orang lain (interpersonal) sering diartikan sebagai soft skill. Ketika kemampuan soft skill anak bisa dibina dengan baik, maka anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik di lingkungan sekitarnya.
Apabila dilihat dari cara kerja otak, ditemukan bahwa sejak lahir seorang anak sudah mempunyai soft skill. Yang membedakan satu anak dengan yang lainnya yaitu responnya. Makin tinggi respons soft skill anak maka akan makin mudah untuk distimulasi.
Pemberian stimulasi yang sesuai secara terus menerus bisa memunculkan kemampuan soft skill anak dalam perilaku sehari-hari. Lalu apa saja kemampuan soft skill yang dimiliki anak?
Jenis Soft Skill yang Dimiliki Anak
Penting bagi orang tua untuk mengetahui jenis soft skill yang dimiliki oleh anak. Dengan memahami jenis soft skill tersebut, dapat memudahkan orang tua untuk menstimulasi kemampuan anaknya.
1. Kepercayaan Diri (Confident)
Anak yang memiliki kepercayaan diri akan yakin terhadap kemampuan yang dimiliki dan dapat memandang diri secara positif. Anak yang memiliki kepercayaan diri biasanya memiliki beberapa ciri.
- Mengerti dan menerima kelebihan dan kekurangan dirinya serta memiliki semangat untuk meningkatkan atau memperbaiki kekurangannya serta tidak terlalu bangga dengan kelebihan yang dimilikinya.
- Punya semangat untuk jadi yang lebih baik dari sebelumnya meskipun tidak berarti harus menjadi yang terbaik.
- Memiliki keyakinan pada kemampuan dirinya dalam menerima tantangan termasuk tantangan untuk mencapai cita-cita.
- Bisa bangkit kembali ketika mengalami kegagalan.
- Mampu melihat sisi positif yang dialaminya.
- Selalu tenang dan lancar ketika melakukan berbagai aktivitas tanpa terbebani oleh perasaan takut gagal.
- Bisa bertanggung jawab atas hal-hal yang dilakukan.
- Mudah beradaptasi dengan situasi dan lingkungan serta perubahan baru.
- Berani menerima kekalahan maupun kritikan dengan lapang dada dan mencerna kritikan tersebut untuk memperbaiki diri.
- Mampu bersikap jujur dan menyatakan pendapatnya secara terbuka.
- Mampu menghadapi persaingan tanpa rasa takut ataupun kalah.
Lalu bagaimana cara menstimulasi rasa percaya diri anak?
Cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk memberi stimulasi agar rasa percaya diri anak berkembang adalah melatih kepercayaan diri anak dengan memberi contoh terlebih dahulu. Sebaiknya mengupayakan untuk menghargai usaha yang dilakukan anak sekecil apapun dengan memberikan pujian dan penghargaan, baik berupa tindakan atau hadiah.
Orang tua harus mampu menghargai keunikan yang dimiliki anaknya dan tidak membandingkannya dengan anak lain terutama dengan kakak dan adiknya. Selain itu usahakan untuk mendukung bakat dan minat anak dengan membantunya mencari cara untuk menyalurkan atau mengembangkannya. Bantu anak untuk mengontrol dirinya ketika menerima pujian, kritikan, masukan atau kesedihan.
Supaya kepercayaan diri anak meningkat, ajak dia untuk tidak takut melakukan kesalahan. Saat anak mengalami kegagalan berikan umpan balik untuk memperbaikinya di masa depan. Jangan lupa juga untuk melatih anak belajar bersosialisasi baik di lingkungan sekolah, rumah, atau tempat lesnya.
Sebaiknya orang tua mampu mendengarkan pendapat yang dikemukakannya tanpa memotong dan membiarkannya sampai selesai. Ketika anak memberikan pendapatnya, lebih baik orang tua tidak mencela, mengejek, atau menyepelekan pendapat anak meskipun pendapat anak tidak masuk akal.
Bantulah anak untuk berlatih menerima dengan lapang dada kondisi dirinya termasuk ketidakmampuannya baik keterbatasan fisik, keuangan dan lainnya. Orang tua juga dapat membantu anak menghargai dirinya sendiri dan tidak membandingkannya dengan orang lain.
2. Kepedulian (Care)
Arti dari kepedulian ini adalah kepekaan yang dimiliki anak terhadap oranag lain dan lingkungan sekitarnya. Ciri-ciri anak yang memiliki kepedulian diantaranya:
- Memperhatikan hal-hal yang ada di sekilingnya
- Peduli dengan keluarga dan orang lain di sekitarnya seperti ketika ada keluarga yang sakit, tertimpa musibah atau kesusahan.
- Memiliki rasa sayang seperti sayang terhadap hewan peliharaan atau merawat tanaman.
- Ringan tangan dalam membantu sesama
- Senang melakukan kegiatan sosial dan kebersamaan dalam mengerjakan sesuatu dan senang berada dalam kelompok.
3. Inisiatif (Initiative)
- Mengerjakan tugas atas kesadaran diri sendiri dengan hati riang. Anak juga akan langsung mengerjakan tugas yang diberikan padanya.
- Punya rasa ingin tahu yang besar terhadap segala sesuatu.
- Memiliki respon yang baik terhadap situasi sekitarnya dan mengambil inisiatif untuk memecahkan masalah ketika diperlukan.
- Memiliki kemauan untuk memulai sesuatu tanpa disuruh.
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^