Penuhi Tangki Cinta Anak Untuk Membentuk Karakter Baik

Tulisan tentang tangki cinta pada anak ini untuk membayar janji, sharing hasil parenting yang diadakan di SDIT A'lamy kepada orang tua murid, teman anak bungsu saya yang tidak hadir di acara kemarin. Ilmu parentingnya saya  tulis disini aja ya, bunda-bunda....
---------------------
anak-dengan-tangki-cinta-yang-penuh-akan-lebih-berprestasi-dalam-hidupnya
Acara parenting kemarin agak sedikit berbeda dari kegiatan serupa di bulan sebelumnya. Jika sebelumnya  narasumber parenting selalu diisi oleh Bunda Maya yang merupakan seorang  psikolog sekaligus orang tua murid di sekolah kita,  kemarin suami beliau ikut mendampingi untuk mengisi materi juga. 


Dr Riyanto, seorang dokter yang menekuni bidang hypnotherapy berkenan berbagi ilmunya kepada peserta parenting skill yang hadir. Selain narasumber yang lebih dari satu orang, pemberian materi pun gayanya berbeda. Jika sebelumnya narasumber langsung membeberkan materi, kemarin orang tua murid yang hadir diberi kuis  untuk mengetahui bagaimana caranya sebagai orang tua untuk mengisi tangki cinta kepada anak terlebih dahulu, sebelum memaparkan materi.

Tangki cinta? Apa sebenarnya tangki cinta ? 


Sesuai dengan namanya, tangki itu merupakan suatu wadah untuk menampung. Dalam hal ini, tangki yang dimaksud adalah wadah untuk menampung cinta kita kepada anak. Pada hakikatnya anak mempunyai tangki yang siap menerima kasih sayang dari orang tuanya. Anak dengan tangki cinta yang terisi penuh, akan lebih berhasil dalam menjalani kehidupannya terutama untuk melaksanakan kegiatan belajar. 

Timbul pertanyaan, mungkinkah jika tangki itu bocor? Tentu saja bisa. Apa saja yang dapat membuat tangki cinta yang ada pada diri anak bocor? Ketika anak merasa kesal karena diejek, di-bully atau diberi label yang tidak baik dari orang tua, guru atau orang-orang sekitarnya. Seperti memberi label anak bodoh, anak nakal, anak pemalas dan lain-lain. 

Apabila tangki cinta itu banyak bocornya, apa yang akan terjadi? Isi di dalam tangki akan berkurang. Yang paling orang tua takutkan akan terjadi, anak akan bertingkah laku tidak wajar.
Apa yang menyebabkan anak bertingkah laku tidak wajar? 
  1. Ketika anak menginginkan perhatian dari orang tua atau guru bila ada di lingkungan sekolah.
  2. Anak ingin mendapatkan kekuasaan untuk mengalahkan orang tuanya. Sering mendapati anak yang rewel terus-menerus ketika menginginkan sesuatu? Kemudian orang tua akhirnya mengalah dan memberikan apa yang diinginkan oleh anak? Itulah saat anak merasa lebih berkuasa karena telah mengalahkan orang tuanya yang menuruti semua kemauannya.
  3. Anak berlaku tidak wajar untuk membalas /menghukum orang tua karena merasa kurang diperhatikan. Menurut 2 narasumber ini, ada loh, anak yang merasa senang ketika orang tuanya dipanggil ke sekolah karena ketidakwajaran yang telah diperbuat oleh anak.
  4. Anak menjadi kurang produktif atau sakit. Anak mengambil keuntungan ketika dia sakit. Loh, kok, keuntungan? Ya betul, keuntungannya adalah anak akan sering diperhatikan dan dilayani oleh orang tua.
Siapapun yang telah menjadi orang tua, pasti sebisa mungkin untuk menghindari anaknya bertingkah laku tidak wajar. Bagaimana mencegahnya? Mari kita isi tangki cinta yang ada pada diri anak dengan limpahan cinta. Caranya ?
Berikanlah waktu yang berkualitas. Lebih baik yang berkualitas daripada mementingkan kuantitas. Karena percuma saja, jika orang tua ada di dekat anak dalam jangka waktu yang lama, tapi tidak berkualitas di dalam menyampaikan kasih sayang. Ada di dekat anak tetapi sibuk dengan pekerjaannya sendiri atau sibuk bersosialisasi di dunia maya.
 
Sentuhan fisik. Dengan cara membelai, memeluk atau skin to skin contact. Dapat bocoran nih bunda, untuk bertahan hidup, seseorang memerlukan setidaknya 4 kali pelukan dalam sehari. Untuk kesehatan, dibutuhkan 8 kali pelukan. Sedangkan untuk panjang umur atau mau awet muda, dapat melakukan pelukan sebanyak 12 kali dalam sehari. 
 
Oh ya, pelukan ini tidak hanya berlaku untuk anak, tapi pasangan suami istri juga dapat melakukan ini untuk menambah harmonisan rumah tangga. Untuk yang belum memiliki pasangan..tahan dulu ya. he..he... Eh ya bisa dialihkan dengan memeluk orang tua, kok..!
 
Pujian. Berikan anak kata-kata yang baik berupa pujian jika dia melakukan hal yang baik. Kata-kata baik sangat mempengaruhi gaya hidup anak. Semua kata-kata baik akan tertanam dengan kuat pada diri anak jika diucapkan oleh figur otoritas seperti orang tua, guru, nenek, kakek atau orang terdekat lainnya. Semua kata-kata juga akan diingat dengan baik oleh anak jika disampaikan secara berulang-ulang dan dalam keadaan emosi yang kuat.
 
Pelayanan. Anak akan merasa diperhatikan atau disayang ketika beberapa kebutuhannya dilayani oleh orang tua. Tentunya sebagai orang tua, kita harus realistis. Pelayanan  bagaimana yang tepat sesuai umur anak. Tidak realistis bukan, jika orang tua menyuapi anaknya yang telah bersekolah di bangku SMA?
 
Hadiah. Setiap orang sangat menyukai hadiah. Apalagi seorang anak. Lagi-lagi narasumber menekankan, jika orang tua harus realistis. Bagaimana yang dimaksud dengan realistis Contohnya ketika orang tua memberikan hadiah handphone kepada anak mereka yang telah lulus ujian SMA, kemudian berpikir atas dasar keadilan ada orang tua yang juga memberikan handphone kepada anak balita mereka. Nah, tentu saja hal itu bukan hal yang baik, bukan?
Berikan semua itu, maka terpenuhilah rasa cinta pada diri anak sehingga akan mempengaruhi cara dia menjalankan kehidupan. 

Ada hal penting lainnya yang mesti diperhatikan oleh orang tua yaitu
  1. Anak belajar dari orang tuanya.
  2. Sebaiknya orang tua bisa merasakan rasanya bahagia agar dapat memperkenalkan rasa bahagia pada anak.
  3. Hindarkan obsesi untuk menjadi orang tua yang sempurna.
  4. Pada dasarnya  anak tidak lahir dengan buku petunjuk yang bisa dipelajari oleh orang tua dalam semalam.
  5. Berikan kebebasan pada anak untuk menyalurkan energinya, biarkan dia bergerak bebas, melompat, berguling-guling, main bola, main boneka atau apapun kegiatan yang anak sukai.
Sebagai orang tua, kita hanya berusaha memberikan yang terbaik demi keberhasilan anak kita untuk menjalani kehidupannya kelak. Hasil akhir sepenuhnya di tangan Yang Maha Kuasa. 
* Berdoa, usaha, ikhtiar dan tawakal.*
------------------
Kurang lebih itu yang disampaikan narasumber di acara parenting kemarin. Semoga tujuan komite orang tua dan sekolah untuk selalu berusaha bekerja sama mendidik anak-anak kita agar lebih mempunyai karakter baik di masa depannya, dapat tercapai. Semoga bermanfaat.

       Salam takzim
 

Post a Comment

2 Comments

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^