Transformasi Kue Kejutan Untuk Ibu



“Kok, jadinya keras gini?” tanya ibu sambil mengigit kue kering di atas nampan.
Saya dan adik-adik diam, tidak ada yang bersuara. Kami baru saja selesai membuat kue cistik ala rumahan dengan resep ibu. Kali ini, hasilnya tidak seperti biasanya. Apakah ada yang salah?

Menjelang Hari Raya Idul Fitri, ibu selalu membuat kue cistik yang menjadi andalannya. Di komplek perumahan kami, kue yang memiliki bentuk panjang ini selalu mendapat pujian dari kerabat atau teman yang datang. Rasanya enak dan renyah kata mereka.
Kue Cistik ala rumahan
Kue yang mereka tanyakan dan cicipi  pertama kali, biasanya kue cistik buatan ibu. Karena berbeda dengan kue kering yang disuguhkan di rumah lain. Oleh karena itu, ibu begitu semangat membuat kue ini.
Namun, kali ini hasilnya tidak sama. Tidak  renyah seperti biasanya. Cenderung keras ketika digigit.

Padahal kami membuat kue ini berdasarkan resep yang sama dengan milik ibu. Bahannya yaitu, terigu 1 kilogram, mentega 200 gram, telor 2 butir, bawang merah + bawang putih, garam dan penyedap rasa.
Semua sesuai, dengan takaran yang sama. Tapi, ups, kami baru ingat! Resep ibu, menggunakan mentega yang dicairkan terlebih dahulu. Sedangkan kami menggunakan mentega yang tidak dicairkan. Hayah ..!

Sebenarnya ini masukan dari salah seorang adik saya. Katanya, mentega tidak perlu dicairkan dulu. Dan ketika kami mengaduk adonan, mentega pun jadi menggumpal. Ternyata, adonan tidak bisa teraduk sempurna.. hiks..hiks.
“Susah amat, gak nyampur-nyampur ya?” tanya saya sambil terus mengaduk adonan. “ Coba tambahin air aja, biar cepet kalis. “ Salah satu adik saya memberi ide. 

Akhirnya kami pun menambahkan air sedikit demi sedikit ke dalam adonan. Dan ahaa.. akhirnya adonan pun jadi. Lalu kami goreng adonan hingga warnanya kekuning-kuningan. Kue cistik pun siap bersamaan dengan kedatangan ibu yang baru pulang dari pengajian.

Namun hasilnya tidak seperti yang diinginkan oleh ibu. Karena air yang terus kami tambahkan ke dalam adonan, membuat kue tidak renyah. Rasanya keras.
Tentu saja, hal ini membuat ibu kecewa. Kue andalan yang akan disajikan untuk tamu nanti, tidak serenyah biasanya. Kekecewaan ibu tampak jelas di wajahnya. Ibu pun masuk ke dalam kamar, tanpa menyalahkan kami.

Rasa bersalah mulai menyelimuti hati kami. Harapan menyenangkan hati ibu kandas sudah..huu..huu.. Kami harus bagaimana? Adik bungsu saya akhirnya mengusulkan agar kami membuat ulang kue itu. Tapi kami akan membuat kue itu lebih istimewa dari biasanya.

Kami bertiga pun mulai berkutat dengan adonan kue kembali. Mengikuti semua takaran dengan tepat dan cara yang sesuai dengan resep. Namun kami transformasi resep ibu. Tidak lupa kami tambahkan kejutan special untuk beliau. Kami tuangkan Keju Kraft yang telah dicairkan sedikit demi sedikit ke dalam adonan.

Baru saja kue cistik itu  selesai kami olah, ibu bangun dari tidur siangnya. Beliau heran, karena kami membuat kue kering lagi. Padahal ibu tidak keberatan dengan kue cistik yang “agak keras” tadi.

“Hmm … lebih renyah dan rasanya lebih gurih dari biasanya ya?” kata ibu keheranan. “Kok bisa?” sambung ibu. He..he… kami tersenyum bahagia. Melihat ibu begitu senang dengan rasa kue kami. Tambahan keju di dalamnya ternyata bisa menebus rasa bersalah kami.

Bahan dasar keju yang berasal dari susu, ternyata membuat kue kami tambah enak dan gurih. Dan tentu saja menyehatkan. Bukankah susu menyehatkan untuk tubuh kita?
Senang rasanya, bisa membuat kue yang rasanya disukai oleh ibu. Apalagi kandungan kalsium, protein dan vitamin A, B6, B 12 dapat membuat ibu lebih sehat. Yipii… Sehat selalu ya Bu …


Post a Comment

26 Comments

  1. Sama aku juga pasti bikin chesse stik pake keju kraft...

    ReplyDelete
  2. Wa ini, tulisannya panjanggggg, tapi keren..^_^
    Salam hangat dari Lombok.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Loh..panjang ya..? Gak berasa waktu nulisnya hi..hi..

      Delete
  3. Iiiisssss...mantaaappp... :)

    ReplyDelete
  4. hehe mbk nurul nih dah sedia kue sebelum lebaran ya...semangat :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena mudah membuatnya mbak :)
      Dibuat sebelum puasa, untuk cemilan berbuka puasa. Buat banyak, biar bisa juga untuk lebaran he..he..

      Delete
  5. Di tempat saya sering disebut stik Mbak, enak lagi kalau diberi saos. Dicolek gitu. Hihihi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama mbak...saysa juga senang makan cistik dicolekin ke saos :)

      Delete
  6. keliatanya enak neh mak olahannya ;)

    ReplyDelete
  7. Aki juga suka chees stik, setelah kirim buat ibu tercinta, kirimi aku juga ya.. Hehe *bcanda maak*

    ReplyDelete
  8. Membahagiakan ibu itu mudah ya mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mudah-mudahan bisa terus membahagiakan orang tua ya mbak :)

      Delete
  9. Iya, Mbak, resep dari Ibu pasti hasilnya berbeda kalo aku yang buat, huhuhu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi..hi...iya mbak, kenapa ya? Beda tangan kali ya mbak.. huhuhu..

      Delete
  10. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  11. kayaknya harus dicoba nih resepnya Mbak , ikutan ya...:)

    ReplyDelete
  12. Hmmm.... udah kebayang enaknya cistiknya...

    ReplyDelete
  13. jadi inget kue cumi-cumi dulu jaman SD, seperti chistik begini..

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^