Bagaimana liburannya teman-teman? Pastinya seru dan menyenangkan bukan? Bagi saya, hal yang paling menyenangkan ketika liburan sekolah dan liburan lebaran adalah bertemu dengan sanak saudara. Melepas rindu dengan saling bertukar cerita masing-masing. Selalu adaa ... aja cerita yang baru dan seru.
Seorang sanak saudara juga bercerita tentang salah satu anaknya yang akan masuk sekolah untuk pertama kalinya. Sebagai seorang ibu, tentu saja, sepupu saya itu sedikit was-was tentang pengalaman anaknya di hari pertama sekolah. Anaknya yang masuk sekolah, eh, ibunya juga ikut-ikutan deg-degan, deh..he..he.
Parenting.co.id |
Masalah Anak di Hari Pertama Masuk Sekolah
Ayah dan bunda, setiap masalah itu muncul bukan tanpa solusi ya, kan? Sebagai orang tua, kita sudah selayaknya mengarahkan anak untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Yuk! Mari kenali permasalahan apa saja yang akan dihadapi anak terutama balita pada hari-hari pertamanya di sekolah.
1. Tidak mau jauh dari orang terdekat.
Anak biasanya selalu lengket dengan orang terdekat, seperti ibu atau pengasuhnya. Ke mana saja orang terdekatnya itu pergi di situ juga si kecil akan mengikuti. Anak akan merasa ditinggalkan jika sosok terdekatnya itu tidak hadir di sisinya. Meskipun orang terdekatnya itu menunggu di luar kelas.
Saya jadi teringat pengalaman dulu, ketika mengantarkan anak saya pertama kali, bersekolah di taman kanak-kanak. Ada beberapa anak yang tidak mau ditinggalkan oleh orang tuanya, sehingga yang akhirnya pendamping anak pun ikut "belajar" bersama anak di dalam kelas.
Saya jadi teringat pengalaman dulu, ketika mengantarkan anak saya pertama kali, bersekolah di taman kanak-kanak. Ada beberapa anak yang tidak mau ditinggalkan oleh orang tuanya, sehingga yang akhirnya pendamping anak pun ikut "belajar" bersama anak di dalam kelas.
Menurut pengalaman saya, biasanya pihak sekolah mengijinkan orang tua menunggui anaknya hanya sekitar seminggu saja. Selebihnya, anak harus bisa belajar di kelas tanpa orang tua. Orang tua atau pendamping anak diminta untuk menunggu di luar lingkungan sekolah.
Lalu bagaimana jika anak tidak mau ditinggal?
Lalu bagaimana jika anak tidak mau ditinggal?
Menurut Mira D. Amir, Psi, upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah dengan mengajarkan si kecil episode "bertemu dan berpisah" sebelum anak pergi ke sekolah. Misalnya, ketika hendak meninggalkan anak, ibu bisa mengatakan pada anak," Ibu mau belanja dulu ya.. nanti kita ketemu lagi."
Selesai berbelanja, temui anak dan beri dia kejutan dengan mengatakan "Tuh, kan ibu balik lagi dan kita bisa bermain bersama lagi". Dengan begitu, anak tidak akan menganggap ketidakhadiran orang terdekat sebagai suatu kehilangan.
Selesai berbelanja, temui anak dan beri dia kejutan dengan mengatakan "Tuh, kan ibu balik lagi dan kita bisa bermain bersama lagi". Dengan begitu, anak tidak akan menganggap ketidakhadiran orang terdekat sebagai suatu kehilangan.
2. Takut bertemu dengan orang asing
Pada usia balita, biasanya anak "alergi" dengan orang baru. Dia akan bersikap tidak mau jauh dari orang terdekatnya. Tidak mau dekat dengan orang asing termasuk calon gurunya. Si kecil yang biasanya aktif dan ceria di rumah, akan menjadi pasif dan pemalu di sekolah. Bila hal ini berlangsung hanya beberapa hari saja, tentu tidak masalah. Namun akan sangat merepotkan bagi orang tua jika sikap anak ini berlangsung hingga waktu yang lama.
Meskipun masih terbilang wajar di usianya ini, namun orang tua harus bisa mengasah kemampuannya bersosialisasi. Jelaskan pada anak, bahwa dia akan aman berdekatan dengan guru dan teman-teman barunya. Dengan demikian, rasa percaya anak kepada orang lain akan timbul.
3. Tuntutan Rutinitas
Saat hendak masuk sekolah, anak perlu membiasakan diri dengan rutinitas sehari-hari yang lebih teratur dan tertib. Mulai dari bangun pagi, mandi pagi hingga sarapan, harus dijalani dengan teratur agar tidak terlambat ke sekolah.
Masalahnya, banyak anak yang belum terbiasa bangun pagi. Untuk playgroup biasanya memberikan jadwal masuk sekolah tidak terlalu pagi. Antara jam 8, jam 9 atau jam 10. Meskipun begitu, sebagai orang tua tentu saja kita harus bijaksana, dengan tidak membiarkan anak bangun siang. Sebab, kebiasaan ini bisa berlanjut hingga anak masuk SD. Ajak anak untuk selalu bangun pagi. Dan orang tua hendaknya menjadi model yang baik dengan mencontohkan selalu bangun di pagi hari.
4. Kemampuan berkomunikasi belum berkembang.
Ketika pertama kali mengantar anak masuk sekolah, pernahkah ayah bunda melihat anak yang selalu menangis atau mengamuk? Menangis atau mengamuk pada balita disebabkan karena mereka belum dapat mengungkapkan keinginannya lewat komunikasi verbal. Emosi anak pun masih suka meledak-ledak.
Keterbatasan ini dikhawatirkan akan menghambat proses bersosialisasi di sekolah. Solusinya dengan mengasah kemampuan verbal anak. Mulai dengan mengatakan "tidak" untuk menolak sesuatu, dan mengatakan "ya" untuk persetujuan.
Berikan penghargaan pada anak ketika dia bisa mengungkapkan dan dapat menjelaskan sesuatu. Meskipun masih terbata-bata atau belum begitu jelas, sebaiknya orang tua menghargai pendapatnya.
Hindari menyudutkan anak dengan cara memarahi atau menginterogasinya. Dengarkan selalu ide dan keinginan anak, hingga anak tidak segan-segan untuk mengeluarkan pendapatnya.
5. Berinteraksi dengan teman.
Fenomena yang suka terjadi di kota besar adalah anak sulit mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan teman sebayanya. Mereka terbiasa bertemu dengan orang yang lebih dewasa. Akibatnya anak cenderung menarik diri dalam pergaulan. Dia hanya merasa nyaman dengan orang yang lebih dewasa.
Selain itu, bisa saja anak akan menjadi jagoan di lingkungan sekolahnya. Teman-temannya dijadikan objek mainan. Apabila kondisi seperti itu dibiarkan, tentu saja bisa menghambat proses sosialisasi dengan teman sebayanya.
Oleh karenanya, sebaiknya orang tua mengajak anak bersosialisasi dengan teman sebayanya. Ajak anak untuk mengunjungi saudara atau teman sebayanya. Bangun interaksi di antara mereka sehingga anak senang bergaul dengan teman-temannya.
Ternyata hari-hari pertama anak di sekolah, tidak semudah yang dibayangkan bukan? Anak akan dihadapkan dengan berbagai masalah di hari-hari pertamanya. Namun semua permasalahan itu akan bisa diatasi dengan baik apabila ada dukungan dari orang tua, guru dan lingkungan sekitarnya.
Semoga saja dengan seiringnya waktu, keponakan saya juga bisa beradaptasi. Dan menjalani proses belajar dengan menyenangkan. Bagaimana dengan teman-teman? Punya pengalaman dengan buah hati ketika menjalani hari-hari pertama di sekolah?
Salam takzim
Masalahnya, banyak anak yang belum terbiasa bangun pagi. Untuk playgroup biasanya memberikan jadwal masuk sekolah tidak terlalu pagi. Antara jam 8, jam 9 atau jam 10. Meskipun begitu, sebagai orang tua tentu saja kita harus bijaksana, dengan tidak membiarkan anak bangun siang. Sebab, kebiasaan ini bisa berlanjut hingga anak masuk SD. Ajak anak untuk selalu bangun pagi. Dan orang tua hendaknya menjadi model yang baik dengan mencontohkan selalu bangun di pagi hari.
4. Kemampuan berkomunikasi belum berkembang.
Ketika pertama kali mengantar anak masuk sekolah, pernahkah ayah bunda melihat anak yang selalu menangis atau mengamuk? Menangis atau mengamuk pada balita disebabkan karena mereka belum dapat mengungkapkan keinginannya lewat komunikasi verbal. Emosi anak pun masih suka meledak-ledak.
Keterbatasan ini dikhawatirkan akan menghambat proses bersosialisasi di sekolah. Solusinya dengan mengasah kemampuan verbal anak. Mulai dengan mengatakan "tidak" untuk menolak sesuatu, dan mengatakan "ya" untuk persetujuan.
Berikan penghargaan pada anak ketika dia bisa mengungkapkan dan dapat menjelaskan sesuatu. Meskipun masih terbata-bata atau belum begitu jelas, sebaiknya orang tua menghargai pendapatnya.
Hindari menyudutkan anak dengan cara memarahi atau menginterogasinya. Dengarkan selalu ide dan keinginan anak, hingga anak tidak segan-segan untuk mengeluarkan pendapatnya.
5. Berinteraksi dengan teman.
Fenomena yang suka terjadi di kota besar adalah anak sulit mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan teman sebayanya. Mereka terbiasa bertemu dengan orang yang lebih dewasa. Akibatnya anak cenderung menarik diri dalam pergaulan. Dia hanya merasa nyaman dengan orang yang lebih dewasa.
Selain itu, bisa saja anak akan menjadi jagoan di lingkungan sekolahnya. Teman-temannya dijadikan objek mainan. Apabila kondisi seperti itu dibiarkan, tentu saja bisa menghambat proses sosialisasi dengan teman sebayanya.
Oleh karenanya, sebaiknya orang tua mengajak anak bersosialisasi dengan teman sebayanya. Ajak anak untuk mengunjungi saudara atau teman sebayanya. Bangun interaksi di antara mereka sehingga anak senang bergaul dengan teman-temannya.
Ternyata hari-hari pertama anak di sekolah, tidak semudah yang dibayangkan bukan? Anak akan dihadapkan dengan berbagai masalah di hari-hari pertamanya. Namun semua permasalahan itu akan bisa diatasi dengan baik apabila ada dukungan dari orang tua, guru dan lingkungan sekitarnya.
Semoga saja dengan seiringnya waktu, keponakan saya juga bisa beradaptasi. Dan menjalani proses belajar dengan menyenangkan. Bagaimana dengan teman-teman? Punya pengalaman dengan buah hati ketika menjalani hari-hari pertama di sekolah?
Salam takzim
13 Comments
Alhamdullah anak2 enjoy menikmati hari masuk sekolah semua kok mba :)
ReplyDeleteWah..jadi gak perlu pusing-pusing ya mbak... alhamdulilah :)
Deleteiya jav jg... malah saya yg galau ngintip2 dr luar :))
DeleteMudah-mudahan nanti Alfi mau ditinggal mama nya waktu sekolah, jadi saya anatra jemput aja, kebayang deh sama anaknya bibi yang maunya ditungguin di dalam kelas waktu masih SD, kayanya harus dikasih tau pelan2 ya mbak
ReplyDeleteYa mbak..harus pelan-pelan
DeleteNamanya juga anak-anak. Nanti kalau sudah lama yang jadi terbiasa.
ReplyDeleteIya..beda dengan orang dewasa ya..
Deletejadi inget sama keponakan yang nangis saat pertama masuk sekolah... kaget dia karena temannya beda lagi XD
ReplyDeleteMaak.. mohon maaf lahir ban batin ya, maafkan segala khilaf :)
Kaget karena beda lingkungan ya Mak..
DeleteMohon maaf lahir dan bathin juga ya Maaak ..
anakku nih mak baru 3 bulan di playgroup ditemeni terus di kelas hiks :(
ReplyDeleteBiasa itu mah Mak..masih kecil. Nanti seiring waktu, dia akan terbiasa.
DeleteBiasany takut dibully juga mb
ReplyDeleteBeberapa tahun lagi, aku bakal begini lagi nih. Hehehe... udah lupa rasanya nganterin anak pertama kali ke sekolah :D
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^