Kapal Samudra Raksa Sebagai Replika Kapal Borobudur

Kapal Samudra Raksa Sebagai Replika Kapal Borobudur
Kapal Samudra Raksa Yang Merupakan Replika Kapal Borobudur 
 
Mengamati Kapal Samudra Raksa yang merupakan replika Kapal Borobudur dapat saya nikmati ketika berkunjung ke komplek Taman Purbakala Candi Borobudur. Ketika pertama kali memasuki kawasan wisata Candi Borobudur, tujuan utama keluarga saya, yaitu melihat lebih dekat candi yang memiliki ukuran terbesar di dunia dan menjadi salah satu keajaiban dunia itu. 

Pengunjung cukup membayar tiket dengan harga 30.000 rupiah perorang, maka dapat berkeliling di dalam kompleks purbakala Candi Borobudur. Wisatawan dapat melihat-lihat bangunan yang merupakan tumpukan batu dan mengamati relief yang terpahat di dinding candi. Relief-relief tersebut menggambarkan tata cara kehidupan orang-orang pada abad ke 8. Tidak hanya kehidupan masyarakat pada waktu itu, relief di Candi Borobudur juga menceritakan kehidupan para bangsawan yang memerintah pada jaman itu.


Relief-relief yang dipahat pada batu yang ada di dinding Candi Borobudur juga memperlihatkan keadaan tempat jual beli yaitu pasar, cara masyarakatnya mencari mata pencaharian, cara berpakaian dan perhiasan  masyarakat, hewan ternak serta kendaraan yang biasanya mereka gunakan untuk kehidupan sehari-hari. Pada pahatan relief tersebut, kita bisa mengetahui jenis kendaraan yang mereka gunakan. Kendaraan mereka antara lain, tandu, gajah tunggang, kuda, delman serta perahu.

Kapal Samudra Raksa Sebagai Replika Kapal Borobudur
Relief di dinding Candi Borobudur yang menggambarkan kehidupan di abad 8
 
Setelah puas mengelilingi candi yang merupakan tempat beribadah umat Budha, kami pun meneruskan kunjungan ke bagian utara candi yang masih di dalam komplek purbakala Candi Borobudur. Di sana terletak sebuah musium yang dinamakan Musium Kapal Samudra Raksa. Di dalamnya terdapat sebuah kapal besar yang merupakan replika dari Kapal Borobudur dan beberapa lemari kaca tempat memajang perlengkapan kapal.

Setelah sebelumnya kami melihat relief Kapal Borobudur di dinding candi, kini kami pun bisa melihat Kapal Samudra Raksa yang sengaja dibuat menyerupai perahu tradisional dan merupakan salah satu tradisi bahari Nusantara itu. 

Kapal Samudra Raksa Sebagai Replika Kapal Borobudur
Relief Kapal Borobudur di dinding Candi Borobudur

Selain kapal besar yang berada di tengah ruangan, para pengunjung juga bisa melihat perlengkapan dan peralatan yang pernah digunakan oleh para anggota ekspedisi yang berlayar dari Indonesia hingga Afrika.

Asal mula pembuatan Kapal Samudra Raksa ini, ketika ada seorang mantan anggota angkatan laut berkebangsaan Britania yang mengunjungi Candi Borobudur pada tahun 1982. Kala itu, Philip Balae sangat tertarik dengan perahu tradisional abad ke 8 yang terpahat di relief candi tersebut. 

Peneliti kapal tradisonal itu pun berencana membuat replika Kapal Borobudur dan melakukan perjalanan napak tilas para pedagang kala itu yang berlayar dari Indonesia menuju Madagaskar, Afrika.

Dengan dibantu oleh ahli kapal tradisional Indonesia dan arkeolog kelautan, Nick Burningham, Assad Abdullah al- Madani dan rekan-rekannya yang berpengalaman membuat kapal tradisional, akhirnya dapat membuat replika Kapal Borobudur dan diberi nama Kapal Samudra Raksa yang berarti Pembela Samudra.

Kapal Samudra Raksa Sebagai Replika Kapal Borobudur
Kapal Samudra Raksa
Setelah pembuatan kapal replika ini selesai, maka ekspedisi napak tilas Kapal Borobudur pun dijalankan pada Bulan Agustus 2003 hingga Bulan Februari 2004. Selama 6 bulan para anggota ekspedisi ini mengenang kembali proses perdagangan bahari zaman dahulu antara Indonesia dan Afrika.

Setelah berhasil melakukan perjalanan dari Indonesia menuju Afrika, kini replika Kapal Borobudur ini disimpan dalam Musium Samudra Raksa yang berada di kawasan purbakala Borobudur. Musium ini juga dikenang untuk menghargai semua kru atau anggota yang melakukan perjalanan napak tilas saat itu.

Kapal Samudra Raksa Sebagai Replika Kapal Borobudur
Buku-buku, CD, kaset, kartu pos serta obat-obatan yang digunakan oleh kru Kapal Samudra Raksa
Di bagian lain musium ini, terdapat barang-barang yang dimiliki oleh kru Kapal Samudra Raksa dan disimpan dalam lemari kaca. Di lemari tersebut terdapat buku-buku yang menjadi penghilang rasa jemu para awak yang berlayar selama 6 bulan mengarungi samudra Hindia hingga ke Ghana, Afrika. Tidak hanya buku-buku, CD dan kaset pun digunakan mereka untuk menghibur diri selama berada di tengah laut.

Dalam lemari kaca itu pun terdapat barang-barang untuk melepas rindu para kru pada keluarga mereka, terdapat kartu-kartu pos bergambar pemandangan alam yang mereka kirimkan pada sanak saudaranya. Di sudut lemari, wisatawan juga dapat melihat beberapa obat-obatan yang menjadi perlengkapan untuk menunjang kesehatan para kru.

Kapal Samudra Raksa Sebagai Replika Kapal Borobudur
Peralatan Makan kru kapal

Kapal Samudra Raksa Sebagai Replika Kapal Borobudur
Peralatan memasak dan penerangan
Selain itu, lemari kaca yang lainnya pun memperlihatkan beberapa peralatan makan yang digunakan para pengarung lautan tersebut. Terpajang pula perlengkapan memasak di bagian lain musium ini. Ada panci, penggorengan, kompor, serta wadah plastik yang pernah digunakan di dalam Kapal Samudra Raksa. 

Kapal Samudra Raksa Sebagai Replika Kapal Borobudur
Benda-benda yang menjadi bukti adanya pengaruh Budaya Indonesia di Madagaskar
Bukti lain yang dapat dilihat oleh pengunjung tentang perjalanan napak tilas ini, dengan ditemukannya pengaruh budaya Indonesia di Madagaskar. Diantaranya terdapat siter dari bambu (valiha), xylophon kayu (antratrana), seruling bambu (sodina), gerabah dan budidaya sukun.

Dari perjalanan yang dilakukan selama 6 bulan itu, para pelaut itu akhirnya menemukan jejak nyata, jika pada abad ke-8 Kapal Borobudur telah mengarungi samudra yang luas menuju Afrika.

Jika beberapa tahun yang lalu, saya mengunjungi kawasan wisata Candi Borobudur untuk menikmati kemegahan candi, namun kedatangan saya kali ini bisa melihat kapal tradisional yang dulu digunakan untuk perdagangan bahari. Perjalanan saya kali ini ke Jawa Tengah, bisa menambah pengetahuan dan pegalaman yang baru.

Pengunjung yang datang ke musium, juga diperbolehkan untuk menaiki kapal yang dibuat hampir sama dengan Kapal Borobudur tersebut. Dengan membayar 100.000 rupiah perorang, pengunjung dapat melihat ke dalam Kapal Samudra Raksa.

Sudah seharusnya kita anak bangsa ini, bangga pada nenek moyang kita terdahulu. Peradaban mereka ternyata sudah maju. Dan mereka pun berani mengarungi samudra yang luas untuk melakukan perdagangan komoditas kayu manis. 

Oh, iya, selain keberanian para leluhur dengan mengarungi samudra yang luas, kita pun semestinya berbangga dengan kemampuan nenek moyang yang dapat membangun candi terbesar di dunia. Peradaban mereka memang patut dibanggakan, bukan? 
 
Salam takzim

Post a Comment

24 Comments

  1. Aku jadi pingin ke Yogya :(

    ReplyDelete
  2. Wah, note mbak. Aku udah punya planning ke borobudur. Tinggal tunggu tgl eksekusinya aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyess...semoga segera terlaksana planningnya ya mbak :)

      Delete
  3. Aku udah ke Yogja tapi nggak tahu kalau ada info soal kapal ini. Tau gitu, aku mampir ya. Moga bisa datang lagi ke Jogja dan mampir ke tempat kece ini :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya mbak, semoga lain waktu bisa lihat Kapal Samudra Raksa ini :)

      Delete
  4. belum pernah ke candi borobudur sma skali... hiks...
    baru tahu nih mbak, trnyata ada replika kapal borobudur ini. hhhee
    trima kasih utk informasinya ya mbak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tinggal dijadwalkan aja mbak, berkunjung ke komplek Candi Borobudurnya :)

      Delete
  5. Lama juga gak ke Borobudur,tapi waktu itu blim tampak kapal raksa nya.Duh klo ke Borobudur siang hari bikin tubuh kyak dalam oven,panas kegerahan.hehe

    ReplyDelete
  6. 100rb???? Muahaaalll banget ya?
    Kayanya sasarannya unt turis asing ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi..hi..hi...itu juga alasan saya gak naik, mbak. Kurang bersahabat di kantong :)

      Delete
  7. aku belum pernah ke Borobudur huhuhuuu... eh tapi nanti kalau kesana mampir ke musiumnya juga ah.

    eh iya, ngomong-ngomong tentang pelayaran orang Indonesia di jaman dulu jadi keinget pernah baca tulisan yang bilang kalau hasil penelitian menunjukkan kalau nenek moyang orang madagaskar adalah orang Indonesia :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tuh, kan. Berarti memang ada bukti nyata ya.. jika nenek moyang kita pernah mengarungi samudra hingga Madagaskar :)

      Delete
  8. saya baru tau bahwa di borobudur ada replika kapal borodur, ketika saya ke borobudur 2 yang lalu saya cuman sempet ke candinya doang belum sempat main ke tempat yg lainnya :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Musium ini ada di sebelah utara Candi Borobudurnya Mas Robby :)

      Delete
  9. di candi borobudur? saya pernah beberapa kali kesana, mungkin sekitar 3 kali. tapi baru tau tentang kapal samuder raksa ini.... huhuhu :")

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti, lain kali harus ke sana ya Mas..hi..hi

      Delete
  10. wah yang kapal dll aku sih belum pernah lihat, yg lain sudah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih di dalam kompleks Purbakala Candi Borobudur mbak :)

      Delete
  11. Aaak pengen banget ke sini mba.. Kangen jogja..

    ReplyDelete
  12. dulu pas ke borobudur, saya suka banget memperhatikan tiap relief yang terpahat di sana.
    rasanya seperti membaca cerita jaman dulu, tapi lewat gambar. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Mas, ceritanya tergambar dengan jelas ya.. :)

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^