Jika ada yang menanyakan, seberapa pentingnya media sosial untuk kamu? Kira-kira jawaban apa yang akan teman-teman berikan?
Pada mulanya, rata-rata orang memanfaatkan media sosial untuk membangun jejaring sosial. Berhubungan kembali dengan kawan lama yang keberadaannya entah di mana, dan bersua kembali di dunia maya. Lalu, seiring perkembangan waktu, kepentingan orang di dalam menggunakan media sosial pun semakin berkembang.
Seorang ibu mengaku lebih banyak mengakses internet untuk mengetahui berita terkini dibandingkan membangun komunikasi di media sosial. Dia hanya memiliki satu media sosial saja. Ketika ditanyakan lebih jauh, mengapa dia hanya memilih satu media saja? Mengapa tidak lebih dari satu? Dia menjawab, satu media saja sudah cukup. Karena teman masa SD hingga masa kuliah sudah lengkap tergabung di sana.
Namun, setelah beberapa saat memberikan jawaban, ibu muda itu pun akhirnya mengakui jika suaminya kurang setuju jika dia memiliki banyak media sosial. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, katanya.
Bisa di bilang suaminya agak kurang suka, kalau istrinya terlalu sering berkomunikasi dengan kawan-kawan lamanya. Apalagi ada beberapa deretan mantan yang tergabung di dalam media sosial. Bisa dibilang, sebenarnya itu alasan utamanya ya... suaminya takut ibu itu menjalin komunikasi lagi dengan mantannya...hehehe... Mantan oh mantan ^_^
Berbeda dengan salah satu teman saya yang mengatakan tidak bisa lepas dari media sosial. Di rumah, dia hanya tinggal berdua dengan suaminya. Suaminya kadang pulang kerja hingga larut malam. Dan untuk membuang rasa sepi, dia butuh teman untuk ngobrol. Oleh karena itu, dia butuh media sosial agar bisa terus bersilaturahmi dengan teman-temannya.
Sama halnya dengan orang-orang yang berkecimpung di dunia blogging, seperti saya. Otomatis semua aktivitasnya akan lebih sering berhubungan dengan media sosial. Bahkan bagi saya, media sosial sangatlah penting. Karena selain untuk optimalisasi blog, ada beberapa pekerjaan yang pemberitahuannya melalui media sosial.
Pernah suatu ketika, saya ada satu hal yang harus diprioritaskan sehingga memilih tidak on di media sosial. Sehari penuh saya fokus secara offline. Dan ternyata, ada pekerjaan dengan fee yang lumayan diberitahukan lewat grup di media sosial dan itu terlewatkan begitu saja...hiks..
Etapiii...memang belum rejekinya, ya, kan? Dan terkadang di hidup ini kita memiliki prioritas yang benar-benar harus dipilih. Yo wis, life goes on ^_^
Loh, kok jadi melebar...kembali ke pembahasan semula, ok!
Sama halnya dengan orang-orang yang berkecimpung di dunia blogging, seperti saya. Otomatis semua aktivitasnya akan lebih sering berhubungan dengan media sosial. Bahkan bagi saya, media sosial sangatlah penting. Karena selain untuk optimalisasi blog, ada beberapa pekerjaan yang pemberitahuannya melalui media sosial.
Pernah suatu ketika, saya ada satu hal yang harus diprioritaskan sehingga memilih tidak on di media sosial. Sehari penuh saya fokus secara offline. Dan ternyata, ada pekerjaan dengan fee yang lumayan diberitahukan lewat grup di media sosial dan itu terlewatkan begitu saja...hiks..
Etapiii...memang belum rejekinya, ya, kan? Dan terkadang di hidup ini kita memiliki prioritas yang benar-benar harus dipilih. Yo wis, life goes on ^_^
Loh, kok jadi melebar...kembali ke pembahasan semula, ok!
Seiring perkembangan zaman, tidak hanya orang dewasa saja yang melek internet dan eksis di media sosial. Anak muda yang tumbuh kembangnya beriringan dengan pertumbuhan teknologi, kini tidak asing lagi dengan internet.
Mereka sebagai generasi digital natives sangat lekat dengan dunia yang menyediakan beragam informasi. Apalagi ditunjang dengan penampilannya yang menarik perhatian mereka, seperti banyaknya gambar, grafik, suara warna dan gerak. Sangat berbeda dengan sumber yang konvensial. Itulah mengapa, anak-anak kini banyak yang sudah mengenal dan tertarik dengan internet terutama media sosial.
Melalui internet, mereka akan menemukan berbagai informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, cocok dengan kegemaran anak-anak dan bisa mengikuti kondisi yang sedang trend di lingkungannya.
Bahkan ada kecenderungan mereka bisa berubah menjadi individu yang multitasking. Bisa mengerjakan beberapa aktivitas di dalam satu waktu. Contohnya saja anak saya. Dia suka mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan menggunakan laptop. Sambil mengerjakan tugas, dia mendengarkan musik. Sesekali berkelana di internet sambil mencari informasi yang mendukung pekerjaan rumahnya. Tidak hanya itu, kadang sambil saling berbalas chat dengan teman-temannya.
Bagi saya sebagai generasi yang baru belakangan mengenal dunia digital, gaya belajar yang dilakukan oleh anak saya, sungguh tidak efektif. Banyak beraktivitas dalam satu waktu, membuat kita tidak bisa fokus. Lagi pula pekerjaan utama juga tidak akan selesai dalam jangka waktu yang singkat.
Karena perbedaan cara pandang inilah, kami kerap ribut hihihi...
Anak saya merasa nyaman dengan caranya bekerja mengerjakan tugas. Toh, semua bisa selesai, begitu katanya. Dia dan teman-temannya saling bertukar informasi mengenai tugas yang mereka kerjakan melalui media sosial. Jadi bukan hanya sekedar ngobrol ngalor ngidul, gitu jawabnya, ketika saya protes karena dia mengerjakan tugas sambil chatting.
Apapun alasannya, sebagai orang tua, saya tetap harus mengawasi pemakaian internet bagi anak-anak saya. Jangan sampai mereka mengikuti arus yang tidak baik. Kadang suka geram juga, kalau mereka seperti yang enggak bisa lepas dari internet. Kalau habis kuota, ujung-ujungnya mereka merengek minta ke tempat jual pulsa murah. Apalagi kalau bukan untuk mengisi kuota internet mereka.
Atau untuk anak yang kecil, melihat sang kakak asyik dengan gadgetnya, dia juga minta dibelikan. Bahkan dia bisa berselancar dengan jarinya untuk mencari gadget yang dia inginkan. Sibuk mencari perangkat yang benar-benar pas di hatinya. Bahkan dia pernah membujuk agar kami beli Oppo di Tokopedia. Hemm...anak kecil itu sudah mulai bisa berbelanja online, ternyata ^_^
Yup, itulah anak sekarang yang memang tumbuh dengan perkembangan teknologi. Dengan mudah bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan menggunakan ujung jarinya. Dan tidak mungkin saya menghentikan penggunaan perangkat digital secara saklek. Karena mereka memiliki pengetahuan baru, jauh lebih banyak di media yang baru juga.
Lebih baik kami menggunakan pendekatan yang lain. Melakukan pengawasan tanpa anak merasa terkekang. Saya membatasi jam penggunaan gadget. Apalagi untuk anak saya yang kecil. Tidak boleh terlalu lama. Saya buat alasan, jika gadgetnya akan digunakan oleh saya untuk mengirim email atau mengerjakan tugas lainnya.
Belajar dari pengalaman, jika anak diatur dengan cara yang tidak menyenangkan, mereka cenderung menolak. Ada kesan, mereka enggak mau diatur-atur. Jadi lebih baik melakukan pendekatan halus dan tidak otoriter. Sehingga mereka akan lebih mau menuruti apa yang diinginkan oleh orangtuanya.
So, menurut saya penggunaan media sosial bagi orang dewasa dan anak-anak memang ada sisi baik dan buruknya. Berkelana mencari informasi di dunia maya memang sudah menjadi kebutuhan.
Mereka sebagai generasi digital natives sangat lekat dengan dunia yang menyediakan beragam informasi. Apalagi ditunjang dengan penampilannya yang menarik perhatian mereka, seperti banyaknya gambar, grafik, suara warna dan gerak. Sangat berbeda dengan sumber yang konvensial. Itulah mengapa, anak-anak kini banyak yang sudah mengenal dan tertarik dengan internet terutama media sosial.
Melalui internet, mereka akan menemukan berbagai informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, cocok dengan kegemaran anak-anak dan bisa mengikuti kondisi yang sedang trend di lingkungannya.
Bahkan ada kecenderungan mereka bisa berubah menjadi individu yang multitasking. Bisa mengerjakan beberapa aktivitas di dalam satu waktu. Contohnya saja anak saya. Dia suka mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan menggunakan laptop. Sambil mengerjakan tugas, dia mendengarkan musik. Sesekali berkelana di internet sambil mencari informasi yang mendukung pekerjaan rumahnya. Tidak hanya itu, kadang sambil saling berbalas chat dengan teman-temannya.
Bagi saya sebagai generasi yang baru belakangan mengenal dunia digital, gaya belajar yang dilakukan oleh anak saya, sungguh tidak efektif. Banyak beraktivitas dalam satu waktu, membuat kita tidak bisa fokus. Lagi pula pekerjaan utama juga tidak akan selesai dalam jangka waktu yang singkat.
Karena perbedaan cara pandang inilah, kami kerap ribut hihihi...
Anak saya merasa nyaman dengan caranya bekerja mengerjakan tugas. Toh, semua bisa selesai, begitu katanya. Dia dan teman-temannya saling bertukar informasi mengenai tugas yang mereka kerjakan melalui media sosial. Jadi bukan hanya sekedar ngobrol ngalor ngidul, gitu jawabnya, ketika saya protes karena dia mengerjakan tugas sambil chatting.
Apapun alasannya, sebagai orang tua, saya tetap harus mengawasi pemakaian internet bagi anak-anak saya. Jangan sampai mereka mengikuti arus yang tidak baik. Kadang suka geram juga, kalau mereka seperti yang enggak bisa lepas dari internet. Kalau habis kuota, ujung-ujungnya mereka merengek minta ke tempat jual pulsa murah. Apalagi kalau bukan untuk mengisi kuota internet mereka.
Atau untuk anak yang kecil, melihat sang kakak asyik dengan gadgetnya, dia juga minta dibelikan. Bahkan dia bisa berselancar dengan jarinya untuk mencari gadget yang dia inginkan. Sibuk mencari perangkat yang benar-benar pas di hatinya. Bahkan dia pernah membujuk agar kami beli Oppo di Tokopedia. Hemm...anak kecil itu sudah mulai bisa berbelanja online, ternyata ^_^
Yup, itulah anak sekarang yang memang tumbuh dengan perkembangan teknologi. Dengan mudah bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan menggunakan ujung jarinya. Dan tidak mungkin saya menghentikan penggunaan perangkat digital secara saklek. Karena mereka memiliki pengetahuan baru, jauh lebih banyak di media yang baru juga.
Lebih baik kami menggunakan pendekatan yang lain. Melakukan pengawasan tanpa anak merasa terkekang. Saya membatasi jam penggunaan gadget. Apalagi untuk anak saya yang kecil. Tidak boleh terlalu lama. Saya buat alasan, jika gadgetnya akan digunakan oleh saya untuk mengirim email atau mengerjakan tugas lainnya.
Belajar dari pengalaman, jika anak diatur dengan cara yang tidak menyenangkan, mereka cenderung menolak. Ada kesan, mereka enggak mau diatur-atur. Jadi lebih baik melakukan pendekatan halus dan tidak otoriter. Sehingga mereka akan lebih mau menuruti apa yang diinginkan oleh orangtuanya.
So, menurut saya penggunaan media sosial bagi orang dewasa dan anak-anak memang ada sisi baik dan buruknya. Berkelana mencari informasi di dunia maya memang sudah menjadi kebutuhan.
Saya memilih lebih santai menyampaikan aturan kepada anak dalam hal menggunakan gadget, untuk mengikatnya agar tidak terlalu berkelana di dunia maya.
Dengan begitu, anak akan menganggap kita sebagai orangtua yang cool, asyik diajak berteman dan bisa memahami apa keinginan mereka. Sehingga anak-anak pun bisa lebih mau menuruti apa yang diinginkan oleh orangtuanya.
Bagaimana pun dunia maya seperti alam rimba yang memiliki banyak keindahan serta perangkap yang dapat menjebak orang-orang yang menggunakannya. Salah satu hal yang perlu kita waspadai adalah postingan dengan sumber yang tidak jelas.
Oleh karenanya, kita perlu bijak dalam menggunakan internet terutama sosial media agar tujuan untuk menambah kapasitas diri, bisa terpenuhi. Karena tidak bisa dipungkiri, ternyata media sosial/ internet itu cukup penting untuk membantu kebutuhan sehari-hari.
Apa Sih, Asyiknya Nulis di Blog?
Cara Cerdas Menggunakan Gadget
Rambu-rambu Yang Harus Diperhatikan Ketika Memberikan Gawai Pada Anak
Dengan begitu, anak akan menganggap kita sebagai orangtua yang cool, asyik diajak berteman dan bisa memahami apa keinginan mereka. Sehingga anak-anak pun bisa lebih mau menuruti apa yang diinginkan oleh orangtuanya.
Bagaimana pun dunia maya seperti alam rimba yang memiliki banyak keindahan serta perangkap yang dapat menjebak orang-orang yang menggunakannya. Salah satu hal yang perlu kita waspadai adalah postingan dengan sumber yang tidak jelas.
Oleh karenanya, kita perlu bijak dalam menggunakan internet terutama sosial media agar tujuan untuk menambah kapasitas diri, bisa terpenuhi. Karena tidak bisa dipungkiri, ternyata media sosial/ internet itu cukup penting untuk membantu kebutuhan sehari-hari.
Salam takzim
Artikel Terkait :Apa Sih, Asyiknya Nulis di Blog?
Cara Cerdas Menggunakan Gadget
Rambu-rambu Yang Harus Diperhatikan Ketika Memberikan Gawai Pada Anak
59 Comments
Ibarat pisau ya Mbak internet itu tergantung kepada usernya. Sakit buat anaknya yg sudah bisa menjadikan internet sebagai media belajar...
ReplyDeleteSaya juga pernah ngalami offline gara2 listrik mati dan koneksi juga mati. Eh tertinggal seats job di group yg pada hal saya memenuhi kriterianya. Seperti kata mbak mgkn bukan rezeki kita ya sudah ;)
kadang tanpa buka medsos berasa ada yg hilang gitu ya, hihihi...
Untuk kita memang penting banget ya, Mbak :)
Deletenumpang ngomong disini ya.
Deletesama sih medsos teh jadi penting pisan, apalagi dari medsos kita bisa menghasilkan dollar...gituh sih kata tetangga mah
Mba Nurul, menurutku mungkin kita sendiri yang bisa mengatur bagaimana menggunakan internet. Aku juga pernah begitu, pas offline eh ada info tawaran yang terlewat. Hehhe
ReplyDeletePenggunaannya tergantung sama kita ya, Mbak :)
DeleteAsalkan hal yang dilakukan positif dukung terus ya mba, Rul.
ReplyDeleteAku bermedos buat nyari informasi job ngeblog, juga jualan online heheheh
sesekali chat dengan teman gitu2.
Semoga kita semua senantiasa dilindungi dari hal yang negatif ya mba Rul. aamiin
Wah..pasti ada manfaatnya ya...dapet job sambil jualan online, mantap deeh!
DeleteAku jadi ngebayangin rasanya 10 hari nggak onlen gmn ya Mbak. Sehari nggak buka email karena gada koneksi aja kayak Mbak Nurul tuh, ada 2 penawaran yg terlambat. Ndilalah bange. Biasana juga gapernah, huhuhu. Hem, harus bijak memang ya Mbak...
ReplyDeleteNdilalahnya kok pas kita offline ya..hihihi..memang bukan rejekinya :)
Deletedunia maya memang penuh keindahan dan jebakan mbak. ya dibagi sebisa kita mbak, diwaktunya. prioritas utama keluarga dan sekitar kita mbak. :)
ReplyDeleteBetul Mas, keluarga memang harus diutamain.
DeletePenting buangeet,, WA, IG, FB :p
ReplyDeleteTerutama sekarang sebagai penunjang profesi blogger.
Karena di sana sumber informasi dan penghasilan kita ya.. :)
Deleteaku gak bisa iduup tanpa interneet...udah kecanduan akut iniii..pernah ke rumah mertua yg di kampung susah sinyal internet apalagi, alhasil krik krik seperti dunia hampa. Astagfirullah..
ReplyDeleteInternet seperti jadi kebutuhan pokok ya..
DeleteInsyaallah aku menggunakan medsos untuk hal-hal bermanfaat. Yang penting jangan sebarkan informasi yang memperkeruh suasana. Sebarkan terus content positif buat masyarakat.
ReplyDeleteBetul, malah gak baik kalau menyebarkan informasi yang salah :(
Deletenggak pake internet sehari itu kayak ngga bisa ngapa-ngapain sih kalo aku :3
ReplyDeleteyess memang internet skrg udah bisa membuka mata semua orang, dan point utama dalam penggunaan internet yaa pasti anak-anak kalo ngga dikontrol bisa digunakan utk buka yang aneh-aneh. Pendekatan utk anak memang perlu apalagi yang sensitif seperti hal ini, jangan dilarang tapi diajarkan menurutku sih, diajarkan mana yang baik dan tidak ^^
Betul Mbak, kalo dilarang, takutnya mereka malah sembunyi-sembunyi
DeleteWah iya juga yak, memang akan jadi mudhorot sik kalo aksesnya lebih banyak online sementara pasangan dicuekin, e ktambahan pula kayak yang mb bahas di atas suami takut istrinya berkomunikasi dg mantan...ini sih riskan banget.
ReplyDeleteKadang aku juga pengen off latian berapa hari deh ga internetan, rasanya beraat hiihih, tapi keknya sekali2 patut dicoba tuh biar mata ga makin item kayak panda
Sekali-kali istirahat, menenangkan diri, jauh dari internet, ya Nit
DeleteSosial media diibaratkan mata pisau, jika tidak hati-hati, maka akan terluka. Tapi kalo menurut saya pribadi, keberadaan sosial media sangat penting, seperti jendela dunia, semuanya ada. Saya aja punya 4 akun Facebook, Twitter, INSTAGRAM, pinterest dan LinkedIn. Hahaha
ReplyDeleteIih..itu mah bukan 4 Mas Hendra..! Lima media sosial hihihi
DeleteKalo mendukung hal yang baik nggak apa aktif di sosmed. Tapi kalau dirasa sosial media hanya untuk ngerumpi dan kepo mending nggak usah. Apalagi sampai punya lbh dari 1 sosmed
ReplyDeleteBetul Mbak...daripada banyak digunain yang gak bermanfaat lebih baik pasif di medsos
DeleteSosial Media itu bagus jika bisa dikontrol oleh penggunanya, jika tidak maka akan membawa sial...
ReplyDeletePerlu lebih bijak dalam mennggunakannya ya, Bang
Deletemedia sosial itu menurut saya mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. memang dengan media sosial kita bisa ketemu dengan teman lama yang udh jarang ketemu. Namun, kalo lagi nongkrong bareng temen yang deket pada fokus ke gadget mba gara gara medsos
ReplyDeleteWah..itu yang gak diharapkan. Kumpul dengan teman-teman tapi malah sibuk dengan medsosnya masing-masing. Jadi menjauhkan yang dekat ya...
Deletemedsos buat saya adalah media promosi tulisan/karya saya di media sosial lainnya :)
ReplyDeleteIdem Mas :)
DeleteAku termasuk yang susah lepas dari media sosial, Mbak. Soalnya sehari-hari jarang keluar rumah, jadi interaksi ya lewat gadget. Tapi ya sama, pernah lagi asik dengan dunia nyata telat baca email yang nawarin job. Hehehehe blom rejeki
ReplyDeleteMeski dari dalam rumah, tapi silaturahmi tetap terjalin ya Mbak, meskipun lewat medsos
DeleteKalo saya biasanya hanya menggunakan sosial media untuk berkomunikasi dengan keluarga atau teman saja. Sekarang saya sudah jarang sekali update status di sosial media. Paling-paling hanya share link website saja
ReplyDeleteSama dong...jarang buat status, hanya untuk sharing link website aja.. :)
DeleteMedsos selain dipakai untuk mengekspresikan diri juga banyak yang memanfaatkannya sebagai ladang uang dan tentunya jadi sesuatu yang penting untuk di miliki kita yang hidup di jaman digital ini
ReplyDeletebagi kita, medsos bisa jadi ldang uang ya, Mas :)
DeleteWah keren cara Mbak Nurul mendidik anak2 bermedia sosial. Saya sendiri tidak terlalu tergantung sama internet. Hanya saya gunakan ketika perlu.
ReplyDeleteKalau gak dibatasi, takutnya anak-anak kebablasan asyik di medsos Mbak
DeletePenting banget medsos bagiku. Tapi tinggal bagaimana kita pintar menyikapinya. Biar gak salah arah hihi
ReplyDeletepenting banget mbak apalagi buat blogger buat kita...dulu kupikir fb, twitter, ig buat apa sih. ternyata bermanfaat banget dan nduiti he3
ReplyDeleteYa Mbak, dulu juga saya gak begitu memperhatikan. Eh..ternyata bisa menghasilkan hehehe
DeleteAda yang memang buat eksistensi diri namun ada juga yang jadi ladang pencaharian. Yang penting harus selalu berbagi hal positif yang mencerahkan
ReplyDeleteSetuju, Mas Don, yang penting harus selalu berbagi hal yang penting ya..
DeleteAku orang yg enggak bisa hidup tanpa internet. Bisa tuh ya, seharian aku enggak nyalain TV. Tapi kalo internet mati sejam aja.. Wah, udah uring2 aku. Enggak betah di rumah. Hahaha..
ReplyDeleteHihihi..kita sama Mbak Noni, kalau TV masih bisa ditinggalkan ya.. :)
DeleteDulu aku gegaya gak mau pake sosmed, skrg wajib. Bkn buat gaya, tp emang ada kerjaan di sana. Cuma namanya di kampung, byk yg blm melek
ReplyDeleteUntuk kita yang sering ngeblog, punya medsos memang jadi kewajiban ya..
DeleteSaya pakai beberapa sosmed. Sejauh ini terbantu. Tp hrs bijak
ReplyDeleteBetul Mbak, harus bijak
DeleteInternet sepertinya sudah menjadi kebutuhan mendasar di zaman sekarang, namun kita perlu pandai mem-filternya
ReplyDeleteSelain bahan pakan ternyata internet juga sudah menjadi kebutuhan pokok, ya, Mbak :)
DeleteSoalnya emang berguna tapi kalau digunakan berlebiham bisa berbahaya juga...
ReplyDeleteApalagi di kaman pemili huhuhu
Bener Mbak Ajen, jadi males buka sosmed kalo lagi pemilu hihihi
DeleteHal yang paling susah di era sosial media kaya sekarang adalah menyatukan pendapat dari berbagai kepala.
ReplyDeleteNah..itu, memang sulit banget ya ,Kak Oky
DeleteAnak sekarang memang generasi dengan melimpahnya informasi.
ReplyDeleteSemoga orang tua senantiasa aware dengan setiap perkembangan jaman.
kalau menurut aku tergantung Media sosial itu dipakai untuk apa ... kalau hanya untuk kepo2an ,... itu ya nggak penting2 amat
ReplyDeleteSaya punya misi tersendiri terkait penggunaan medsos. Saya ingin mengkampanyekan gemar membaca ke orang-orang. Maka saya suka posting foto buku-buku di medsos. Kan lumayan kalau ada orang yang jadi tertarik baca buku yang fotonya diposting itu hehe
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^