Tidak seperti biasanya, anak bungsu saya pulang dari sekolah dengan wajah kusut. Biasanya dia akan bercerita panjang lebar mengenai kejadian-kejadian yang dialaminya sepanjang hari di sekolah. Namun kala itu, dia pulang dengan tidak bersemangat.
Selama ini, di sekolahnya ada beberapa anak yang menindas anak lainnya. Sekelompok anak laki-laki yang merasa lebih berkuasa dari murid di kelasnya.
Dan ternyata kali ini, dia yang menjadi sasaran sekumpulan anak tadi. Situasi yang terjadi yaitu, kalau anak saya enggak ikut perintah si A, maka dia akan di UB yang merupakan akronim dari "ulah baturan" (red : jangan ditemani).
Biasanya dia hanya melihat teman yang lain di UB, tapi kini anak saya menjadi sasarannya. Padahal hanya gara-gara, anak saya bermain dengan teman yang lain selain kelompok si A.
Cara Menghadapi Bullying Pada Anak
Siapa pun pasti tidak suka, merasa takut dan sedih jika mendapat perundungan dari orang lain. Dan saya enggak bisa membiarkan anak saya merasa tertindas. Bisa saja saya membicarakan hal ini dengan wali kelasnya. Dengan harapan si penindas diberi nasehat untuk mengubah sikapnya.
Namun saya juga harus mendidik anak saya, mempersiapkan dia untuk menghadapi lingkungan di sekitarnya. Ya ... saya harus menumbuhkan keberanian anak menghadapi bullying dari temannya. Maka saya melakukan beberapa langkah untuk menghilangkan rasa takut si bungsu dengan cara :
Namun saya juga harus mendidik anak saya, mempersiapkan dia untuk menghadapi lingkungan di sekitarnya. Ya ... saya harus menumbuhkan keberanian anak menghadapi bullying dari temannya. Maka saya melakukan beberapa langkah untuk menghilangkan rasa takut si bungsu dengan cara :
1. Menjadi Sahabat Anak
Sewaktu-waktu, tidak ada salahnya kita memposisikan diri sebagai sahabat anak kita. Tempatkan diri kita sebagai tempat untuk dia bercerita dan mengadu. Sampaikan pada anak, bahwa kita akan selalu ada, seandainya dia ingin menceritakan segala sesuatu yang dialaminya sepanjang hari ini. Pembicaraan yang terbuka akan membuat anak merasa nyaman dan tenang.
2. Mengajarkan Untuk Berani
Jika ada temannya yang bersikap tidak baik, ajarkan anak untuk tidak peduli. Namun apabila ada temannya yang mencoba menindas, ajarkan pada anak untuk berani mempertahankan dirinya. Katakan "tidak" jika ada yang mengajaknya berperilaku tidak baik.
Tentu saja, menumbuhkan keberanian anak menghadapi bullying dari temannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses yang panjang dan kesabaran dari orangtua. Setidaknya kita bisa membuat anak-anak merasa jika orangtuanya akan mendukung mereka dalam situasi apapun.
Tentu saja, menumbuhkan keberanian anak menghadapi bullying dari temannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses yang panjang dan kesabaran dari orangtua. Setidaknya kita bisa membuat anak-anak merasa jika orangtuanya akan mendukung mereka dalam situasi apapun.
3. Meminta Bantuan
Beri pengertian pada anak, jika mengadu berbeda dengan melaporkan. Mengadu biasanya bertujuan agar si penindas mendapatkan hukuman. Dan biasanya anak-anak yang mengadu dijuluki "tukang ngadu".
Sedangkan melapor, bertujuan agar anak yang menindas mendapatkan pertolongan dan peringatan. Pasti ada yang melatarbelakangi perilaku yang tidak baik dari si penindas.
Sedangkan melapor, bertujuan agar anak yang menindas mendapatkan pertolongan dan peringatan. Pasti ada yang melatarbelakangi perilaku yang tidak baik dari si penindas.
Jika anak kita tidak bisa menolong sendirian, maka suruh dia untuk mengajak teman-temannya yang lain untuk menolong si penindas.
4. Mengajari dan Melatih Menyelesaikan Konflik
Sebaiknya anak diberi latihan untuk menyelesaian konflik sejak dini. Agar nantinya dia sudah siap dan terbiasa menghadapi masalah dengan mengontrol emosinya.
Dampingi dan temani anak ketika menghadapi sebuah masalah yang membutuhkan kontrol .
Keempat langkah untuk menumbuhkan keberanian anak menghadapi perundungan memang perlu penanganan yang lebih serius dan penuh empati. Membentuk karakter anak, perlu kesabaran dan perhatian yang lebih.
Pada saat anak berusaha membangkitkan keberaniannya, yang perlu dilakukan oleh orangtua adalah memberikan dukungan atau penguatan. Sehingga anak bisa benar-benar berani.
Daan ... sebagai orangtua, kita perlu menyadari hal tersebut dan memupuk kesabaran sebanyak yang kita miliki, bukan? Ayah bunda, punya stok kesabaran berapa banyak? #eh ^_^
Pada saat anak berusaha membangkitkan keberaniannya, yang perlu dilakukan oleh orangtua adalah memberikan dukungan atau penguatan. Sehingga anak bisa benar-benar berani.
Daan ... sebagai orangtua, kita perlu menyadari hal tersebut dan memupuk kesabaran sebanyak yang kita miliki, bukan? Ayah bunda, punya stok kesabaran berapa banyak? #eh ^_^
Mengajarkan Anak Mengatasi Bullying
Sebenarnya perundungan melibatkan beberapa pihak, ada pihak penindas, pihak tertindas dan penonton. Iya, dari sekian kasus perundungan, kerap kita lihat ada beberapa penonton yang hanya bisa melihat dan diam saja.
Sebagai penonton, anak tidak bisa berbuat banyak saat ada teman yang mengalami perundungan. Mungkin ada keinginan untuk membantu tapi takut dan akhirnya memilih untuk diam.
Banyak anak yang merasa malu, kecewa dan merasa tidak bermanfaat karena hanya bisa menyaksikan perundungan terjadi di depan matanya. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengajari anak untuk tidak hanya jadi penonton. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa anak-anak kita lakukan yaitu :
Banyak anak yang merasa malu, kecewa dan merasa tidak bermanfaat karena hanya bisa menyaksikan perundungan terjadi di depan matanya. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengajari anak untuk tidak hanya jadi penonton. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa anak-anak kita lakukan yaitu :
Berhenti Jadi Penonton
Ketika ada orang lain yang ditindas, ajari anak untuk tidak jadi penonton. Atau hindari ikut mentertawakan. Perundungan bukan gurauan atau tontonan. Itu merupakan perilaku yang serius. Bisa dikatakan penindas itu mencari perhatian, maka lebih baik ajari anak untuk tidak berikan perhatiannya.
Bisa saja kita sarankan anak kita untuk menjauh dari tempat itu dan mengacuhkan pelaku perundungan.
Bisa saja kita sarankan anak kita untuk menjauh dari tempat itu dan mengacuhkan pelaku perundungan.
Alihkan Perhatian
Saat melihat teman ditindas, ajari anak untuk mengalihkan perhatian si penindas. Tujuannya agar penindasan tidak berlangsung terus dan membubarkan penonton di sekelilingnya.
Banyak cara untuk mengalihkan perhatiannya, bisa dengan mengalihkan perhatian perundung dengan berteriak memanggil gurunya. Atau memanggil teman yang sedang di-bully untuk menjauh dari tempat kejadian. Dengan begitu, tidak saja perhatian penindas yang teralihkan, perhatian penonton pun bisa segera teralihkan.
Banyak cara untuk mengalihkan perhatiannya, bisa dengan mengalihkan perhatian perundung dengan berteriak memanggil gurunya. Atau memanggil teman yang sedang di-bully untuk menjauh dari tempat kejadian. Dengan begitu, tidak saja perhatian penindas yang teralihkan, perhatian penonton pun bisa segera teralihkan.
Berteman Dengan Para Korban
Dalam beberapa kasus, si penindas tidak hanya melakukan perundungan pada satu anak saja. Saya lebih menyarankan pada anak untuk berteman dengan teman-teman yang menjadi korban bullying. Dengan begitu, mereka tidak akan merasa sendiri. Anak saya juga mengajak temannya yang lain untuk main bersama.Setidaknya ini lebih baik daripada melakukan balas dendam. Mencoba membalas akan membuat rantai perilaku tidak baik ini, sukar terputus. Lagi pula, bisa anak balas dendam, maka anak akan memposisikan dirinya sebagai penindas juga, bukan?
Menghibur Tertindas
Ajari anak untuk mengungkapkan perasaannya pada teman yang tertindas. Mengatakan jika dia sedih melihat perundungan yang terjadi. Setidaknya, anak yang tertindas mengetahui jika anak kita berada di pihaknya.
Dengan semua cara tersebut diharapkan anak bisa lebih berani menghadapi bullying. Dan tidak hanya menonton ketika ada orang lain yang diberlakukan sewenang-wenang. Semoga saja perilaku yang tidak baik ini, bisa hilang dan tidak berlanjut seperti mata rantai.
Perilaku generasi muda yang baik tentunya berpengaruh pada kemajuan bangsa ini, bukan? Yuk, mari dukung anak-anak kita menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan membanggakan negeri ini!
Tulisan ini dibuat untuk menanggapi postingan Nia K. Haryanto di website KEB tentang Waspadai Bullying Pada Anak
#KEBlogging Collab
Artikel Lainnya :
Agar Anak Siap Menghadapi Pergaulan Buruk
Mendidik Anak Agar Berprestasi
Tahap Pengasuhan Anak Yang Positif
Mendidik Anak Agar Berprestasi
Tahap Pengasuhan Anak Yang Positif
Salam takzim
31 Comments
Anakku sering diejek kawannya tapi anakku yg cowok juga sering ejek kawannya, kalau itu bukan bully yaa? Tapi pernah anakku yang cewek bibirnya ampe berdarah waktu tk besoknya aku tanya kenapa bikin anakku luka, jawavan anak itu nggak sengaja, yang lngsung aku nasehatin anak itu hati2 kalau bermain coba kalo kamu yg bibirnya berdarah mau apa nggak?, kebetulan anak itu juga terkenal plng bandel di kelasnya
ReplyDeleteSedihnyaaaaa
ReplyDeleteMengingat kalo aku juga pernah dibully sama teman2 yang ber-genk hanya karena aku mengusulkan pendapat dan pendapatku ditolak oleh teman2 lain. Harusnya kan gak ada dendam2an ya. Toh juga pendapatku ditolak. Lah kok malah dibully, disindir-sindir, diancam. Kepikiran terus, nangis. Terus aku cerita ke ibu, ibu bilang kalo aku harus minta maaf dulu meski aku gak salah. Alhamdulillah cukup 3 hari aja aku sedihnya dan kepikiran parah waktu itu
Dari situ aku ngerasa, bahwa peran orang tua sanga berarti banget
Nah ini yang lagi aku praktekin sama anakku, mendekatkan diri sama mereka
ReplyDeleteAnak kecil sekarang kok ya udah berkelompok-keompok gitu sih. Perasaan aku dulu waktu kecil nggak ada genk-genk gitu deh. Jadi kepikiran keponakanku yang masih sekolah SD, semoga mereka nggak ngalamin hal demikian.
ReplyDeleteAnak tentunya perlu dibimbing oleh orang tua untuk menghadapi bullying. Jika dibiarkan saja tentunya berdampak kurang baik di masa depan, apalagi saat ini marak kasus bullying.
ReplyDeletemantab nih postingan mbak, memang anak-anak harus diajarkan cara menghadapi bulling. kalau mereka berani orang juga tidak akan bully mereka
ReplyDeleteNah setuju banget tuch kalau ada yg tertindah kita perhatikan. Takutnya malah dia bener2 stress khan kasihan dia
ReplyDeleteSemoga banyak orang tua yg memahami karakter dn kebutuhan anak. Bully saat ini "cenderung" di besar2an.
ReplyDeleteanak sy perempuan umur 6 thn sekarang TK
ReplyDeletedia pernah cerita di mobil jemputan ada yg nakal dan ngejek ngejek
sy suruh lawan atau lapor ummi/gurunya
anak memang harus diajarkan berani
supaya tidak ditindas
kita sebagai orang tua harus sangatlah dekat dengannya. Jadikan, anak kita sebagai sahabat bukan hanya sekedar ayah dan ibu atau sekedar orang tua. Terus, ajarkan juga moral yang baik dan bagus. supaya besarnya nanti anak kita tidak suka untuk membully orang atau bisa mengelak kalo dia dibully atau semacamnya.
ReplyDeleteDulu pernah ngerasain rasanya di bully. Ga enak banget. Bully bener2 pembunuhan karakter. Alhamdulillah saya bisa melewatinya walau pernah sempet galau jd ingin pindah sekolah. Makasih banyak untuk tipsnya Mbak. Tipsnya bakalan bermanfaat bgt untuk mendidik anak widya di masa depan suatu hari nanti. :D
ReplyDeleteemang agak susah sih mengajari anak untuk melawan bullying, tapi selama orang tua telaten dan memberi tahukan batasan yang jelas antara bullying atau bukan dan bagaimana cara menghadapinya insyaallah anak-anak akan mampu menghadapinya tanpa harus melibatkan orang tua.
ReplyDeleteSoal bullying ini beneran nyebelin dan bikin kesel. Aku pengen ngajarin anakku yg cowok untuk bales, jangan diem aja. Lah yang ngebully cewek gimana mau bales? Di rumah gak diajarin ngebales ke cewek. Masa harus ibunya yang ngadepin....
ReplyDeleteLamgkah2 menghadapi bullying yg oke banget.
ReplyDeleteJaman sd mah bener ya, main aja bolo2nan. Hihi pdhl itu bs jadi menyakiti teman kita. Ah masakecil itu....
Aku pernah di bully waktu SD, gak ada salah apa2 dimusuhinya..di ejek.., pas berani ngelawan..gak ada lagi yg berani ngejek. Senjata aku cuma satu.
ReplyDeleteKejar dan gigit..hahahaha..
Ya ampun.. Masih kecil udah dibully dan membully. Penting banget ya mbak ngajarin anak tentang efek buruk membully dan apa yang harus dia lakukan bila dia atau temannya dibully.
ReplyDeleteAgak serem sama kehidupan anak sekarang yaa, mba..
ReplyDeleteBully nya uda kelas berat.
Jadi gemeess..
Kadang aku jadi mikir, ini orangtuanya siapa siih...jadi punya anak dengan mental "berkuasa" gitu.
Huuh!
Meresahkan.
Anakku pas baru seminggu di kelas 7 sudah kena bullying. Tiap pulang sekolah sedih, cerita kalau nggak nyaman, dinakalin teman dll. Saya langsung ke sekolah dan diarahkan ke guru BK, langsung ditangani. Saya juga share ke grup, mohon bantuan ibu-ibu OTM untuk merapatkan barisan menolak segala bentuk bully di sekolah..Alhamdulillah jalan sebulan lebih kini, anaknya merasa nyaman lagi..
ReplyDeleteBtw, TFS Mbak..ulasan yang lengkap:)
anak saya yg nomor dua, sering sekali diusilin temannya, kadang di dolak, atau kadang dipukul.. geram juga lihat anak yang suka membully.. sy sering katakan agar membalas, dan jangan mau tertindas
ReplyDeletethank infonya mba nurul
Anakku tuh kadang kalo ducubitin atau dihalang2i jalan sama temennya suka diem aja. Padahal udah srg aku bilangin lawan aja atau lapor gurunya. Btw, TFS ya mba :)
ReplyDeletePoint berani itu saya suka, sebab saya bnyak menemukan semakin korban bullying menangis atau tertekan maka pembullyan akan terus tjdi. Itu yg saya temukan di sekolah mba..
ReplyDeleteBerani melawan pembully sejak Dini itu penting yaa Mbak Nurul...saya ajarkan pelan-pelan Mbak, supaya berani. noted banget nich Mbak
ReplyDeletemengajarkan menyelesaikan konflik, itu yang kadang terlewat mak. kita biasa membantu menyelesaikan masalah anak, dan tidak mengajari mereka mnenyelesaikan sendiri.....
ReplyDelete'Berhenti jadi penonton' suka banget dengan point ini. Saatnya untuk mengajarkan anak peka dan peduli dengan lingkungan. Jangan hanya menghindar dan diam ketika melihat teman dibully!
ReplyDeleteSmg kita bisa mendidik anak-anak menjadi agen perdamaian di lingkungannya ya mak!
Langkah mengatasi bullying berawal dari rumah... Anak harus diajarkan berani
ReplyDeleteSedihnya anak yang di rumah diajari tidak memukul, tidak berkata kotor, justru sering jadi sasaran bullying. Banyak yang terjadi seperti ini.
ReplyDeleteBermanfaat sekali ini mbak Nurul. Para orangtua harus baca artikel ini. Biar tahu bagaimana menumbuhkan keberanian anak ketika dibully.
ReplyDeleteKasus bullying ini yang paling saya cemaskan. Karena sebagai orang tua oita tidak bisa mengontrol anak saat berada di sekolah.
ReplyDeletePelajaran banget ini ... terima kasih buat sharingnya
ReplyDeleteSetuju banget dengan tulisannya, Mak. Aku banyak belajar hal ini. Susah banget menumbuhkan keberanian ini. Terutama ke anakku yang ketiga. Anaku yg kedua yang pernah dibully itu, sekarang udah berani. Yang ketiga nih yang masih susah. Semangaaaaat. :D
ReplyDeleteMba Nurul, poin2 ini memang penting. Tapi paling awal adalah memang menjadikan sahabat anak sehingga bisa saling ngobrol apa adanya dan ajarkan anak untuk berani bersikap. Makasih tulisannya
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^