Tidak seperti biasanya, anak bungsu saya pulang dari sekolah dengan wajah kusut. Biasanya dia akan bercerita panjang lebar mengenai kejadian-kejadian yang dialaminya sepanjang hari di sekolah. Namun kala itu, dia pulang dengan tidak bersemangat.

Selama ini, di sekolahnya ada beberapa anak yang menindas anak lainnya. Sekelompok anak laki-laki yang merasa lebih berkuasa dari murid di kelasnya.

4 Cara Menumbuhkan Keberanian Anak Menghadapi Bullying

Dan ternyata kali ini, dia yang menjadi sasaran sekumpulan anak tadi. Situasi yang terjadi yaitu, kalau anak saya enggak ikut perintah si A, maka dia akan di UB yang merupakan akronim dari "ulah baturan" (red : jangan ditemani).
Biasanya dia hanya melihat teman yang lain di UB, tapi kini anak saya menjadi sasarannya. Padahal hanya gara-gara, anak saya bermain dengan teman yang lain selain kelompok si A.

Menumbuhkan Keberanian Anak
 

Cara Menghadapi Bullying Pada Anak

Siapa pun pasti tidak suka, merasa takut dan sedih jika mendapat perundungan dari orang lain. Dan saya enggak bisa membiarkan anak saya merasa tertindas. Bisa saja saya membicarakan hal ini dengan wali kelasnya. Dengan harapan si penindas diberi nasehat untuk mengubah sikapnya. 

Namun saya juga harus mendidik anak saya, mempersiapkan dia untuk menghadapi lingkungan di sekitarnya. Ya ... saya harus menumbuhkan keberanian anak menghadapi bullying dari temannya. Maka saya melakukan beberapa langkah untuk menghilangkan rasa takut si bungsu dengan cara :

1. Menjadi Sahabat Anak

Sewaktu-waktu, tidak  ada salahnya kita memposisikan diri sebagai sahabat anak kita. Tempatkan diri kita sebagai tempat untuk dia bercerita dan mengadu. Sampaikan pada anak, bahwa kita akan selalu ada, seandainya dia ingin menceritakan segala sesuatu yang dialaminya sepanjang hari ini. Pembicaraan yang terbuka akan membuat anak merasa nyaman dan tenang.


Menumbuhkan Keberanian Anak

2. Mengajarkan Untuk Berani

Jika ada temannya yang bersikap tidak baik, ajarkan anak untuk tidak peduli. Namun apabila ada temannya yang mencoba menindas, ajarkan pada anak untuk berani mempertahankan dirinya. Katakan "tidak" jika ada yang mengajaknya berperilaku tidak baik.

Tentu saja, menumbuhkan keberanian anak menghadapi bullying dari temannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses yang panjang dan kesabaran dari orangtua. Setidaknya kita bisa membuat anak-anak merasa jika orangtuanya akan mendukung mereka dalam situasi apapun.

3. Meminta Bantuan

Beri pengertian pada anak, jika mengadu berbeda dengan melaporkan. Mengadu biasanya bertujuan agar si penindas mendapatkan hukuman. Dan biasanya anak-anak yang mengadu dijuluki "tukang ngadu". 

Sedangkan melapor, bertujuan agar anak yang menindas mendapatkan pertolongan dan peringatan. Pasti ada yang melatarbelakangi perilaku yang tidak baik dari si penindas.

Jika anak kita tidak bisa menolong sendirian, maka suruh dia untuk mengajak teman-temannya yang lain untuk menolong si penindas. 

4. Mengajari dan Melatih Menyelesaikan Konflik

Sebaiknya anak diberi latihan untuk menyelesaian konflik sejak dini. Agar nantinya dia sudah siap dan terbiasa menghadapi masalah dengan mengontrol emosinya.
Dampingi dan temani anak ketika menghadapi sebuah masalah yang membutuhkan kontrol . 

Keempat langkah untuk menumbuhkan keberanian anak menghadapi perundungan memang perlu penanganan yang lebih serius dan penuh empati. Membentuk karakter anak, perlu kesabaran dan perhatian yang lebih. 

Pada saat anak berusaha membangkitkan keberaniannya, yang perlu dilakukan oleh orangtua adalah memberikan dukungan atau penguatan. Sehingga anak bisa benar-benar berani.

Daan ... sebagai orangtua, kita perlu menyadari hal tersebut dan memupuk kesabaran sebanyak yang kita miliki, bukan? Ayah bunda, punya stok kesabaran berapa banyak? #eh ^_^

Mengajarkan Anak Mengatasi Bullying

Sebenarnya perundungan melibatkan beberapa pihak, ada pihak penindas, pihak tertindas dan penonton. Iya, dari sekian kasus perundungan, kerap kita lihat ada beberapa penonton yang hanya bisa melihat dan diam saja.
Sebagai penonton, anak tidak bisa berbuat banyak saat ada teman yang mengalami perundungan. Mungkin ada keinginan untuk membantu tapi takut dan akhirnya memilih untuk diam. 

Banyak anak yang merasa malu, kecewa dan merasa tidak bermanfaat karena hanya bisa menyaksikan perundungan terjadi di depan matanya. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengajari anak untuk tidak hanya jadi penonton. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa anak-anak kita lakukan yaitu :

Berhenti Jadi Penonton

Ketika ada orang lain yang ditindas, ajari anak untuk tidak jadi penonton. Atau hindari ikut mentertawakan. Perundungan bukan gurauan atau tontonan. Itu merupakan perilaku yang serius. Bisa dikatakan penindas itu mencari perhatian, maka lebih baik ajari anak untuk tidak berikan perhatiannya. 
Bisa saja kita sarankan anak kita untuk menjauh dari tempat itu dan mengacuhkan pelaku perundungan.

Alihkan Perhatian

Saat melihat teman ditindas, ajari anak untuk mengalihkan perhatian si penindas. Tujuannya agar penindasan tidak berlangsung terus dan membubarkan penonton di sekelilingnya. 

Banyak cara untuk mengalihkan perhatiannya, bisa dengan mengalihkan perhatian perundung dengan berteriak memanggil gurunya. Atau memanggil teman yang sedang di-bully untuk menjauh dari tempat kejadian. Dengan begitu, tidak saja perhatian penindas yang teralihkan, perhatian penonton pun bisa segera teralihkan.

Berteman Dengan Para Korban

Dalam beberapa kasus, si penindas tidak hanya melakukan perundungan pada satu anak saja. Saya lebih menyarankan pada anak untuk berteman dengan teman-teman yang menjadi korban bullying. Dengan begitu, mereka tidak akan merasa sendiri. Anak saya juga mengajak temannya yang lain untuk main bersama. 

Setidaknya ini lebih baik daripada melakukan balas dendam. Mencoba membalas akan membuat rantai perilaku tidak baik ini, sukar terputus. Lagi pula, bisa anak balas dendam, maka anak akan memposisikan dirinya sebagai penindas juga, bukan?

Menghibur Tertindas

Ajari anak untuk mengungkapkan perasaannya pada teman yang tertindas. Mengatakan jika dia sedih melihat perundungan yang terjadi. Setidaknya, anak yang tertindas mengetahui jika anak kita berada di pihaknya.

Dengan semua cara tersebut diharapkan anak bisa lebih berani menghadapi bullying. Dan tidak hanya menonton ketika ada orang lain yang diberlakukan sewenang-wenang. Semoga saja perilaku yang tidak baik ini, bisa hilang dan tidak berlanjut seperti mata rantai.
 
Cara Menghadapi Bullying pada Anak

Perilaku generasi muda yang baik tentunya berpengaruh pada kemajuan bangsa ini, bukan? Yuk, mari dukung anak-anak kita menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan membanggakan negeri ini!

Tulisan ini dibuat untuk menanggapi postingan Nia K. Haryanto di website KEB tentang Waspadai Bullying Pada Anak
#KEBlogging Collab

Artikel Lainnya :
Salam takzim