Bersosialisasi bisa dengan siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Di era digital seperti sekarang ini, pertemanan pun bisa terjalin melalui dunia maya. Tak jarang, kita mengenal seseorang dari lini masa media sosial yang kita miliki. Biasanya perkenalan yang terjalin di media sosial berawal dari adanya persamaan, kemudian berlanjut ke tahap yang lebih intensif lagi. Lambat laun dengan kedekatan yang berkesinambungan, bisa melekatkan sebuah persahabatan. 

http://www.nurulfitri.com/2017/10/mengubah-pesimis-menjadi-optimis-melalui-persahabatan.html

Namun, kedekatan di dunia maya, sejatinya tidak akan mengggantikan indahnya berdekatan secara fisik di dunia nyata. Hal ini betul-betul saya rasakan. Misalnya selama ini, saya sering berbincang dengan coach kepenulisan saya, Teh Indari Mastuti secara online melalui media sosial yang kami miliki. Kemarin dalam suatu kesempatan saya bisa bertemu langsung dengan beliau. Berbincang dan berdiskusi tentang banyak hal. Rasanya bedaaa, deh!


Sebenarnya, saya bertemu dengan Teh Iin, panggilan dari Teh Indari Mastuti, dalam rangka menemani beliau untuk melakukan siaran langsung di Linimasa Grup Ibu-ibu Doyan Nulis. Siaran langsung yang bertujuan untuk membangkitkan lagi geliat para ibu yang tergabung dalam grup tersebut. Sesuai dengan namanya, kami berharap anggota grup IIDN bergiat kembali untuk menulis.

Sebagai seorang blogger (uhuuk!), saya pun diminta oleh Teh Iin untuk menceritakan pengalaman saya menulis di blog. Cerita betapa senangnya bisa menghasilkan dari ngeblog. Nah, perempuan manapun, pasti lebih tertarik dengan ungkapan yang berkaitan dengan cara menghasilkan pundi-pundi rupiah, bukan?

Menyikapi hal tersebut, tentu saja kami berdua perlu menekankan bahwa memiliki penghasilan dari blog, tidaklah mudah. Semua perlu proses, bukan seperti membuat mie yang serba instan.

http://www.nurulfitri.com/2017/10/mengubah-pesimis-menjadi-optimis-melalui-persahabatan.html
Begitu pula dengan saya, yang tidak langsung bisa menghasilkan dari blog pribadi. Semua butuh proses. Dengan terus konsisten menulis di blog, sering melakukan blogwalking ke blog milik teman serta rajin share postingan, merupakan cara paling sederhana yang bisa dilakukan, tetapi bisa berpengaruh baik pada performance blog.

Sebagai anggota dari grup Ibu-ibu Doyan Nulis, saya berharap semakin banyak ibu yang senang menulis untuk terus berlatih. Menulis sesuai dengan bidang yang diminatinya dan berusaha untuk mengoptimalkannya agar menghasilkan. Mencoba berbagi pengalaman dan berharap bisa mengubah pendapat pesimis menjadi optimis bagi semua anggotanya.

Grup yang sebagian besar anggotanya merupakan ibu rumah tangga tersebut, rata-rata pesimis memiliki waktu luang untuk menulis dengan peran mereka. Kegiatan rumah tangga untuk mengurus anak dan suami, seringkali dijadikan alasan bagi para ibu untuk berhenti menulis.

Padahal menulis tidak harus panjang, tidak perlu di media yang formal. Dengan menulis diary atau status di media sosial pun merupakan media berlatih menulis. Atau dengan menulis berupa coretan-coretan kecil di secarik kertas, juga merupakan cara berlatih menulis, bukan? 

Dengan manajemen waktu yang baik, Teh Iin berharap bahwa semua perempuan bisa menyalurkan hobi menulis mereka di sela-sela rutinitas rumah tangga. Selain itu, masuk dalam komunitas menulis seperti IIDN juga bisa menimbulkan semangat untuk menulis. Berteman dan bersahabat dengan para anggota komunitas.

Jalinan pertemanan yang baik, persahabatan yang tulus mampu menularkan semangat untuk terus berkarya. Perempuan perlu sahabat untuk berbagi, perlu teman untuk mencurahkan perasaan, perlu sandaran untuk berbagi duka dan sekaligus menambah partner untuk berdiskusi. Pecayalah, persahabatan mampu mengubah pesimis menjadi optimis. Oleh karena itu, aktiflah berkomunitas dan mencari teman dan sahabat yang bisa selalu menyemangati serta bersinergi secara positif.
 
 Salam takzim