Anak saya yang kecil senang sekali mengutak-atik barang elektronik. Kayaknya dia sering melihat kegiatan ayahnya yang senang mengulik. Memang benar yang dikatakan orang bijak, anak biasanya akan mencontoh semua yang dilakukan oleh orang tuanya. Karena ayahnya senang mengutak-atik barang elektronik, anak saya pun jadi ikut gemar mengoprek mainannya. Seperti pepatah, buah apel jatuh tidak akan jauh dari pohonnya, betul, kan?
Melihat dia lebih asyik dan terlihat menikmati kegiatannya, saya selaku orang tua ingin memberikan stimulus agar minatnya bisa dikembangkan. Salah satunya dengan mengikutsertakan anak saya dalam kegiatan robotik. Menurut wikipedia, robotik yang berasal dari kata robotika adalah salah satu cabang teknologi yang berhubungan dengan pembuatan, aplikasi, desain, konstruksi, dan pengoperasian robot.
Begitu mengetahui di sekolah anak saya ada ekstrakuliker robotik, saya sarankan dia untuk ikut ekstrakulikuler tersebut. Anak saya pun antusias mengikuti kegiatan merangkai robot dari berbagai macam barang. Alhamdulillah anaknya senang sekali belajar mengutak-atik komponen-komponen menjadi sebuah robot.
Dengan mengikuti ekstrakulikuler robotik, anak saya telah berhasil membuat berbagai macam robot dengan menggunakan perlengkapan yang beragam. Dari eskul robotik pula, dia bisa mengikuti kompetisi merakit robot. Salah satunya mengikuti kompetisi yang diadakan di UIN SGD Bandung.
Kemarin tanggal 24 Maret 2018, diadakan kompetisi robotik antar sekolah dasar di Bandung. Kebetulan anak lelaki saya menjadi salah satu peserta yang mewakili sekolahnya. Bertempat di Aula Abdjan Soelaiman Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, siswa-siswa dari sekolah dasar di Bandung unjuk kebisaan mereka untuk beradu ketangkasan di bidang robotik.
Ada dua kriteria yang dilombakan dalam kompetisi robotik di acara Maker Festival yaitu, Robot Soccer dan Merakit Cepat. Dalam kompetisi robot soccer, peserta diuji ketangkasannya dalam mengendalikan robot yang beradu menggiring bola ke arah gawang lawan. Seperti dalam permainan bola sepak, robot yang berbentuk menyerupai buldoser tersebut, berebut bola yang diarahkan ke gawang lawan. Kompetisi ini, ramainya seperti nonton sepak bola, seru, deh!
Kompetisi robot soccer di Acara Maker Festival |
Selain Robot Soccer, kompetisi robotik yang ada di acara Maker Festival tersebut juga mengadakan kompetisi merangkai cepat. Peserta diuji ketangkasan dan kecepatan merangkai komponen menjadi sebuah robot dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Peserta duduk berhadapan dengan pasangannya masing-masing, setelah ada aba-aba dari panitia, peserta membuka tas kecil yang berisi bagian dari robot. Kemudian secara berpasangan mereka merakit komponen tersebut untuk dijadikan sebuah robot. Siapa yang paling cepat merangkai komponen menjadi sebuah robot, dialah yang menjadi pemenangnya.
Kompetisi Merakit Cepat di Acara Maker Festival |
Dalam acara tersebut, Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Teladan yang diwakili oleh anak saya, mendapat juara kedua. Sedangkan juara pertama diraih oleh SD Al Amanah.
Hmmm ... usai pertandingan anak saya terlihat agak kecewa, karena belum bisa meraih juara pertama.
Dan sebagai ibu yang baik (tsaah! kibas jilbab), saya harus selalu menyemangati anak itu, doong! Dia harus tetap terus diberi semangat dan motivasi agar semangat bertandingnya tidak melemah. Oleh karena itu, saya selalu menekankan pada anak-anak, bahwa menang atau kalah dalam sebuah pertandingan itu sudah biasa.
Saya tekankan pada mereka jika kalah dalam pertandingan, tidak perlu putus asa. Namun, segera intropeksi diri, mengapa bisa kalah, apa yang tidak benar dan apa yang harus dilakukan di kemudian hari jika ikut dalam kompetisi kembali. Alhamdulillah, selama ini anak-anak tidak pernah kapok untuk turut dalam berbagai pertandingan. Mereka selalu bersemangat jika ada pertandingan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Oh iya, acara yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Jurusan Fisika UIN SGD Bandung tersebut juga memajang hasil karya mereka. Senang sekali melihat karya mereka. Pemuda-pemudi yang kreatif. Ada karya dua orang mahasiswi yang menarik perhatian saya. Kebetulan meja tempat mereka memajang karyanya, berada tidak jauh dari kursi saya.
Kedua mahasiswi Jurusan Fisika tersebut membuat robot yang mereka sebut robot cerdas. Mengapa dinamakan robot cerdas? Karena robot tersebut bisa membedakan warna. Saat kita simpan kubus berwarna kuning di atas sensornya, maka robot akan bergerak memindahkan kubus kecil tersebut ke dalam wadah yang berwarna kuning. Begitu juga dengan warna-warna lainnya. Keren, deh...!
Robot Cerdas di Acara Maker Festival |
Tidak hanya robot cerdas, mahasiswa lainnya pun membuat robot yang enggak kalah kerennya. Ada yang buat kipas pemadam api otomatis dengan ukuran mini. Robot seukuran handphone ini, bila di nyalakan api di depannya, kipas pada robot itu akan berputar hingga api padam.
Terdapat pula alat bantu untuk penyandang tunanetra berbasis Arduino. Please, jangan tanyakan pada saya, arti arduino. Karena saya sendiri pun enggak ngerti hihihi ...
Di meja yang lain ada juga smart trash bin, yang terbuat dari tempat sampah berukuran kecil. Kakak-kakak mahasiswi tersebut memperagakan cara kerja robot buatan mereka pada peserta yang ingin mengetahui lebih terperinci. Mereka memasang alat yang menyerupai dua bola mata. Alat tersebut akan mendeteksi bila ada benda bergerak di depannya, yang selanjutnya otomatis akan membuka tutup sampah tersebut. Kayaknya alat ini cocok, deh, untuk yang malas buka penutup tempat sampah. Posisikan tangan di depan sensor maka tutup tempat sampah terbuka, dan kita bisa tinggal buang sampah tanpa takut tangan jadi kotor. Beres!
Hasil karya mahasiswa dan mahasiswi UIN SGD Bandung |
Saya perhatikan rata-rata robot yang dibuat oleh mahasiswi dan mahasiswa Jurusan Fisika tersebut, menggunakan sensor gerak pada rakitan mereka. Contohnya saja ada yang membuat alarm pendeteksi gerak, detector banjir, automatic clothesline dan ada juga alat untuk memberi makan ikan.
Untuk emak-emak yang suka berkutat dengan cucian, sepertinya alat automatic clothesline, sangat cocok untuk kegiatan setelah mencuci. Jadi gak perlu khawatir baju akan kehujanan, asyik, kan?
Automatic Clothesline di Acara Maker Festival |
Sedangkan alat pemberi makan ikan, sepertinya cocok untuk yang sering bepergian. Alat tersebut bisa di-setting sesuai dengan kebutuhan. Bisa diatur kapan botol akan berputar untuk menumpahkan makanan ikan. Di acara Maker Festival yang diadakan oleh UIN SGD Bandung kemarin, alatnya di-setting berputar menumpahkan pangan ikan setiap 30 detik sekali. Waah... ikannya pada kenyang kayaknya hihihi ...
Alat pemberi makan ikan dengan sistem timer |
Acara Maker Festival tidak hanya mengadakan kompetisi robotik dan pameran hasil karya mahasiswa-mahasiswi dari UIN SGD saja. Namun ada pula pameran robot-robot milik Bolabot. Dari robot yang berukuran kecil hingga berukuran besar, dipajang untuk memuaskan keingintahuan anak-anak yang mengikuti kompetisi robotik.
Bolabot (Techno Robotic School) adalah badan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan robotik yang menarik, kreatif dan menyenangkan. Bolabot memiliki visi menjadi ikon perusahaan berbasis edukasi, riset dan Teknologi Robotika Indonesia.
Sedangkan misi yang diusung oleh Bolabot yaitu ingin mengembangkan pendidikan robotik yang menarik dan menyenangkan bagi anggotanya. Selain itu, Bolabot menyelenggarakan pendidikan nonformal sebagai penunjang kecakapan dan belajar, menciptakan berbagai produk untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan industri serta menciptakan usaha-usaha baru di bidang teknologi.
Hasil karya mahasiswa dan mahasiswi UIN SGD Bandung |
Nah, teman-teman ada yang tertarik untuk mengikutsertakan anak atau adiknya belajar robotik, bisa mendatangi Bolabot yang berada di Jl. BTR Raya No. 11 Pakemitan, Cinambo, Bandung.
Siapa tahu, di masa depan mereka akan menjadi pencipta produk yang bisa memudahkan kita dalam melakukan kegiatan sehari-hari, hehehe
52 Comments
wahh klo ada acara robotik lagi, saya dikasih tau mba
ReplyDeletesaya paling senang dengan hal-hal berbau science tapi kalau suruh belajar fisika paling males hahaha..
semoga anaknya nanti bisa jadi pakar robotika mba atau bahkan bisa membuat robot yg bermanfaat bagi kehidupan kita
Mas Tomi sama dengan suami saya, suka dengan yang berhubungan dengan science tapi gak mau kalau disuruh belajar fisika hihihi...
DeleteAamiin..terima kasih doanya, Mas
Lucuuu....
ReplyDeleteAku mau dibuatkan robot yang pintar menyetrika baju, bisa gak yaa...?
Hiihi....secara menyetrika itu melelahkan.
PR orangtua banget yaa, teh..
Menemukan bakatnya.
Alhamdulillah, kaka sudah kelihatan senang oprek-oprek.
Jadi difasilitasi dengan kegiatan robotik.
Hihihi..saya juga paling senang kalau ada robot yang bisa nyetrika, Teh Lendy. Mudah-mudahan kedepannya ada ya...
DeleteWah keren juga ada kompetisi robotik gini, semoga ke depannya pada jago buat robot skala internasional deh:D.
ReplyDeleteAamiin ..semoga ada yang skala lebih besar lagi ya...
DeleteSayang jauh, padahal pingin lihat acaranya.
ReplyDeleteTapi dekat dengan rumah saya, Mbak hehhe
DeleteKeren-keren semuannyaa. Pasti bangga banget sama yang udah bisa nyiptain ginian.
ReplyDeleteIya, keren-keren
DeleteCanggih bener robot2nya. Meski terlihat sederhana, tapi gunanya ini yang besar untuk berbagai kebutuhan sehari2. Aku juga tertarik dengan robot pengangkat jemuran dan pemberi makan ikan otomatis.
ReplyDeleteSamaa...saya juga tertarik dengan pengangkat jemuran dan pemberi makan ikan
Deletekeren mbak.dlu robotik merupakan sesuatu yang langka, sekarang semua serba digital serba kudu melek teknologi. Salut saya sama anak Mbak. Salut juga buat Bolabot yang mendidik anak menyukai robotik. bukan tidak mungkin beberapa waktu mendatang, robot Indonesia dicari dunia
ReplyDeleteBetul Mbak, zaman semakin maju. Semua sekarang serba digital
DeleteNah, catatan juga buat ibunya yaa, kalah menang biasa, "ayo Bun, ikutan lomba blog lagi" hiaaahh...
ReplyDeleteHihihi..iya nih, sudah lama gak ikutan lomba blog :)
DeleteKyknya komenku gak masuk ya.
ReplyDeleteTadi sih komen kalau dulu pengen masukin anakku ke sekolah robot pas masih tinggal di Depok hehe.
Soalnya dulu deket ma sekolah robot. Tapi emang kudu telaten ya, ortunya jg telaten support dan bantuin biar jd pinter kyk mahasis2a 2 yg bertanding di kontes robotik itu :D
Ya Mbak, orang tuanya juga harus telaten dan mendukung semua kebutuhan anak. Supaya mereka lebih maju.
DeleteRobotnya lucu-lucu mbak hehehe kaya aku *eh wkwkkwk suka terkesima sama yg punya skill robotic, bisa bikin sesuatu yg canggih :D
ReplyDeleteSaya pun terkagum-kagum waktu ngeliatnya, Wid hihihi
DeleteWah selamat ya dapat juara dua...hebat!! Semoga makin sukses ya
ReplyDeleteRobotnya keren-keren..
Anak saya dulu juga ikut ekskul robotic juga, Mbak. Pernah ikut lomba dalam tim (berdua) tapi belum juara, karena buldozer yang dibuat bisa jalan tapi enggak bisa belok, cuma lurus saja..:D
Sekarang ganti adinya ikut ekskul yang sama, tapi masih pemula.
Makasih Tante , Dian
DeleteMesti dicobain lagi ya, Mbak. Mudah-mudahan yang berikutnya buldozernya bisa belok
keren. dulu aku kerja di komponen elektronik, sering banget menjadi sponsor untuk robotic.
ReplyDeleteselain itu, senang banget anak-anak muda Indonesia saat ini sudah hebat untuk membuat robot.
terima kasih untuk sharingnya mba :)
Ya, Teh. senang sekali lihat anak muda yang berbakat
DeleteWah keren banget sekolahnya ada ekskul robotik, acaranya seru yah, anakku juga suka robot (baru suka mainan dan filmnya hehe)
ReplyDeleteNanti kalau sudah besar, suka membuat robotnya ya...
DeleteWaaah tempat yang bagus buat mengembangkan minat ya mba. Apalagi robotik sering jadi kompetisi bergengsi tingkat dunia
ReplyDeleteSemoga bisa ikut yang tingkat dunia ...aamiin
Deletewidih saya main robotikan, arduino, microkontroller di bangku SKRIPSWEET.. lah ini baru sekolah dasar saja sudah mainan... malu saya malu :D
ReplyDeleteHihihi ...mungkin memang sudah zamannya, Mas :)
DeleteAh bener jg, enak tuu kl punya robot yg bs otomatis ksh makan hewan piaraan pas kita pergi ya. Kan jdnya ga perlu diksh makanan berlebih pas kita mau brgkt :D
ReplyDeleteBetul...gak perlu khawatir ninggalin hewan peliharaan
DeleteBiar msh kecil, alhamdulillah Mbak langdung tanggap dg potensi anak. Jadi pas banget lah kalau diikutin kompetisi kaya gitu
ReplyDeletePonakanku skrg ini kuliat suka obrak abrik elektro. Kalo sekelas SD/SMP di sini blm ada ekskul atau semacam kursus. Paling adanya di SMK itu
Kalau masih kecil, mudah-mudahan masih bisa lebih mudah dikembangkannya Mbak
DeleteCerdas banget anak anak ini. itu robotnya keren ya bisa membedakan warna.. kalau warna darimana ya awalnya.. dari cahaya ya? Hahahah malah nanya
ReplyDeleteWarnanya dibuat dari kertas karton itu, Mbak. Nah kubus-kubus berwarna tersebut disimpan di atas sensor yang bisa membedakan warna
DeleteKeren deh sekolahnya ada ekskul robotik 😍. Lebih keren lagi anaknya ya mbak sudah bisa merakit robot dan ikutan lomba juga. Benar juga buah tak jauh jatuh dari pohonnya. Ghaza juga suka banget pegang obeng dan mengutak atik nih
ReplyDeleteIya, ikutin ayahnya bangeet
DeletePasti pada bangga bisa menciptakan dan berhasil maju dipajang kompetisi..
ReplyDeleteKeren semua..bisa pinter mikir bikin robot ya..he2
Betul Mbak Nova, keren-keren deh!
DeletePaling suka ngeliatin kompetisi robotik. Hal hal sederhanayang dipikirkan mahasiswa ini ternyata mampu menghadirkan mesin mesin yang luar biasa dan dapat membantu kebutuhan sehari hari
ReplyDeleteHal sederhana yang bisa membantu kegiatan sehari-hari ya...
DeleteJuara 2 kok sedih...itu keren bener. Anak zaman now ya mbak, ide dan kreativitasnya ajib², salut saya
ReplyDeleteSepertinya dia ingin jadi yang pertama, hihihi
DeleteKeren anaknya mbak, semoga nanti bisa menang juara satu ya. Adik aku juga bisa bikin robot, dia ikut berbagai kompetisi juga,dan sekarang kuliah di bidang IT. *Maaf curhat hehe
ReplyDeleteAamiin, makasih Tante Bela. Semoga bisa mengikuti jejak adiknya Mbak Bela ya..
DeleteTerus aku terharu baca tulis ini, ,beruntung bgt mba anakny punya kesempatan beljar ttg robotik, didaerahku masih blm ada ekskul gini. Ahh semoga kelak bisa mnghasilkan karya yg berguna buat masyarakat luas ya dek.
ReplyDeleteIya, alhamdulillah ada sarana yang bisa mengembangkan minatnya
DeleteKerenn,, dengan event ini muncullah kreativitas-kreativitas anak bangsa yang fresh dan cerdas. Sebagai tempat penyaluran bakat dan minat pula tentunya, semoga event serupa dengan skala yang lebih besar bisa diadakan lagi ya mbak. Sukses terus. Aamiinnn
ReplyDeleteAamiin..semoga semakin banyak event yang bisa dijadikan ajang asah minat dan bakat anak-anak
DeleteAih aih, pertama-tama selamat dulu buat Kakak. Juara 2 juga hebat lho. Nggak perlu sedih karena masih bisa ikut kompetisi lagi. Btw, anak alki saya juga suka ngutak-atik, kalau udah agak gedean mau saya kenalin kegiatan kayak gini juga ah. Barangkali aja ada minat, barangkali sih, nggak maksa juga. Hehehe
ReplyDeleteTerima kasih, Tante :)
DeleteYa Mbak, yang penting anaknya senang, tidak perlu dipaksakan
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^