Hari Selasa, 30 Oktober 2018 lalu, merupakan hari yang sepertinya tidak akan saya lupakan. Karena saya manggung di depan anak-anak? Manggung??
Eh ... jangan salah sangka! Saya bukan mau nyanyi atau bermain drama, loh! Saya berkesempatan untuk mengenalkan tata cara menulis cerita pendek untuk anak-anak.
Berhubungan dengan dunia anak merupakan hal yang menyenangkan bagi saya. Berada di dekat mereka, seakan hidup tanpa beban, bebas dan selalu ceria. Saat saya dan seorang kawan menemui anak-anak, mereka terlihat begitu antusias.
Sepertinya anak-anak ingin segera membuat cerita pendek hasil karya mereka.
Acara hasil kolaborasi antara Penerbit Bitread, Sekolah Perempuan dan Joeragan Artikel ini menjaring sekitar 10 orang anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar.
Selayaknya anak-anak pada umumnya, mereka terlihat malu-malu saat bertemu dengan kami. Mereka menjawab dengan kalimat pendek saat kami bertanya seputar identitas dan aktivitas kesehariannya.
Begitu pula saat materi kami sampaikan, wajah-wajah polos itu menatap ke arah kami dengan serius.
"Bagaimana, apakah adik-adik sudah mengerti dengan materinya?"
Mata mungil mereka sedikit melebar, terlihat kaget dengan pertanyaan kami yang tiba-tiba. Lalu dengan kompak anak-anak kelas 3-5 SD itu menggelengkan kepala mereka.
Oalah ... ternyata mereka memasang muka serius itu, karena bingung atau tidak mengerti, dong! Whuahahah...
Well, akhirnya kami memutuskan untuk memperlambat akselerasi. Materi yang kami berikan, selain memaparkan tentang poin-poin penting dalam menulis sebuah cerita, juga diselingi berbagai macam contoh.
Pengertian Cerita Pendek
Poin pertama yang kami perkenalkan yaitu mengenai apa arti cerita pendek itu sendiri. Kami perkenalkan anak-anak jika cerita yang nanti akan mereka buat adalah cerita yang bisa dibaca sekali duduk. Artinya, cerita tersebut benar-benar singkat. Panjangnya sekitar 3-4 halaman saja.Membuat Tema
Menentukan tema merupakan hal penting selanjutnya yang perlu diperhatikan saat membuat cerita pendek. Bisa dikatakan tema merupakan dasar tulisan. Saat menentukan tema berarti menentukan apa yang akan ditulis seorang penulis.Kami memberikan penekanan pada anak-anak, jika tema tulisan berbeda dengan judul. Biasanya tema itu lebih singkat, padat dan jelas. Sebuah tema yang tidak memenuhi 3 kriteria tersebut, nantinya akan menyulitkan penulis saat merangkai gagasan-gagasan yang akan dituangkan dalam tulisan.
Tema tulisan sendiri memiliki beberapa kriteria dari segi ceritanya. Kami memberikan contoh tema persahabatan, keluarga, tema humor, dan futuristik. Ada beberapa peserta kelas cerpen anak yang bisa menambahkan jenis tema yang lainnya.
Mereka menyebutkan tema misteri, horor dan tema petualangan. Sesuai dengan jalan pemikiran anak-anak, bukan?
Yup, anak-anak paling suka dengan cerita misteri ala detektif, suka tema petualang seperti daya imaginasi mereka dan senang dengan tema horor karena sering membaca atau menonton cerita horor.
Sampai di bagian ini, ide-ide mereka mulai terlihat. Anak perempuan lebih memilih cerita bertema persahabatan. Sedangkan lelaki kecil yang duduk di bangku tengah, suka dengan tema petualangan.
Menentukan Penokohan
Hal penting lainnya ketika akan menulis sebuah cerita yaitu menentukan tokoh. Penokohan sangat penting agar bisa membuat sebuah tulisan menjadi hidup. Agar lebih menarik, kami ajak anak-anak untuk menentukan tokoh yang berbeda.Misalnya saja, kami ajak peserta kelas cerpen untuk membayangkan seorang anak lelaki gendut yang suka makan. Dari deskripsi tentang tokoh tadi, bisa dibuat sebuah alur cerita yang menunjukkan kebiasaan sang tokoh.
Menentukan Seting Cerita
Menentukan seting adalah hal selanjutnya yang juga penting dalam sebuah tulisan. Singkatnya, seting itu adalah waktu dan tempat. Sebuah cerita akan lebih menarik jika ada latar belakang tempat dan waktu kejadian.Anak-anak diajak untuk membayangkan sebuah tempat yang akan mereka ceritakan. Dengan riang, seorang peserta perempuan menyebutkan sekolah sebagai latar belakang ceritanya. Karena baginya, tema persahabatan, lebih cocok jika terjadi di sekolah.
Berbeda dengan lelaki kecil di sebelahnya, dia menyebutkan gunung dan hutan sebagai seting untuk cerita petualangannya. Saya bisa bernapas lega. Ternyata anak-anak sudah memiliki gambaran untuk cerita yang akan mereka tulis.
Membuat Alur/Plot
Setelah menentukan tema, membuat tokoh dan menentukan seting, anak-anak diajak untuk membuat alur cerita.Alur atau plot merupakan peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam.sebuah cerita,dari awal hingga akhir.
Kami berharap, peserta menulis cerpen bisa membuat alur yang mengalir seperti air di sungai. Maksudnya jalan cerita dibuat tidak seperti dipaksakan. Sehingga cerita yang tertulis seakan benar-benar terjadi di depan mata.
Sebaiknya membuat alur yang tidak membosankan pembaca. Rangkai alur cerita yang bisa membuat pembaca bingung dengan cerita yang datar. Atau buat alur yang naik, hingga pembaca ikut merasa kesal. Bisa juga membuat cerita dengan alur menurun hingga mengundang air mata pembacanya.
Materi membuat alur/plot ini, merupakan bagian tersulit saat peserta membuat cerita. Kami temukan cerita mereka banyak menggunakan alur datar. Tidak mengundang penasaran atau menciptakan konflik. Wajar saja!
Jangankan mereka, anak-anak yang sedang belajar menulis cerita. Sekelas penulis terkenal pun, terkadang masih harus mengeluarkan usaha agar alur cerita menjadi menarik.
Kami yakin, seiring waktu yang berjalan dan latihan yang sering, jalan cerita karya anak-anak itu, pasti akan lebih mengalir. Ala bisa karena biasa, bukan?
Ending Cerita
Sebagai penutup, kami memberikan anak-anak pengetahuan tentang ending cerita. Sebuah cerita akan terlihat hambar atau biasa-biasa saja jika ending ceritanya tidak berkesan.Ending berguna untuk menutup dan mengakhiri sebuah cerita. Sebuah karya tulis pasti akan lebih menarik jika ditutup dengan ending yang memberikan kesan yang mendalam bagi pembacanya.
Saat memberikan penjelasan poin penting dalam tulisan yang terakhir, tampak beberapa peserta yang sudah terlihat tidak sabar ingin segera menulis.
Buktinya, mereka langsung asyik menunduk, membuat goresan di atas sehelai kertas yang sudah disediakan oleh panitia.
Kemampuan setiap anak berbeda-beda. Ada yang dengan lancar menulis hingga satu halaman kertas A4, tetapi ada juga yang terlihat bingung meneruskan ceritanya di paragraf kedua.
Tugas saya dan rekan saya untuk membimbing peserta kelas menulis tersebut. Saat melihat mereka mengalami writer block, kami pancing beberapa pertanyaan, yang mereka jawab dalam bentuk cerita. Menyambung paragraf sebelumnya.
Pihak penyelenggara memberikan waktu yang tidak banyak bagi peserta untuk menyelesaikan sebuah cerita pendek. Akibatnya, sebagian besar hasil karya anak-anak tersebut tidak selesai. Mereka pun di minta untuk menyelesaikan cerita mereka di rumah. Dan selanjutnya mengirimkan naskahnya kepada penerbit.
Rasanya sudah tidak sabar, membaca hasil karya anak-anak setelah nanti dibukukan. Mulai cerita petualangan beberapa anak di sebuah hutan, kisah seorang gadis cilik yang berteman dengan makhluk halus dan ada juga cerita persahabatan dua orang gadis cilik.
Membaca beberapa paragraf hasil karya mereka, sangat menyenangkan bagi saya. Meski saya menemukan beberapa kalimat yang tidak runut, tetapi secara keseluruhan alur ceritanya sudah bisa terbaca.
Harapan kami, anak-anak tersebut tetap rajin berlatih menulis. Karena dengan berlatih, hasil karya mereka pasti akan lebih baik lagi. Semoga semakin banyak generasi muda yang cinta literasi.
Salam Literasi!
51 Comments
Ihh seruu, anak-anak mah banyak banget idenya. Kalau kita mampu memfasilitasi ide mereka pasti akan jadi karya yang luar biasa ya mba.
ReplyDeleteBetul, daya imaginasi dan ide mereka harus terus diasah
DeleteKegiatan menarik ini Mbak. Anak-anak mulai dilatih kreatif dengan karya. Keren.
ReplyDeleteWah pengalaman yang seru dan menyenangkan sekali ini. Senang juga lihat pesertanya adik-adik itu antusias. Kalau dari kecil sdh cinta menulis insya Allah besarnya keren ya, paling nggak mereka pasti cinta baca 😊
ReplyDeleteAamiin..mereka semakin cinta baca dan tulis itu yang kita harapkan ya, Mbak
DeleteWah seru banget nih mbak, ngajarin nulis buat anak-anak. Pasti tantangannya lebih banyak dibanding ngajarin orang dewasa. Aku jadi penasaran pengen ikutan baca hasil karya mereka mbak. Mesti seru-seru dan kadang imajinasinya nggak ketebak.
ReplyDeleteIya...lebih ada tantangannya, tapi seruu! :))
Deletewah pesertanya mulai dari kelas 3 ya mba..saya juga mau dong belajar buat cerpen lagi. Udah lama ga buat cerpen, pas mau buat lagi bingung mulainya
ReplyDeleteWah gabung dengan Joeragan Artikel yah? Senang sekali ada yg mengajari. Dulu saya bikin sendiri sesuka hati sampai lama sekali baru diterima majalah anak. Kalau ada yg mengajari begini kan lebih enak...anak2 ilmunya lebih jelas dan pasti
ReplyDeletesenang banget bisa berbagi ilmu sama anak-anak ya, mba..
ReplyDeleteapalagi kalau udah baca hasil tulisan mereka nanti...pasti lebih senang lagi.
Saya pernah nih, masuk di kelas literasi. Kebetulan, pesertanya anak2 SMP rata2, jadi kami yg udah gedhe2 ini cuma sbg pendengar. Ternyata, mmg menyampaikan materi pada anak itu, harus sesuai dengan umurnya ya. Ngga bisa dipaksa kalimatnya kaya org menyampaikan ke org yg udah gedhe2
ReplyDeleteBetul Mbak, penyampaiannya harus sesuai dengan umur mereka. Supaya bisa lebih mudah dipahami
DeleteNggak cuma anak-anak, saya pun bakalan suka kalau bisa mendapat pelatihan seperti ini secara langsung. Sedari dulu, pengen banget bisa nulis cerpen, tapi nggak pernah kesampaian.
ReplyDeleteAlhamdulillah nemu tulisan ini, tulisan yang gampang dicerna anak-anak, pasti gampang pula saya cerna. Nggak mau dong kalah sama anak-anak
Seru ya mengajar anak-anak menulis, tapi saya akuin sih pas zaman SD saya ngga bisa jika nulis sudah terstruktur dari depan, udah kebingungan duluan mau nulis apa. Saya lebih suka menulis spontan aja. Bisa menulis terstruktur dari tema, konflik sampai ending itu pas saya udah SMP, eh ide buat cerpen di kepala dan dituangkan di kerangka sudah banyak tapi ngga ada yang tuntas saya tulis hehehe
ReplyDeleteWah senangnya ada yang ngajarin nulis cerpen, antusias ya anak-anak di usia kelas 3 sampai 5 SD kalau diajakin nulis cerpen. Saya juga dulu gitu, tapu sekarang mau nulis cerpen nggak pernah bisa mbak. Boleh dong kapan-diajarin juga 😁
ReplyDeleteSeru nih mba ngajar anak-anak dunia literasi. Tapi aku mau dong jadi muridnya. Hehe... pengin nulis cerita anak juga.
ReplyDeleteAsyik banget ya Mbak pengalaman manggungnya. Hehehe. Asyik liatnya. Tapi kalau saya, enggak berani! Hihihi. Hebat deh Mbak Nurul. Semoga nanti tulisan anak-anak ini bagus-bagus, ya :)
ReplyDeleteManggung depan anak-anak pasti lucu-lucu seru ya Mbak. Mata-mata mereka yang antusias dan penuh rasa ingin tahu, tentunya menambah semangat untuk terus bicara depan meraka. Dan mengajarkan mereka nulis berarti makin menyuburkan imajinasi mereka. Semoga mereka nanti jadi pencerita yang handal
ReplyDeleteJaman masih sekolah dulu aku tuh paling males disuruh nulis cerita pendek. Tapi kalau disuruh nulis cerita habis liburan pasti aku senang. Sekarang malah jadi ngeblog nih sehabis resign.
ReplyDeleteKeren banget program literasi anak dari JA dan Bitread ini.
ReplyDeleteItu anaknya diseleksi berdasarkan perwakilan sekolah atau harus mengirimkan hasil karya mereka ya Mbak?
Mereka daftar sendiri, Mbak. Karena ini kelas menulis berbayar :)
DeletePingin banget deh membiasakan anak - anak saya menulis sejak dini. Berhubung sekarang masih usia balita semua paling tidak sering dibacain buku dulu saja deh, mudah - mudahan bisa merangsang daya imajinasi mereka :)
ReplyDeleteNgajarin anak kecil itu seru. Dulu saya suka ngajar anak2 usia dini dan seusia SD tapi yg kelas bawah2. Anak2 ini kalau udah menulis imajinasi luar biasa, bahkan kdng gak kepikiran lho bisa kyk gtu tulisannya :D
ReplyDeleteMoga banyk anak yng suka baca tulis ya mbak :D
Betul Mbak April. daya imaginasi mereka luar biasa. Kadang gak terpikirkan oleh kita orang yang lebih dewasa.
Deletewaah seruu mbak. jadi pengen bisa nulis cerpen lagi. dulu saya rajin nulis cerpen sampai muat di koran dan tabloid. tqpi sekarang kok rasanya susaaah gitu bikin cerita fiksi
ReplyDeleteLatihan lagi, Mbak. Pasti bisa, deh hehehe
DeleteBelum pernah punya pengalaman ngajar literasi anak-anak nih teh.. sepertinya seru ya ngajarin anak-anak nge-blog. Pengen dong diajakin kapan-kapan, hehe..
ReplyDeleteSeru banget ya kelasnya, bisa ni coba dipraktekkan di Semarang, bikin workshop beberapa jam ya..
ReplyDeleteSenangnya bisa berbagi dg anak2 kreatif ini ya mba .. Oya, izin ikut mencatat tahapan2nya ya...pengen juga buat cerpen keren! Hehe..
ReplyDeleteGak cuma anak-anak...aku pun ikut mencatat penjelasan teteh di atas.
ReplyDeleteSiapa tau bisa nulis novel abis ini.
Hihii~
Aku dulu rajin banget nulis diary looh..
DeleteMungkin bisa berbekal dari situ yaa...hiihii...
Anak-anak yang mengagumkan.
Senang ya bisa berbagi ilmu, terlbih sama anak-anak, pasti seru dan menyenangkan.
ReplyDeleteAku juga mau belajar lagi tentang penulisan cerpen nih
Kelihatan ya Mbak minat anak cewek dan cowok itu berbeda. Bahkan untuk tema tulisan pun terlihat jelas. Semoga semangat menulis anak-anak ini terus terpupuk :)
ReplyDeleteAku pengen bangetbisa nulis cerpen pokonya yang berbau fiksi, aku merasa patah hati sekali waktu kali pertama nulis cerpen ga pernah tayang di web salah satu komunitas dari situ aku emoh nulis lagi :D
ReplyDeleteSenang deh lihat anak2 belajar literasi kaya gini. Kalau aku ngebiasain nulis dulu, curhat atau cerita harian. Kalau langsung kasih tema, plot, setting suka bingung
ReplyDeleteMenarik banget baca penjelasan tentang mengajarkan anak2 belajar tentang literasi gini.
ReplyDeleteKarena aku agak bingung mau ngajarin anak pakai cara seperti apa, kalau gini jadi kebayang.
Makasih ya mbaaa
Hebat banget sejak dini sudah dikenalkan dan diajari literasi.. semoga lanjut semangatnya
ReplyDeletesenangnya bisa berbagi ilmu sama anak-anak ya, mba
ReplyDeleteWah seneng lihatnya. Anakku pengen ikut kayak gini mbak. Pernah ikut dua tahun lalu sampe rumah ga habis2nya cerita, seneng banget soalnya
ReplyDeleteWah nggak kebayang ngajar menulis untuk anak2 SD. Aku aja ngajarin anak sendiri suliiiiit pengen nangiiis huhuhu. Etapi beda kali ya rasanya kalo ngejarin anak2 yang emang udah punya bakat menulis?
ReplyDeleteAku pribadi kalau harus menerangkan teknik-teknik menulis gini di depan murid-muridku belum tentu bisa, Mbak. Hihihi. Tapi, patut dicoba. Dan di sini jarang banget ada kelas menulis kayak begini. Makanya nggak heran kalau ada lomba literasi gini yang dari daerah sering ketinggalan.
ReplyDeleteLucu banget sih melihat anak-anak mempelajari hal baru. Senang lihatnya. Apa lagi yang dipelajari bermanfaat kayak gini. Penasaran dengan hasilnya.
ReplyDeleteWah senangnya mengajari anak2 menulis ya. Kadang daya imajinasi mereka tak terduga 😍
ReplyDeleteKeceeeee banget kak acaranya... Ini rutin diadakan kah?
ReplyDeleteJadi inget waktu SD aku juara 1 lomba menulis alias mengarang.. mamang mengarang lebih aku suka sejak kecil, namun saat aku kecil belum ada wadah seperti ini huhu beruntung ya anak-anak sekarang.. semoga skill menulis mereka terasah sejak dini walaupun masih dalam tulisan pendek ya.. semangat
ReplyDeleteBarokallah ya Mba Nurul, alhamdulillah bisa berbagi dengan adik-adik ini semoga merekalah yang akan menjadikan semarak dunia literasi Indonesia yang semakin meredup
ReplyDeleteseru banget yah kelas literasinya, apalagi mengedukasi anak2 sejak dini ttg pentingnya literasi. Jadi rindu kelas literasi tahun lalu
ReplyDeleteJangankan anak-anak ya mba, kita yang orang dewasa kalau disuruh nulis cerita bisa jadi alurnya nggak keru-keruan. Aku juga paling bingung lho mba klo sudah pas alur ini. Tokoh dan setting udah siap, tapi ntar alurnya mau dibikin gimana itu yang pusing.
ReplyDeleteWah asik bgt ya msh kecil udh dpt ilmu bkin cerpen, smoga anak2 ini jd penulis hebat 😍
ReplyDeletePengin rasanya bisa belajar tentang cara membuat cerpen, novel, dan buku. Tapi apa daya aku sulit meluangkan waktu untuk berkunjung ke tempatnya mba Nurul, he he. Hmm, PD amat sih saya, yah soalnya kayak pernah mimpi bertemu dan belajar menulis sama mba Nurul.hiks
ReplyDeleteWah senengnya bisa berbagi ilmu literasi pada adik2 kecil ya mbak. Semogaaaa main banyak yg bergabung, biar kemampuan mereka main terasa
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^