KDRT Finansial, Kenali Tandanya, Mungkin Kamu Sedang Mengalaminya

KDRT Finansial merupakan istilah dalam perkawinan dimana salah satu pihak merasa tertekan atau tidak mendapatkan hak secara layak sesuai ketentuan. Biasanya kejadian ini menimpa istri dengan berbagai jenis kondisi. 

KDRT Finansial, Kenali Tandanya, Mungkin Kamu Sedang Mengalaminya

Istilah KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga selama ini lebih terfokus pada masalah perlakuan fisik dan psikis yang bisa menyebabkan penderitaan pasangan. Istri merupakan pihak yang paling sering menjadi objek. Namun ternyata bukan hanya itu, secara finansial istri juga bisa menderita karena perlakuan yang tidak seharusnya dari suami.

Tanda Seorang Istri Mengalami KDRT Finansial


Semua orang ketika awal menikah pasti ingin membina keluarga bahagia sampai akhir hayat. Namun sayangnya, tidak sedikit yang terpaksa kandas di tengah jalan. Penyebabnya bermacam-macam. Mulai dari perselingkuhan, kekerasan sampai ketidakcocokan dalam pemikiran.

Mengenai kekerasan sendiri tidak selalu dalam bentuk yang terlihat, namun tidak memberikan hak pasangan pun termasuk didalamnya. Salah satunya nafkah lahir yang berupa biaya hidup. Bagaimana mengenali kejadian tersebut telah menimpa seorang istri? Berikut beberapa poin yang menjadi indikasi:
 

1.    Menelantarkan

Dalam pandangan hukum perkawinan, agama dan sosial suami merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk memberikan nafkah pada istri dan anak. Sedangkan jika istri ikut memenuhi kebutuhan sifatnya adalah membantu, bukan mengambil alih tugas.

Hal ini tentu berbeda jika ibu merupakan single mom. Apabila perpisahan karena perceraian, maka mantan suami masih mempunyai kewajiban menafkahi anak. Namun tidak sedikit mantan istri yang harus menanggung beban sendiri.

Dalam ikatan perkawinan, jika suami tidak memberi izin dan kebebasan istri bekerja, tetapi juga tidak memenuhi semua kebutuhan, maka termasuk menelantarkan istri. Ini merupakan bagian dari KDRT finansial.
 

2.     Memaksa istri bekerja, namun suami tidak mau berusaha

Kedua, ini merupakan jenis kekerasan secara finansial yang sangat jelas. Suami yang tidak bekerja merasa mempunyai hak untuk menggunakan penghasilan istri karena sudah terikat dalam rumah tangga. Tidak jarang suami meminta akses keuangan seperti internet banking, PIN ATM dan lainnya dari istri.

Kenali Tanda KDRT Finansial Yang Wajib Diketahui

3.       Tidak memenuhi kebutuhan dasar keluarga

Seperti dalam janji perkawinan, suami mempunyai kewajiban untuk menafkahi keluarga baik tempat tinggal, pakaian dan makanan. Kelalaian suami untuk mencukupi hal tersebut merupakan kekerasan keuangan karena sudah melanggar kewajiban yang harus ditunaikan.
 

4.        Memutuskan masalah finansial tanpa melibatkan istri

Dalam ikatan perkawinan beberapa pasangan mempunyai perjanjian pra nikah untuk memisahkan harta. Namun secara umum, keuangan suami merupakan hak istri. Segala keputusan terkait keuangan harus melalui diskusi dan memperhatikan masukan kedua pihak.

Jika pasangan memutuskan sendiri tanpa tertimbangan maka hal tersebut merupakan tindak kekerasan. Resiko dari keputusan terkait finansial dapat berpengaruh pada kondisi rumah tangga. Karena itu, semua hal perlu mendapat pertimbangan bersama sehingga dapat mengambil tindakan antisipasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan. 
 

5.       Menggunakan harta milik pasangan tanpa izin

Bentuk kekerasan keuangan lain adalah menggunakan harta pasangan tanpa meminta izin. Institusi perkawinan memberikan pasangan wilayah privasi. Meski dalam rumah tangga keuangan pasangan merupakan satu kesatuan, masing-masing masih mempunyai hal terhadap harta pribadi.

Jika pasangan menggunakan tanpa izin, maka hal tersebut merupakan tindak KDRT. Pertama secara keuangan merugikan, kedua secara psikis telah membuat kecewa dan menghilangkan rasa percaya pada pasangan.

Semua orang bisa mengalami KDRT finansial. Mengenai solusinya, apakah harus bercerai, tergantung dari bagaimana kedua pihak menyikapi dan seberapa besar tindak kekerasan tersebut dilakukan terhadap pasangan.

Salam takzim


Sumber:

https://id.theasianparent.com/bentuk-kdrt
https://www.ayobandung.com/
https://www.orami.co.id/magazine/kekerasan-finansial-dalam-rumah-tangga


Post a Comment

4 Comments

  1. Bener banget, tapi aku baru tahu istilah ini sih. Sudah sering kondisi seperti ini terjadi, mulai dari tanda pertama sampai akhir. Cuma sebagai penyimak, tapi kadang ngerasa 'kok gitu banget, sih'. Perlu tahu cara mengatasinya, nih, hehe. Terima kasih informasinya!

    ReplyDelete
  2. Saya baru tahu istilah ini, ternyata KDRT tidak hanya dalam bentuk fisik dan psikis saja. Butuh komunikasi bersama dari suami dan istri terkait finansial karena ini merupakan hal vital dalam rumah tangga.

    ReplyDelete
  3. Kesel sekaligus kasihan kalau baca berita soal KDRT dalam hal apapun Teh. Btw aku baru tau ada istilah KDRT Finansial loh. Aku punya sodara yang bener-bener mirip sama poin 1-4 di atas. Udahmah males, gak mau kerja yang bener, maunya dapet duit, tapi tuti alias tukang tipu. Sana sini ditipu, sampe ortu dan sodara kandungnya juga ditipu. Tiap-tiap ketauan langsung akting tobat. Tiap kali itu pula dia kumat. Kasihan istri dan anak-anaknya. Tapi keselnya, lama-lama istrinya ketularan. Maunya minta belas kasihan, tapi gak pernah tau terima kasih. Seringnya jadi playing victim pedahal masih ada banyak hal yang harusnya bisa dia kerjakan. Ya itulah repotnya kalau rumah tangga tapi nggak siap lahir batin. Giliran punya anak, anaknya yang dikorbanin. Huffff...

    ReplyDelete
  4. Iyayah...selama ini kalau denger istilah KDRT, fokusnya pada kekerasan fisik atau verbal. Tetapi bisa juga merembet ke finansial. Duh...amit-amit yah, pasangan seperti itu. Suka lihat visualisasinya di tikt-tok loh. Istri pulang kerja, suami ongkang-ongkan di rumah, masih nyuruh istrinya ini-itu, plus minta duit sekalian...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^