Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda sesuai dengan kepribadian mereka masing-masing. Buktinya saya punya dua orang anak tetapi gaya belajar mereka tidak sama. Si sulung cenderung menyukai gaya belajar yang lebih mudah menerima informasi melalui indera pendengaran yang dikenal sebagai tipe gaya belajar auditori.
Sedangkan anak lanang lebih menyukai gaya belajar kinestetik yaitu lebih mudah menerima dan mengolah informasi melalui serangkaian aktivitas yang menggerakkan bagian tubuhnya dan cenderung senang mempraktikkan hal-hal yang dipelajarinya.
Apakah Gaya Belajar Itu?
Sepertinya tidak banyak anak yang memilih "belajar" sebagai bagian dari hobi mereka. Wajar sih, karena ketika membayangkan kegiatan yang mengharuskan mereka duduk diam di atas kursi dengan tangan dilipat di atas meja, pandangan mata harus tertuju ke depan, memberikan kesan yang tidak menyenangkan bagi anak. Padahal seharusnya mereka bisa belajar dengan cara menyenangkan dan bisa mendapatkan pengalaman baru, bukan?
Oleh karena itulah sebaiknya kita kenali dahulu gaya belajar anak supaya mereka bisa melalui kegiatan itu dengan cara yang menyenangkan. Gaya belajar anak sendiri digunakan untuk memudahkan seorang anak untuk mempelajari sesuatu. Salah satu indikator yang perlu diperhatikan dari gaya belajar anak yaitu respon yang diberikan oleh mereka saat menerima informasi dengan metode belajar yang diterapkan oleh orang tua dan guru.
Mengenal Gaya Belajar Visual
Seperti yang telah kita ketahui bersama, tipe gaya belajar anak yang dominan yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Kali ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai gaya belajar visual.
Tipe gaya visual ini cenderung lebih mudah menerima dan mengolah informasi melalui indera penglihatan. Secara spesifik, gaya belajar visual terbagi lagi jadi dua tipe yaitu text yang mudah belajar dengan cara penyampaian melihat huruf, kata, kalimat, buku, angka, dan objek dua dimensi. Tipe yang kedua adalah picture yaitu mudah belajar dengan cara penyampaian melihat foto, gambar, warna, bentuk, dan objek tiga dimensi
Optimalkan Gaya Belajar Anak Visual
Anak yang memiliki gaya belajar visual memiliki beberapa kendala saat mencerna informasi. Mereka kurang baik menangkap pesan atau informasi yang disampaikan secara lisan. Anak visual sering kali sulit mengungkapkan apa yang mereka rasakan dan cenderung tidak suka mendengarkan orang yang bicara terlalu lama.
Pemilik gaya belajar visual lebih mudah mengingat wajah seseorang dibandingkan mengingat namanya. Dia juga mudah lupa jika harus menyampaikan pesan verbal kepada orang lain.
Tipe visual juga memiliki kendala dalam menyimak dan memahami isi pembicaraan jika tidak berhadapan langsung dengan pembicara. Misalnya saat guru menerangkan sambil menghadap ke papan tulis, dia akan sulit mendengar dengan jelas apa yang disampaikan.
Berdasarkan kendala yang dihadapi oleh mereka tipe belajar visual, maka sebaiknya orang tua bisa mengoptimalkan dengan beberapa cara.
1. Memperhatikan Materi Pembelajaran
Dalam menyampaikan informasi dan materi pelajaran, untuk tipe gaya belajar visual sebaiknya menggunakan berbagai bentuk gambar, grafis, warna, atau tabel.
2. Memperhatikan Sarana
Gunakan sarana grafis seperti slide, film, ilustrasi, coretan, atau kartu gambar berseri yang menarik dari segi warna dan bentuk.
3. Membuat Tanda Materi
Anak dengan gaya belajar visual bisa lebih mudah belajar apabila diperbolehkan memberi tanda materi-materi pelajaran yang penting. Tanda materi-materi bisa dibuat menggunakan garis bawah, diwarnai stabilo warna-warni, dan berbagai bentuk lainnya.
3. Belajar dengan cara Berimajinasi
Ketika diminta untuk menghafal, anak visual akan lebih mudah menghafal dengan cara membayangkan, berimajinasi tentang materi atau objek yang sedang dipelajari.
4. Berikan Reward
Untuk meningkatkan rasa percaya dirinya, berikan penghargaan (reward) kepada anak gaya belajar visual. Bentuk penghargaannya dapat berupa start-chart bergambar dan berwarna.
5. Latihan Meringkas
Sebagai anak yang memiliki kemampuan daya ingat melalui indera penglihatannya, sebaiknya anak dilatih untuk meringkas pelajaran. Cara meringkasnya bisa dengan cara membuat poin penting, menyalin ulang, membuat diagram, denah, daftar atau peta pemikiran (mind map)
6. Memaksimalkan dengan Kegiatan Visual
Latih anak untuk memperbanyak kegiatan yang memaksimalkan dan memperkaya indera penglihatan. Contohnya dengan pergi ke tempat yang menarik seperti hutan, laut, gunung, pemandangan kota dengan berbagai gedung, menara, jembatan dan lainnya.
7. Temukan Pengajar yang Cocok
Cari tahu tipe pengajar anak kita. Apabila anak mendapatkan guru atau pengajar yang berbeda dengan gaya belajarnya, sebaiknya materi pelajaran diulang di rumah dengan kreativitas memvisualisasikan materi tersebut.
Itulah beberapa cara mengoptimalkan gaya belajar anak visual yang bisa diterapkan oleh orang tua. Temukan cara yang sesuai dan tepat untuk anak untuk mendapatkan cara belajar yang menyenangkan.
Beralih dari Metode Belajar Konvensional
Memang tidak ada salahnya kita menerapkan metode belajar konvensional dalam proses belajar. Namun sebaiknya orang tua memikirkan perasaan anak ketika ada di situasi tersebut.Tentunya ada anak yang berani berterus terang menyatakan perasaan mereka dalam bentuk protes. Tetapi bagaimana dengan yang enggan berterus terang?
Oleh karenanya penting sekali untuk orang tua memperhatikan gaya belajar yang sesuai dengan minat dan bakat anak. Mengenal gaya belajar anak dapat membantu anak menerima informasi dan ilmu dengan baik.
Selain optimalisasi gaya belajar visual, orang tua juga bisa mengenal lebih jauh ciri anak kinestetik seperti anak lanang saya beserta cara mengoptimalkannya. Tidak hanya tipe gaya belajar kinestetik, di blog ini juga sudah dibahas sebelumnya tentang ciri anak auditori serta sekolah yang sesuai dengan anak kinestetik.
Silahkan dibaca dan semoga bisa bermanfaat.
Salam takzim
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^