Melindungi Kesehatan Anak dengan ASI Eksklusif

Pada masa sekarang ini, bisa dikatakan pemberian ASI eksklusif untuk bayi sudah jadi hal yang biasa, bukan hal yang aneh. Berbeda dengan masa dua puluh tahun yang lalu ketika saya memutuskan untuk memberi ASI eksklusif pada anak-anak saya. Keinginan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa memberikan makanan pendamping cukup mendapat respon negatif dari keluarga.

Melindungi Kesehatan Anak dengan ASI Eksklusif


Tidak memberikan makanan pendamping setelah anak berusia 4 bulan menimbulkan anggapan bahwa orang tuanya tidak kasihan pada anak. Orang tua zaman dulu menganggap anak akan tersiksa dan kelaparan karena tidak diberi makanan pendamping setelah 4 bulan. Namun karena saya sudah membaca informasinya dari berbagai sumber, reaksi dari orang sekitar itu tidak terlalu saya hiraukan. Karena saya yakin dengan memberikan ASI eksklusif bisa melindungi kesehatan anak.

Mengenal ASI Eksklusif 

Menurut berbagai sumber yang saya baca, seperti buku Deteksi dan Cepat Obati 30+ Penyakit yang Sering Menyerang Anak karya dr. Rendi Aji Prihaningtyas mengemukakan bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir hingga usia 6 bulan.

ASI mengandung enzim yang membantu pencernaan, hormon dan antibakteri seperti katalase, lisozim, dan peroksidase. Selain itu ASI juga mengandung imunoglobulin yang merupakan sumber utama pertahanan tubuh dalam melawan infeksi. Oleh karenanya ASI mempunyai peran penting dalam melindungi anak dari infeksi terutama ISPA dan diare.
Sementara itu, kandungan whey protein yang ada di ASI membuat ASI lebih mudah dicerna dibandingkan susu formula.

Lalu apa ASI eksklusif itu?

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan makanan atau minuman lainnya seperti jus, air putih atau susu selain ASI. Namun masih diperbolehkan pemberian vitamin, mineral atau obat-obatan. 

Ketika bayi menyusu, syaraf akan mengirimkan pesan pada otak untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini akan merangsang sel di sekitar susu menjadi kencang dan memeras ASI hingga keluar. ASI yang pertama keluar disebut kolostrum dengan ciri berwarna kekuningan dan kental. 

Kolostrum ini mengandung nutrisi, protein, vitamin larut lemak, mineral dan kaya antibiotik yang dapat melindungi bayi dari infeksi. Kolostrum ini dikeluarkan dalam jumlah sedikit sekitar 100 cc dalam 24 jam. Apakah dalam jumlah segitu bisa memenuhi kebutuhan bayi?

Jumlah kolostrum sebanyak 100 cc ternyata mampu memenuhi kebutuhan bayi. Lambung bayi ukurannya sangat kecil sesuai dengan jumlah kolostrum yang diproduksi oleh payudara ibu. 

Menurut data dari Women's Health, pada 12-24 jam kehidupan seorang bayi, biasanya bayi cukup minum 1 sendok teh kolostrum setiap kali menyusu. Bahkan saking sedikit kolostrum yang keluar seringkali membuat ibu tidak sadar jika ASI sudah cukup. 
Kondisi kolostrum yang sedikit sering membuat ibu mengira anaknya tidak mendapatkan cukup minum hingga memberikan susu selain ASI kepada bayinya. 

Kolostrum akan berubah menjadi berwarna keputihan dan lebih encer serta bertambah jumlahnya setelah hari ke-3 hingga ke-5. Pada 4-6 minggu pertama, bayi bisa minum lebih banyak lagi dan ASI yang dihasilkan ibu sudah berwarna putih menyerupai susu.

Manfaat ASI Eksklusif untuk Anak 

Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama tanpa tambahan makanan atau minuman lainnya memiliki manfaat bagi anak. Berikut ini beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh anak yang diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

1. Mengoptimalkan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Pemberian ASI tanpa tambahan makanan atau minuman lainnya di 6 bulan pertama kehidupan bayi dapat mengoperasikan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemberian ASI nonekslusif meningkatkan risiko bayi memiliki IQ di bawah rata-rata sebesar 1, 68 kali lebih besar dibandingkan di atas rata-rata.

Oleh karenanya lebih baik kenalkan MP-ASI (makanan pendamping ASI) pada bayi usia 6 bulan secara bertahap. Pemberian makanan sebelum usia 6 bulan tidak akan meningkatkan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Mencegah Alergi 

Memberikan makanan pendamping ASI kepada anak sebelum usianya 6 bulan berisiko menyebabkan alergi. Adanya kandungan alergen atau kontaminasi lain seperti penyajian makanan yang kurang bersih dan faktor lainnya bisa saja meningkatkan risiko diare.

3. Mencegah Gangguan Gizi 

Pemberian makanan pendamping ASI dapat menyebabkan berkurangnya frekuensi menyusu karena anak merasa sudah kenyang. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan gizi pada bayi, karena belum tentu nutrisi dari makanan pendamping ASI itu baik. Selain itu pemberian MP-ASI juga bisa menimbulkan overfeeding.

Badan WHO sendiri merekomendasikan pembayaran makanan pendamping ASI ketika bayi berusia 6 bulan sebanyak 2-3 kali dalam sehari. Sedangkan ketika anak berusia 9-11 bulan direkomendasikan pemberian makanan pendamping ASI sebanyak 3- 4 kali dalam sehari. 

Manfaat ASI ekslusif untuk perkembangan anak

Apakah Anak Sudah Menyusu dengan Tepat?

Seorang ibu pasti ingin memberikan ASI-nya secara maksimal. Namun terkadang ibu sering bertanya-tanya apakah ASI yang diberikan untuk anak sudah cukup untuk perkembangan dan pertumbuhannya?

Pemberian ASI bisa dikatakan cukup ditandai dengan frekuensi buang air si kecil. Ketika bayi buang air minimal 6 kali dalam sehari tandanya pemberian sudah cukup. Selain itu bisa juga ditandai dengan kenaikan berat badan sesuai dengan usianya.

Sedangkan tanda bayi kurang asupan ASI yaitu pertumbuhan badannya lambat yaitu kurang dari 500 gram dalam satu bulan. Tanda lainnya diketahui dari frekuensi buang air pada bayi yang kurang dari 6 kali dalam satu hari. Feses bayi terlihat berwarna kuning dan berbau tajam juga merupakan tanda bahwa anak kurang ASI.

Kondisi anak yang sudah cukup atau kekurangan ASI sebelumnya juga dipengaruhi oleh cara menyusu anak. Cara menyusu yang salah dapat menyebabkan anak kekurangan ASI. Berikut ini tanda anak menyusu dengan benar.
  1. Mulut bayi terbuka lebar dengan bagian bibir bawahnya melekuk ke luar.
  2. Bayi menyusu secara teratur dan dalam 
  3. Ketika bayi menyusu ada jeda untuk menarik napas.
  4. Posisi dagu anak menyentuh payudara ibu.
  5. Lebih banyak daerah aerola yang tampak di atas mulut bayi dibandingkan di bagian bawahnya.
  6. Suara bayi menelan ASI bisa terdengar oleh ibu.
  7. Ibu merasa nyaman setelah bayi menyusu.
Sedangkan tanda bayi menyusu kurang benar, bisa terlihat dari beberapa kondisi.
  1. Bayi menyusu secara tidak teratur, cepat dan dangkal.
  2. Kepala bayi tidak berada dalam satu garis dengan badannya.
  3. Tidak terdengar suara bayi menelan ASI 
  4. Ibu merasa nyeri dan kurang nyaman saat bayi menyusu. Terdapat tanda kerusakan pada puting ibu seperti berdarah atau pecah-pecah.
  5. Bayi menyusu hanya pada puting saja, daerah aerola yang masuk ke dalam mulut bayi hanya sedikit.

Pentingnya ASI Eksklusif untuk Anak 

Bagi bayi yang baru lahir, ASI merupakan makanan terbaik untuk mereka. Di dalam ASI mengandung nutrisi yang baik untuk tumbuh kembang anak. Selain itu ASI juga bisa menjaga pertahanan tubuh dalam melawan infeksi. 

Setelah anak berusia 6 bulan, disarankan untuk tetap diberi ASI hingga anak berusia 2 tahun. Mengingat ASI mengandung faktor yang dibutuhkan untuk mematangkan sistem kekebalan tubuh anak dan perkembangan organ tubuh anak.

Semoga bermanfaat 
Salam takzim 



Post a Comment

0 Comments