Mengenali Kendala dalam Pemberian ASI

Kita semua pasti sudah paham bahwa ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi yang baru lahir hingga yang berusia 6 bulan. Semua ibu pasti ingin memberikan ASI pada buah hatinya karena ASI memiliki peranan penting untuk pertahanan tubuh melawan infeksi.

Namun dalam praktiknya, tidak semua ibu bisa dengan mudah memberikan ASI untuk buah hatinya. Dengan beberapa kondisi tertentu, kadang ibu menghadapi beberapa masalah dalam pemberian ASI. Apa saja masalah yang dapat timbul ketika memberikan ASI untuk bayi?

Mengenali Kendala dalam Pemberian ASI

Kenali Masalah dalam Pemberian ASI 

Dalam proses pemberian ASI tidak hanya melibatkan ibu sebagai pemberi ASI. Selain memerhatikan kondisi ibu, keadaan anak dan atmosfer lingkungan juga menjadi hal yang memengaruhi proses pemberian ASI pada buah hati. Berikut ini adalah beberapa kendala yang biasa terjadi dalam pemberian ASI.

Kolik pada Bayi

Kondisi bayi menangis kencang dan tidak bisa ditenangkan meskipun sudah digendong, biasa disebut kolik pada bayi. Kolik pada bayi ini sifatnya sementara dan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Internasional Breastfeeding Centre, bayi yang sehat dan memiliki pertambahan berat badan yang ideal, kolik pada bayi biasanya terjadi akibat beberapa hal berikut ini.

1. Aliran ASI terlalu deras 

Susuilah anak ketika dia belum kelaparan untuk menghindari aliran ASI yang terlalu deras. Biasanya ketika bayi kelaparan, dia akan menyedot ASI dengan kencang dan mengakibatkan aliran ASI terlalu cepat.

2. Menyusui hanya satu payudara saja

Ketika ibu pindah menyusui dari payudara satu ke payudara lainnya sebelum bayi selesai menyusui di payudara pertama, maka bayi berisiko tidak  mendapatkan cukup lemak hingga akan merasa tetap lapar. Padahal lemak tersebut dapat memberi rasa kenyang. Akibatnya bayi masih ingin menyusu dan minum ASI terlalu banyak hingga bisa menyebabkan muntah.

3. Terdapat Protein Susu Asing pada ASI 

Menurut dr. Rendi Aji Prihaningtyas, bisa saja dalam ASI terkandung protein susu asing. Protein susu asing ini misalnya susu sapi dalam ASI pada ibu yang mengonsumsi produk susu sapi.

Untuk memastikan kandungan protein susu asing tersebut dapat dilakukan eliminasi (ibu tidak mengonsumsi) produk yang mengandung protein susu sapi selama 5-7 hari. Jika ada perbaikan maka ada kemungkinan bayi kolik akibat protein susu sapi tersebut. Namun bila tidak ada perbaikan maka bukan itu penyebabnya.

Jaundice

Yang dimaksud jaundice adalah kondisi kulit bayi dan bagian putih pada mata bayi berwarna kekuningan akibat kelebihan kadar bilirubin dalam darah. Kondisi kuning pada bayi dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini.

1. Breastfeeding jaundice 

Bayi yang tidak mendapatkan ASI dalam jumlah yang cukup akan mengalami breastfeeding jaundice. Kondisi ini bisa saja disebabkan seperti  posisi menyusui bayi yang kurang benar sehingga bayi tidak bisa mendapatkan cukup ASI atau produksi ASI yang memang berkurang.

2. Breast milk jaundice 

Kondisi bayi terlihat kekuningan disebabkan karena adanya unsur dalam ASI yang mencegah bilirubin dikeluarkan dari tubuh. Kondisi ini tidak berbahaya. Biasanya bayi akan menyusu seperti biasanya, tidak ada keluhan dan pertambahan berat badan baik.

Ketika bayi tampak jaundice atau kekuningan, sebaiknya dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Bayi yang mengalami jaundice sebaiknya diberikan ASI lebih sering dan lebih lama.

Produksi ASI Berkurang 

Produksi ASI yang dihasilkan oleh ibu bisa berkurang karena disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut International Breastfeeding Centre, faktor-faktor yang dapat menyebabkan ASI berkurang yaitu:
  1. Terjadi kehamilan 
  2. Bayi terlalu sering minum dari dot.
  3. Ibu mengonsumsi pil KB yang mengandung estrogen atau progesteron dalam bentuk lain.
  4. Ibu menderita suatu penyakit misalnya saluran ASI-nya tersumbat dan kondisi lainnya.
  5. Ibu mengalami gangguan emosi, misalnya tidak percaya diri bahwa ASI-nya cukup untuk anaknya atau stres sehingga menyebabkan produksi ASI berkurang.
  6. Mengonsumsi obat yang dapat mengurangi produksi ASI seperti antihistamin.
  7. Ibu hanya menyusui dengan satu sisi payudara saja.
  8. Ibu kelelahan, misalnya karena terlalu banyak bekerja.
Lalu bagaimana apabila produksi ASI berkurang? Apa yang harus dilakukan oleh ibu? Berikut ini yang perlu dilakukan oleh ibu untuk mengatasi produksi ASI yang berkurang.
  1. Jangan memberikan makanan lain selain ASI kepada bayi.
  2. Pastikan posisi menyusui sudah benar dan biarkan bayi menyusu senyamannya.
  3. Menyusui dengan kedua payudara secara bergantian, jangan hanya disusui pada satu payudara saja.
  4. Cara berikutnya untuk meningkatkan produksi ASI yaitu dengan memerah ASI sebanyak 8 kali sehari setelah bayi disusui. Disarankan untuk menggunakan alat pompa ASI yang dapat memerah ASI pada kedua payudara secara bersamaan.

Bayi Tidak Mau Menyusui 

Bayi yang tiba-tiba menolak menyusu sering dikatakan "mogok" menyusui. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan bayi tidak mau menyusui. Berikut ini beberapa hal yang dapat menyebabkan bayi mogok untuk menyusui.
  1. Bayi merasa nyeri saat menyusu. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya infeksi jamur di mulut atau infeksi telinga.
  2. Penurunan produksi ASI akibat penggunaan botol atau empeng.
  3. Bayi menderita hidung tersumbat sehingga sulit untuk bernapas ketika menyusu.
  4. Bayi 'stres' misalnya karena terlalu lama berjauhan dengan ibunya.
Apabila bayi menolak untuk menyusu, usahakan untuk tetap menyusui. Lakukan berbagai usaha seperti mengubah posisi menyusui atau memberikan susu perah untuk bayi dengan menggunakan sendok atau cangkir. Namun apabila bayi tetap menolak untuk menyusui, segera bawa bayi ke dokter.

Mengenali Masalah dalam Pemberian ASI

Bingung Puting

Bayi bisa saja mengalami bingung puting karena cara pemberian susu. Ketika bayi menyusu langsung pada ibunya, dia harus berusaha keras untuk mendapatkan ASI. Mulutnya akan terbuka lebar dan memasukkan puting jauh ke dalam mulut.

Sedangkan ketika menggunakan dot, bayi tidak memerlukan usaha yang keras. Bayi yang menyusu secara langsung akan mendapat aliran ASI yang lambat dibandingkan minum menggunakan dot. Hal ini yang menyebabkan bayi bingung puting. 

Menurut IDAI, selama bayi belajar menyusui sebaiknya jangan memberikan dot atau empeng. Jika hendak memberikan ASI perah, sebaiknya menggunakan sendok atau cangkir. Karena bayi yang sering menggunakan dot bisa menyebabkan dia kurang lekat dengan baik ke payudara ibu. Biasanya bayi akan berhenti menyusui sebelum kenyang atau sebelum payudara kosong. 

Pembahasan mengenai cara memerah ASI, bagaimana tips penyimpanan dan cara mengosumsi ASI beku dapat dibaca dalam artikel seputar ASI Perah yang ada di blog ini.

ASI Makanan Terbaik untuk Bayi 

Kita semua sudah sepakat bahwa ASI atau air susu ibu merupakan makanan terbaik untuk bayi. Karena di dalam ASI terkandung semua nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang. 

Sebaiknya berikan ASI kepada bayi hingga usianya mencapai 6 bulan untuk memberikan berbagai manfaat. Adapun manfaat memberikan ASI eksklusif pada bayi yaitu dapat membuat bayi lebih cerdas dan sehat, saya tahan tubuhnya meningkat, menjaga berat badan yang ideal dan dapat membuat ikatan ibu dan anak semakin kuat. Manfaat ASI bagi anak sudah dipaparkan lebih lanjut dalam tulisan Pentingnya ASI Ekslusif. Silakan disimak!

Mengetahui banyaknya manfaat ASI bagi bayi tentunya kita tidak ingin menghadapi kendala dalam pemberian ASI. Namun apabila menemukan masalah dalam pemberian ASI, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau mengantisipasi supaya bayi tetap mendapatkan ASI secara optimal.

Semoga bermanfaat.

Salam takzim 

Post a Comment

0 Comments