3 Tips Melatih Konsentrasi Anak

Setiap orang tua tentunya menginginkan anak mereka dapat berhasil di sekolah. Bisa belajar dengan tekun dan menguasai pelajaran yang telah diberikan oleh gurunya. Lalu bagaimana jika dalam kegiatan belajar, anak kesulitan karena gangguan konsentrasi? Adakah ayah bunda yang terkadang mendapati anaknya kurang berkonsentrasi ketika sedang belajar? Akibatnya anak tidak dapat menguasai pelajaran. 

Tips Melatih Konsentrasi Anak

Anak dikatakan terganggu konsentrasinya ketika ceroboh mengerjakan tugas,  gagal mengikuti instruksi atau tugas tidak selesai, terlihat seolah tidak mendengar saat diajak berbicara, mudah lupa, mudah terganggu, gagal mempertahankan konsentrasi pada tugas serta kesulitan mengelola tugas dan kegiatan pribadi. 

Ciri-ciri ini berdasarkan Diagnostic and Atatistical Manual of Mental Disorder-IV-TR (DSM-IV-TR) edisi terbaru panduan bagi psikiater atau psikolog dalam mendiagnosa gangguan pada individu. Enam saja dari ciri-ciri itu terdapat pada anak, maka dapat dikatakan anak mengalami gangguan konsentrasi.

Hal yang Menyebabkan Konsentrasi Anak Terganggu


Apa sebenarnya yang menyebabkan anak mengalami gangguan konsentrasi? Ada tiga penyebab yang membuat konsentrasi anak terganggu. 

Pertama, Faktor Eksternal. Lingkungan di tempat anak belajar tidak mendukung. Suasana yang gaduh dan menarik perhatian anak dapat membuatnya mengabaikan tugas. Selain itu, pola pengasuhan orang tua yang bersifat menerima atau memperbolehkan apa saja yang dilakukan anak dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi anak. 

Contohnya, orang tua membiarkan anak melakukan hal lain ketika buah hatinya kesulitan mengerjakan suatu tugas. Alangkah lebih baiknya jika orang tua membantu anak menyelesaikan tugas sampai selesai dan tidak beralih pada kegiatan lain.

Kedua, Faktor Psikologis. Anak yang memiliki kemampuan sosialisasinya minim, akan sulit berkonsentrasi jika ada temannya yang lebih berani di kelas. Kaget, khawatir dan takut ketika temannya dapat lebih aktif di kelas. Anak mengalami tekanan ketika mengerjakan sesuatu sehingga tidak konsentrasi dan tidak bisa lebih fokus.

Ketiga, Faktor Internal. Gangguan di otak daerah frontal (depan) dan parientalis (samping) dapat menyebabkan kurangnya konsentrasi. Karena sistem di otak menformulasikan fungsi-fungsi aktifitas  seperti penglihatan. pendengaran, motorik dan fungsi lainnya. Jika jaringan dalam otak terganggu maka input yang masuk ke otak tidak akan maksimal. Gangguan ini bukan karena bawaan lahir, tetapi bisa didapat karena terkena infeksi otak, misalnya.
Nah, setelah orang tua mengetahui penyebab anak tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, maka akan dengan mudah dicari bagaimana cara menanganinya.

Tips Melatih Konsentrasi Anak Agar Menguasai Pelajaran


Saat orang tua melihat beberapa hal yang bisa mengganggu konsentrasi anak, alangkah lebih baik jika orang tua juga mencari cara agar anak mereka bisa berkonsentrasi dengan baik. Berikut ini tips melatih konsentrasi anak, diantaranya : 

Pertama, ketika anak tidak bisa berkonsentrasi karena waktu bersosialisasinya kurang, maka beri kesempatan padanya untuk bergaul seluas-luasnya  dengan teman-teman sebayanya. 

Contoh : ketika anak mengikuti lomba menggambar. Dia tidak menyelesaikan gambar tetapi sibuk melihat ke arah peserta lainnya. Maka untuk mencegah anak kehilangan konsentrasi, berikan dia waktu bermain dengan yang lain sebelum perlombaan dilaksanakan. Orang tua juga dapat menyediakan berbagai aktifitas menarik yang tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dikerjakan.

Cara Melatih Konsentrasi Pada Anak

Kedua, orang tua dapat mengajak anak bekerja sama ketika akan mengerjakan tugas. Menentukan waktu penyelesaian tugas yang diinginkan orang tua dan disesuaikan dengan kemampuan anak. Ketika anak bisa menepati target waktu yang telah direncanakan, berikan pujian, hadiah atau penghargaan lainnya kepada anak. Hal ini dapat memberikan motivasi bagi anak untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan padanya.

Ketiga, perlu diketahui jika daya konsentrasi setiap anak berbeda berdasarkan usianya. Untuk usia anak yang masih kecil, waktu yang diperlukannya untuk konsentrasi pun cenderung tidak lama.  Oleh karena itu, pecah menjadi beberapa bagian waktu belajarnya beberapa kali. 

Contohnya, untuk anak yang masih kecil, jam belajar yang satu jam, dapat dipecah menjadi 3 kali (per 20 menit) diselingi dengan istirahat selama lima menit. Bila anak sudah bisa berkonsentrasi dengan waktu 20 menit, dapat ditambah jam belajarnya. Yang perlu diingat, pemberlakuan jam belajar harus memperhatikan usia dan kemampuan dari anak itu sendiri. 

Orang tua manapun pasti ingin anaknya bisa memahami pelajaran yang diberikan padanya. Ketika anak mengalami kesulitan berkonsultasi, sebaiknya orang tua mengatasinya sedini mungkin. Tindakan pencegahan yang dilakukan lebih dini bisa menghindari masalah konsentrasi anak berlarut hingga anak bertambah usianya.

Semoga bermanfaat.
         Salam takzim

Sumber : Kumon Class Diary
Related Post :
 

Post a Comment

6 Comments

  1. Akan saya coba praktekan mbak jika sudah menikah dan punya anak hehehe

    ReplyDelete
  2. assalamualaikum..
    salam kenal mbak nurul, saya mempunyai anak perempuan usia 7 tahun, dalam hal sosialisasi dengan teman-teman dirumah dia baik, tapi dengan teman-teman disekolah hanya anak-anak tertentu saja bisa dikatakan kurang, apa karena hal itu kebanyakan nilai-nilai pelajarannya naik turun, dia cenderung cuek dan pendiam,katanya gurunya kurang konsentrasi, gimana caranya ya..??dia gak ngerti nilai bagus atau jelek gak perduli...gimana ngasih pengertian ya...trims sarannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Walaikumsalam..
      Kalau menurut saya, usia 7 tahun adalah masa anak baru mulai menyesuaikan pelajaran di sekolah. Jadi wajar saja jika nilai pelajarannya masih turun naik. Coba berikan penghargaan ketika nilai anak baik. Misalnya beri dia hadiah yang dia suka, beri pujian atau dengan cara memberikan elusan di kepala saja, bisa membuat anak merasa dihargai.
      Jika masalah kurang konsentrasi, kita harus tahu dulu apa yang menyebabkan dia begitu, baru kemudian dicari pemecahannya. Komunikasikan dengan gurunya. Karena pendidikan untuk anak akan maksimal bila ada kerja sama yang baik antara orang tua dan guru. Semoga bermanfaat.

      Delete
  3. Penting nih infonya. Malah engga kepikir, kurang konsentrasi karena kurang main lho. Kayaknya aku juga nih...engga bisa nulis, krn kurang jalan²...

    ReplyDelete
  4. Bener nih mba, soalnya ponakan saya begini haha. Kalau lagi gambar atau mewarnai kadang suka keganggu konsentrasinya. Baca ini jadi paham harus gimana. Makasih sharingnya mba

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^