Mendidik Anak Agar Berprestasi

Mendidik Anak Agar Berprestasi. Sebagai orangtua, saya sangat membutuhkan ilmu untuk mendidik putra putri yang telah saya lahirkan. Untuk mendapatkan ilmu tersebut, saya selalu berusaha hadir bila ada acara parenting. Selain itu, saya juga mengikuti kelas online melalui whatsapp untuk mendapatkan pengetahuan seputar anak dan pernikahan.

Beberapa waktu lalu, untuk menghindari kejenuhan, pemberi materi istirahat sejenak dalam membagikan ilmunya. Giliran anggota kelas untuk membagikan pengalaman yang sekiranya dapat bermanfaat untuk anggota lainya.

Dan di akhir bulan Juni, giliran saya yang ditodong oleh Mahmud admin, untuk sharing tentang cara mendidik anak agar berprestasi. Terus terang saya agak bingung, apa yang harus saya sharing. Sebenarnya, saya juga masih dalam tahap belajar untuk menjadi orangtua. Itulah sebabnya, saya masuk ke dalam grup tersebut, untuk mencari ilmu untuk mengasuh anak.

Well... akhirnya saya berusaha untuk menceritakan pengalaman yang tidak seberapa bila dibandingkan dengan anggota kelas lainnya. Menceritakan keseharian anak-anak saya yang memiliki prestasi non akademis. Saya menekankan sekali lagi, mereka berprestasi di bidang non akademis. Yang artinya, anak-anak saya memiliki kejuaraan di luar pelajaran yang mereka terima di sekolah.



mendidik-anak-agar-berprestasi
Juara cipta lagu
 
Kebetulan, putri pertama saya memiliki beberapa prestasi. Di kelas empat sekolah dasar, Fasya menjuarai beberapa lomba menggambar. Ketika kelas 5 SD dia juga mendapat juara 1 lomba cipta lagu tingkat kecamatan dan juara 2 lomba cipta lagu tingkat kabupaten.

Dengan berbekal sertifikat dan piala kejuaraan tersebut, akhirnya putri saya bisa masuk SMP terbaik di kota kami melalui jalur prestasi.

Hampir sama dengan pengalaman di sekolah dasar, di sekolah menengah pertama Fasya juga mengikuti berbagai macam perlombaan. Lomba pramuka, Lomba Duta Sanitasi serta Lomba Iptek dan Rekayasa.

Alhamdulillah Fasya dan kedua temannya bisa meraih medali perak pada Lomba Penelitian Siswa Tingkat Nasional. Ketiga anak perempuan itu, membuat alat untuk menyaring udara kotor dari box tempat sampah. 
 
mendidik-anak-agar-berprestasi
Peraih Medali Perak Lomba Penelitian Siswa tingkat Nasional

Sekali lagi, anak saya bisa masuk SMA favorit di Bandung berbekal sertifikat dan medali perak yang telah diraihnya. 

Barangkali ini yang dilihat oleh teman dekat saya yang bertugas menjadi admin di grup Kulwap Keluarga Sehati.

Terus terang, kalau ditanya tentang cara saya mendidiknya, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan teman-teman yang menjadi warga kulwap. Saya berusaha menumbuhkan konsep diri yang positif pada kedua anak saya. Nah, konsep diri apa sajakah, yang dimaksud?

Sejak mereka kecil, saya berusaha untuk membiarkan anak-anak untuk mencoba hal-hal yang baru. Berani merasakan kegagalan, berani berusaha untuk berhasil, belajar percaya diri, serta berani bersikap.

Dan untuk bisa mengembangkan konsep positif pada anak, usaha yang kami lakukan sebagai orang tua yaitu :

  1. Berusaha dekat dengan anak. Siaga di samping anak, baik secara fisik maupun ide/ pikiran.
  2. Membaca dongeng/kisah inspiratif bersama anak menjelang tidur, sebagai alat transfer nilai moral serta akhlak yang baik.
  3. Banyak berbincang, berdiskusi dan berkomunikasi yang positif dengan disisipi stimulasi sebanyak mungkin.
  4. Memberikan umpan balik terhadap sikap-sikap anak dengan cara mengarahkan dan berusaha untuk tidak serba melarang
  5. Sebagai orangtua, kami lebih fokus pada sisi positif anak dan mencoba untuk terus mengasahnya.

Sejak Fasya kanak-kanak, dia senang bernyanyi dan bisa mengikuti irama yang didengarnya dengan baik. Kebetulan ayahnya juga senang bermain musik, dan untuk mengasah kepekaannya, suami saya memberinya beberapa alat musik. Memang tidak semua alat dikuasai oleh putri saya, namun setidaknya dia mengenal beberapa alat musik.

Kami juga mengasah kepedulian anak-anakterhadap lingkungan. Saat berkemah di gunung, kami mencoba mendekatkan anak pada alam. Belajar mencintai lingkungan dengan menjaga kebersihan. Fasya memang jadi peduli dengan lingkungan. 

Dia suka protes kalau melihat ada yang membuang sampah dari kendaraan atau dia juga seringkali protes kalau melihat asap yang dikeluarkan oleh pabrik.
Barangkali, kepeduliannya itu juga yang membuat dia ingin membuat alat penyaring udara kotor.

Tidak lupa, kami juga berusaha menjadi model atau contoh untuk  anak-anak. Saya termasuk orang yang lumayan sering ikut lomba. Karena saya senang menulis, maka saya pun sering mengikuti lomba menulis di blog. Alhamdulillah beberapa kali saya bisa memenangkan lomba. Hasil menang lomba yang berupa uang, barang,  atau voucher belanja, sengaja saya perlihatkan pada anak-anak. Saya tunjukkan sebagai bahan memotivasi mereka. 

Tidak hanya keberhasilan, saya juga memberitahukan mereka saat saya kalah dalam lomba.  Mencoba mengajarkan jika dalam setiap lomba ada yang kalah dan ada yang menang. Memberi contoh, untuk tidak berhenti mengikuti kompetisi meskipun gagal berkali-kali.

Anak-anak saya begitu semangat jika ada perlombaan yang sesuai dengan minat mereka. Barangkali keseruan berkompetisi sudah mereka rasakan. Pengalaman saya mendidik anak agar berprestasi mendapati tanggapan yang beragam dari anggota kelas.

Salah satunya mempertanyakan bagaimana jika anak hanya fokus belajar hanya untuk mendapatkan piala atau penghargaan? Sekali lagi saya katakan, jika anak-anak saya berprestasi di bidang non akademis. Mereka memiliki kejuaraan dari bakat dan minatnya. Jadi tidak ada istilah belajar dengan keras untuk mendapatkan prestasi.


Namun, secara keseluruhan, anggota kelas sepaham dengan pemikiran saya. Bahwa untuk mendidik anak agar memiliki prestasi, perlu menumbuhkan konsep positif pada buah hati.


Apakah teman-teman memiliki pengalaman mendidik anak-anak agar bisa menjadi juara di bidang yang diminatinya? Bagaimana caranya? Sharing, yuk! 
 
            Salam takzim



 
 
 
 
 
 

Post a Comment

46 Comments

  1. Keren banget si kecil Mbak. Nurun momnya ya Mbak. MAaasih tipsnya nih, sukses buat mom juga si kecil ya Mbak

    ReplyDelete
  2. anak saya baru masuk TK tahun ini
    tapi dia udah bisa menggambar belajar otodidak di rumah
    biasanya karakter kartun yang dia tonton yang digambar
    setiap dia menggambar selalu memperlihatkan kepada saya
    biasanya saya memujinya dan ia tambah semangat
    pelan dan pasti hasil gambarnya makin halus dan mirip karakter kartun
    kemampuannya jauh di atas anak seusianya
    namun dia belum ada saya ikutkan lomba
    mungkin nanti dari sekolah bisa mengarahkan dia mau ikut lomba dimana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah...baru TK tapi kemampuan menggambarnya bagus ya, Mbak. Nanti kalau sudah kelas 3/4 SD, bisa diarahkan sesuai dengan keinginan anak.

      Delete
  3. Waah mau dong ikutan kulwap mba nurul
    Informaainya brmnfaat sekali, u pljrn buat sy dlm mndidik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayok Mbak... memang senang sekali bisa bertukar ilmu di kelasnya

      Delete
    2. wah boleh juga nih , walaupun saya belum punya anak tapi saya masih punya adik kecil kok, thanks ya buat infonya.....

      Delete
  4. anakku nanti minatnya kemana ya mbak nurul, aih... pokoknya prestasi anak enggak hanya akademis aja kan mba, tapi non juga...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mbak...tidak hanya akademis. Non akademis juga bisa menghasilkan kalau ditekuni

      Delete
  5. Fasya hebat sekali :')

    Usaha usaha yang dilakukan mulai dari dekat dengan anak, membacakan cerita, banyak diskusi sampai menerapkan sikap tidak serba melarang.. Benar sih ya.. kalau apa apa dilarang takutnya anak malah berontak. Trus aku juga ingat dulu waktu masih kecil sering banget didongengin sama ayah. itu juga ternyata salah satu usaha agar mendorong anak lebih berprestasi.
    Postingannya bermanfaat mbak buat aku kelak nanti punya anak :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beruntung sekali, Manda punya ayah yang selalu didongengkan.

      Delete
  6. Waa... Anak2 nya lada pintar ya mba.., emang orang tua kudu sering komunikasi sama anak... ikut memberikan ide baru dan menginspirasi...

    Terimakasih tipsnya mak noted loh.. coz anakku masih batita sekarang..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Mbak...harus bisa berkomunikasi dengan anak, untuk mengetahui keinginannya.

      Delete
  7. Kadang jadi ibu suka terjebak dengan omongan orang. Kalau anak gak rangking 1, rasanya kita jadi ibu yang gagal. Eh apa ini saya aja ya...


    Padahal prestasi anak gak selalu harus akademis. Terima kasih sudah mengingatkan ya mbak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mbak Sally, anak bisa berprestasi di mana saja,tidak hanya di bidang akademis saja

      Delete
  8. Saya belum punya pengalaman mendidik anak karena belum menikah. Salut dengan Fasya yang bisa meraih berbagai prestasi, orang tua tentunya punya andil dalam mendukung anak untuk terus mencoba sehingga bisa meraih prestasi.

    ReplyDelete
  9. yup...poin terpenting : menumbuhkan konsep positif pada diri anak. setuju mbak... ☺️

    ReplyDelete
    Replies
    1. Konsep positif sangat dibutuhkan untuk mendidik anak ya...

      Delete
  10. Terima kasih sharingnya mba. Akan saya ingat² biar kalau nanti sdh punya anak, pengalaman mba pasti bermanfaat bagi saya.
    Salut mba punya anak yg dari SD sdh membanggakan.

    ReplyDelete
  11. Wag makasih banget mba sharingnya. Meski aku belum punya anak, tapi manfaat banget. kalau besok sudah punya jadi aku udah ada ilmunya. Makasih mbaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga bermanfaat untuk mendidik anaknya kelak ya, Mbak Rian :)

      Delete
  12. Anak zaman sekarang perkembangan cepeat, kepribadian dan kecerdasannya kadang kadang melampaui anak seuumurannya 10 tahun lalu. Peran orang tua lah yang sangat diperlukan untuk mengarahkan dan membimbing sehingga prestasi dapat di capai. konsep percaya diri yang positif merupakan langkah baik untuk maju

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mas Don, peran orangtua sangat diperlukan untuk membimbing anak-anak

      Delete
  13. Saya belum punya anak dan belum tahu ilmu mendidiknya. Tapi saya bisa belajar dari ibu saya. Bagaimana ibu tanoa memberikan paksaan keoada anaknya tapi anaknya bisa sukses sesuai dengan passionnya. Dan syukurlah saya dulu selalu jadi juara di kelas. Itupun berkat Ibu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, Mbak Fania bisa selalu jadi juara kelas. Pastinya sangat membanggakan untuk ibu

      Delete
  14. Minat seninya tinggi ya, Mbak
    Pengen deh nanti kalau punya anak bebasin mereka berekspresi dan gak nuntut prestasi ini itu.Yang paling penting juga bs jadi role model buat mereka

    ReplyDelete
  15. Sblm jadi org tua kudu belajar bahwa prestasi bs dr mana saja, bukan hanya dibidang akademis.Thanks buat sharingnya

    ReplyDelete
  16. dalam mendidik anak agar berprestasi intinya harus bisa menumbuhkan konsep positif ya mba, semoga nanti aku bisa menerapkannya buat anak-anaku juga mba :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga kita sama-sama bisa mendidik dengan menerapkan konsep positif ya, Mbak :)

      Delete
  17. saya baru punya anak, bakal saya terapkan nih tips-tips dari Mbak buat anak saya kelak, lagi belajar jadi orang tua yang baik hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, baru jadi Ayah ya...Selamat belajar jadi orangtua Mas

      Delete
  18. alhamdulillah keren banget mbak..barakallah ya mb diamanahi allah putri yang berprestasi.

    entah kenapa kalau anak anak yg emang suka berkompetisi dan sering menang ini itu.. facenya tuh udah beda.. kaya rada bercahaya gitu xixixi..

    dan beruntungnya pula, ananda bertemu orang tua yg support.. alhamdulillah.. terima kasih sharringnya mbak nurul

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih banyak Mbak... masih harus banyak belajar nih..
      Anak semakin besar, semakin banyak pula tantangannya.

      Delete
  19. betul banget itu orang tua harus dekat dengan si anak terlebih dahulu. Biasanya anak takut akan dekat dengan orang tua terlebih dahulu. Ntah itu takut beneran atau malu. Maka dari itu kita sebagai orang tua harus siap siaga menjadi teman sahabat setia anak kita selain sebagai orang tua juga.

    Jadi anak anak bisa lebih terbuka dengan diri kita sebagai orang tua.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mas Diki, kalau kita dekat dengan anak, maka mereka bisa lebih terbuka dengan orangtuanya

      Delete
  20. Selamat buat Fasya. Semoga semakin berprestasi. Iya, bener banget Mba. Sebagai orang tua emang perlu mengembangkan sisi positif anak. Karena pastinya semua anak ga ada yang sempurna. Yang mahir di segala bidang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup...tidak ada orang yang mahir di segala bidang. Pasti ada beberapa bagian yang menonjol

      Delete
  21. Selamat buat Fasya. Semoga semakin berprestasi. Iya, bener banget Mba. Sebagai orang tua emang perlu mengembangkan sisi positif anak. Karena pastinya semua anak ga ada yang sempurna. Yang mahir di segala bidang :)

    ReplyDelete
  22. Barakallah..
    Semoga bakat ananda yanh sudah tampak saat ini bisa terus terasah dengan baik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin ... semoga saya bisa menunaikan tugas tersebut ya Mbak :)

      Delete
  23. Makasih tipsnya, mudah2an bisa diterapkan pada anak saya.

    ReplyDelete
  24. Sebuah tauladan banget nih... Lima cacatan yang penting untuk diingat oleh setiap orangtua nih, makasih pengingatnya ya teh...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^