Bagaimana Menjadi Ibu Yang Menyenangkan?

Bagaimana menjadi ibu yang menyenangkan?
Menjadi Ibu Yang Menyenangkan

Masih ingat dengan lagunya Trio Kwek Kwek yang berjudul "Marah-marah" ? Untuk yang sudah lupa, sedikit saya ingatkan kembali lagunya ya...Kurang lebih begini lagunya :
 
"Ku takut mamaku marah, ku takut papaku marah
Ku takut mereka marah kalo terlambat sekolah ..
Waktu kecil ku ditimang-timang, dinyanyikan lagu sayang
waktu besar ku harus belajar... Jangan sampai mama marah-marah

Ternyata... dari dulu, seorang mama, ibu atau bunda sudah identik dengan marah-marah ya..he..he..
Lalu bagaimana caranya supaya menjadi ibu yang menyenangkan?
Ketika mengikuti acara parenting beberapa waktu yang lalu, narasumber mengatakan jika ibu merupakan madrasah atau tempat sekolah bagi putra putirnya. Anak akan belajar dengan perasaan nyaman, jika ibunya menyenangkan. Sekolah yang baik tentu saja tidak terlepas dari peran kepala sekolahnya bukan?
 
Kepala sekolah akan berusaha agar sekolah yang dipimpinnya memiliki kurikulum yang baik, suasana yang aman dan nyaman bagi murid-muridnya. Lalu siapakah yang dimaksud kepala sekolah di sini? Kepala sekolah di sini adalah  ayah. Agar ibu bisa menjadi sekolah yang menyenangkan bagi anak-anaknya, dibutuhkan figur seorang ayah yang dapat membuat ibu bahagia. 
 
Ibu yang bahagia tentu akan menyalurkan kebahagiaannya kepada anak-anak. Bu Maya, sebagai narasumber mengatakan jika yang dimaksud bahagia ini adalah terpenuhinya segala kebutuhan ibu, baik secara lahir maupun batin.
 
Beberapa peserta parenting, sempat bersenda gurau. Menurut mereka, seorang ibu akan berbahagia jika ayah menyediakan emas dan berlian sekarung untuk mereka..he..he... tentu saja bukan hanya itu bukan?
Kebahagiaan ibu akan terwujud ketika ayah bisa memenuhi tangki cinta pada istrinya. Tangki cinta yang di maksud mencakup berkualitasnya waktu yang tercipta dalam keluarga. Kasih sayang yang dicurahkan melalui sentuhan, belaian, pelukan serta kata-kata baik berupa pujian dan pemberian hadiah atau penghargaan. 
 
Apabila semua tangki cinta telah terpenuhi, maka diharapkan ibu akan menjadi pribadi yang bahagia dan menyenangkan. Waspadai ketika berada dalam posisi "mother distrust perode". Suatu masa ketika seorang ibu sudah tidak dianggap lagi oleh anak mereka. Ada dan tidak adanya ibu, tidak berpengaruh bagi mereka.
 
Jika hal ini terjadi, narasumber mengajak kami untuk mengintropeksi diri. Sudahkan kami menjadi ibu yang menyenangkan? Ibu yang menjadikan dirinya bagian dari anak? Mengerti benar apa perasaan anak?
 
Seorang anak akan menjadikan ayah dan ibunya sebagai model yang diidolakan. Mencari teman yang mirip dengan ayah dan ibunya. Bila anak merasa nyaman bersama orang tuanya, dia pun akan mencari teman yang sama menyenangkannya.
 
Penelitian yang dlakukan di Eropa mengungkapkan, jika seorang ibu yang sehat akan mengeluarkan 7000 kata sehat setiap harinya. Dan anak yang sehat akan mengeluarkan 300 pertanyaan setiap harinya.
Kata yang sehat adalah kata yang penuh motivasi, inspiratif dan kata yang penuh pujian. Nah, bagaimana? Sudah siap menerima pertanyaan anak yang bertubi-tubi?  Oh ya, untuk ibu yang memiliki 2 orang anak, berarti dikalikan dua ya.. Jadi pertanyaan yang akan dilontarkan anak kepada ibu sebanyak 600 pertanyaan.
 
Peserta parenting kemarin hampir semuanya seorang ibu. Ketidakhadiran para ayah di acaranya sungguh disayangkan oleh narasumber. Karena peran ayah begitu penting. Ayah yang dapat membuat ibu bahagia. Jika ibu bahagia maka madrasahnya akan baik dan menyenangkan. Oleh karena begitu pentingnya peran ayah, maka narasumber memberi tugas bagi ibu yang hadir untuk bisa mentransfer ilmu parenting ini kepada suaminya. Sehingga dapat mendukung ibu sebagai pribadi yang menyenangkan.

Artikel Terkait :
Cara Bijak Mengatasi Konflik Pada Anak
 
 Salam takzim

 

Post a Comment

13 Comments

  1. asik kalau ayah dan ibu sama2 aktif mendidik yaaa...emak jadi ngga perlu crewet hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betuul Mak... kehadiran dan peran serta ayah sangat diperlukan dalam mendidik anak

      Delete
  2. Kalo yang lebih dari 7000 kata gimana ya mak? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo yang lebih dari 7000 kata, berarti sehat sekali..hi..hi..hi

      Delete
  3. Tapi kadang pusing juga kalo anak banyak tanya ya hihihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak.. hi..hi.. udah dijawab, masih adaa aja pertanyaan yang muncul :)

      Delete
  4. Wah, anak saya 5, berarti idealnya menerima 1500 pertanyaan, ya, setiap hari hihihi

    ReplyDelete
  5. dukung ibu sebagai pribadi yang menyenangkan ... love u all :)

    ReplyDelete
  6. Makasih Mbak sharingnya, semoga para ibu anak-anak kita bisa menjadi ibu yang menyenangkan bagi anak-anak.
    Salam kenal Mbak dari Keluarga Biru.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Pak..semoga.. aamiin.
      Terima kasih sudah berkunjung Pak :)

      Delete
  7. Baru tahu deh kalo anak harus nanya sampe 300 an, anak saya 3, tiap ketemu nanyaaa terus, kdg cerita jg. Tp kyknya ga nyampe 300 deh paling 50 pertinyaan bertiga, masya Allah pusingnya minta ampun, saking susahnya tu pertanyaan, ampe buka buku rujukan segala, ha ha kesel, seru, bahagia, greget campur jd satu

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^