Mendaki Gunung dengan Aman dan Nyaman

Kegiatan mendaki gunung merupakan salah satu cara berpiknik. Berbicara tentang piknik, rasanya begitu menyenangkan. Piknik atau refreshing selalu diidentikkan dengan gaya hidup yang dapat membuat kita bisa lebih sehat, terlepas dari stres bahkan dengan berpiknik, dapat memacu produktivitas dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Mendaki Gunung dengan Aman dan Nyaman
Mendaki Gunung dengan Aman dan Nyaman

Topik piknik ini juga yang sering menjadi bahan pembicaraan kalangan ibu rumah tangga (tunjuk hidung). Selain ngomongin soal tumpukan setrikaan yang selalu terbayang-bayang di pelupuk mata (haissh), kurang piknik menjadi kebutuhan yang perlu dipenuhi agar terlepas dari stres karena aktivitas sehari-hari.
Kalo dipikir-pikir, kita tidak akan stres, jika menikmati kegiatan harian kita, ya, gak? Misalnya, seorang ibu rumah tangga yang selalu berkutat di dalam rumah, tapi memiliki aktivitas lain yang menyenangkan selain tugas sehari-hari, tentu saja akan terlepas dari stres. Ada yang meluangkan waktu untuk melakukan hobinya seperti, hobi memasak, hobi menulis atau membuat kerajinan tangan. Karena hobi, maka perasaan stres biasanya gak akan datang, deh!

Etapi.. kita tetap aja butuh piknik, loh! Selain untuk menghilangkan stres, piknik bersama keluarga juga dapat menimbulkan bonding, kan? Pergi bersama, dapat mempererat hubungan yang ada di antara anggota keluarga. 

Berdasarkan alasan itulah, keluarga saya menyukai pergi bersama, terutama pergi menikmati keindahan alam. Seperti mendaki Gunung Puntang yang telah sekian kali kami kunjungi. Jika dulu, kami berkemah di Gunung Puntang, kali ini kami tidak menginap. Bersama teman-teman, kami mendaki menuju puncak Gunung Puntang. Menuju tempat, yang konon mengandung misteri. Misteri apa? Baca di artikel Misteri Gunung Puntang.
 
Jalur Mendaki Gunung Puntang
Jalan berbatu menuju Curug Siliwangi
Perjalanan yang akan kami tempuh sekitar 2,5 - 3,5 jam. Lamanya perjalanan dari kaki gunung hingga puncak, sebenarnya tergantung dari banyak faktor, diantaranya :
  • Kekuatan fisik seseorang berbeda dengan orang lainnya. Untuk anak muda, perjalanan dengan rute menanjak dan terjal, waktu yang ditempuh bisa lebih cepat dibandingkan dengan yang telah berumur..hi..hi.. piiss..
  • Keadaan jalan yang akan dilalui. Semakin ceram dan terjal, waktu tempuh pun akan semakin lama.
  • Banyaknya anggota rombongan. Semakin banyak anggota yang ikut serta, biasanya lama pejalanan akan semakin panjang. Kenapa? Suka ada acara saling tunggu. Kasian kan, kalo ada teman yang tertinggal di belakang, masa' mau ditinggalin??
  • Keadaan cuaca juga dapat mempengaruhi lamanya perjalanan. Kalau hujan, lebih baik berhenti dulu. Jalanan yang basah akan terasa licin jika kita pijak.
Perlu banyak persiapan untuk bisa mencapai puncak gunung. Selain kondisi tubuh yang fit, kita juga perlu membawa persiapan makanan dan minuman yang mencukupi. Yang tidak kalah pentingnya, pakaian dan alas kaki yang digunakan harus aman dan nyaman. 

Pakaian yang tidak nyaman, bisa membuat kita cepat lelah ketika mendaki. Contohnya, pakaian yang tidak menyerap keringat akan membuat badan terus berkeringat karena panas. Tentu saja, akan mengurangi kenyamanan, bukan? 
Oh, ya lebih baik menghindari penggunaan celana yang terlalu ketat karena akan terasa tidak nyaman ketika mendaki.

Gunung Puntang memiliki tekstur jalanan yang cukup terjal. Pada tahap pendakian pertama, jalanan masih terlihat landai. Kaki kita tidak akan terasa lelah atau pegal. Tapi, pada tahap selanjutnya akan ditemukan jalanan yang dipenuhi dengan batu-batu. 
 
Jalur Terjal Mendaki Gunung Puntang
Jalanan berbatu dan terjal menuju puncak Gunung Puntang
 
Kita harus mendaki ketika melewati jalan berbatu tersebut. Bahkan kaki kita akan menekuk membentuk sudut 45 derajat. Bayangkan, jika kita menggunakan celana yang ketat. Waah..., dijamin paha kita akan pegal-pegal. Terasa sakit karena tarikan yang kuat dari celana yang kita kenakan.

Oleh karena itu, lebih baik kita menggunakan celana yang longgar dan menyerap keringat. Memakai salah satu dari koleksi celana training kita atau celana selutut yang kita miliki, juga bisa membuat perjalanan nyaman, loh! Training yang digunakan untuk olah raga? Iya, selain menyerap keringat, celana training juga terasa bebas ketika menaiki bebatuan di Gunung Puntang.

Terus terang, keadaan jalan yang terjal hampir membuat saya menyerah..hi..hi.. Tapiii.. anak-anak saya sudah ada di depan. Saya ingin mendampingi mereka, dong! Akhirnya, dengan napas yang tersengal-sengal, kaki yang mulai terasa pegal, saya paksakan diri untuk mendaki. Kalau sudah begini, jadi inget umur..wkwkwk :D

Sungai di Jalur Pendakian Gunung Puntang
Jalur sungai yang dipenuhi oleh batu-batu besar.
 
Semakin ke atas, bebatuan semakin besar. Tidak terkecuali di sungai yang kami lewati. Puncak Gunung Puntang yang akan kami tuju, merupakan air terjun. Air terjun itu terkenal dengan nama Curug Siliwangi. Setelah menempuh perjalanan yang mendaki, di tengah letihnya kaki, samar-samar terdengar suara gemericik air.
Air terjun di Puncak Gunung Puntang
Air terjun/ Curug Siliwangi
 
Dan.. ketika pepohonan yang sejak awal pendakian menaungi kami, terlihat semakin jarang, saya melihat tebing batu yang menjulang tinggi. Di depan saya terbentang pemandangan yang luar biasa. Rasa lelah dan pegal, hilang sudah. Hanya memuji nama Allah yang bisa saya lakukan saat itu. 
Air terjun atau curug yang berada di ketinggian 1.700 Mdpl dan ketinggian curug sekitar 150 meter itu merupakan pemandangan yang begitu menakjubkan.
 
Puncak Gunung Puntang
Yihaa...! akhirnya sampai di daratan tinggi Gunung Puntang !
 
Semilir angin terasa dingin karena tercampur dengan percikan air yang jatuh dari atas air terjun. Berlama-lama di atas membuat badan yang tadinya panas dan berkeringat, berubah menjadi dingin. Sehingga kami memutuskan untuk tidak tinggal terlalu lama di bawah air terjun. Kasihan anak-anak, mereka bisa kedinginan. 
Selain itu, kami juga menghindari resiko jika ada longsor dari atas air terjun. Teteep...safety first. Boleh saja menikmati piknik atau refreshing tapi keamanan tetap harus diutamakan. Betul, kan?
 
Salam takzim


Post a Comment

9 Comments

  1. betul, biasanya karena rasa penasaran menjadi-jadi memikirkan keselamatan sering terabaikan. Walhasil kenikmatan piknik berkurang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penasaran yang berujung membahayakan ya mbak.. :) terima kasih sudah berkunjung ya..

      Delete
  2. Setuju mbak..safety first :) Lokasinya kayaknya juga rawan longsor ya.. Naik gunung biasanya bikin ketagihan mbak..hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak..kalo musim hujan ada beberapa tempat yang rawan longsor. makasih udah mampir ya mbak :)

      Delete
  3. wekekeke.
    salam pendaki (y)
    safety first selalu menjadi tiang utama dalam melakukan apapun, bukan hanya mendaki.
    hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul..betul..betul..semua aktivitas apapun, safety fisrt

      Delete
  4. Olahraga sehat sambil menikmati indahnya alam ciptaan Tuhan
    Saya belum pernah mendaki gunung yang tinggi
    Hanya gunung Tidar yang pernah saya daku waktu ploncoan di Akabri, mendaki bukit Menoreh di Magelang waktu cross country dan mendaki bukit di India yang berbatasan dengan Cina ketika mengikuti Forward Area Tour.
    Keamanan memang perlu diperhatikan
    Salam hangat dari Jombang

    ReplyDelete
  5. Haduh, hebatmen Mbak Fitri. Aku jadi pingin :)

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^