Ingin konsisten menulis? Temukan motivasinya terlebih dahulu, merupakan tema yang saya usung ketika mengadakan sharing di grup IIDN. Grup Ibu-ibu Doyan Nulis merupakan grup di facebook dan beranggotakan perempuan-perempuan yang senang menulis. Beranggota kan sebanyak 19.588 perempuan yang tersebar di seluruh dunia. Yup, grup ini tidak hanya beranggotakan perempuan di dalam negeri saja, juga mereka yang tinggal di luar negeri.
Saya sempat berbincang dengan Founder IIDN, yaitu Teh Indari mengenai grup yang didirikan beliau pada tahun 2010. Beliau merasa sedikit resah, karena anggota grup penulis itu, bagaikan mati suri. Tidak terlihat pergerakan yang nyata dari anggotanya. Gerakan nyata? Iya, karena grup itu terdiri dari individu-individu yang senang menulis, seharusnya grup itu ramai dengan karya para anggotanya, bukan?
You know lah, ibu-ibu yang sudah memiliki anak, alasannya pasti tidak jauh dari kerepotan mereka menjalani perannya.
"Enggak sempat nulis, si kecil rewel seharian!"
"Duuh, niatnya mau nulis, tapi itu setrikaan udah menggunung!"
"Nih, ya, udah nyalain laptop, baruuu aja mau ngetik, eh, si kecil bangun. Gak, jadi, deh!"
Daan...beragam alasan lainnya yang membuat para ibu itu urung menulis. Yah, wajar saja, kodrat kami, kan, mengurus anak 😅
Urusan rumah tangga membuat sebagian anggota IIDN tidak bisa berkarya dengan leluasa. Bahkan dapat menghilangkan semangat untuk menulis. Sangat disayangkan, mereka tidak bisa menekuni hobinya karena berbagai alasan.
Maka, dalam beberapa kesempatan, kami diminta untuk saling berbagi pengalaman secara online seputar kepenulisan di dalam grup. Tujuannya, agar grup yang di dalamnya terdiri dari ibu-ibu yang doyan menulis, bisa semakin produktif, bisa menghasilkan dan tentu saja agar bisa saling menyemangati.
"Enggak sempat nulis, si kecil rewel seharian!"
"Duuh, niatnya mau nulis, tapi itu setrikaan udah menggunung!"
"Nih, ya, udah nyalain laptop, baruuu aja mau ngetik, eh, si kecil bangun. Gak, jadi, deh!"
Daan...beragam alasan lainnya yang membuat para ibu itu urung menulis. Yah, wajar saja, kodrat kami, kan, mengurus anak 😅
Urusan rumah tangga membuat sebagian anggota IIDN tidak bisa berkarya dengan leluasa. Bahkan dapat menghilangkan semangat untuk menulis. Sangat disayangkan, mereka tidak bisa menekuni hobinya karena berbagai alasan.
Maka, dalam beberapa kesempatan, kami diminta untuk saling berbagi pengalaman secara online seputar kepenulisan di dalam grup. Tujuannya, agar grup yang di dalamnya terdiri dari ibu-ibu yang doyan menulis, bisa semakin produktif, bisa menghasilkan dan tentu saja agar bisa saling menyemangati.
Kamis, 2 November 2017, salah satu pengurus IIDN, Mbak Diba Tesi Z., menghubungi saya lewat jalur pribadi dan meminta kesediaan saya untuk berbagi di grup. Setelah berdiskusi dengan santai, akhirnya kami sepakat untuk mengangkat tema cara menemukan motivasi menulis agar bisa selalu konsisten menulis.
Sebenarnya saya sangat yakin jika anggota grup sudah banyak yang konsisiten menulis, meskipun tidak mereka bagikan di linimasa. Kenapa saya bisa yakin? Tentu saja, bukankah nama grupnya doyan menulis? Pasti semuanya senang menulis, bahkan bisa saja saking doyannya, mereka susah berhenti, bisa saja, kan? Hehehe ...
Ada hal-hal yang melatarbelakangi seseorang untuk konsisten menulis. Salah satunya, motivasi dari dalam diri masing-masing. Lalu, apa saja motivasi yang bisa membuat seseorang konsisten menulis?
Menulis Bisa Menghilangkan Stres
Menulis bisa membuat perasaan merasa lebih tenang. Menuliskan segala sesuatu yang ada di pikiran dan semua yang dirasakan bisa membantu meringankan beban pikiran. Mencoretkan curahan hati, dapat melepaskan energi negatif yang ada dalam pikiran. Sehingga pikiran pun bisa menjadi lebih ringan dan perasaan pun dapat menjadi lega.
Terkadang kita lebih membutuhkan tempat untuk mencurahkan segala rasa dibandingkan menerima ceramah panjang kali lebar dari lawan bicaranya. Bukankah, begitu? Dengan menulis, kita bisa lebih leluasa melepaskan energi negatif dan mengeluarkan segala unek-unek di dada.
Menulis Bisa Membuat Kita Dikenang
Pernah mendengar istilah yang mengatakan, sepintar-pintarnya seseorang, dia akan dilupakan apabila tidak menulis? Tidak asing, bukan? Dengan menuliskan suatu karya yang bermanfaat kita bisa mendapatkan pahala. Tulisan bermanfaat dapat menjadi amalan yang tidak akan putus, terus mengalir meskipun kita sudah tiada.
Bagi saya, motivasi yang satu ini, adalah pendorong paling kuat untuk bisa terus berkarya menghasilkan sebuah tulisan yang bermanfaat. Bagaimana dengan teman-teman?
Bertambah Ilmu
Untuk mendapatkan sebuah tulisan yang menarik, kita perlu banyak membaca. Bersamaan dengan itu, dengan banyak membaca, otomatis pengetahuan kita pun akan semakin bertambah.
Untuk Persembahan
Maksudnya, motivasi kita menulis untuk dipersembahkan pada orang yang kita cintai. Bisa dibayangkan betapa bahagianya orang tua atau pasangan hidup kita saat diberikan sebuah tulisan. Dan demi melihat kebahagiaan orang tercinta, kita akan bisa lebih bersemangat untuk menulis.
Berpenghasilan
Memiliki penghasilan, tentu saja bisa dijadikan motivasi yang kuat untuk menumbuhkan kebiasaan menulis secara konsisten. Apalagi iibu-ibu akan merasa senang jika bisa lebih mandiri dalam hal finansial. Motivasi memiliki penghasilan sendiri, bisa memacu untuk lebih konsisten dalam menulis.
Semua motivasi yang telah dibahas ini, bisa menjadi pemicu kita untuk terus menulis. Dengan mengetahui motivasi untuk menulis, maka kita bisa lebih konsisten menulis.
Dan agar kita terus terpacu, tuliskan saja motivasi kita dalam sebuah kertas yang cukup besar, dan ditempelkan di tempat yang sering kita lihat. Dengan demikian, dapat membuat kita konsisten menulis.
39 Comments
Niat utama saya menulis adalah untuk berbagi. Semoga nit ini tetap terjaga dan istiqomah ya bun. Karena terkadang mempertahankan niat tetap lurus itu, perlu berkali2 menelaah ketika kita mengevaluasi diri 😃
ReplyDeleteSemoga tetap istiqomah ya, Bun..tetap menulis untuk berbagi
DeleteAh. Sesuai banget nih sama motivasiku untuk menulis. Terutama untuk menambah ilmu. Ingin sekali kelak bisa mencari penghasilan dengan menulis. Dan, kelak di bagian dari cerpenku, akan ada bagian yang kutulis untuk seseorang yang ku cinta. Ga sabar untuk mencapai ke daerah itu, tapi itu akan memakan proses panjang. Ah, kapan.
ReplyDeleteSabar Fan, pasti nanti ada waktunya. Menemukan seseorang yang tepat di waktu yang tepat #eheem
DeleteSaya dulu juga aktif sekali di IIDN, Mbak. Tapi semakin lama sepertinya anggota-anggota yang senior semakin "menghilang". Sehingga saya pun ikutan "mundur" hehehe. Maksudnya memberi kesempatan pada anggota baru untuk lebih eksis. Tapi sekarang, ketika saya menengok grup, beneran lebih sepi dari yang dulu. Semoga ke depannya bisa ramai lagi ya, Mbak :)
ReplyDeleteYa Mbak..sekarang memang tidak seramai dahulu. Mudah-mudahan nanti bisa seperti dulu ya...semua anggotanya aktif
DeleteSejujurnya aku tipikal orang yang gampang sekali kehilangan motivasi, terlebih lagi masalah nulis. Jadi ya bener banget, menemukan motivasi tuh membantu banget untuk konsistensi menulis. Untuk aku tuh menulis sama aja jatuh cinta lagi ke dalam diri aku untuk kesekian kalinya :")
ReplyDeleteTulis aja motivasinya, Kak Mif. Jadi terlihat terus dan bisa jadi penyemangat
DeleteDulu motivasiku menulis cuma untuk menyimpan memori. Sampai suatu ketika ada teman yang kontak aku japri berucap terima kasih karena tulisanku bermanfaat baginya. Rasanya indah banget ngerasa ada gunanya juga ternyata tulisanku. Alhamdulillah, hehehe
ReplyDeleteAlhamdulillah. Senang banget ya, Mbak, kalau tulisan kita bisa bermanfaat untuk orang lain.
DeleteSaya menulis untuk berbagi mba.. biarlah pargaraf2 tulisan yang menyeimbangi keterbatasan lisan saya... Haha jadi curhat..
ReplyDeleteAlhamdulillah, semoga terus berkarya untuk berbagi ya ...
Deletehahaha, anak sering kali dijadikan alasan ya
ReplyDeleteBetul heheheh
DeleteMotivasi menulis buat aku seperti rekam jejak, teh...
ReplyDeleteKalau aku sudah pernah melakukan itu atau mengunjungi tempat itu atau mengambil hikmah dari sebuah kejadian ((lebih seringnya tontonan drama Korea)).
Dan semoga bermanfaat untuk yang membacanya.
Wah ...motivasi yang baguss!
DeleteKeren ah Mbak Nurul..
ReplyDeleteMemang konsistensi menulis ini yang sulit sekali dijaga. Tapi dengan mengikuti komunitas dan aktif di dalamnya..termotivasi dari sesama penulis lainnya Insya Allah bisa.
Terima kasih untuk ulasan motivasi menulis ini :)
Betul Mbak, kalau di komunitas kita bisa saling menyemangati ya...
DeleteKalau motivasi menulis saya meninggalkan jejak baik. Suatu hari, kalau saya sudah tiada mungkin keturunan saya atau orang lain membaca jejak bermanfaat, insya Allah
ReplyDeleteAamiin. Semoga ya, Kak :)
Deletesaya juga baru memulai untuk memotivasi teman teman sekitar untuk menulis
ReplyDeletekemarin itu saya buat kelas blogger pemula dan gratis
saya batasi memang 10 orang
dari 10 itu hanya 2 yang konsisten menulis
saya semangati yg rajin nulis dan beli link grup grup blogger dan job yang bisa membuat mereka dapat penghasilan dari menulis
ada yang udah dapat job
yg belum nulis saya tetap semangati meski mereka ttp alasan, laptop rusak, blm ada waktu, sibuk dll
Hebat, sudah bisa memotivasi teman-temannya. Saya juga mau mengikuti jejak Uni, deh!
DeleteSaya termasuk yang baru banget nulis lagi setelah vakum karena kerjaan dan baru melahirkan. Menulis jadi salah satu sarana membuat saya tetap waras setelah aktivitas seharian. Tadinya saya sempat mau berhenti saja, tapi saat keinginan itu datang tiba-tiba beberapa email datang menanyakan sesuatu terkait niche blog saya, langsung meleleh deh, nulis lagi.
ReplyDeleteSetuju, dengan menulis, kita bisa tetap waras ya... sebagai penghilang stress juga, sih!
DeleteUntuk penghasilan heheheheee
ReplyDeleteUye....
Terkadang kalau aku motivasinya untuk belajar menulis dan mengarsipkan sesuatu.
Karena kalau tidak dicatat kadang kita lupa untuk mencatat suatu hal yang penting, gitu lho
Itu juga salah satu alasan saya, Mbak. Mengarsipkan sesuatu yang penting dan siapa tahu kelak di kemudian hari kita membutuhkannya.
DeleteKemarin baru aja ada yg minta diajarin nulis dan aku bingung sendiri jawabnya, hehehe
ReplyDeleteSekarang msh single, kdg nulis kadang enggak. Semoga kalau punya keluarga, anak jd tambah rajin. Ingat motivasi di awal deh bahwa menulis bs berkarya dan bebasin stres
Motivasi yang mantap, menulis untuk berkarya dan menghilangkan stres!
Deleteaku juga udah jarang nimbrung di grup IIDN mbak nurul, tapi alhamdulillah masih konsisten menulis sampai sekarang.
ReplyDeleteAlhamdulliah masih tetap konsisten ya, Kak
DeleteSetuju banget kak. mengabadikan setiap momen dengan tulisan sangat membahagiakan apalagi jika tulisan banyak dibaca karena bermanfaat. aku ngeblog emang ingin mengabadikan semua perjalanan dan pemikiranku sih. jadi motivasinya sederhana aja, ingin berbagi
ReplyDeleteMotivasi sederhana yang tetap memicu semangat untuk menulis ya, Kak Don.
DeleteKumpul bareng sama temen temen yg suka nulis menurutku jd salah satu yg bisa bikin motivasi juga deh.
ReplyDeleteKalau untuk 'berpenghasilan' nanti dulu ah. Kalau dijadiin motivasi, dan tahunya gak dapet. Downnya lebih parah, loh.
Setuju Kak Ucha, berkumpul dengan teman-teman yang memiliki hobi sama, bisa memotivasi kita untuk terus menulis.
Deletekalau soal penghasilan, memang rawan ya...
Dan menulis itu mampu mengembangkan saya menjadi seperti sekarag ini.. bisa menghidupi 7 orang di rumah dan bisa bahagia berkat jalinan peertemanan sesama blogger
ReplyDeleteAlhamdulillah, Teteh udah semakin maju ya...
DeleteBener, saya setuju sm komen Dika, berkumpul dengan orang2 sesama penulis itu Sensasi dan motivasi kita terkejut..
ReplyDeleteDampaknya juga bermanfaat untuk saya, Teh
DeleteAku suka menulis, motivasinya buat mengingat suatu kenangan yang mungkin akan terlupa suatu saat nanti. Selebihnya bonus saja lah buatku.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^