Kiat Berkomunikasi yang Efektif dengan Remaja

Bulan demi bulan datang silih berganti, tahun pun berganti. Tidak terasa kini saya sudah memasuki 17 tahun pernikahan dengan anak yang sudah beranjak remaja. Menghadapi anak remaja tentu saja tidak sama dengan saat mengasuh anak ketika masih kecil. Di usia belasan, anak sudah memiliki keinginan kuat untuk menjadi "diri sendiri", padahal biasanya anak sendiri belum merasa yakin dengan dirinya.

Bagi saya sebagai orang tua, anak masih saya anggap sebagai anak. Yang masih perlu dibimbing mengenai seputar tugas sekolah, pekerjaan rumah, cara dia bersikap atau berbicara. Di sisi lain, anak mulai ingin diakui bahwa dia bukanlah anak-anak lagi. Namun mereka belum siap dengan tanggung jawab sebagai orang dewasa, bukan?

Kondisi seperti yang telah saya gambarkan, seringkali memunculkan konflik. Hmmm, gimana, dong! Eh, mengalami konflik dengan anak remaja tidak selalu menggambarkan hubungan yang buruk antara orang tua dan anak, kok! Tenang saja! Konflik tidak akan berbahaya selama manajemennya benar. Kuncinya yaitu komunikasi yang baik antara orang tua dan remaja. Melalui komunikasi, orang tua dan anak bisa belajar untuk saling mengungkapkan dengan cara yang baru. Karena sebenarnya orang tua dan anak itu saling sayang.


Lalu, bagaimana menciptakan hubungan yang asyik antara orang tua dengan remaja? Tentu saja saya harus terus belajar untuk mengetahuinya. Nah, kebetulan di Sekolah Menengah Pertama Hikmah Teladan - Bandung diselenggarakan parenting class dengan tema "Menjalin Komunikasi Asyik dengan Remaja".  Pembicara yang hadir dalam acara yang diadakan oleh Rumah Parenting tersebut yaitu Ibu Lisna Djaelani Albarqie.

Kegiatan  di SMP Hikmah Teladan Cimahi merupakan salah satu contoh aktivitas Rumah Parenting untuk memberikan seminar bagi orang tua siswa. Rumah Parenting sendiri dalam melakukan semua seminar bekerja sama dengan eRTeKa Giga untuk memberikan penyuluhan atau sosialisasi tentang gaya hidup remaja yang baik dan menghindari perilaku atau penyimpangan orientasi seksual yang sedang marak terjadi belakangan ini. Diharapkan para remaja bisa memiliki aktivitas seksualitas yang sehat, benar dan lurus.

Rumah parenting selama ini sudah menjalin kerjasama dengan beberapa sekolah terutama di tingkat SMP & SMA untuk terus mensosialisasikan programnya. Salah satunya dengan mengadakan seminar, workshop, sharing club, training dan kegiatan lainnya. Semua kegiatan tersebut membantu para orang tua, guru, anak dan remaja dalam pengasuhan yang benar dan menyenangkan.

Kembali lagi pada acara parenting yang diadakan di SMP Hikmah Teladan. Berhubung tema acaranya menarik dan sedang saya butuhkan untuk mengasuh kedua buah hati saya yang kini sudah memasuki masa remaja. Kesempatan untuk menimba ilmu dari acara parenting class tersebut tentu saja tidak saya sia-siakan. Siap menyeruput ilmunya, deh!

Buibu yang lain juga ingin tahu bagaimana berkomunikasi dengan remaja? Lanjut baca pembahasannya, yuk!

Komunikasi yang Efektif dengan Remaja

 

Salah satu cara agar hubungan antara orang tua dan remaja bisa berjalan baik, yaitu dengan  menciptakan komunikasi yang baik. Oh ya, sebelum dibahas lebih lanjut, kita bicara mengenai komunikasi ya ...
Komunikasi adalah aktifitas menyampaikan apa yang ada dalam pikiran, konsep yang kita miliki dan keinginan yang ingin kita sampaikan kepada orang lain.

Sedangkan remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanan dan dewasa.
Tahapan remaja sendiri terdiri dari 4 bagian yaitu:
  • Masa kanak-kanan akhir (6-13 tahun)
  • Masa pubertas (13-14 tahun)
  • Masa Remaja awal (13-17 tahun)
  • Masa Remaja akhir (17-21 tahun)
Keempat bagian tersebut dikatakan sebagai masa transisi. Jika dilihat, rentang waktunya cukup panjang, bukan? Apakah ada kemungkinan untuk memperpendek rentang masa transisi?
Ada! Menurut Bu Lisna, membangun komunikasi yang efektif dengan remaja bisa menemaninya memperpendek masa menuju remaja yang aqil baligh.

Nah, semakin jelas jika komunikasi dengan remaja bisa membuat hubungan antara orang tua dan remaja bisa bertambah harmonis. Selain itu, menjalin komunikasi efektif dengan remaja juga memiliki tujuan lain diantaranya:
  • Membentuk suasana keterbukaan saat orang tua mau mendengarkan apapun yang dibicarakan oleh remaja.
  • Membuat remaja mau bercerita atau berbagi kepada orang tuanya saat mereka menghadapi masalah
  • Membuat remaja mau mendengar dan menghargai orang tua atau orang dewasa saat mereka berbicara
  • Membantu remaja dalam menyelesaikan masalahnya
  • Serta membantu remaja memahami tanggung jawabnya.
Dalam prakteknya, kita selalu dihadapkan oleh berbagai kendala. Kendala yang sering terjadi saat proses komunikasi yaitu: pertama, ketidakpahaman atas tugas perkembangan dan karakteristik remaja.  Kedua, pola asuh orang tua disinyalir merupakan masalah lainnya yang bisa membuat komunikasi tidak berjalan baik.
Selanjutnya, acara parenting yang diadakan pada hari Jumat jam 08.00 itu juga membahas mengenai kekeliruan orang tua dalam menghadapi anak remaja. Orang tua sebagai orang dewasa juga bisa saja berbuat kekeliruan saat menjalin komunikasi dengan ramaja. Ada 5 kekeliruan umum orang tua saat berkomunikasi yaitu: tidak mendengarkan, sok tahu, memerintah, protektif dan menjadi tukang kritik.
Jadi ... sebaiknya apa saja yang mesti dihindari orang tua agar bisa berkomunikasi efektif dengan remaja? Ada 8 hal yang harus dihindari untuk menciptakan komunikasi yang baik yaitu: hindari menyalahkan, suka menyindir, bersikap sinis, mengungkit-ngungkit, membuat anak menangis, menceramahi, mengganggu dan bersikap berlebihan.
Sudah semakin jelas bagaimana menciptakan komunikasi efektif dengan remaja, bukan? Intinya orang tua harus mengingat hal penting dalam mengasuh remaja, seperti:
  • Memahami tugas perkembangan anak dan karakteristik remaja
  • Menerapkan pola asuh otoritative (ada tuntutan dan kendali orang tua disertai sikap demokratis serta kasih sayang yang cukup
  • Memperbaiki citra diri orang tua dan menumbuhkan citra positif terhadap remaja
Selanjutnya Bu Lisna memberikan bagaimana kiat berkomunikasi yang efektif dengan remaja. Poin penting yang bisa kita ingat agar komunikasi bisa efektif yaitu:
  1. Kenali karakteristik remaja secara umum dan kenali keunikan anak secara khusus
  2. Pahami bahwa remaja itu unik
  3. Lakukan komunikasi dengan dua arah
  4. Mendengarkan terlebih dahulu kebutuhan dan perasaan mereka sebelum memberikan pendapat, keluhan dan berdiskusi dengan remaja
  5. Merasa dihargai dan dianggap sebagai individu
  6. Be a partner, not a parent
  7. Memahami dan mendengarkan mereka dari berbagai macam sudut pandang.
Ilmu parenting yang sudah diberikan oleh Bu Lisna membuat saya semakin mengerti untuk bisa berkomunikasi dengan anak saya yang sudah beranjak remaja. Selain harus memperhatikan beberapa hal penting, sebagai orang tua juga harus menghindari hal-hal yang bisa merusak komunikasi dengan remaja.

Adakah pengalaman teman-teman saat berkomunikasi dengan buah hati yang remaja? Cerita-cerita, yuuk!

                Salam takzim


Post a Comment

41 Comments

  1. Wah iya nih ya Mbak memang berkomunikasi dengan remaja memang dengan cara yang benar ya

    ReplyDelete
  2. Kebetulan nih ya Mbak lagi ada acara itu. Langsung ikutan deh hihi

    ReplyDelete
  3. Memahami karakteristik anak itu memang sangat perlu untuk dilakukan nih ya

    ReplyDelete
  4. Ilmu bergizi banget deh ini, Mbak. Jadi inget pelajaran terkait masa transisi remaja saat di bangku seragam abu-abu putih ehehhee.
    Baru aja kemarin aku mbatin, bagus ya kalau punya anak yg mau berbagi apapun, cerita ke orangtuanya, jadi orangtua bisa tetap memantau dan tahu sejauh mana perkembangan anak ketika beranjak remaja gitu. Eh tapi ini berdasarkan sudut pandang dari lingkungan sekitar gitu mbak, ehhehehee
    Btw, semoga langgeng selalu pernikahannya hattal akhiroh Mbak Nurul ^_^
    TFS yah mbak

    ReplyDelete
  5. bener, masa remaja ini masa yang paling susah untuk dinasehati jadi tricky komunikasinya. jadi perlu dijadiin partner itu bener, bukan parent hehehe

    ReplyDelete
  6. Duh dari 8 hal yang harus di hindari itu kadang ada 1-2 poin yang masih aku lakukan. Hiks.. makasih sharingnya ya mbak, harus byk berubah nih sebelum anakku remaja

    ReplyDelete
  7. Waaah, ini acara kok saya nggak tahu, ya, kalau tahu ikutan, paling nggak ci Bunyang ikut.
    Si Sulung udah remaja, yang kedua mau remaja, ini penting banget

    ReplyDelete
  8. Anak oh anak, meski dua udah dewasa tetep anak baby kitabya mbak😁
    Dulu ku pikir setelah anak remaja gtu kita udah agak enakan tapi ternyata justru pas anaknya udah gedean bebannya nambah ya soal pergaulan, komunikasi, blm lagi naksir2an hhe, jd malah lbh ekstra ya nddampinginnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju banget utk jadi partner ya mbak kalau anak remaja, supaya anak selalu percaya dan mau sharing terus ma kita ortunya

      Delete
  9. Jadi orangtua itu tidak pernah berhenti belajar ya, sejak anak-anak kecil, ada ilmunya, bahkan anak remaja mesti terus belajar, belajar banyak dari artikel ini, sebagai ortu masih banyak melakukan kesalahan nih

    ReplyDelete
  10. Wah ilmu yang sangat bermanfaat nih, Mbak. Buat saya siap-siap menghadapi masa remaja si sulung. Sekarang dia masih 9 tahun, sih. Sudah mulai ada "gejolak-gejolak", hehehe. Memang penting banget ya Mbak komunikasi ortu dan anak. Juga limpahan kasih sayang :)

    ReplyDelete
  11. Remaja lagi pengen bebas dan ngga pengen "diajarin" jadi emang kudu telaten seperti story telling gitu kali ya, belum lagi biasanya sensitif jadi kudu ngikutin prosedur emosinya hehehe

    ReplyDelete
  12. Memang untuk komunkasi dengan remaja itu susah - susah gampang sih, terus kebanyakan orang tua masih ada mindset ego yang sering gak menghargai usaha anak, padahal itu bisa merusak mental anak.

    ReplyDelete
  13. Pas banget aku lagi berada pada level ini, dimana sering misscom sama anakku yang jelang remaja. Meski pernah melewati masa temaja, tetap saja sulit menerima kadang. Karena usia dan pola pikir sudah berubah ya

    ReplyDelete
  14. tiap fase usia orgtua harus bisa membedakan cara komunikasi ya mbak, apalagi saat remaja, lagi proses pencarian jati diri, harus extra hati2 saat komunikasi

    ReplyDelete
  15. Asyik banget ada kelas parenting begitu jadi pingin ikutan deh kak biar nambah ilmu gitu dalam hal berkreasi

    ReplyDelete
  16. Yang terpenting komunikasi mba, gimana bakal menciptakan keluarga harmonis, jika ruang lingkup dirumah tiap hari panas. Cara komunikasi merupakan paling jitu untuk memecahkan setiap suasana. Semoga anaknya semaki punya pemikiran dewasa iya mba. Amin

    ReplyDelete
  17. Mendidik anak remaja memang harus cerdik dan penuh kelapangan dada supaya pesan - pesan kita sampai pada kesadarannya.

    ReplyDelete
  18. anakku umur 13 tahun, dan YES syusyaaaahhh binti banyak drama banget deh, ngasuh bocah pre-teen gini.
    Semogaaaaaaa ALLAH selalu beri kekuatan dan kesabaran. aaamiiiinn
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    ReplyDelete
  19. Be a partner, jadi catatan nih dalam mendampingi anak (khususnya remaja). Jadi kita bisa jadi teman yang terbuka untuk dia bercerita dan menerima pendapat ya

    ReplyDelete
  20. Pengalaman saya sih emang harus pinter-pinter cari waktu yang tepat buat berkomunikasi terutama untuk hal-hal yang penting banget. Biar bisa diterima juga masukannya sama si anak..Udah gak jaman ya ngomel2 hehe

    ReplyDelete
  21. baru tahu ada pembagian usia pula pada masa remaja, selama ini anggapanku, remaja itu ya anak usia SMP-SMA. Berarti anak-anakku sekarang sudah masa remaja dong, tepatnya masa kanak akhir

    ReplyDelete
  22. Dulu komunikasiku sama ortu termasuk gagal. Ya masih zaman old gitu. Makanya sekarang mencoba bicara dari hati, dua arah. Ponakanku ini yang paling gedhe usia 15 tahun. Lumayan buat latihan

    ReplyDelete
  23. Beda usia beda juga cara komunikasinya yaaa! Wah penting banget nih untuk diketahui oleh para ortu!

    ReplyDelete
  24. Berkomunikasi dengan remaja memang unik. Harus tarik ulur supaya mereka gak sebel dan tertutup dengan orang tua

    ReplyDelete
  25. Komunikasi dengan remaja biasanya yang paling menantang buat dilakukan ya.. mereka udah punya pemikiran sendiri

    ReplyDelete
  26. Anakku mulai masuk masa awal remaja nih, harus terus dideketin supaya mau terbuka. Intinya ada komunikasi ya sama mereka dan dibuat nyaman

    ReplyDelete
  27. Inget zaman aku abege dulu. Sering banget pas diskusi sama mama malah ujung2nya nangis. Gimana ya.. Padahal maksudnya mau mencoba sesuatu yg baru tp emak selalu was was. Akhirnya sampe gede jd anak pingitan. Untung bs nikah. 🤣

    ReplyDelete
  28. Keren nih ada kelas parentingnya, jadi pengen belajar juga. Oiya aq jadi teringat tante, mngkin beliau gk pnh belajar formal parenting tp cara dy berkomunikasi dgn remaja it ok banget

    ReplyDelete
  29. Kadang para orang tua tak mampu berkomunikasi dengan baik kepada anak-anak remaja ini sehingga nasihat dan perintah kerapkali diterima dengan tidak rela yang pada akhirnya berbuah ketidakyakinan.

    ReplyDelete
  30. Anakku masih 2 tahun nih, Alhamdulillah baca artikel ini, jadi tau nanti ke depannya kalau anakku sudah mulai remaja.
    Dulu komunikasi aku sama orangtua bisa dibilang kurang bagus, kurang bagus dlm artian aku sulit ngungkapin apa2 ke orgtua, mau nikah pun susah banget ngutarain nya. Haha.
    Mudah2an nanti komunikasi aku dan anakku bagus.

    ReplyDelete
  31. Menarik sekali seminarnya ya mbak nurul, bisa nambah banyam ilmu tentang parenting. Anakku masih balita, jadinya belum punya pengalaman nih untuk remaja :)

    ReplyDelete
  32. Komunikasi sama anak ini memang penting dan macam-macam polanya ya mbak. Aku pun dari sekarang selalu membangun komunikasi yang baik agar kelak anakku bisa seperti teman dengan ibunya.

    ReplyDelete
  33. Susah-susah gampang memang berkomunikasi dengan remaja. Tapi kalo sedari awal kita deket, dan terbuka, ke sananya si remaja jadi gak perlu digimana2 juga pasti terbuka sendiri. Aku sama anak-anak, Alhamdulillah bisa berkomunikasi dengan baik.

    ReplyDelete
  34. Pas bener bahasannya, sulung saya duh..
    mulai susah diajak komunikasi. Memang harus memperhatikan beberapa hal penting yaa. Juga sebagai orang tua juga menghindari hal-hal yang bisa merusak komunikasi dengan remaja ini..Banyak yang harus saya perbaiki nih dari ulasan ini. Biar enggak terjadi lagi salah komunikasi

    ReplyDelete
  35. kakak Nawra nih masuk usia pubertas, jadi kami seolah menjadi sahabatnya saja sih, biar saling terbuka, ngadepin anak perlu ilmu layang2 sih

    ReplyDelete
  36. Berbicara dng remaja harus mnjadi teman.meteka intinya ya mba biar mereka bisa mnjd teman curhat kita

    ReplyDelete
  37. Saya mah belum pengalaman, ngomong sama anak umur 8 tahun aja susah, gimana kalau nanti dia udah remaja ya, hihihi..

    ReplyDelete
  38. Aak...aku jadi deg-degan setelah baca tulisan teteh.
    "Bisa gak..ya, aku mengikuti perkembangan anakku setelah remaja nanti..?"
    "Mereka happy gak yaa...sama aku?"

    Huhuu~
    Mengingat pola asuhku yang masih (bisa dibilang) otoriter.

    ReplyDelete
  39. yap remaja itu unik makanya gak bs sekedar komunikasi 1 arah dg dalih menasehati. kudu 2 arah dan diskusi baiknya remaja tuh bagaimana agar dia klik dan mau sesuai arahan

    ReplyDelete
  40. Saya sempat merasa kehilangan komunikasi dengan anak-anak saya di masa pubertas beberapa bulan lalu. Alhamdulillah school from home ini membuat kami jadi dekat kembali. Anak-anak seperti dulu lagi dan komunikasi lancar.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^