Awal tahun 2020 ini, dunia dihebohkan dengan munculnya virus corona yang melanda negeri Cina. Virus yang telah memakan banyak jiwa ini berdampak pada semua sektor. Dampak merebaknya virus corona berpengaruh pada sektor sosial, politik, pariwisata dan sektor ekonomi. Bahkan perkembangan ekonomi belakangan ini disinyalir ikut menurun. Lalu bagaimana dengan lini bisnis di tahun ini? Bagaimana caranya menghadapi tantangan bisnis di tahun 2020 nanti?
Perlukah para pelaku usaha bersinergi dengan praktisi akademi dan pemerintah untuk berbincang bersama mengenai solusi untuk menghadapi tantangan bisnis di tahun ini?
Perlukah para pelaku usaha bersinergi dengan praktisi akademi dan pemerintah untuk berbincang bersama mengenai solusi untuk menghadapi tantangan bisnis di tahun ini?
Diskusi Menghadapi Tantangan Bisnis di Tahun 2020
Sabtu, 15 Februari 2020 saya mendapat kesempatan untuk menghadiri perhelatan InsighTDAy dari TDA Jawa Barat. Komunitas TDA itu merupakan kumpulan para pengusaha yang bersinergi dan saling mendukung dalam menjalankan bisnis mereka
Kehadiran saya di sana sebenarnya mewakili Joeragan Artikel yang menjadi media partner di acara InsighTDAy. Alhamdulillah saya bisa hadir di acara yang bertema Menghadapi Tantangan Bisnis 2020 tersebut. Banyak ilmu baru tentang bisnis dan mendapatkan banyak cerita dari pengalaman narasumber.
Acara yang banyak dihadiri oleh para pelaku usaha muda tersebut menghadirkan keynote speaker yang memiliki banyak pengalaman yang berhubungan dengan kewirausahaan. Pembicara yang hadir yaitu :
* Riza Zacharias (Founder Syamil Qur'an)
* Gigin Saepudin (Owner Oribelle dan Ketua TDA wilayah Jabar)
* Dwi Indra Purnomo (Founder The Local Enablers)
* Drs. Kusmana Hartadji. MM (Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat)
Adapun tujuan diadakannya acara InsighTDAy yaitu agar anggotanya bisa mendapatkan insight dan diharapkan bisa langsung mempraktekkan ilmu yang telah di-sharing oleh narasumber. Talkshow dan seminar yang dipandu duo MC kocak, Kang Deden Delicous dan Kang Wildan Halwa mengupas tuntas bagaimana menghadapi tantangan bisnis 2020. Diskusi yang sarat ilmu disajikan dengan santai dan penuh humor berkat kepiawaian duo MC tersebut.
Acara InsighTDAy diawali sesi diskusi oleh Kang Gigin Saepudin, Pak Dwi Indra Purnomo dan Pak Drs. Kusmana Hartadji yang duduk bersama dalam satu meja. Mereka berdiskusi dan memberikan sharing seputar cara menghadapi tantangan bisnis saat ini.
Pentingnya Personal Approach
Pembicara pertama yang mengisi acara diskusi InsighTDAy adalah Aa Gyn. Merupakan owner dari brand Oribelle sekaligus Ketua Wilayah Jabar 1, Aa Gyn menceritakan pengalamannya saat membangun bisnis fashion. Pengusaha asal Soreang ini memiliki falsafah "show me the money, show me the order" memberikan mindset sekaligus menularkan semangat yang diperlukan untuk menghadapi era disrupsi yang sudah memakan korban pebisnis besar.
Sebelum memulai bisnis di bidang fashion, Aa Gyn sempat bekerja di sebuah perusahaan BUMN. Setelah memutuskan resign dari tempatnya bekerja, dia fokus berbisnis bersama istrinya. Couplepreuner, begitu kata pembawa acara yang disambut tawa meriah dari peserta yang hadir, setelah disinggung untuk tidak iri karena banyak yang belum memiliki pasangan alias jomblo :)).
Dalam menjalankan bisnisnya, Aa Gyn menekankan pada Personal Approach. Mindset para pebisnis yang selalu ingin mengeluarkan biaya produksi sekecil-kecilnya untuk bisa mendatangkan laba besar, haruslah diubah.
Misalnya menekan bagian produksi (dalam bidang fashion adalah penjahit) dengan membayar semurah-murahnya untuk bisa menjual produknya dengan harga tinggi.
Sudah bukan zamannya lagi kita mementingkan diri sendiri. Ingin memperkaya diri sendiri. Sekarang zamannya bekerja sama, berkolaborasi. Untuk itu, miliki tujuan untuk sama-sama makmur, sejahtera. Baik itu dari lini produksi (penjahit) hingga reseller. Usahakan untuk bisa makmur bersama-sama.
Selain itu, Aa Gyn juga mengingatkan para peserta yang hadir untuk bisa memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik. Kita harus bisa melakukan komunikasi dengan pihak produsen, distributor ataupun reseller. Dengan komunikasi yang baik, bisa melancarkan jalannya sebuah bisnis.
Make Your Definition of Happiness
Selain Aa Gyn, hadir pula Pak Dwi Indra Purnomo selaku Wakil Dekan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran. Pak Dwi dikenal juga sebagai pendiri The Local Enablers, yaitu komunitas mahasiswa-pengusaha dengan kaidah social-entreprise, bisnis yang berbasiskan kegiatan sosial kemasyarakatan.
Komunitas yang didirikan Pak Dwi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, sosial, dan lingkungan masyarakat sekitar. Beliau sering melakukan inisiasi kepada mahasiswanya agar terjun ke masyarakat desa dan memberdayakan sosial ekonomi warga dengan membuat pelatihan maupun inkubasi bisnis yang relevan dengan keahlian dan sumber daya yang ada di desa tersebut.
Pentingnya Personal Approach
Pembicara pertama yang mengisi acara diskusi InsighTDAy adalah Aa Gyn. Merupakan owner dari brand Oribelle sekaligus Ketua Wilayah Jabar 1, Aa Gyn menceritakan pengalamannya saat membangun bisnis fashion. Pengusaha asal Soreang ini memiliki falsafah "show me the money, show me the order" memberikan mindset sekaligus menularkan semangat yang diperlukan untuk menghadapi era disrupsi yang sudah memakan korban pebisnis besar.
Sebelum memulai bisnis di bidang fashion, Aa Gyn sempat bekerja di sebuah perusahaan BUMN. Setelah memutuskan resign dari tempatnya bekerja, dia fokus berbisnis bersama istrinya. Couplepreuner, begitu kata pembawa acara yang disambut tawa meriah dari peserta yang hadir, setelah disinggung untuk tidak iri karena banyak yang belum memiliki pasangan alias jomblo :)).
Dalam menjalankan bisnisnya, Aa Gyn menekankan pada Personal Approach. Mindset para pebisnis yang selalu ingin mengeluarkan biaya produksi sekecil-kecilnya untuk bisa mendatangkan laba besar, haruslah diubah.
Misalnya menekan bagian produksi (dalam bidang fashion adalah penjahit) dengan membayar semurah-murahnya untuk bisa menjual produknya dengan harga tinggi.
Sudah bukan zamannya lagi kita mementingkan diri sendiri. Ingin memperkaya diri sendiri. Sekarang zamannya bekerja sama, berkolaborasi. Untuk itu, miliki tujuan untuk sama-sama makmur, sejahtera. Baik itu dari lini produksi (penjahit) hingga reseller. Usahakan untuk bisa makmur bersama-sama.
Selain itu, Aa Gyn juga mengingatkan para peserta yang hadir untuk bisa memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik. Kita harus bisa melakukan komunikasi dengan pihak produsen, distributor ataupun reseller. Dengan komunikasi yang baik, bisa melancarkan jalannya sebuah bisnis.
Make Your Definition of Happiness
Selain Aa Gyn, hadir pula Pak Dwi Indra Purnomo selaku Wakil Dekan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran. Pak Dwi dikenal juga sebagai pendiri The Local Enablers, yaitu komunitas mahasiswa-pengusaha dengan kaidah social-entreprise, bisnis yang berbasiskan kegiatan sosial kemasyarakatan.
Komunitas yang didirikan Pak Dwi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, sosial, dan lingkungan masyarakat sekitar. Beliau sering melakukan inisiasi kepada mahasiswanya agar terjun ke masyarakat desa dan memberdayakan sosial ekonomi warga dengan membuat pelatihan maupun inkubasi bisnis yang relevan dengan keahlian dan sumber daya yang ada di desa tersebut.
Menurut Pak Dwi, sebelum kita memulai sebuah bisnis perlu diketahui dahulu apa yang membuat kita bahagia. Karena hakikatnya arti bahagia bagi setiap orang itu berbeda-beda. Misalnya saja, si A yang ingin memiliki bisnis dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok saja. Si B membangun sebuah bisnis dengan tujuan untuk membiayai sekolah yang tinggi untuk anak-anaknya. Lain lagi dengan C yang membangun bisnis dengan tujuan ingin memiliki kekayaan yang melimpah.
Dengan tujuan pencapaian kebahagiaan yang berbeda, tentu saja cara mengelola bisnis mereka pun pastinya berbeda. Disesuaikan dengan definisi bahagia untuk masing-masing.
Sejalan dengan pendapat Aa Gyn, Pak Dwi juga menekankan bahwa pondasi yang kuat untuk membangun sebuah bisnis adalah komunikasi. Sebuah aset bisnis digambarkan dari berapa banyak kita sudah bertemu dengan orang, seberapa banyak komunikasi yang telah terjalin dan berapa ahli yang sudah kita temui untuk diambil ilmunya.
Pak Dwi sangat menyakini mengenai pentingnya the power of silaturahim, karena kedekatan dengan seseorang itu tidak bisa instan. Perlu pendekatan yang dilakukan dan ini bisa terwujud dengan cara bergabung dalam sebuah komunitas.
Sebagai praktisi akademi, Pak Dwi sedikit menyinggung mengenai sistem pendidikan di Indonesia saat ini. Kondisi saat ini, lembaga pendidikan hanya belajar pada teori-teori masa lampau yang tidak adaptif dengan keadaan masa kini dan masa depan. Hal tersebut menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Menurut Pak Dwi, angka kesuksesan di universitas itu hanya 3% dari populasi mahasiswanya. Sedangkan 97% lagi, merupakan mahasiswa yang bahagia jika lulus cepat dengan IPK tinggi, tetapi tidak bisa apa-apa. Dan ini merupakan challenge terbesar yang dihadapi pihak akademisi. Pak Dwi berharap dengan bergabung bersama komunitas seperti TDA, mahasiswa bisa mencari makna kebahagiaan dan memacu tingkat kesuksesan mereka.
Pak Dwi sangat menyakini mengenai pentingnya the power of silaturahim, karena kedekatan dengan seseorang itu tidak bisa instan. Perlu pendekatan yang dilakukan dan ini bisa terwujud dengan cara bergabung dalam sebuah komunitas.
Sebagai praktisi akademi, Pak Dwi sedikit menyinggung mengenai sistem pendidikan di Indonesia saat ini. Kondisi saat ini, lembaga pendidikan hanya belajar pada teori-teori masa lampau yang tidak adaptif dengan keadaan masa kini dan masa depan. Hal tersebut menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Menurut Pak Dwi, angka kesuksesan di universitas itu hanya 3% dari populasi mahasiswanya. Sedangkan 97% lagi, merupakan mahasiswa yang bahagia jika lulus cepat dengan IPK tinggi, tetapi tidak bisa apa-apa. Dan ini merupakan challenge terbesar yang dihadapi pihak akademisi. Pak Dwi berharap dengan bergabung bersama komunitas seperti TDA, mahasiswa bisa mencari makna kebahagiaan dan memacu tingkat kesuksesan mereka.
Peran Pemerintah dalam Menghadapi Tantangan Bisnis 2020
Di kesempatan yang sama, Drs. Kusmana Hartadji. MM selaku Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat mengatakan jika kondisi saat ini merupakan momentum yang sangat baik. Ketika pasar di luar negeri sedang heboh karena virus corona, sebaiknya UMKM atau pengusaha yang ada di dalam negeri bisa menggenjot usahanya hingga bisa lebih maju lagi.
Pemerintah sendiri tidak membedakan pelaku UMKM dengan pengusaha besar. Pemerintah selalu mendorong semua praktisi baik industri, perdagangan ataupun praktisi lain untuk bisa meningkatkan kualitas produknya. Sehingga masyarakat tidak dihadapkan dengan pilihan barang import lebih baik daripada barang di dalam negeri. Tingkatkan kualitas produk untuk menyaingi kualitas barang dari luar.
Di akhir diskusi Aa Gym berpesan kepada peserta yang hadir agar dalam berbisnis itu kita jangan bergerak sendiri. Kita harus bisa bersatu dalam satu komunitas agar bisa saling membantu meskipun memiliki bisnis yang berbeda. Disarankan untuk mencari lingkungan yang positif, agar bisa saling berbagi dan membantu satu sama lain. Sehingga suatu saat nanti bisa berkolaborasi.
Selain sebagai owner Syamil Qur'an, Pak Riza juga seorang penulis buku. Buku yang dibuat beliau merupakan kisah nyata beliau yang bertema seputar cara membangun bisnis dari minus milyaran hingga menjadi skala nasional yang sudah berdiri selama 20 tahun lebih.
Mengawali sharing-nya, Pak Riza menyodorkan data tentang keadaan pebisnis yang ada di Amerika. Menurut beliau dari 100 bisnis yang tumbuh terdapat fakta bahwa:
Di kesempatan yang sama, Drs. Kusmana Hartadji. MM selaku Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat mengatakan jika kondisi saat ini merupakan momentum yang sangat baik. Ketika pasar di luar negeri sedang heboh karena virus corona, sebaiknya UMKM atau pengusaha yang ada di dalam negeri bisa menggenjot usahanya hingga bisa lebih maju lagi.
Pemerintah sendiri tidak membedakan pelaku UMKM dengan pengusaha besar. Pemerintah selalu mendorong semua praktisi baik industri, perdagangan ataupun praktisi lain untuk bisa meningkatkan kualitas produknya. Sehingga masyarakat tidak dihadapkan dengan pilihan barang import lebih baik daripada barang di dalam negeri. Tingkatkan kualitas produk untuk menyaingi kualitas barang dari luar.
Di akhir diskusi Aa Gym berpesan kepada peserta yang hadir agar dalam berbisnis itu kita jangan bergerak sendiri. Kita harus bisa bersatu dalam satu komunitas agar bisa saling membantu meskipun memiliki bisnis yang berbeda. Disarankan untuk mencari lingkungan yang positif, agar bisa saling berbagi dan membantu satu sama lain. Sehingga suatu saat nanti bisa berkolaborasi.
Fundamental Bisnis (Dari UMKM Menuju Korporasi)
Setelah diskusi menarik dari pihak praktisi akademis, pengusaha dan pemerintah, di bagian berikutnya ada Bapak Riza Zacharias yang mengulas seputar bisnis dan tantangannya. Pak Riza adalah pendiri dari Syamil Qur'an, salah satu penerbit Al-Qur'an terbaik di Indonesia. Awalnya perusahaan yang dipimpin beliau hanya penerbit rumahan yang mencetak buletin Jum'at, dari satu mesjid ke mesjid yang lain.Selain sebagai owner Syamil Qur'an, Pak Riza juga seorang penulis buku. Buku yang dibuat beliau merupakan kisah nyata beliau yang bertema seputar cara membangun bisnis dari minus milyaran hingga menjadi skala nasional yang sudah berdiri selama 20 tahun lebih.
Mengawali sharing-nya, Pak Riza menyodorkan data tentang keadaan pebisnis yang ada di Amerika. Menurut beliau dari 100 bisnis yang tumbuh terdapat fakta bahwa:
- 50 bisnis jatuh pada tahun ke-2
- 30 bisnisnya kemudian bangkrut pada tahun ke-5
- 4 saja yang bisa bertahan hingga di tahun ke-10
Mengapa banyak yang gagal? Karena pebisnis gagal memahami fundamental dan bahasa bisnis.
Miliki Pondasi yang Kuat
Sebelum memulai sebuah bisnis, pelaku usaha sebaiknya mengetahui dengan baik apa niatnya untuk berbisnis? Apa motivasinya? Dan apa tujuan saat mempunyai sebuah bisnis. Temukan motivasi yang membuat kita tak terhentikan dan membuat kita "merasa bertugas" saat menjalani bisnis.
Mindset
Perbedaan mindset UMKM dan Korporasi ada pada engine-nya (tenaganya). Lalu bagaimana caranya memberikan tenaga pada mindset?
- Passion (bisa berangkat dari hobi/kesukaan yang kemudian dibarengi dengan skill)
- Ambisi (bisa berangkat dari sebab hal positif/negatif)
- Motif (yang melandasi seseorang melakukan hal tersebut. Motif akan sangat kuat jika seseorang merasa bertugas)
Kita bisa melihat contoh bisnis yang dilakukan oleh Blue Bird. Pengusaha taksi konvesional itu kini harus bersaing dengan taksi online yang sudah semakin familiar dengan masyarakat. Apa yang dilakukan oleh Blue Bird?
Jadikan Kompetitor Sebagai Peluang.
Blue Bird lebih memilih menjalin kerjasama dengan kompetitor dibanding bersaing head to head.
Lini Usaha Beragam.
Kini Blue Bird mendirikan lini usaha yang beragam seperti transportasi konsumen, logistik, industri dan pariwisata. Lini usaha yang beragam dapat membangun pendapatan yang stabil.
Inovasi dan Adaptif
Blue Bird memberi bukti sebagai usaha yang terbuka terhadap perubahan dan inovasi. Salah satu buktinya dengan mengembangkan armada Taksi Elektrik di tahun 2019 lalu.
Dari pemaparan yang disampaikan oleh Pak Riza, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam menghadapi tantangan bisnis di tahun 2020, pelaku bisnis harus mampu berinovasi, berkolaborasi dan adaptif. Intinya jika ingin membangun sebuah bisnis ketahui terlebih dahulu pondasi dan tujuan kita membangun sebuah usaha.
Well, bagaimana? Sudah siapkah kita membangun pondasi usaha yang kokoh untuk menghadapi tantangan bisnis di tahun 2020 ini?
Salam takzim
56 Comments
Sebagai pebisnis harus terus berinovasi ya teh, selain bermental kuat untuk terus axtion. Bismillah semoga Dewi bisa melebarkan sayap ke kota lain, mohon doanya juga ya teh, makasih tulisannya menginspirasi😘
ReplyDeleteSekarang jamannya kolaborasi bukan lagi kompetisi. Niat berbisnis bukan untuk kaya sendiri tapi juga membantu semua lini bisnis agar bisa sama sama makmur dan berdaya.
ReplyDeleteIni salah satu point penting yang aku highlight dan ngena banget teh untuk ngubah mindset cara berberbisnis.
Menginspirasi sekali, mbak. Aku setuju banget bahwa untuk menuju kesuksesan itu kita harus berkolaborasi. Karena sukses berjamaah itu jauh lebih indah.
ReplyDeleteJadi makin semangat untuk terus belajar nih 😍
Berharap ada acara-acara keren lainnya di Bali, biar sesekali bisa mewakili JA gitu hihihi
DeleteSubhanallah semoga aku termasuk pebisnis yang mampu bertahan ya teeh menuju tahun ke-3 ini September nanti
ReplyDeleteHehe, saya mah beneran seneng waktu dengar Pak Riza bicara. Bahasanya ringan jadi mudah dimengerti sama orang awam seperti saya. Hayuk Teh, gabung di TDA tea, hehe
ReplyDeleteKeren bener InsightDay..Peserta dapat insight yang nanti bisa dipraktekkan untuk kemajuan usahanya. Jadi terinspirasi dan termotivasi deh mereka untuk menghadapi tantangan bisnis di tahun 2020 ini
ReplyDeleteAcara yang keren Mbak. Bisa menjadi motivasi bagi para pelaku bisnis untuk selalu optimis dalam menjalankan usahanya. Kolabarisi dalam berbisnis menjadi kunci suksesnya sebuah usaha ya Mbak. Saya sendiri merasakan hal itu, saat bekerjasama dengan teman yang seorang produsen sarung instan.
ReplyDeleteMasukan bagus banget dari Aa Gyn. Prinsip ekonomi dipatahkan sepatah-patahnya. Betul juga sih ya, jualan jangan mikir untung diri sendiri, tapi juga nasib orang lain.
ReplyDeleteSaya baru menyadari, dalam usaha kolaborasi dapat mendukung jalannya kesuksesan. Misalnya saya bisa jualan, karena modalnya ngepas, kerja sama lah dengan penjahit. Ini lebih menguntungkan kedua belah pihak
Wah, keren mbak acaranyaaa
Acara mantep banget inu. Beruntung mbak Nurul bisa hadir dan melaporkannya.
ReplyDeleteSaya sendiri merasa kurang pede untuk urusan bisnis. Tambah kemudian saya jadi asn yang cenderung tak mau bergerak dari zona nyaman. Padahal kan suatu saat saya juga akan pensiun.
Baca tulisan mba nurul, jadi semangat nih untuk memikirkan peluang bisnis yang bisa dirintis sekarang, dan bisa dijalankan sampai pensiun nanti.
Sama mba, tadinya ya saya udah fokus aja pada kerjaan meskipun bukan ASN. Nah, sekarang udah jadi ibu rumah tangga, mulai mikir nih pengin punya bisnis sendiri.
DeleteYah. Dimana-mana komunikasi sangat penting. Bahkan bekerja sama juga memerlukan komunikasi yang baik. Biar nggak salah paham. Hehehe
ReplyDeleteSuntikan yang pas banget utk para pejuang bisnis milenial ya teh. Emang kalo mau maju harus banyak nimba ilmu dan mengupgrade diri.
ReplyDeleteSemoga makin sukses utk temen-temen pebisnis di Indonesia . Amin
Wah memang benar komunikasi adalah kunci. Dengan komunikasi yang baik makan kolaborasi yang sinergis akan tercapai.
ReplyDeletekarena komunikasi yg baik akan menghasilkan suatu yg baik pula. pun bisnis yg dijalankan dg bahagia akan menbuahkan hasil yg baik
DeleteWah saya setuju dengan kalimat the power of silaturahim. Dan silaturahim ini tidak instan. Perlu proses positif dan membangun supaya terjalin tali silaturahim. Dan barangkali dari pahala silaturahim itulah banyak jalan kemudian terbuka lebar
ReplyDeleteSeru pisan acaranya, ada A Gigin jangan ditanya lagi soal dunnia bisnisny, dia temen dunia kerja, Eh baru tahu juga di adek kelasku pas reuni akbar kemaren wakakka. Setuju banget the power of silaturahim bakalan membuka jalan ya teh..Hayu atuh kita ngopi di mtc, udah lama ga ketemu..
ReplyDeleteSepakat banget untuk lebih tahu atau pelajari tentang tujuan usaha kita. Jadinya ya nggak sia sia kan bangun usahanya :)
ReplyDeleteMasyAllah Teteh ilmunya berat banget dan mengedukasi tapi hebat kalau gitu ya, ilmu seberat ini tapi dikemas dengan lucu dan juga bikin aku mikir. Aku suka dengan pendapatnya Aa Gyn itu bahwa sekarang itu bukannya saatnya kita bersaing atau ambil keuntungan sediri tapi saatnya kita bekerja sama dan berkolaborasi. MasyAllah itu sesuai bgt dengan ilmu parenting ya. Dan aku juga suka ama pembicara ke dua itu. Aku baru tahu sukses atau mmbngun bisnis itu tergantung cara kita mendefinisikan kebahagian itu. MasyAllah bikin aku mikir hahaha. Keren teh acaranya 😍
ReplyDeletecukup tercengang juga melihat fakta bahwa ga semua bisnis yang dibangun dengan baik punya potensi bertahan lama, misalnya aja path udah jatuh di tahun ke sekian.
ReplyDeletememang banyak aspek yg harus diperhatikan dalam membangun bisnis. thanks sharingnya mbak
begh, acara bergizi ini, senang banget bisa datang, dapat ilmu dapat pengalaman. Saya pernah juga dapat masukan bisnis, bahwa 2020 jangan dijadikan ajang bersaing, saatnya kolaborasi. Dan para kompetitor adalah peluang. Keren, keren deh
ReplyDeleteWah memotivasi sekali mbak...even buat saya yang belum punya bisnis yg sungguh2 hehe. Tentang prinsip jangan menerapkan ambil untung setinggi2nya utk diri sendiri itu bagus banget.
ReplyDeleteWah wah wahhh TDA memang keren pol!!
ReplyDeleteApapun tantangan dan hambatan yg datang, seyogyanya bisa diatasi bersama2 ya
Para enterpreneur bergandengan tangan, demi menggapai solusi TERBAIK!
Iyes, pelaku usaha yang sukses sekarang ini adalah mereka yang mau berkolaborasi yaaa... Thanks sharing ilmunya mbak ❤
ReplyDeleteSesuai nama acaranya insightday, diharapkan wawasan dan pandangan peserta tentang bisnis meningkat ya...suka dengan acara semacam ini. Saling bersinergi dan berbagi
ReplyDeleteArtikel yang bergizi. Para calon pengusaha dan yang pemula harus baca nih spy dapet bekal bertahan bisnisnya
ReplyDeleteWah seru nih bisa menyerap ilmu dari para pakar. Semoga bisa jadi insight yang bagua untuk para peserta ya khususnya pelaku UMKM
ReplyDeletepengen deh ikut acara-acara begini biar dapat informasi buat aku yang pengen bangun bisnis heheh makasih teh sharingnya
ReplyDeleteSekarang memang eranya kolaborasi silaturahim harus terus dipertajam ya Mbaaa
ReplyDeleteSemoga berkaaahhh untuk semua
wah menarik bahasannya. teh. mau buka bisnis sendiri emang perlu perjuangan. bener banget. kemungkinan bangkrut itu gede. contohnya ya toko obatku yg akhirnya tutup di tahun kelima krna ga sanggup bayar kontrakan :D
ReplyDeletemudah2an diberi pencerahan buat bisa berbisnis lagi, aamiin
Aahh iya, kebayang gimana Blue Bird harus berinovasi demi bisa terus menjalankan bisnisnya. Malah gandeng kompetitor nih, langkah yang luar biasa.
ReplyDeleteIlmu yang sangat memberikan landasan kuat untuk menghadapi bisnis di 2020 ya.
ReplyDeleteKoloborasi dan silaturrahim ternyata benar-benar kuntji yg memang harus dijalankan dalam menjemput rezki berbisnis.
Terima kasih share-nya, mba.
Keren banget nih Pak Riza, Syaamil mampu bertahan puluhan tahun, sekarang makin berkibar dengan quran, semoga nanti bisa balik nerbitin buku novel islami lagi..kangen..
ReplyDeletepengen deh ikutan di acara-acara keren kaya gini..
ReplyDeleteselain nambah pengetahuan dan wawasan bisa nambah temen juga ya kan? :D
Bener nih, jaman sekarang kompetitor harus bisa diajak kolaborasi.Contohnya ya kayak Blue Bird ini. Kalau baca artikel bisnis gini kok aku merasa tergerak lagi, pengin mulai lagi kayak dulu.
ReplyDeleteDi masa-masa yang akan datang, mereka yang adaptif terhadap perubahan zaman lah yang justru akan bertahan dan survive.
ReplyDeleteAku butuh kayaknya ini biar bisnis balonku nambah. Dari silaturahmi kan bisa nambah
ReplyDeleteKekuatan UMKM itu memang di jaringan antar pengusahanya ya mbak. Semakin banyak jejaring dan saling suport semakin kuat bertahan dan berinovasi
ReplyDeleteSeperti kata pak Dwi berbisnis harus bahagia ya. Aku tuh pengen berbisnis, tapi yang bener-bener nyaman dan bahagia terus. Lagi mencari itu. Biarpun akan banyak tantangannya.
ReplyDeleteTernyata ketika ingin membangun bisnis pun penting ya untuk berpikir terlebih dahulu tentang apa yang membuat kita bahagia. Bener juga, sih. Biar ada tujuan dan gak terpaksa juga
ReplyDeleteKnp ya semibar bisnis itu sarat dengan motivasi tapi lbh ke arah kehidupan pribadi haha. Tapi bener juga kalau hidup kuta aja udah tertata dan termotivasi utk maju maka lbh mudah utk meraih sesuatu kyk berbisnis, mimpin perusahaan dll gtu ya mbak
ReplyDeleteSetuju banget, skrg selain kualitas produk bisnis kita terjaga, kita masih harus berinovasi dan kolaborasi ya mbak....
ReplyDeleteSemakin lama,tantangan berbisnis ini emamg harus dilalui dengan lebih keras ya mba. Dan semoga kita bisa melaluinya
ReplyDeleteBanyak hal yang bisa kita pelajari dan dalami di pertemuan seperti ini yaa mba.. kami menyimak tips-tipsnya
ReplyDeleteWah acaranya keren nih mba, menarik juga pembahasannya. Bener sih pengusaha harus cerdas dengan berinovasi, berkolaborasi dan adaptif. Agar bisnisnya makin berkembang lebih moncer
ReplyDeleteSeneng banget, teh...bisa hadir di sebuah event yang bermanfaat.
ReplyDeleteSetidaknya, manfaat membuka cakrawala dunia saat ini.
seru banget acaranya mbaaa..
ReplyDeletesetuju sama pemaparan pak riza, bahwa berbisnis itu butuh fondasi yang kuat yaa.. supaya tetap bisa bertahan bisnisnya..
Dulu memang prinsip ekonomi dengan modal kecil agar dapat besar. Tapi yang kasihan memang yang bawah. Jadi kudu kerjasama dengan baik agar sama-sama bisa jalan usahanya
ReplyDeleteSaya setuju banget itu bahwa jaman sekarang penting banget berkolaborasi dengan partner yang tepat. Partner yang mau maju bareng tak mementingkan keuntungan semata. Lalu bekerja juga harus bahagia biar rezeki terus mengalir.
ReplyDeleteWuih, materi yang berat tapi keren nih acaranya. Buat yang kepengen bisnis kayak aku, Kayaknya kudu ikut acara yang begini. Biar semangat buat berbisnisnya. Noted teh materinya. Nambah wawasan bangeeet :D
ReplyDelete"Tujuan untuk sama-sama makmur, sejahtera" keren banget ini Mbak. Kalau terus2an pakai prinsip menekan biaya semurah2nya dan bisa dapat untung sebesar2nya memang terasa ga relevan lagi ya. Sekarang makin banyak yg menyadari dan menggaungkan bahwa bisnis ga cuma sekedar cari uang tp juga pahala dan keberkahan. Jd jangan abai dengan kesejahteraan pegawai
ReplyDeleteBisnis di jaman teknologi saat ini memang butuh persiapan yang ngga main main ya.. karena jika berbisnis tapi belum siap bersaing, maka akan ketinggalan dan bekal untuk menghadapai tantangan bisnis itu mutlak dilakukan.. sharing info yang berfaedah banget ini mbak
ReplyDeleteBener banget tuh, Mba. The power of ailaturahmi dan mampu berkomunikasi dengan baik yang bisa membangun bisnis. Saya masih agak tersendat dlm komunikasi nih. Kadang suka polos2 aja keceplosan. Hhh..
ReplyDeleteAcara banyak ilmunya nih. Berbisnis memang harus siap menerima segala kemungkinan. Klo dapat patner yang klik sungguh beruntung
ReplyDeleteWih, beruntung banget bisa hadir di talkshow ini. Tips dari para pelaku bisnisnya bener-bener mantab! Ku suka strategi BlueBird buat berkolaborasi dengan kompetitor. Cara ini bukan berarti kalah, toh bisnis tetap bisa jalan.
ReplyDeletewah acaranya sangat berfaedah sekali nh dalam menghadapi era digital.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^