Seperti yang kita ketahui, setiap anak memiliki gaya belajarnya masing-masing. Gaya belajar sendiri merupakan cara belajar yang digunakan untuk mempermudah anak dalam mempelajari sesuatu. Salah satu ciri yang bisa kita perhatikan dari gaya belajar anak yaitu respon yang mereka berikan saat menerima informasi dengan metode belajar yag kita terapkan.
Secara umum, ada 3 gaya belajar yang dominan dimiliki oleh anak-anak yaitu, tipe visual, auditori dan kinestetik. Dalam beberapa postingan sebelumnya saya sudah menceritakan ciri anak dengan gaya belajar visual, gaya belajar auditori dan ciri anak dengan gaya belajar kinestetik. Kali ini saya ingin menuliskan bagaimana mengoptimalkan cara belajar anak dengan tipe auditori.
Kedua anak saya memiliki beberapa ciri anak dengan gaya belajar auditori. Si sulung lebih dominan dengan gaya belajar visual sedang anak lelaki saya lebih banyak memiliki ciri anak dengan gaya belajar kinestetik. Meskipun gaya belajar auditori mereka tidak dominan, tetapi ada beberapa ciri yang bisa terlihat dari kebiasaan mereka belajar.
Mari terlebih dahulu kita bahas dengan singkat mengenai ciri anak dengan tipe gaya belajar auditori, seperti senang mendengarkan radio, musik, sandiwara atau diskusi. Mereka juga lebih suka membaca dengan suara yang dikeraskan karena merasa nyaman dengan suaranya sendiri. Saat belajar atau menghafal, anak dengan tipe gaya belajar auditori lebih senang dengan diiringi musik.
Pada prinsipnya, anak auditori merupakan anak dengan gaya belajar yang lebih mudah menerima dan mengolah informasi melalui indera pendengarannya.
Pada prinsipnya, anak auditori merupakan anak dengan gaya belajar yang lebih mudah menerima dan mengolah informasi melalui indera pendengarannya.
Kendala Anak dengan Gaya Belajar Auditori
Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebagai orang tua, alangkah bijaknya jika kita tidak hanya terpaku pada kekurangan anak. Lebih baik kenali kelebihannya dan berikan stimulasi agar bisa terus berkembang.Begitu pula dengan anak penganut gaya belajar auditori, mereka memiliki kendala cara belajar yang mesti diketahui oleh orang tua. Dengan mengetahui kendalanya, diharapkan dapat membantu anak ketika suatu saat nanti mengalami kesulitan.
Berikut ini kendala anak dengan tipe gaya belajar auditori yang perlu dipahami yaitu:
- Anak kurang dapat mengingat apa yang sedang dibacanya jika tidak membaca sambil disuarakan.
- Untuk anak yang memiliki konsentrasi lemah, sebaiknya belajar dalam situasi yang tenang, karena dia tidak bisa konsentrasi dengan baik jika dalam suasana berisik atau ribut.
- Kadang anak cenderung banyak bicara tetapi di lain waktu bisa sebaliknya, menjadi pendiam.
- Saat sedang belajar, dia lebih memperhatikan informasi yang sedang didengarnya jadi kurang menarik memperhatikan hal-hal baru yang ada di lingkungan sekitarnya.
5 Optimalisasi Kemampuan Anak dengan Gaya Belajar Auditori
Setelah orang tua memahami apa yang menjadi kendala bagi anak dengan gaya belajar auditori, kini kenali hal-hal yang bisa membuat anak menjadi lebih mudah menerima dan mengolah informasi yang diterimanya.Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua agar cara belajar anak auditori bisa lebih optimal, yaitu:
2. Sebagai anak yang bisa lebih mudah menyerap informasi melalui indera pendengarannya, orang tua bisa membekali anak tape recorder sebagai penunjang cara belajarnya di sekolah. Semua materi pelajaran yang telah direkam olehnya bisa diulang kembail di rumah.
3. Hal pertama yang perlu diketahui oleh orang tua saat menitipkan anaknya belajar di satu sekolah yaitu kenali tipe mengajar guru-gurunya. Apabila anak diajari oleh tipe guru yang berbeda, maka sebaiknya orang tua melengkapinya di rumah. Tipe mengajar yang berbeda dengan gaya belajar anak akan membuat anak sulit menerima informasi sehingga orang tua perlu mengulang pelajaran tersebut agar pemahaman anak lebih optimal.
Agar anak bisa lebih paham dengan materi yang sudah diajarkan oleh gurunya, sebaiknya orang tua menambahkan unsur-unsur pendengaran. Misalnya dengan cara mengulang pelajaran dengan menambahkan intonasi, nada, atau kata-kata yang disampaikan secara berirama.
4. Ajak anak untuk berdiskusi secara verbal. Lebih baik mengajak anak berdiskusi dengan tema yang menarik dan tidak perlu harus materi pelajaran sekolah. Dengan melibatkan anak berdiskusi akan merangsang dia belajar mengungkapkan semua yang ada di pikirannya dengan pilihan katanya sendiri.
5. Beri penghargaan pada anak setelah dia melakukan hal baik untuk meningkatkan motivasi dan rasa percaya dirinya.
Nah, itulah cara mengoptimalkan kelebihan anak dengan tipe belajar auditori. Mengenal tipe gaya belajar anak memudahkan orang tua untuk mengarahkan anak dalam menyerap informasi yang didapatnya. Kita sebagai orang tua juga tidak bisa memaksakan cara belajar yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Lagipula belajar dengan cara yang sesuai dengan gayanya akan membuat anak merasa jika belajar itu menyenangkan, bukan?
Salam takzim
37 Comments
Catet nih tipe belajar anak modelnya gimana biar kalau bantu belajar kitanya enggak ngedrama. Kalau ponakanku kayanya tipe visual sih. Cuma kalau dengar lagu, cepat hapalnya
ReplyDeleteSaya jadi kepikiran, sebenarnya orangtua yang paling berperan untuk mendampingi anak belajar, ya. Karena kalau di sekolah, para guru tidak mungkin memperhatikan satu per satu tipe belajar anak. Guru akan mengajar dengan metode campuran. Dan tentunya anak-anak ini tidak mudah menangkap pelajaran yg diberikan. Harus dibantu orangtua di rumah.
ReplyDeletePenting bgt utk mengenal gaya belajar anak dulu ya. Apakah auditori, visual, atau lain sbg nya. Biar bs menyesuaikan proses pembelajaran seperti apa yg akan diterapkan kepadanya.
ReplyDeleteGuru menjadi salah satu kunci belajar anak audotori, Mbak. Saya setuju. Si tengah saya awalnya sering bikin guru SDnya jengkel. Katanya diterangkan kok asyik sendiri dan saat ditanya kok bisa jawab. Dia kinestetik auditori.
ReplyDeleteJadi di awal saya usahakan bertemu gurunya dan minta maaf atas "keistimewaan" si anak. Tapi saya juga harus alert, jangan sampai ini jadi alasan si tengah untuk tidak memperhatikan pelajaran.
ReplyDeleteAnak keduaku auditori, dan bener memang semua saran tipsnya ini, bener karena uda kucoba
Gaya belajar setiap anak memang berbeda-beda ya, Teh. Sebagai orangtua, mesti peka putra-putrinya lebih nyaman belajar seperti apa. Meskipun sekolah nggak melulu soal nilai akademik, tapi saat nilai anak-anak buruk, tentu harus dicari tahu penyebabnya. Jangan-jangan gaya belajar selama ini nggak banget buat dia.
ReplyDeleteKalau anak-anakku harus audio visual, Teh. Kami bertiga mirip, sih. Makanya kalau menyimak via WA atau apapun yang tertulis aja, rasanya kami tuh bengong jadinya. Beda kalau menyimak melalui video. Suara dan gambar bergerak ada, nah di situlah kami merasa nyaman.
nah iya nih bener, jadi kalau belajar bareng suka berisik hehe. saya punya temen begini nih, saya tipe anak yang visual kalau belajar. nah temen saya auditori. udah bentrok deh hahaha.
ReplyDeleteaku sempat mengira kalo gaya belajar anakku auditori juga, jadi pendekatan buat belajarnya agak berbeda, tapi kesininya ternyata campuran antaran auditori dan visual
ReplyDeleteBetul bangeett Mba
ReplyDeleteGaya belajar tiap anak memang beda2 dan unik bgt
Ini aku catat dan siap praktekkan!
Salah seorang anak saya tipe belajarnya auditori. Kalau di sekolah sebetulnya dia lebih cepat menangkap dibandingkan anak saya lainnya yang tipe visual. Karena para guru kalau mengajar kan cenderung berbicara.
ReplyDeleteTetapi, kendalanya pandangan mata dia kadang-kadang suka ke mana-mana. Bagi guru yang belum paham, disangkanya anak saya tidak menyimak. Padahal selama kupingnya mendengar, dia bisa menangkap apa yang disampaikan gurunya
Aku langsung inget Erysha. Dia tipe belajar apa ya? Hahaha 😂. Soalnya sejauh ini masuk semuanya. Masih aku observasi juga nih ke Erysha. Abis dia seneng ama motode belajar yang aku kasih sambil main atau bkin DIY gitu
ReplyDeleteDengan mengenali gaya belajar anak, juga jadi mudah membantu keperluan mereka saat belajar yaa, teh.
ReplyDeleteAku gak ada yang dominan, kayanya...tergantung mood.
Kalau anak-anak, lebih mudah dengan visual yaa...
Perlu mind mapping setelah belajar dengan auditory tidak ya kak? Kan memori terbatas seiring dengan bertumbuh dan banyaknya pengetahuan masuk, jadi ketika dicatat pancingan poin2 saja jadi teringat dlm bentuk ucapan
ReplyDeleteAnak saya perpaduan visual dan auditori, Teh. Belajar harus mendengarkan musik sambil mencatat ulang pelajaran yang diterima di sekolah. Kadang sebel lihat belajar kok nyatet melulu, bukan dibaca. hehehe...
ReplyDeleteWah PR banget nih buat saya untuk memilah apakah gaya belajar si kecil ini auditori atau bukan. Soalnya sekarang si kecil lagi mulai belajar.
ReplyDeleteAnak sulungku tipe ini, gaya belajarnya auditori..Jadi dari awal sekolah dah ada drama dengan gurunya. Tapi memang pendampingan yang tepat bisa mengoptimalkan potensinya. Alhamdulillah
ReplyDeleteMengenali tipe belajar anak ini memang sangat penting ya, supaya nggak pukul rata aja dalam penyampaian materi pelajaran.
ReplyDeleteIni anakku kayaknya menganut gaya belajar auditori deh, karena dia lebih cepat menghapal kalau ada yang bacain atau dengar dari audio gitu. Seperti surat-surat pendek kalau baca sendiri lama banget, tapi kalau dengar saya atau ayahnya cepat dia hapalnya.
ReplyDeleteSepupu saya punya gaya belajar auditori juga nih, Teh. Hal yang dipelajarinya bisa cepat masuk justru kalau sambil dengerin musik. Duluuuu banget saya gak ngeh: kok bisa? Apa gak ambyar tuh jadinya?
ReplyDeleteTernyata memang itu ciri khasnya, ya.
Kalau dihubungkan dengan kekinian, pemilik gaya belajar auditori ini biasanya setia banget dengerin Podcast :)
Tiap anak memang beda-beda ya gaya belajarnya. Anakku yang bungsu gaya belajarnya auditori. Kalau menghafal biasanya dengan bersuara keras, katanya bisa lebih masuk ke otak apa yang dipelajarinya.
ReplyDeleteWah abis baca ini jadi kepikiran, kayanya anak kedua aku juga tipe auditori gini deh. Natr mau coba nerapin gaya belajar di atas ah. Makasi infonya ya maaaak
ReplyDeletesebagai orangtua harus tau gaya belajar anak ya supay abisa menerapkan cara belajarnya pas atau cocok maklumlah setiap anak beda gaya belajarnya dalam menangkap pelajarannya
ReplyDeleteAnak-anak memang unik ya. Anakku ada nih yang begini. Kayaknya yang nomor 3 begini. Jadinya aku kudu banyak bacain kalo kepengen dia inget. Beda sama kakaknya yang visual dan spasial.
ReplyDeleteAnakku yang sulung tipe auditori, jadi krasan banget diajakin belajar bareng. SEmentara si bungsu tuh kinestetik, harus ditunjukkan langsung dengan praktek gitu
ReplyDeleteWaaah PR ku semakin banyak buat nanti suatu hari jadi orangtua teh. Gaya belajar anak tuh memang beda-beda ya, tergantung nyamannya mereka. Semoga nanti bisa aku praktekin ke anak-anakku. Hehe.
ReplyDeleteMy son is also this type so we really have to work on the way
ReplyDeleteAnak auditori paling mudah terdistrak ga sih Mba... Atau mereka justru lebih pintar memilah mana informasi penting untuk diserap dan mana yg nggak lewat sistem audiotorinya
ReplyDeleteSalah satu anakku tipe auditori. Dia gak bisa belajar kalau gak sambil dengar musik. Dan kalau baca pasti bersuara. Katanya lebih mudah ingat kalau bersuara
ReplyDeleteSepertinya anak saya tipe auditori soalnya suka banget dengerin erita. tapi kalau dikasih visual juga lebih mudah faham.
ReplyDeleteWah berarti anak bungsuku yang umur 10 tahun dan kelas V SD termasuk anak dengan gaya belaar auditori ini.
ReplyDeleteKalau belajar mesti sambil dengarin lagu, nggak bisa diam lah.
Menarik infonya, tinggal praktekkan.
Baru tau kalo gaya belajar setiap anak juga ada namanya masing-masing. Makasih Mak infonyh
ReplyDeleteooo jadi istilahnya cara belajar dengan gaya auditori ya? Saat Azka masih SD dulu, kalau belajar sukanya dibacain dan anaknya mendengarkan, termasuk mapel yang itung-itungan seperti matematika pun, kalau ada soal cerita, azka minta di bacain soalnya
ReplyDeleteAnak sulung aku tipe belajar kayak gini mba. Dan itu beda ama adiknya
ReplyDeleteAku juga termsuk auditori. Tapi visual juga. Selain mendengarkan aku harus melihat yang menjelaskan. Masih ingat pas SD dulu kl ngapalin tu mesti bersuara lantang.
ReplyDeleteSaya juga auditori mb, tapi perpaduan dengan visual. Jadi kalau menerima penjelasan hrs lihat yang nerangin juga. Dulu pas SD kalau hafalan pasti sambil teriak2...hihi.
ReplyDeleteAssalamualaikum...salam kenal mbak
ReplyDeleteWah saya waktu kecil belajar pakai style apa ya? semangat dan fokus kalau pas kepepet. apalagi ada iming-iming duit. hahahahaha
Sila kunjungi blog saya mbak... terima kasih
Wah ini type belajar Abang banget nih. Tyoe pendengar. Dia akan merekam dengan baik apa yg dia dengar. Makanya saat pesantren dia agak susah menghafal quran krn hanya membaca. Sementara dia bisa memgingat kalau di murotalkan.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^