Sebulan yang lalu, anggota keluarga kami bertambah. Lahirnya seorang bayi lelaki yang merupakan anak kedua dari adik bungsu saya. Anak pertamanya seorang gadis kecil yang cantik, lincah dan ceriwis. Anak kecil yang lagi gemes-gemesinnya, deh!
Dulu, ketika mengetahui ibunya sedang mengandung, keponakan saya itu menanggapinya dengan riang. Dia membayangkan asyiknya memiliki adik bayi. Selama adik saya mengandung, keponakan bermata bulat itu sering kali menyium atau mengelus perut ibunya dengan riang serta begitu menantikan kelahiran adik barunya.
Sun sayang untuk adik di dalam perut :)) |
Anak perempuan itu mengerti jika di dalam perut ibunya ada bayi yang kelak akan menjadi adiknya. Oleh karenanya dia sering mengajak mengobrol calon adiknya tersebut. Bahkan ketika sudah memasuki waktu melahirkan, keponakan saya mengajak calon adiknya untuk segera keluar dari perut ibu mereka. Saya dan semua orang yang ada di keluarga kami begitu yakin, jika gadis kecil itu sudah siap menerima kehadiran adik baru.
Menyambut Kelahiran Adik Baru
Adik saya berulang kali memberitahu anak sulungnya jika nanti saat menjelang persalinan, dia akan tidur dan makan bersama saya, budhe-nya. Anak itu mengerti dan beberapa kali mengatakan jika nanti saat ayah dan ibunya pergi ke rumah sakit, dia akan ditemani oleh saya. Namun ternyata anak kecil itu tidak sepenuhnya paham dan mau berbagi perhatian dengan adik barunya.
Saat adik saya pulang dari rumah sakit bersalin, keponakan kecil itu mulai rewel. Setelah dua hari ditinggalkan untuk bersalin, gadis kecil itu terlihat kehilangan anugerah berharga yang biasa dia dapatkan dari ibunya, yakni perhatian, kebersamaan dan kasih sayang. Kini ibunya kembali ke rumah dengan membawa anggota keluarga baru yang bernama adik.
Reaksi Anak Menyambut Adik Baru
Hari-hari selanjutnya, otomatis perhatian adik saya lebih tercurah pada bayi mungilnya. Tidak hanya dia, saya dan keluarga yang lain pun antusias memberi perhatian kepada anggota baru di keluarga besar kami. Tak jarang kami juga berharap sang kakak mau juga memberi perhatian dan "mengerti" terhadap kehadiran adik baru.
Secara psikis ada beberapa reaksi yang ditunjukkan oleh sang kakak. Mau tidak mau saya ikut memperhatikan perubahan sikap keponakan yang biasanya selalu mendapat perhatian melimpah dari orang tua dan keluarga besar yang lain.
Pertama, anak mengalami keresahan saat berpisah dari ibunya, sehingga kehadiran adik baru membuatnya merasa tidak nyaman, merasa tersaingi dan merasa takut. Seakan merasa cemas akan kehilangan ibunya, dia berlaku ingin menguasai ayah dan ibunya.
Saat adik saya dan suaminya asyik mengasuh adik kecil, sang kakak terlihat begitu tergantung pada kedua orang tuanya. Beberapa hal yang biasanya dia bisa lakukan sendiri, kini tampak banyak bergantung kepada orang tuanya.
Namun kami tetap bersyukur karena anak perempuan itu tidak menarik diri. Pada kasus lainnya, anak yang merasa tersaingi oleh kehadiran adik baru akan menunjukkan sikap murung, berubah jadi pendiam, menarik diri atau menyendiri dari lingkungannya. Bahkan ada anak yang menjadi cengeng dan rewel tanpa sebab.
Kedua, anak merasa cemburu dengan adiknya. Dia merasa kehadiran sang adik yang menjadi penyebab hilangnya perhatian dan kasih sayang orang tuanya. Bentuk kecemburuan tersebut bisa ditunjukkan dengan sikap terbuka, bisa juga tidak.
Pada kasus keluarga adik, saya lihat selaku orang tua, mereka selalu berusaha tetap memperhatikan anak sulungnya. Ketika bayi kecil sudah tidur, mereka langsung bermain bersama kakaknya. Sebisa mungkin putri sulung mereka mendapatkan perhatian yang sama seperti saat dia belum memiliki adik.
Namun, keponakan saya itu kadang bersikap terbuka dengan menunjukkan sikap menghalangi ibunya menggendong adik kecil. Dia sering mengambil perhatian dengan meminta ibunya melakukan banyak hal bersamanya.
Bermain bersama adik baru |
Lalu apa yang seharusnya dilakukan oleh ibu saat menghadapi reaksi anak saat menyambut kelahiran adik baru?
Mempersiapkan Anak Menyambut Kehadiran Adik
Kehadiran adik baru di tengah keluarga sebenarnya menjadi momen penting yang tepat untuk memberi perhatian secara efektif efektif pada anak. Ajaklah anak berbicara. Biarkan anak mengucapkan isi hatinya, dengarkan dengan sepenuh hati semua curahan hatinya, baik yang mengenakkan atau yang tidak mengenakkan untuk di dengar
Nah, setelah anak terlihat mengungkapkan isi hatinya (kondisi seperti "gelas yang kosong"), kita bisa mengisinya. Beri pengertian pada anak supaya dia merasa diterima, diperhatikan dan tidak disisihkan.
Begitu juga yang dilakukan oleh keluarga adik saya. Komunikasi yang hangat dan terbuka selalu dilakukan oleh adik saya. Dia selalu mengatakan sayang pada putrinya dan mengajak bermain seperti biasanya. Rasa cemburu pada adiknya mulai mereda dan mulai mau ikut mengurus adiknya itu. Turut menyiapkan perlengkapan mandi sang adik atau sekedar mengajaknya mengobrol.
Sebenarnya apapun yang dilakukan anak bisa dijadikan pelajaran yang berharga bagi orang tua agar bisa memberi perlakuan yang tepat. Menyikapi semuanya dengan positif akan menuntun kita sebagai orang tua menemukan jalan pemecahan yang terbaik.
Berbekal dari pengalaman adik saya yang baru saja melahirkan dan menghadapi rekasi anak sulungnya tersebut, ada berapa hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan menjelang kelahiran adik baru. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar anak merasa siap dan tidak merasa tersaingi.
Sebelum Adik Lahir
Komunikasikan pada anak jika kelak dia kelak akan memiliki seorang adik. Perlahan persiapkan anak untuk lebih mandiri, sekaligus beri pujian jika dia sudah besar.
Usahakan memiliki waktu yang berkualitas bersama anak. Sering mengajak anak bicara dari hati ke hati. Tumbuhkan tanggung jawab dan kepercayaan bahwa dia sudah besar dan bisa diajak bekerja sama mengurus adiknya.
Menjelang Adik Lahir
Beri gambaran pada anak beberapa minggu menjelang kelahiran. Sampaikan bahwa ibunya akan berada di rumah sakit untuk sementara waktu. Sekembalinya dari rumah sakit, ibu akan bermain lagi bersama kakak. Bahkan nanti ada adik juga yang akan ikut bermain bersama.
Jalin kedekatan dengan buah hati. Semakin mendekati hari kelahiran, anak perlu ditunjukkan bahwa betapa asyiknya bisa bermain dengan adik baru. Namun, sang kakak juga perlu diberi pengertian jika adiknya di awal-awal usianya belum bisa melihat dan berbicara seperti kakak dan orang tuanya.
Sesudah Adik Lahir
Di saat pertama kelahiran tunjukan wajah gembira dan sampaikan jika adik baru sangat menyayangi kakak. Sehingga kakak pun bisa menunjukkan kasih sayang kepada adiknya. Ketika ada kesempatan, sering-seringlah untuk memberi perhatian yang hangat pada anak. Misalnya mengajak sang kakak untuk berbaring di samping adiknya ketika adiknya merasa tenang.
Kakak bobok bareng adik |
Kehadiran seorang bayi mungil selalu membawa kebahagiaan tersendiri bagi semua orang. Selain perasaan bahagia menyambut kelahiran adik baru, ada juga yang tidak kalah pentingnya yaitu mempersiapkan mental anak yang menjadi kakaknya. Orang tua harus berusaha untuk memberi pengertian agar anak bisa menerima kehadiran sang adik tanpa harus merasa tersaingi.
Ciptakan kondisi kondusif dengan komunikasi yang hangat dan terbuka. Insya Allah akan meredakan rasa cemburu atau kemarahan anak. Selain itu bisa mengindari masalah yang akan memuncak bila orang tua menunjukkan reaksi marah terhadap sikap anak. Hal ini bisa membuat masalah baru dengan anak.
Salam takzim
55 Comments
Gemes banget adek barunya, selamat yah kak!
ReplyDeleteAku dulu pas punya adik baru gak diperkenalkan kaya gini tau tau punya aja eh tau tau aja punya adik kaget terus merasa cemburu huhu, ketawa banget sih kalau inget yang kaya gitu. Memang segala sesuatunya itu butuh persiapan yah kak termasuk punya adik baru :3
waaaa senangnya :) kakak senang ya sekarang ada teman bermain, nanti semakin besar semakin seru mainnya hehehee
ReplyDeleteNah setuju banget dengan poin2 di ats teh.
ReplyDeleteIni kurasain kebahagiaan punya ponakan baby, tapi kakaknya suka cemburu, dan usilin si bayik , huhuuu menggemaskan banget cara cemburu dia tuh, nyiksa adeknya hahahaa.
Padahal sebelomnya udah dikasih tahu kata emaknya tuh.
Waduuh, ngeri ya, Teh. Harus terus diberikan pengawasan dari orang tuanya
DeleteBenar banget, kakak harus dipersiapkan menjelang kelahiran adiknya. Jangan sampai ujug-ujug ada sosok lain di antara dia dan ibunya, kasihan. Alhamdulillah ya adiknya Mbak Nurul sangat tanggap dengan hal ini.
ReplyDeleteIya ya... sibling itu selalu ada. Yang saya kaget waktu melahirkan anak keempat tuh kukira yang bakal cemburu anak ketiga hingga dia yang paling aku siapkan ternyata anak kedua yang komplain Umi kok sibuk sama adik bayi aja...huhu...beneran kaget lho Teh...
ReplyDeleteTernyata yang cemburu bukan kakak langsung ya, Teh. Malah kakaknya yang lain hihihi
DeleteHahahah jadi ingat si sulung waktu gak sabar menanti kelahiran si adek. Setiap mamanya kontrol ke dokter, dipikirnya udah persiapan lahiran aja. Gak heran, begitu si adek lahir, kakaknya udah gemes pengen uyel-uyel dan pengen gendong terus.
ReplyDeleteKitanya juga jadi jaga-jaga ya, Mbak. Takut kakaknya langsung main gendong adiknya hihihi
DeleteAlhamdulillah, selamat ya kak semoga sekeluarga sehat selalu. Btw memang kaya gitu dulu anakku yang sulung tak ajarin dulu kalau bentar lagi punya adek dan harus gimana-gimana tapi ya anak kecil ya gitu kadang cemburuan huhu soale usia mereka ga beda jauh cuma 3th.
ReplyDeleteBegitulah Mbak, sebelumnya sudah diberi tahu kalau mau ada adik baru, tetapi tetap saja ada rasa cemburu kakaknya :D
DeleteSelamat yaa mbak, alhamdulillah adek lahir dengan selamat dan sehatm, kakak juga senang banget ituuhh.. semoga menjadi keluarga yang bahagia dan kompak selalu
ReplyDeleteAamiin Ya Rabbal'alaamiin. Ya, Mbak, kakaknya senang sekali bisa main bersama adiknya
DeleteAku dulu begitu setiap kali mau melahirkan. Ngasih pengertian sederhana ke kakaknya yang akan punya adik. Alhamdulillah mereka ngerti saat adiknya lahir. Tapi yang sedih itu pas anak kedua. Si sulung cemburu banget. Dan akunya juga mungkin masih muda. Baru 26 tahun saat kelahiran anak kedua. Aku kurang bisa membujuk anak. Mana banyak drama baby blues pula. Akunya sedih, si sulung pun juga sering sedih. Baru deh kelahiran anak ketiga, aku bisa ngatasinnya. Mungkin karena jaraknya jauh juga ke anak kedua. Dan pas anak keempat, ayahnya banyak bantu. Alhamdulillah semuanya lancar.
ReplyDeleteAlhamdulillah ya, Teh. Kalau ada anggota keluarga lain yang membantu, biasanya bisa meminimalisir drama setelah melahirkan
DeleteSelamat mbak untuk kelahiran bayinya. Semoga sehat dan akur selalu ya anak-anak
ReplyDeleteTerima kasih, Mbak. BTW, adik saya yang melahirkan, bukan saya hehehe
DeleteKalo aku belom kebayang si kecil nih bakal gimana kalo nanti punya adik. Tapi pas aku kecil dengan jarak 6tahun, aku merasa happy banget punya ade kecil
ReplyDeleteKalau jaraknya cukup jauh, biasanya bisa lebih mudah mengerti ya...
Deletedisounding sejak awal ya mengenal si calon adiknya nanti, ini pelajaran buat orangtua juga tetap memberikan perhatian & pengertian supaya si kakak gak cemburu. Tapi ada sih sedikti2 pasi ya cemburu aku juga pernah mnegalami waktu habis lahiran anak kedua
ReplyDeleteYa, Mbak, tetap saja ada rasa cemburu sedikit meski sudah diberitahu akan ada adik baru
Deletekalimat penutupnya super banget mba, banyaknya orangtua keliru mengekspresikan rasa capek, jadinya kaya ngomel dan marah sama anak pertama, mungkin karena kurang tidur ya padahal dg begitu malah bisa jadi masalah baru.
ReplyDeleteSebisa mungkin melipir dulu kalau lagi capek atau bad mood ya, Mbak. Daripada imbas ke anak hehehe
DeleteAlhamdulillah, aku nggak harus menghadapi drama kecemburuan kakak alias siblings rivalry ini. Si sulung udah hampir 6 tahun waktu punya adik, plus saat hamil sering kutanya gimana nanti kalau punya adik, senang atau tidak. Untungnya dia memang sedang merindukan punya adik. Malah berantemnya setelah mereka gede ini duuuhh :))
ReplyDeleteNah, sama Mbak, anak-anak saya juga sudah besar masih suka berantem hihihi
DeleteTerimakasih tipsnya mbak, berguna banget saat sekarang saya lagi punya debay usia 6 bulan dan kakaknya masih 2,7 th, hehe
ReplyDeleteAlhamdulillah, semoga anak-anak rukun selalu ya, Mbak
DeleteSelamat atas kelahiran ponakan barunya hihi, persiapan mental seluruh keluarga juga pastinya ya. Pas hamil ia, aku udah sounding ke io nanti punya adik, bakal seru jadi io excited menungguu adeknya lahir dan sayang banget karen soundingnya tetep berlanjut hingga sekarang hihi, PR sebagai orang tua ya biar semua anggota keluarga bisa kerjasama
ReplyDeleteBetul Teteeh, PR orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk bisa mempersiapkan adik dan kakak bisa kerjasama dan rukun selalu
DeleteJadi inget waktu aku punya anak ke-2. Si Sulung sambil mewek, nyuruh aku ngembaliin si Adek ke pa dokter ajah...Waktu itu aku lagi nenenin...
ReplyDeleteDuuh, dikiranya Adek itu pinjem dari dokter ya hahaha ...
DeleteMemang sulit ya membagi perhatian adik baru dengan kakaknya. Itu pas masih kecil, ya. Masih mudah dihibur kalau rewel. Kalau udah beranjak besar, pra remaja gitu "rebutan" perhatian orang tua bisa berujung pertengkaran. Itu sih pengalaman saya. Semoga makin besar anak-anak akan saling menyayangi dan memahami posisi bahwa adik yang lebih kecil terkadang butuh banyak bantuan
ReplyDeleteSemoga ya, Mbak, semakin besar mereka saling menyayangi satu sama lain
DeleteSeru ya, aku jadi ga sabar semoga bs segera dikasi rezeki sm Allah utk hanmil lagi biar qonita ada temennya hehe tantangannya pasti luar biasa ya mba
ReplyDeleteAamiin, semoga Qonita bisa segera punya adik ya, Mbak
DeleteAlhamdulillah sudah melaksanakan seperti itu. Makanya nggak susah ketika ga ada khodimat, karena melibatkan abang-abang nya
ReplyDeleteKelihatannya sepele, tapi kalau orangtua nggak mempersiapkan seorang kakak untuk menerima kehadiran adiknya, rasa cemburu dan cemas berlebihan bisa membuat sosok kakak menjadi anak yang dinilai 'nakal'. Padahal saat itu tengah mencari perhatian. Sejak dulu, saya selalu dihadapkan pada situasi bahwa kakak harus mengalah. Begitu menjadi ibu, dokter malah menasehati justru orangtua yang harus berperan besar. Selalu prioritaskan kakak dulu agar dia nggak merasa diabaikan. Dengan begini, dia akan lebih mudah menyayangi adik barunya.
ReplyDeleteItu juga yang dilakukan oleh adik saya, Mbak. Berusaha memprioritaskan kakaknya dulu, supaya dia menyayangi adiknya
DeleteWah, selamat atas kelahiran ponakan unyu-nya, Teh :)
ReplyDeleteMemang seru nih ngomongin sibling rivalry. Saya ga ngerasain sih karena dulu pas si kecil lahir, kakaknya udah 10 tahun. Udah ngerti banget.
Tapi kalo yang jarak kakak-adiknya deket, emang butuh persiapan banget seperti yang Teteh tuliskan di atas.
Insyaallah nanti lambat lain si kakak akan mengerti juga, ya. Apalagi kalo ortunya punya strategi yang pas dalam menangani dua anugerah Allah yg indah itu :)
Wah, dengan jarak 10 taun tentunya adik kakak jarang berantem ya...
DeleteJangankan si kakak yang masih sekecil itu Teh.. anakku yg sulung kan punya adek umur 9 tahun. Awalnya sih hepi punya adek. Giliran lewat 40 hari mulai bertingkah. Sampe adeknya umur setahunan lebih malah, hobi banget bertengkar dan endingnya bikin adeknya mewek. Segala mainan punya dia gak boleh dipegang, sampe kamarnya dikunci gak boleh adeknya masuk. Duh.. tobat deh. Baru adeknya umur 3 tahunan dan dia masuk SMP mulai deh sayang. Pokoknya PR banget lah buat aku hehehe.. tapi emang itulah seninya jadi ortu yaaa. Semangat wae lah pokokna 😊
ReplyDeleteHihihi, iya Mbaak, memang itu seninya jadi orang tua. Banyak lihat tingkah laku anak yang gemesin
Deletewah selamat ya kak kelahiran dedek, btw iya setuju, sang kaka harus di jelaskan akan memiliki adik sebelum kelahiran, agar mereka tak cemburu nantinya dan merasa di cuekin
ReplyDeletebiasanya anak pertama juga haus pujian kalo sudah lahir adiknya, ini menandakan dia tak mau merasa tersaingi oleh si dedek, dan ini aku juga liat dari kakak iparku, sering banget si kakak merajuk gara2 mamaknya ngomongin tentang kelucuan adiknya, namun setelah kakaknya dipuji dulu juga lucu , akhinrya si kakak senyum lagi dan mau dekati adiknya..
ReplyDeleteIbu saya dulu ngasih tahu apa ya ke saya.. Karena di usia 4 tahun aja saya udah punya 2 adik. Hihihi.. Sedangkan pengalaman saya pribadi, anak kedua saya lahir setelah kakaknya berusia 15 tahun. Jadi, kakak sudah mandiri. Meskipun demikian saat saya hamil dia tetap dikasih tahu gimana-gimana nanti kalo adik udah lahir.
ReplyDeletepasti susah banget ketika kakak harus berbagi kasih sayang dengan adik. Orang tua kudu mempersiapkan jauh hari supaya tidak ada perbedaan.
ReplyDeleteAwal awal saya baru melahirkan si adik, kakaknya pun begini. Caper banget. Apalagi kalau kami ditinggal bertiga saja di rumah. Saya luar biasa lelah jadinya. Mungkin memang karena anak sulung saya pun masih terlalu kecil, beda 1,5 tahun saja dengan adiknya.
ReplyDeleteSekarang alhamdulillah akur walau kadang masih rebutan mainan. Anak anak memang perlu beradaptasi dan nggak bisa langsung secepat kilat mengerti.
kalo sudah membaca ini rasanya saya ingin punya anak 2 hehe semoga nanti saya mau nikah entah itu kapan akan memberikan edukasi kepada anak yang pertama bahwa akan ada adik dan dia akan menjadi adikmu selamanya dan harus di jaga saat saya gak ada atau lagi kerja
ReplyDeleteWaktu adiknya baru lahir, Fathan seneng banget, suka ikut ajak main, adiknya tambah besar tambah menguasai segalanya, dari sana mulailah muncul pertengkaran, kadang udah bingung ngadepin pertengkaran adik kakak ini, segala hal direbutin, mudah-mudahan bertambah usia mereka makin kompak
ReplyDeleteJadi ingat waktu lahir si adik , kakaknya baru usia 1 thn 4bulan belum ngerti banyak hal tapi dari hamil sudah saya ajarkan sayang adeknya dengan elus2 perut. Ya memang soal ini juga perlu dipersiapkan apalagi kalau kakaknya udah agak gedean. Anak 1 tahun saja udah bisa rasakan cemburu apalagi di atasnya
ReplyDeleteWah ini penting mbak Nurul. Dulu tiap hamil lagi. Ya Allah pake kata tiap tu ketahuan banyak kali hamilnya ya? Hihi nah pas kakak lihat perut mamanya besar sering diajak komunikasi sama adik di perut. Bahkan dia ikut didoakan bersama2 pas habis sholat, kami menyebut nama anggota keluarga satu persatu, sampai " adik di perut" juga ikut didoakan.
ReplyDeleteSupaya si kakak tidak cemburu, aku dan istriku melibatkan dia dalam menyiapkan kelahiran adeknya. Semua ember dan printilan si adek bayi itu hasil pilihannya si kakak. Hasilnya, dia welcome banget sama adeknya :)
ReplyDeleteSelamat nambah keluarga baru...
ReplyDeleteKomunikasi itu perlu banget ya, buat ngasih pengertian ke anak yg mau dan baru punya adik. Jadi catatan nih, buat kelak kalau anakku mu punya adik :))
Gemesnya dedek bayinya. Selamat ya, Kak Nurul. Aku belum pernah sih mengalami sendiri karena anakku cuma satu, tapi lihat ipar-ipar dan adik cewekku mempersiapkan anak sulung saat mau punya adek bayi juga lumayan juga ya. Malah ada satu ponakanku yang jadi gak deket sama adikkunya karena pas mamanya hamil dia udah belum siap punya adik.
ReplyDeleteAaah masih ingat juga waktu si adek lahir, kakaknya suka mau bobo deketan adeknya terus
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^