Seiring masa memasuki usia jelita (jelang lima puluh tahun), saya juga dihadapkan dengan perkembangan anak yang memasuki masa remaja. Anak remaja yang mulai memiliki keinginan untuk menjadi diri sendiri.
Tumbuh menjadi remaja yang memiliki keinginan sendiri, bukan berarti kita membiarkan mereka menjalani hidupnya mengalir begitu saja, bukan? Tetap saja kita harus membersamai perkembangan mereka dan menjaga komunikasi dengan baik.
Berdasarkan penelitian, orang tua yang memiliki hubungan kuat dengan anak bisa menciptakan anak remaja sehat dan kuat. Dan sebuah keluarga yang memiliki bonding yang kuat dan pola hidup sehat biasanya akan membantu remaja memiliki prinsip yang kuat di masa dewasanya.
Kebetulan di rumah ada satu remaja putri yang harus terus saya pantau kebiasaan hidupnya. Sibuk dengan kegiatan kuliah membuat putri saya seringkali begadang. Kebiasaan jelek ini membuat saya harus selalu mengingatkannya. Jangan sampai, deh, kebiasaan itu menggangu kesehatannya.
Selain itu ada juga masalah kesehatan yang biasanya dialami oleh remaja perempuan yaitu anemia. Gaya hidup yang jarang makan makanan hewani dan melakukan program diet disinyalir menjadi pemicu remaja menderita anemia. Nah, hal ini juga jadi perhatian khusus bagi saya.
Anemia pada Remaja Putri
Apa itu anemia? Mengapa wanita dan remaja putri sering menderita anemia?
Pada umumnya orang mengenal anemia sebagai "kurang darah". Sebenarnya anemia itu kondisi kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. Hemoglobin merupakan salah satu komponen dalam sel darah merah /eritrosit yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh.
Oksigen diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya. Jaringan otot dan otak yang kekurangan oksigen bisa menyebabkan gangguan seperti gejala kurangnya konsentrasi dan kurang bugar ketika melakukan aktivitas.
Apakah Penyebab Timbulnya Anemia?
Pada umumnya kasus anemia yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh kekurangan zat besi. Sedangkan zat besi merupakan unsur gizi sebagai komponen pembentuk hemoglobin (Hb). Oleh karena itu sering disebut sebagai Anemia Gizi Besi.
Adapun yang menyebabkan terjadinya anemia gizi besi yaitu:
1. Makanan yang dikonsumsi tidak mengandung zat besi yang dibutuhkan.
Makanan yang kaya kandungan zat besinya yaitu makanan yang berasal dari hewani seperti daging, ikan, ayam dan hati)
Sedangkan makanan nabati (yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayuran berwarna hijau tua, meskipun kaya zat besi tetapi kandungan zat besinya hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik oleh usus.
2. Meningkatkan kebutuhan zat besi untuk tubuh
Di masa pertumbuhan seperti yang terjadi pada remaja dan anak-anak, tubuh membutuhkan zat besi lebih banyak.
Begitu juga pada ibu hamil, kebutuhan zat besinya akan meningkat karena zat besi diperlukan untuk pertumbuhan janin serta memenuhi kebutuhan ibu sendiri.
3. Meningkatnya Pengeluaran Zat Besi dari Tubuh
Pada umumnya remaja putri sudah mengalami haid, yang berarti dia mengeluarkan zat besi yang ada dalam darahnya. Pendarahan atau kehilangan darah dapat menyebabkan anemia.
Tanda-tanda Anemia
Untuk memastikan apakah remaja putri kita mengalami anemia atau kekurangan zat besi, perlu diperiksa dengan cara melakukan pemeriksaan darah di laboratorium. Diagnosis anemia kekurangan zat besi diketahui apabila kadar Hb dan serum ferritin di bawah normal. Tanda-tanda anak remaja mengalami anemia diantaranya:
1. Lemah, letih, lesu, lelah, lalai (5L)
2. Kelopak matanya, bibir, lidah, kulit, telapak tangan menjadi pucat dan napasnya pendek.
3. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang.
4. Merasa lelah yang berlebihan dan susah berkonsentrasi
Dampak Anemia Terhadap Kesehatan Remaja
Remaja putri yang menderita anemia berisiko mengalami anemia juga ketika hamil. Kondisi ini tentu saja berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan dan berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan. Berikut ini dampak anemia yang terlihat pada remaja putri.
1. Kebugaran dan ketangkasan berpikir menurun
Rasanya sedih dan khawatir kalau melihat anak kita yang biasanya aktif, lalu terlihat lesu dan kurang bergairah, bukan? Kurangnya oksigen ke sel otak dan sel otot yang menyebabkan anak tidak bugar dan menurunnya ketangkasan berpikir sehingga mereka kurang produktif.
2. Menurunnya konsentrasi belajar
Di usia remaja, biasanya anak sedang dalam masa sedang giat dan berambisi mewujudkan cita-cita mereka. Bila anak remaja mengalami anemia, dampaknya bisa memengaruhi konsentrasi belajarnya. Ketika konsentrasi belajar terganggu, prestasi belajar pun bisa menurun.
3. Gangguan fisik
Dampak anemia pada remaja juga berpengaruh pada kondisi fisiknya. Daya tahan tubuhnya menurun sehingga rentan terkena penyakit infeksi. Pertumbuhannya pun tidak bisa optimal.
4. Risiko saat hamil
Anemia yang dialami remaja putri, dampaknya bisa terbawa hingga dia menjadi ibu hamil. Anemia bisa menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak yang ada dalam kandungan, bahkan anak yang dilahirkan bisa mengalami stunting dan gangguan kecerdasan.
Cara Mencegah dan Mengatasi Anemia
Dampak anemia pada remaja ini tentunya tidak bisa disepelekan oleh semua pihak. Bahkan pemerintah pun ikut memperhatikannya dengan melakukan beberapa pendekatan untuk mencegah atau mengurangi kekurangan zat besi pada remaja.
Memberikan Suplemen Tablet Zat Besi
Pemberian tablet zat besi dipakai untuk memperbaiki kondisi zat besi secara cepat. Namun pemberian tablet ini tidak bisa sembarangan. Sudah ditentukan target pemberian tablet zat besi kepada mereka yang rentan mengalami anemia seperti ibu hamil, anak pra sekolah, dan anak sekolah.
Modifikasi Makanan untuk Mencegah Anemia
Untuk mencegah anemia sebaiknya, banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Makanan nabati yang mengandung zat besi diantaranya sayuran berwarna hijau tua. Sedangkan makanan hewani yang mengandung zat besi yaitu ikan, hati, ayam, telur dan daging.
Selain itu perbanyak konsumsi makanan yang bisa meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. Makanan yang bisa meningkatkan penyerapan zat besi yaitu yang mengandung vitamin C seperti bayam, daun katuk, daun singkong, jambu biji, jeruk, tomat atau nanas.
Sebaliknya, hindari makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi seperti kafein, oksalat, fitat yang biasanya terdapat pada kacang kedelai, kopi dan teh.
Artikel terkait: Manfaat Makanan Kaya Serat
Peduli Anemia Pada Remaja Putri
Menurut survey didapatkan data bahwa masih banyak remaja putri yang mengalami anemia. Kebiasaan makan yang ingin bisa selalu langsing dengan cara lebih banyak mengonsumsi makanan nabati dibandingkan makanan hewani membuat remaja rentan terkena anemia. Kondisi tersebut bisa dipengaruhi juga dari siklus haid setiap bulannya, sehingga remaja putri lebih banyak membutuhkan zat besi dibandingkan remaja putra.
Selaku orang tua tentunya kita harus memperhatikan dampak anemia pada buah hati. Ternyata tidak bisa dianggap sepele, bukan? Karena dampaknya bisa terbawa hingga mereka dewasa dan menjadi seorang ibu. Saya pun sudah mulai wanti-wanti ke anak perempuan untuk memperhatikan asupannya. Terutama menyediakan makanan yang banyak mengandung zat besi.
5 Comments
Benar banget tuh, kebutuhan zat besi yang ada di dalam tubuh memang harus diperhatikan
ReplyDeleteMerasa lelah dan susah berkonstrasi ternyata menjadi salah satu gejala anemia ya
ReplyDeleteMemang sekarang banyak yang jarang memperhatikan tentang zat besi di dalam tubuh
ReplyDeleteWah harus lebih memperhatikan makanan yang harus dimakan nih mulai sekarang
ReplyDeleteBanyak banget nih ya ternyata keluhan orang yang mengalami anemia ini
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^