Seperti Harimau Mati Yang Meninggalkan Belang

Ilustrasi : langitberita.com
Harimau mati tinggalkan belang, badak mati meninggalkan cula, bagaimana dengan manusia? Tentu istilah-istilah ini sudah sering didengar bahwa manusia mati akan meninggalkan nama. Entah itu nama yang baik atau malah nama yang buruk.  Semua itu tergantung pada sikap dan perilaku dari individu masing-masing.
Mamah pernah bercerita pada saya tentang kesannya terhadap kepergian seorang teman yang begitu dikenang meski telah tiada. Membaca Buku Majmu' Syarif yang diterbitkan menjelang kepergian almarhum, ternyata memang begitu menyentuh hati. Dalam buku itu, terdapat tulisan yang dibuat oleh istri, anak dan cucu tentang almarhum.  Tulisan di sana menggambarkan bagaimana mereka mengenang dengan baik dan begitu menyayangi almarhum. Saya membaca tulisan yang penuh dengan gambaran seorang suami, ayah dan kakek yang penyayang.
Teman mamah terkadang bercerita soal suaminya itu. Beliau orang yang sederhana dan apa adanya.  Suami yang setia, memiliki empati yang tinggi dan humoris. Bu Sofi, istri almarhum juga menulis bagaimana sang suami begitu ingin selalu menyenangkan orang lain.  Selalu tersenyum ramah dan tidak mudah marah. Menurut Bu Sofi, teman suami dan temannya adalah teman mereka berdua.
Teman mamah ini juga mengenang bagaimana suaminya begitu siaga mengantarkan ke mana saja dia hendak pergi.  Mengantar arisan, syukuran, undangan, menengok yang sakit dan menengok yang meninggal dimanapun dan kapanpun. Selalu dia lakukan dengan keikhlasan. Bagi almarhum, semua itu dilakukan karena itu merupakan bagian dari ibadah.
Sebagai seorang ayah, almarhum selalu menyayangi, melindungi dan memperhatikan semua kebutuhan anak-anaknya. Beliau lebih memilih untuk diam tanpa kata-kata dibandingkan marah apabila mendapatkan sesuatu yang tidak baik. Nasehat yang selalu diingat oleh anak dan cucunya adalah anjuran untuk tidak melupakan sholat lima waktu. Beliau berpesan jika ada rejeki maka bersedekahlah. Bantulah sesama, jangan pernah mengharapkan balasan. "Harus berbagi dengan orang lain dan tolonglah orang lain semampumu", begitu pesan almarhum.
Almarhum merupakan seorang kakek yang selalu dibanggakan oleh cucunya. Di akhir pekan atau di hari libur sekolah, beliau selalu mengajak cucu-cucunya berkeliling di sekitar tempat tinggalnya. Menyusuri jalan kecil dan pinggiran sungai, sambil menanamkan pesan moral. Mengajarkan tentang keadaan manusia yang berlainan. Ada yang baik, jahat, kaya, miskin, sederhana, dhuafa dan lain sebagainya. Mengajak cucu-cucunya menjaga lingkungan dengan cara memunguti sampah, menyapu jalan dan memelihara keindahan pepohonan.
Salah satu kesan yang ditulis oleh cucu beliau begitu menarik perhatian saya. Berikut petikannya :

"Aki (kakek dalam bahasa Sunda) itu orangnya baik dan tidak pernah marah ke kita semua. Kita yang salah ke Aki. Kalo Aki sebelum meninggal, Aki sering menyapu subuh-subuh, lalu pas pagi-pagi Aku kadang bantuin Aki menyapu. Aku suka diajak jalan-jalan dan setiap Aku shokat aku berdoa untuk Aki supaya masuk surga. Amin Ya Rabbal Alamin. I love Aki. " 

Sepenggal tulisan seorang cucu yang selalu mengenang kebaikan kakeknya.
Begitu indahnya menjadi pribadi yang selalu dikenang dengan baik oleh orang-orang sekitarnya. Semua ini membuktikan jika amal perbuatan kita yang akan selalu dikenang meskipun jiwa telah terpisah dengan raga. Bukan harta benda yang dengan susah payah kita dapatkan. Terus mengejar harta tanpa memperhatikan waktu, tidak peduli dengan orang lain dan meluangkan waktu sedikit untuk mengingat Sang Pencipta. Karena sesungguhnya, semua itu tidak akan bisa dibawa mati. Hanya amal dan perbuatan kita yang akan selalu mengikuti. Selain doa anak sholeh dan sedekah yang kita taburkan. Seandainya kita bisa terus berbuat baik untuk mengharumkan nama ketika tiba waktunya untuk menghadap-Nya. Semoga saja.

Related Post :
Manfaat Tidur Miring Ke Kanan ala Rosululloh
Mana Yang Lebih Utama? Ilmu atau Harta?
Survivor Kanker Yang Menginspirasi
Bahaya Dibalik Berpakaian Ketat
Cegah Penuaan Dini Dengan Vitamin C

Post a Comment

0 Comments