Survivor Kanker Yang Menginspirasi



Mendengar kata kanker, di jaman sekarang bukanlah menjadi hal yang aneh lagi. Ada fakta yang cukup mengejutkan, jika penderita kanker di dunia mengalami peningkatan. Bahkan WHO (Badan Kesehatan Dunia) dan UICC (Serikat Pengendalian Kanker International) memprediksi lonjakan pasien kanker seluruh dunia akan mencapai 300 persen pada tahun 2030. Perempuan adalah subjek yang rentan terhadap penyakit kanker ini dibandingkan dengan kaum adam. Bahkan di Indonesia, kanker serviks merupakan penyakit nomor satu yang paling mematikan. Sedangkan kanker payudara menepati posisi kedua setelah kanker serviks.
        Untuk menghindari penyakit yang menjadi momok paling menakutkan bagi perempuan ini, dapat diantisipasi dari diri sendiri. Kenali dan pahami tentang penyakit kanker agar dapat mengantisipasinya. Pola hidup yang teratur dan makan makanan yang sehat dapat mencegah dan meminimalisir terjangkitnya penyakit kanker. Tapi bagaimana jika tanpa kita sadari penyakit itu telah ada di dalam tubuh kita?
            Kaget, sedih dan merasa putus asa merupakan perasaan yang mungkin akan timbul pertama kali ketika mengetahui ada kanker di tubuh kita. Hal ini sangat manusiawi. Tidak ada orang yang menginginkannya. Tapi apakah dengan itu, lantas membuat kita harus berdiam diri? Menangisi yang telah terjadi, tanpa harus berbuat apa-apa?
            Apabila kita terdiagnosis telah terkena kanker, maka seyogyanya kita harus segera melakukan tindakan yang tepat dan cepat. Karena perkembangan sel-sel kanker tidak mudah terdeteksi. Berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pengobatan. Terus berpikir positif dan selalu berdoa agar segala upaya yang dilakukan dapat menuai hasil yang memuaskan.
           Tidak semua orang yang menderita penyakit kanker, hanya bersikap pasrah dan menyesali diri sendiri. Begitu pula dengan kawan saya yang satu ini. Tri Wahyuni Zuhri merupakan salah satu perempuan hebat yang tidak hanya berdiam diri ketika divonis sebagai pasien kanker.  Mbak Yuni menyadari jika dia tidak hidup sendiri di dunia ini. Masih ada sanak keluarga yang membutuhkannya dan terus memberikan semangat demi kesembuhannya. Penulis yang menekuni hobinya sejak di bangku sekolah ini, tetap merasa sebagai orang normal. Yang yakin, bisa menularkan kekuatan positif bagi diri sendiri maupun  bagi orang lain.
        Berjuang melawan rasa sakit, tidak mematahkan semangatnya untuk dapat bermanfaat untuk orang lain. Menulis sebuah karya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Mbak Yuni, untuk mengalihkan rasa sakit dan nyeri melawan penyakitnya. Sakit yang mendera tulang belakangnya tidak membuatnya berhenti menulis. Terkadang sambil berbaring menahan sakit, dia berusaha menulis dengan laptop atau handphone-nya.
            Seorang Tri Wahyuni Zuhri, memang pernah memiliki 1001 mimpi yang ingin dicapai olehnya. Semenjak divonis sebagai pasien kanker, Mbak Yuni lebih fokus mewujudkan mimpi untuk dapat bermanfaat dan berbuat baik bagi orang-orang di sekitarnya. Melalui berbagai tulisan yang telah dibuat, tertumpu begitu banyak harapan agar dapat bermanfaat bagi orang lain.
            Salah satu karyanya yang begitu menginspirasi adalah Buku “Kanker Bukan Akhir Dunia”. Buku ini akan menjadi penyemangat bagi survivor kanker lainnya. Menyemangati mereka untuk melawan rasa sakit yang dirasakan. Tulisan di dalam buku ini disusun dengan begitu apiknya oleh Mbak Yuni. Seperti judul bukunya, penulis yang namanya masuk dalam Buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia ini berpendapat, jika memiliki penyakit kanker bukanlah akhir dari dunia.
            Di dalamnya dapat kita temukan kiat-kiat untuk perempuan di dalam menghadapi kanker. Mengetahui informasi yang benar tentang kanker. Jenis kanker yang dapat menyerang perempuan, kiat mencegah dan mengobati penyakit kanker terpapar dengan jelas dalam buku ini. Berbagai macam cara mengobatinya pun tidak luput dari pembahasannya. Untuk melengkapi buku ini, Mbak Yuni juga menuliskan beberapa kisah inspiratif perempuan-perempuan yang menderita kanker.
            Kita yakin, tidak mudah berjuang melawan penyakit kanker. Tetapi semangat yang selalu ada pada diri Mbak Yuni membuat saya begitu kagum. Semangat untuk terus berbuat baik dan bermanfaat bagi orang lain telah dicontohkan oleh Mbak Yuni.
Ada beberapa orang yang belum bersyukur atas kesehatan yang telah Allah berikan padanya. Mengikuti pola hidup yang tidak sehat atau tidak cerdas dalam memilih makanan yang akan dikonsumsinya. Dengan telah terbitnya Buku “Kanker Bukan Akhir Dunia” dapat menjadi referensi bacaan yang menarik dan berguna untuk orang banyak akan pentingnya kesehatan. Karena di dalamnya kita dapat mendapat informasi bagaimana cara mencegah penyakit kanker dan bagaimana mendeteksi penyakit ini sedini mungkin.
Related Post :
Tidak Ada Yang Tidak Mungkin
Tips Mengatasi Mata Lelah
Cara Alami Mengatasi Influenza
Dampak Mengkonsumsi Daging Kambing
Ice Bucket Challenge untuk Penelitian Penyakit ALS

Post a Comment

12 Comments

  1. Intinya harus positif thinking ketika menghadapi vonis Kanker ya mbak.

    ReplyDelete
  2. Salut sama mbk Tri Wahyuni.jempol pokoknya..

    ReplyDelete
  3. Hebat sekali ya mba penderita kanker pun tetap berkreativitas dan sangat bermanfaat :)

    Salam dari sugihfenny.blogspot.com :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam juga mbak..terima kasih atas kunjungannya :)

      Delete
  4. buku yang sangat bermanfaat mbak... semoga banyak yang gak putus asa... karena di balik sakit pasti ada hikmahnya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Ki...di balik semua masalah (sakit) pasti ada hikmahnya

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^