Cagar Budaya: Mesjid Agung Sumedang

Akhir minggu lalu, keluarga saya menghadiri undangan pernikahan seorang teman lama di Kota Sumedang. Ketika dalam perjalanan pulang, kami mampir dulu di sebuah mesjid besar yang ada di alun-alun Kota Sumedang yaitu Mesjid Agung Sumedang. Kami melaksanakan sholat maghrib di sana. Saat berada di sana, ada satu hal yang membuat saya menemukan hal lain selain melaksanakan ibadah wajib. Apakah itu?

Saat pertama memasuki kawasan mesjid saya tertarik dengan atap di atas bangunan besar itu. Berbeda dengan atap mesjid yang lain yang biasanya berbentuk kubah, di pusat kota Sumedang tersebut, tempat ibadah umat Islam itu beratap dengan susun tiga. Mirip dengan bangunan pagoda, kelenteng atau vihara.

Masjid Agung Sumedang

Memasuki ruangan di dalam mesjid, saya lihat hal lain yang menarik. Terlihat di dalam ruangan banyak terpancang tiang besar berbentuk bulat. Yang paling menarik perhatian saya yaitu bentuk jendelanya yang besar. Mengingatkan saya pada jendela yang biasanya ada di bangunan tua. 

Sebelumnya saya pernah menuliskan tentang Cagar Budaya dan ciri bangunan, situs atau peninggalan yang termasuk cagar budaya. Seperti Gedung Sate yang ada di Bandung, bangunan Mesjid Agung Sumedang terlihat besar dan kokoh. Bentuk jendela besar dengan ukiran yang menghiasinya membuat saya berpikir, jika bangunan yang ada di hadapan saya adalah peninggalan peradaban zaman dahulu dan merupakan salah satu cagar budaya.

Benar dugaan saya, mesjid besar itu adalah bangunan peninggalan pemerintahan kerajaan di Sumedang dahulu. Pembangunan Mesjid Agung Sumedang tidak lepas dari peran serta etnis Tionghoa yang datang ke Kota Sumedang. Oleh karena itu, bentuk bangunannya merupakan perpaduan arsitektur Tionghoa dan Islam.

Saya lihat sendiri hasil perpaduan arsitekturnya, dari bentuk atap mesjid yang bersusun tiga. Mirip dengan yang ada di atas bangunan kelenteng, pagoda atau vihara. Disusun makin ke atas semakin kecil. Di tingkatan paling atas dibuat dengan bentuk limas yang disebut mamale.

Anak saya sempat bertanya mengenai benda yang ada di puncak mesjid, Benda yang tidak biasa ada di atap mesjid yang sering kami lihat. Di atap mesjid disimpan sebuah benda yang disebut mustaka. Konon bentuknya mirip dengan mahkota para raja di masa lampau.

cagar budaya mesjid agung sumedang
Pembangunan lanjutan mesjid ini merupakan gagasan dari Bupati Sumedang yang menjabat antara tahun 1836 hingga tahun 1882 yaitu Pangeran Sugih atau Pangeran Soeria Koesoemah Adinata. Sedangkan pembangunan pertama kali mesjid ini saat masa pemerintahan Bupati Sumedang, Pangeran Korner sekitar tahun 1781-1828.

Saat mendengar nama Pangeran Korner saya jadi teringat pada patung yang ada di jalan cadas pangeran. Sebuah patung yang mengabadikan bupati tersebut dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yaitu Jendral HW. Daendles.

Oh, iya, apakah teman-teman pernah memperhatikan patung yang berada di Jalan Cadas Pangeran tersebut? Posisi Pangeran Korner yang sedang bersalaman dengan jenderal Belanda dengan menggunakan tangan kiri. Sedangkan tangan kanannya dalam keadaan siaga. Kondisi tersebut menggambarkan betapa beliau sangat tidak menyukai pemerintahan Hindia Belanda. Bahkan Pangeran Korner juga dikenal dengan keberaniannya menentang penjajahan Belanda.

Nah, selain atap mesjid yang tidak seperti kubah masjid lainnya, saya juga melihat banyaknya tiang-tiang besar yang ada di dalam masjid. Begitu menggambarkan bangunan zaman dahulu yang menonjolkan kemegahan dan kekokohan.


Tiang-tiang besar itu menjadi ciri khas dari Mesjid Agung Sumedang. Terdapat 166 tiang yang terbuat dari susunan bata yang dibulatkan dengan ukuran besar. Dari jumlah tiang yang ada, terdiri dari 14 buah sebagai tiang utama bagian dalam dengan diameter 100 cm dan tiang utama bagian luar sebanyak 106 buah dengan diameter 60 cm.
Keberadaan tiang-tiang yang ada di Mesjid Agung Sumedang tersebut sekaligus mencerminkan ciri khas arsitek mesjid kuno dan antik dengan gaya abad ke-19.

Bagian lain yang menarik perhatian saya yaitu model mimbarnya. Meski sudah mengalami beberapa kali pemugaran, bagian mimbar dibiarkan seperti bentuk aslinya. 
Mimbar yang terdiri dari 4 tiang yang dicat keemasan dan bangunan kecil dengan atap berbentuk limas. Juga hiasan kayu yang ada di bagian mimbar dipenuhi dengan ukiran gaya Cina.
Sedangkan tempat untuk khatib berdiri terbuat dari 4 trap sebagai tangga dengan tempat duduk yang dibuat menyerupai singgasana kerajaan.

 Bangunan Masjid Agung Sumedang

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bagian dari Mesjid Agung Sumedang yang menarik perhatian saya pertama kalinya adalah ukuran jendelanya yang besar. Setelah melihat jendela yang dihiasi ukiran kayu, saya lihat itu bukan ciri sebuah bangunan modern. Ditambah banyaknya tiang dan bentuk mimbar dengan gaya arsitektur kuno membuat saya semakin yakin jika mesjid ini pasti memiliki banyak sejarah dan menjadi bagian dari sebuah cagar budaya.


Ukiran Kayu di Masjid Agung Sumedang

Hiasan ukiran kayu yang ada di bagian atas jendela dan pintu menorehkan citra ukiran model Cina. Jendela dari kayu jati sebanyak 20 buah dengan ukurannya yang besar yaitu tinggi 4 meter dan lebar 1,5 meter menimbulkan kesan kuno nan kokoh. Pintu utama di mesjid tersebut ada 3 buah yang semuanya juga terbuat dari kayu jati.

Pelataran mesjid bagian depan dan sampingnya tidak menggunakan dinding atau tembok, sehingga memberi kesan luas dan terbuka. Semilir angin sejuk bisa saya rasakan mengalir di emper masjid tersebut. Pemandangan dari dalam ke luar dan sebaliknya, terasa lebih bebas dan nyaman.


Tiang di Masjid Agung Sumedang

Saya juga melihat di pelataran mesjid ada sebuah perpustakaan kecil dengan buku-buku yang disimpan dalam lemari kaca. Bagi jemaah yang ingin menghilangkan dahaga, tersedia air dalam galon dengan beberapa gelas plastik. Di bagian lainnya samping mesjid saya juga melihat sebuah replika Al Qur'an dengan ukuran besar dan sebuah jam besar di sebelahnya.

Al Qur'an besar di Masjid Agung Sumedang

Di ujung area parkir dan dekat dengan pintu keluar bagian samping, terdapat menara dengan desain arsitek yang tidak jauh berbeda dengan ruangan bagian dalam mesjid. Sudut-sudut yang membentuk bagian atas menara juga mencerminkan perpaduan arsitek dari Tionghoa dan Islam.


Menara di Masjid Agung Sumedang


Alhamdulillah saya bisa beribadah dan melihat langsung sebuah bangunan cagar budaya yang memiliki banyak sejarah. Bentuk bangunan yang masih asli, tidak banyak berubah meski sudah mengalami renovasi pada tahun 2004 dengan biaya Rp. 4,2 milyar.

Nah, teman-teman itulah pengalaman saya ketika berkunjung ke Sumedang dan bisa beribadah di dalam bangunan bersejarah tersebut. Apakah teman-teman juga pernah mengalami kisah serupa? Menemukan cagar budaya tanpa sengaja? Yuk, cerita!

Salam takzim


Post a Comment

24 Comments

  1. Wah seru sekali nih Mbak bisa berkunjung ke Sumedang. Selain itu bisa beribadah di masjid yang bersejarah ini

    ReplyDelete
  2. Wah ternyata benar nih dugaan Mbak mengenai masjid ini, kalau masjid ini memang bersejarah

    ReplyDelete
  3. Oh pantesan saja nih ya Mbak Masjid Agung Sumedang ini atapnya susun tiga gitu

    ReplyDelete
  4. Wah keren banget nih Mbak bagian dalam Masjid Agung Sumedang ini

    ReplyDelete
  5. Bagus banget nih ya Mbak masjid ini. Baik dari luar dan juga dari dalamnya

    ReplyDelete
  6. Banyak banget nih ya Mbak tempat yang bisa dikunjungi ketika ke Sumedang ini. Salah satunya masjid ini

    ReplyDelete
  7. Kalau ke sumedang belum pernah mba. Kalau di Jakarta ada banyak masjid yang jadi cagar alam juga. Ada yang terawat baik ada yang kurang

    ReplyDelete
  8. Rasanya luar biasa ya, Mbak, melihat bangunan yang berusia lebih dari 100 tahun. Bangunan yang menjadi saksi bisu sejarah. Masjidnya unik, begitu banyak kisah akulturasi yang disaksikannya.

    ReplyDelete
  9. Kalau mesjid aku suka baca sama filosofisnya. Makasih mbak udah sharing tentang mesjid agung Sumedang nambah wawasan.

    ReplyDelete
  10. Denger Sumedang malah jadi keinget tahu Sumedang yang wenaaakkk tenan itu kak. Dan ternyata pesona Sumedang masih banyak lagi yah, mesjid ini contohnya. Cantik sekali :)

    ReplyDelete
  11. Tertarik melihat Al qurannya yang besar, dan ukiran jendela-jendalanya

    ReplyDelete
  12. Bagus banget ya masjidnya. Baru tahu masjid sekaligus cagar budaya dan fantastis harganya 4.2 milyar 😬

    ReplyDelete
  13. Aku seneng banget kalo masyarakat masih menjaga cagar budaya daerahnya masing masing.. apalagi cagar budaya tersebut adalah sebuah masjis, sudah selayaknya dijaga karena masjid sebagai tempat ibadah jadi bakal sering dikunjungi untuk tempat ibadah.

    ReplyDelete
  14. Saya suka takjub sama Mesjid peninggalan sejarah karena pasti bentuk arsitekturnya yang unik
    , nilai historis dibalik itu juga pastinya jadi terasa berbeda dengan lainnya, semoga Mesjid Agung Sumedang ini tetap terawat dengan baik

    ReplyDelete
  15. Saya tahunya, Sumedang itu ya Tahu Sumedang hahaha.
    Ternyata ada cagar budaya yang harus dilestarikan yaitu mesjid agung Sumedang ya.
    Keren pula ya, disainnya bagus.

    Wajib banget nih dilestarikan, agar nilai sejarahnya tidak menghilang begitu saja :)

    ReplyDelete
  16. Masih kokoh banget ya kak Mesjidnya dan bersih pula. Duh padahal sering lewat Sumedang kalau pulang kampung tapi belum pernah ke sana.

    ReplyDelete
  17. Wah bangunan masjid yg unik ya tadinya mau sholat maghrib aja jd mereview bangunannya hehehe..penasaran jd pengen liat langsung jadinya..

    ReplyDelete
  18. Selalu suka lihat pikar2 kuat apalagi di masjid masjid kunoo.

    Makasih mbak udah mengabadikan isi masjid Agung Sumedang ini

    ReplyDelete
  19. Wah ternyata masjid agung Sumedang jadi cagar budaya ya mbak. -masjid lama yang unik dan bersejarah perlu dilestarikan bentuknya. Kalaupun direnovasi kalau bisa tetap menunjukkan ciri khasnya ya

    ReplyDelete
  20. Pengaruh kebudayaan juga terlihat banget ya di bentuk atap Masjid Sumedang ini. Biasanya kan berbentuk kubah, bukan limas gitu. Indahnya persatuan dalam keagamaan ya. Pengin banget bisa berkunjung ke Sumedang untuk menyaksikan sendiri cagar budaya Masjid Agung Sumedang ini.

    ReplyDelete
  21. Wow keliatan megah banget ya Mbak. Rasanya pengen banget berada di tempat kalo baca review masjid tua begini. Pasti adeem di dalamnya.

    ReplyDelete
  22. Wow ternyata udah ada sejak 1800an ya masjid ini.
    Kenapa saya jadi ingetnya tahu ya kalau dengern kata SUmedang hehe
    Kebayang kalau lebaran pasti di sini rame banget ya, org mudik sholat di sini :D
    ALhamdulillah walau beberapa kali dipugar ttp sesuai aslinya ya bagian mimbarnya

    ReplyDelete
  23. Biasanya masjid adala bangunan tertua dalam suatu tmpat dan pastinya menyimpan bbanyak kisa ekaligu sejarah. Tapi menurut saya Majid Agung Suumdang pastinya ada banyak kisah tersembunyi sekaligus sarat nilai sejarah dalam bagunan yang indah.

    ReplyDelete
  24. Masjid Agung Sumedang ini cakep ya desain interiornya dan pantas saja masuk dalam daftar cagar budaya karena pastilah ada nilai sejarahnya. Semoga ya bangunan-bangunan seperti Masjid Agung ini bisa terjaga dan terawat dengan baik

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf, untuk menghindari SPAM, komentarnya dimoderasi dulu, yaa ^~^